Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA II
PERCOBAAN 4
ANGKA ANGKUT

Yang dibina oleh:


1. Dr. Sumari, M.Si
2. Dr. Yahmin, S.Pd., M.Si

Oleh:
Kelompok 8
1. Novita Putri Islamiyah
2. Nurakhma Yuniawati
3. Qurrota Ayun

(140332600407)
(140332600586)
(140332600933)**

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
PROGRAM STUDI S1-KIMIA
September 2016

Laporan Resmi
Percobaan 4
A. JUDUL PERCOBAAN
Angka Angkut.
B. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan angka angkut kation dan anion dengan cara hittorf.
C. DASAR TEORI
Penghantaran arus listrik dalam larutan elektrolit dilakukan oleh ionion, baik ion positif maupun ion negatif. Bagian arus total yang dibawa oleh
kation disebut bilangan angkut kation (t+), sedangkan yang dibawa oleh anion
disebut bilangan angkut anion (t-). Antara keduanya berlaku hubungan :
t+ + t- = 1. (1)
Bagian arus yang dibawa oleh kation dan anion bergantung pada
kecepatan gerak ion itu dalam larutan. Pada suhu tertentu hubungan antara
bilangan angkut dan kecepatan gerak ion telah dirumuskan oleh Hittorf
sebagai berikut.
++V
V
V +
...... (2)

+=
t
++V
V
V
.. (3)

=
t
Persamaan (2) dan (3) dikenal dengan aturan Hittorf
Jika penentuan bilangan angkut dengan cara Hittorf dengan didasarkan
pada penambahan kosentrasi larutan disekitar elektrodenya, maka cara gerak
batas (moving boundary method) didasarkan pada pergerakan ion-ion ketika
beda potensial diterapkan. Pergerakkan ion ini pada perbatasan dua larutan
elektrolit dapat langsung diamati
Bilangan tanspor dari setiap ion didefinisikan sebagai bagian dari arus
total yang dibawa oleh ion utama. Bilangan ini disebut juga Bilangan
Penghantaran. Bilangan penghantaran dihitung dengan
a) Metode Hittorf

b) Metode pembatasan yang bergerak. Dalam metode pembatas yang

bergerak, bilangan transport dihitung oleh

ti =

F 1000 Ci dv
I
dt

Dimana Ci adalah konsentasi ion I dalam equivalen dm-3, I adalah arus listrik
dalam amper, V adalah volume melalui mana pembatas yang bergerak lewat,
dinyatakan dalam m3 dan t adalah waktu dalam detik.
Pada sel elektrolisis zat-zat dapat terurai sehingga terjadi perubahan
massa. Peruraian tersebut disebabkan oleh energi listrik yang diangkut oleh
ion-ion yang bergerak di dalam larutan elektrolit, atau karena adanya daya
gerak listrik di dalam sel tersebut. Daya gerak listrik ini merupakan
perbedaan potensial standar elektrode negatif (katode) dan potensial standar
elektrode positif (anode). Perbedaan potensial standar ini biasanya disebabkan
perbedaan bahan yang dipakai antara anode dan katode, namun dapat juga
bahan yang dipakai sama, tetapi konsentrasi larutan elektrofitnya berbeda.
Jenis yang terakhir ini disebut sel konsentrasi.
D. ALAT DAN BAHAN
Alat :
Sumber arus DC
Stop watch
Buret
Corong
Pipet takar 5 mL
Erlenmeyer 100 mL
Wadah elektrolisis
Bahan :
Elektroda Cu
Larutan CuSO4 0,1 M
Larutan Na2S2O3 0,1 M
Larutan KI 0.1 M (baru)
Indikator amilum (baru)
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Dibersihkan sepasang elektroda Cu dengan kertas gosok, dicuci dengan air
kemudian dengan alkohol. Ditimbang elektroda yang akan dipakai sebagai
anoda dengan ketelitian 0,001 gram.

2. Isikan larutan CuSO4 0,1 M (tentukan konsentrasi sesungguhnya dengan


cara titrasi) ke dalam wadah untuk elektrolisis.

3. Ditentukan volume larutan dalam ruang anoda, dengan mengukur tinggi,


panjang dan lebar larutan dalam ruang anoda.
4. Dialirkan listrik selama 30 menit, dicatat kuat arus tiap 1 menit. Kuat arus
dalam perhitungan adalah harga rata-rata kuat arus ini.

5. Diambilah 5 mL larutan disekitar anoda dengan pipet takar sebanyak tiga


kali dan tempatkan masing-masing dalam erlenmeyer.

6. Ditambahkan ke dalam masing-masing erlenmeyer, 15 mL larutan KI 0,1 M

7. Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 M sampai warna coklat hampir hilang.
8. Ditambahkan indikator amilum, dan titrasi lagi sampai warna biru hilang.
9. Ditentukan juga konsentrasi larutan CuSO4 yang belum dielektrolisis
dengan cara titrasi seperti diatas.
10. Dibersihkan anode dengan air (jangan digosok) kemudian dengan alkohol.
Ditimbanglah anode tersebut bila sudah kering benar.

