Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KIMIA FISIKA I

PERCOBAAN 10
HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

Disusun oleh : Kelompok 01


Nimatus Sholihah
(140332603404)
Qurrota Ayun
(140332600933)**

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
April 2016

A. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat menghitung kelarutan elektrolit yang bersifat sedikit
larut, dan menghitung panas pelarutan PbCl2 dengan menggunakan sifat
kebergantungan Ksp pada suhu.
B. Dasar Teori
Kemampuan garam-garam larut dalam air tidaklah sama, ada garam yang
mudah larut dalam air seperti natrium klorida dan ada pula garam yang sukar larut
dalam air seperti perak kloida (AgCl). Apabila natrium klorida dilarutkan ke
dalam air, mula-mula akan larut. Semakin banyak natrium klorida ditambahkan ke
dalam air, semakin banyak endapan yang diperoleh. Larutan yang demikian itu
disebut larutan jenuh artinya pelarut tidak dapat lagi melarutkan natrium klorida.
Perak klorida sukar larut dalam air, tetapi dari hasil percobaan ternyata jika perak
klorida dilarutkan dalam air diperoleh kelarutan sebanyak mol dalam setiap liter
larutan. Berdasarkan contoh diatas dapat diketahui bahwa selalu ada sejumlah
garam yang dapat larut didalam air.
Bagi garam yang sukar larut dalam air, larutan akan jenuh walau hanya
sedikit zat terlarut dimasukkan, sebaliknya bagi garam yang mudah larut dalam
air, larutan akan jenuh setelah banyak zat terlarut dilarutkan. Ada sejumlah
maksimum garam sebagai zat terlarut yang selalu dapat dilarutkan kedalam air.
Jumlah maksimum zat terlarut dalam pelarut disebut kelarutan.
Hasil kali kelarutan ialah hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh
garam yang sukar larut dalam air, setelah masing-masing konsentrasi
dipangkatkan dengan koefisien menurut persamaan ionisasinya.Garam-garam
yang sukar larut seperti PbCl2 , HgF2. Jika dimasukkan dalam air murni lalu
diaduk, akan terlarut juga walaupun hanya sedikit sekali. Karena garam-garam ini
adalah elektrolit, maka garam yang terlarut akan terionisasi, sehingga dalam
larutan akan terbentuk suatu kesetimbangan.
Adapun faktor-Faktor yang mempengaruhi Kelarutan adalah sebagai
berikut.

1.

Jenis Pelarut
Jenis pelarut ada dua macam, yakni pelarut polar dan nonpolar. Suatu
senyawa polar dapat larut dalam senyawa polar begitu juga sebalikmya, like
dissolve likes.

2.

Suhu
Naiknya suhu larutan menjadikan jarak antarmolekul zat padat menjadi
renggang. Hal ini menyebabkan ikatan antarzat padat mudah terlepas oleh
gaya tarik molekul-molekul air sehingga zat tersebut mudah larut.

3.

Pengadukan
Dari pengalaman sehari-hari, kita tahu bahwa gula lebih cepat larut dalam air
jika diaduk. Dengan diaduk, tumbukan antarpartikel gula dengan pelarut akan
semakin cepat, sehingga gula mudah larut dalam air.
Timbal klorida (PbCl2) sedikit larut dalam air. Kesetimbangan yang terjadi

pada larutan PbCl2 jenuh dapat ditulis sebagai berikut:


PbCl2 (s) Pb2+(aq) + 2Cl- (aq)
Konstanta kesetimbangan termodinamika untuk persamaan reaksi diatas adalah :

Nilai aktivitas padatan murni sama dengan satu, maka persamaan diatas dapat
disederhanakan menjadi :
Ksp = (aPb2+)(aCl-)
Dalam larutan encer, aktivitas dapat dianggap sama dengan konsentrasi dalam
satuan molar. Nilai Ksp diatas dikenal sebagai konstanta hasil kelarutan PbCl2.
C. Alat dan Bahan
Alat
Rak tabung reaksi, Sepuluh tabung reaksi, Labu Erlenmeyer 250 mL, Dua buah
buret 50 mL, Pembakar ga, Kaki tiga, Kasa dan Termometer
Bahan
0,079 M Pb(NO3)2, 1,0 M KCl
D. Prosedur Percobaan
1. Ditempatkan larutan Pb(NO3)2 dan KCl pada dua buret yang berbeda

2. Dimasukkan larutan Pb(NO3)2 sebanyak 10 mL kedalam 7 tabung reaksi


yang berbeda

3. Ditambah KCl sebanyak 0,1 mL, 0,2 mL, 0,3 mL, 0,4 mL, 0,5 mL, 0,6
mL, dan 0,7 mL pada masing-masing tabung
4. Dikocok
5. Diamati kurang lebih 5 menit sudah terbentuk endapan atau belum

6. Tabung yang terdapat endapan dipanaskan dalam penangas air


7. Dilarutkan endapan dengan pengaduk termometer

8. Diukur suhu saat endapan larut


E. Data Pengamatan
Tabel 1.1
Nomor Campuran

Volume

10

Pb(NO3)2
0,075 M (mL)
10

Volume KCl
1 M (mL)

Pembentukan

0,50

Belum

endapan

10
10
10

10
10
10

1,00
1,50
2,00

Belum
Sudah
Sudah

Tabel 1.2
Volume Pb(NO3)2

Volume KCl 1

Pembentukan

Suhu Pelarutan

0,075 M (mL)
10
10
10
10
10
10

M (mL)
1,5
1,6
1,7
1,8
1,9
2,0

endapan
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah

()
63
68
71
85,5
89
93

F. Analisa Data
Campuran dari larutan Pb(NO3)2 0,075 M dan KCl 1 M menghasilkan
endapan PbCl2. Berikut persamaan reaksi yang terjadi:
Pb(NO3)2 (aq) + 2KCl (aq) PbCl2 (s) + 2 KNO3(aq)
PbCl (s) Pb2+ (aq) + 2Cl- (aq)
2

Menentukan Konsentrasi Pb2+ dan konsentrasi Cl- dan Ksp


1. Penambahan 1,5 mL KCl
Diketahui
: M Pb(NO3)2 = 0,075 M
V Pb(NO3)2 = 10 mL
M KCl = 1 M
V KCl = 1,5 mL
Ditanya
: [Pb2+] dan [Cl-]=?
Jawab
[Pb2+] =

:
0,075 M 10 M
=
0,0652
11,5 mL

[Cl-]

1 M 1,5 M
=
11,5 mL

0,1304

3
Ksp = [Pb2+] [Cl-]2= 1,1093 10

Menentukan Kelarutan PbCl2 dalam air


Ksp PbCl2
= [Pb2+] [Cl-]2
3
1,1093 10

1,1093 10

2
= s s

= 4s

1,1093 103
mol
g
=0,0650
277
=18,064 g/ L
4
L
mol

2. Penambahan 1,6 mL KCl


Diketahui
: M Pb(NO3)2 = 0,075 M
V Pb(NO3)2 = 10 mL
M KCl = 1 M
V KCl = 1,6 mL

[Pb2+] =

: [Pb2+] dan [Cl-]=?


:
0,075 M 10 M
=
0,0646
11,6 mL

[Cl-]

1 M 1,6 M
=
0,1379
11,6 mL

Ditanya
Jawab

3
Ksp = [Pb2+] [Cl-]2 = 1,2290 10

Kelarutan PbCl2 dalam air


= [Pb2+] [Cl-]2

Ksp PbCl2

2
= s s

3
1,2290 10

1,2290 10
s

= 4s

1,2290 103
mol
g
=0,0670
277
=18,691 g /L
4
L
mol

3. Penambahan 1,7 mL KCl


Diketahui
: M Pb(NO3)2 = 0,075 M
V Pb(NO3)2 = 10 mL
M KCl = 1 M
V KCl = 1,7 mL
Ditanya
: [Pb2+] dan [Cl-]=?
Jawab
:
0,075 M 10 M
=
[Pb2+] =
0,0641
11,7 mL
[Cl-]