F. DATA PENGAMATAN
Data Pengamatan
Berat Anoda Awal
Berat Anoda Akhir
Tinggi larutan ruang anoda
Panjang larutan ruang anoda
Lebar larutan ruang anoda
Lama elektrolisis
Kuat arus rata-rata
Volume CuSO4 sebelum elektrolisis
Volume Na2S2O3 0,1 M sebelum elektrolisis

Hasil Pengamatan
11,2816 g
11,2716 g
5 cm
5 cm
3 cm
30 menit
22,23 A
1) 5 mL
2) 5 mL
Titrasi 1 = 5 mL
Titrasi 2 = 5 mL

Rata rata Volume Na2S2O3 sebelum


elektrolisis
Volume CuSO4 setelah elektrolisis
Volume Na2S2O3 0,1 M

5 mL
1) 5 mL
2) 5 mL
3) 5 mL
1) 5,1 mL
2) 5,1 mL
3) 5,0 mL

G. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


Pada percobaan ini bertujuan untuk menentukan angka angkut kation dan
anion dengan cara Hittorf. Pada percobaan ini dilakukan penentuan angka
angkut cara Hittorf. Pada cara Hittorf digunakan sel elektrolisis yang dibagi
menjadi tiga bagian dengan menggunakan penyekat berpori. Tiga bagian
tersebut adalah ruang anode, ruang katode, dan ruang penghubung. Pada
proses elektrolisis jumlah ekivalen kation yang terbentuk di anode sama
dengan jumlah ekivalen atom yang terbentuk di katode, tetapi konsentrasi
kation di sekitar elektrode tidaklah tepat sama.
Dalam percobaan ini, larutan yang dielektrolisis adalah larutan CuSO 4
yang berwarna biru. Larutan ini ditentukan konsentrasinya dengan cara titrasi
iodometri, yaitu dengan larutan Na 2S2O3 0,1 M menggunakan indikator
amilum untuk menitrasi larutan CuSO4, yang sebelumnya ditambahkan

dengan larutan KI 0,1 M, sehingga warna larutan menjadi coklat. Setelah


dititrasi warnanya berubah menjadi putih. Begitu pula keadaan larutan ini saat
dititrasi setelah dielektrolisis. Hanya saja warna kecoklatannya lebih gelap.
Sementara itu larutan KI tidak berwarna, Na2S2O3 juga tidak berwarna, dan
indikator amilum berwarna biru. Besarnya angka angkut kation ditentukan
dengan cara menghitung jumlah ekuivalen atau mol dari ion Cu2+ yang
diangkut dari ruang anoda ke katoda, sedangkan angka angkut anion dihitung
dengan cara mengurangkan angka angkut kation trhadap angka satu (1-nc ).
Berdasarkan data hasil percobaan yang diperoleh maka dapat dilakukan
analisis sebagai berikut.
1) Pengurangan berat Anoda
Selisih Berat Anoda awal dengan Berat Anoda akhir
= berat elektrode awal berat elektrode akhir
= 11,2816 g 11,2716 g
= 0,01 g
2) Perhitungan konsentrasi CuSO4 sebelum elektrolisis :
Persamaan Reaksi :
2CuSO4(aq)+ 2KI(aq) 2Cu2+(aq) + I2(g) + 2K+(aq) + 2SO42-(aq)
Reduksi : 2e + Cu2+ Cu
Oksidasi : 2I- I2 + 2e
I2 (aq)+ 2Na2S2O3(aq) 2I-(aq)+ S4O62-(aq) + 4Na+ (aq)
Reduksi : 2e + I2 2IOksidasi : 2S2O32- S4O62- + 2e
Diketahui=

Volume Na2S2O3 0,1 M = 5 mL


V CuSO4 = 5 mL
V KI = 15 mL
M KI = 0,1 M
mol KI =

Ditanya=

15 mL 0,1

mmol
=1,5 mmol
mL

Konsentrasi CuSO4 sebelum elektrolisis

Normalitas KI = 1,5 mmol

1 ekv
1 mmol

1 mmol
15 mL

= 0,1 N

Normalitas I2 = 2 ekv x 0,1 N = 0.2 N


ekv I2 = ekv Na2S2O3

ekv I2 = 0,2 N x 5 mL
= 1 m ekv
ekv CuSO4 = ekv Na2S2O3

5 mL x N = 1 mekv
1 mekv
N = 5 mL
= 0,2 N
0,2ekv
1L

M CuSO4 =

1 mol
2ekv

= 0,1 M
3) Perhitungan konsentrasi CuSO4 setelah elektrolisis :
Persamaan Reaksi :
2CuSO4(aq)+ 2KI(aq) 2Cu2+(aq) + I2(g) + 2K+(aq) + SO42-(aq)
Reduksi : 2e + Cu2+ Cu
Oksidasi : 2I- I2 + 2e
I2 (aq)+ 2Na2S2O3(aq) 2I-(aq)+ S4O62-(aq) + 4Na+ (aq)
Reduksi : 2e + I2 2IOksidasi : 2S2O32- S4O62- + 2e
Diketahui=
V1 Na2S2O3 0,1 M= 5,1 mL
V2 Na2S2O3 0,1 M = 5,1 mL
V3 Na2S2O3 0,1 M = 5 mL
5,1+5,1+5
=
Vrata-rata Na2S2O3 0,1 M =
Vrata-rata = 5,06 mL
3
V CuSO4 = 5 mL
V KI = 15,00 mL
M KI = 0,1 M
mol KI =
Ditanya=
N KI = 1,5 mmol

15 mL 0,1

mmol
=1,5 mmol
mL

Konsentrasi CuSO4 setelah elektrolisis


1 ekv
1 mmol

N I2 = 2 ekv x 0,1 N = 0.2 N


ekv I2 = ekv Na2S2O3

ekv I2 = 0,2 N x 5,06 mL


= 1,012 m ekv
ekv CuSO4 = ekv Na2S2O3

1 mmol
15 mL

= 0,1 N

5 mL x N = 1,012 m ekv
N=

1,012 mekv
5 mL

= 0,2024 N
M CuSO4 =

0,2024 ekv
1L

1 mol
2ekv

= 0,1012 M
4) Selisih konsentrasi CuSO4 setelah elektrolisis dengan konsentrasi CuSO4
sebelum elektrolisis dikalikan volume ruang anoda (z)
Perubahan jumlah ekivalen ion Cu2+ disekitar anode dapat diperoleh
dari pengurangan konsentrasi akhir dengan konsentrasi awal dikalikan
volume ruang anode. Berikut hasil perhitungan yang diperoleh;
3
= (0,2024 N - 0,2 N) 75 c m

0,002 4 ekv
3
0,075 dm
=
1L

0,00 24 ekv
0,075 L
1L

= 0,00018 ekivalen
5) Jumlah ekivalen ion Cu2+ di ruang anode (x)
0,2024 ekv
75 cm3
1L

x =

0,2024 ekv
0,075 dm3
1L

0,2024 ekv
0,075 L
1L

= 0,01518 ekivalen
6) Perhitungan angka angkut kation dan angka angkut anion

Angka angkut kation (nc) =

0,01518 ekv0,00018 ekv


0,01518 ekv

= 0,988

Angka angkut anion (na) = 1 nc


= 1

0,988

= 0,012
Pada ruang katode sebagai kutub negatif (-) terjadi reaksi reduksi, Cu2+
(aq) + 2e Cu(s). Oleh karena itu, pada ruang katoda terjadi penambahan
berat pada elektrode Cu akibat penambahan Cu dari larutan. Namun
penambahan ini tidak diperhitungkan karena data yang didapatkan kurang
valid akibat ada endapan-endapan Cu yang menempel pada elektrode jatuh ke
dasar ruang katode.
Pada perhitungan data yang diperoleh pada percobaan, angka angkut anion
sebesar 0,012 sedangkan angka angkut kation sebesar 0,988. Berdasarkan
data yang diperoleh dapat diketahui bahwa kation mengangkut jumlah listrik
yang lebih banyak atau arus yang lebih banyak melalui larutan CuSO 4 dalam
waktu 30 menit karena angka angkut yang diperoleh kation lebih besar
daripada anion.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh angka angkut pada elektrolisis
CuSO4 dengan elektrode Cu dengan cara Hittorf, angka angkut kation sebesar
0,988 dan angka angkut anion sebesar 0,012.
I. DAFTAR PUSTAKA
Atkins, Peter dan Julio de Paula. 2010. Physical Chemistry 9th Edision.
New York: W. H. Freeman and Company

Sumari, Nazriati, dan Muhadi. 2016. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika ll.
Malang: Universitas Negeri Malang
Yuriska

sekar.

2013.

Elektrolisis.

(online).

(http://www.scribd.com/doc/132380029/elektolisis). Diakses pada tanggal 26


September 2016

I. PERTANYAAN
1. Tuliskan reaksi elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektrode Cu.
Anode
: Cu(s)
Cu2+(aq) + 2e
Katode
: Cu2+(aq) + 2eCu(s)
2. Tuliskan reaksi yang terjadi pada titrasi larutan CuSO4 pada percobaan ini.
2CuSO4(aq) + 4KI(aq)
2CuI(s) + I2(aq) + 2K2SO4(aq)
2I2(aq) + 2S2O3 (aq)
2I-(aq) + S4O62-(aq)

Anda mungkin juga menyukai