1 M 1,7 M
=
0,1453
11,7 mL

3
Ksp = [Pb2+] [Cl-]2 = 1,3533 10

Kelarutan PbCl2 dalam air


= [Pb2+] [Cl-]2

Ksp PbCl2
1,3533 10

= s s
3
= 4s

3
1,3533 10

1,3533 103
mol
g
g
=0,0696
277
=19.301
4
L
mol
L

4. Penambahan 1,8 mL KCl


Diketahui
: M Pb(NO3)2 = 0,075 M
V Pb(NO3)2 = 10 mL
M KCl = 1 M
V KCl = 1,8 mL
Ditanya
: [Pb2+] dan [Cl-]=?
Jawab
:
0,075 M 10 M
=
[Pb2+] =
0,0635
11,8 mL
[Cl-]

1 M 1,8 M
=
0,1525
11,8 mL

3
Ksp = [Pb2+] [Cl-]2 = 1,4776 10

Kelarutan PbCl2 dalam air


= [Pb2+] [Cl-]2

Ksp PbCl2
1,4776 10

= s s
3
= 4s

3
1,4776 10

0,0717

1,4776 103
=
4

mol
g
g
277
=19,875
L
mol
L

5. Penambahan 1,9 mL KCl


Diketahui
: M Pb(NO3)2 = 0,075 M
V Pb(NO3)2 = 10 mL
M KCl = 1 M
V KCl = 1,9 mL

[Pb2+] =

: [Pb2+] dan [Cl-]=?


:
0,075 M 10 M
=
0,0630
11,9 mL

[Cl-]

1 M 1,9 M
=
0,1596
11,9 mL

Ditanya
Jawab

3
Ksp = [Pb2+] [Cl-]2 = 1,6060 10

Kelarutan PbCl2 dalam air


= [Pb2+] [Cl-]2

Ksp PbCl2
1,6060 10

= s s
3
= 4s

3
1,6060 10

0,0737

1,6060 103
=
4

mol
g
g
277
=20,435
L
mol
L

6. Penambahan 2,0 mL KCl


Diketahui : M Pb(NO3)2 = 0,075 M
V Pb(NO3)2 = 10 mL
M KCl = 1 M
V KCl = 2,0 mL
Ditanya
: [Pb2+] dan [Cl-]=?
Jawab
::
0,075 M 10 M
=0,0625
[Pb2+] =
12 mL
-

[Cl ]

1 M 2,0 M
=
12 mL

0,1666

3
Ksp = [Pb2+] [Cl-]2 =1,7361 10

Kelarutan PbCl2 dalam air


= [Pb2+] [Cl-]2

Ksp PbCl
1,7361 10

3
1,7361 10

= s s
3
= 4s

0,0760

1,7361 103
=
4

mol
g
g
277
=20,970
L
mol
L

G. Pembahasan
Pada percobaan ini bertujuan untuk menghitung kelarutan PbCl2 yang
bersifat sedikit larut dan menghitung panas pelarutan PbCl 2 menggunakan sifat
kebergantungan Ksp. Percobaan dilakukan dengan menambahkan KCl 1,0 M
kedalam Pb(NO3)2 sebanyak 10 mL. Pada percobaan, KCl ditambahkan pada
berbagai volume mulai dari 1,5 mL sampai 2,0 mL. Penambahan 1,5 mL mulai
terbentuk endapan putih sehingga dapat diperoleh suhu di mana endapan PbCl2
tepat larut. Berikut persamaan rekasi yang terjadi pada percobaan:
Pb(NO3)2 (aq) + 2KCl (aq) PbCl2 (s) + 2 KNO3
PbCl (s) Pb2+ (aq) + 2Cl- (aq)
2

Dari campuran yang tepat menghasilkan PbCl2 dapat dihitung konsentrasi


Pb2+, konsentrasi Cl- dan hasil kelarutan PbCl2 pada suhu yang diperoleh pada
percobaan. Berikut data yang diperoleh:
Volume
0,075 M
Pb(NO3)2
(mL)
10 mL

Volume
1M
KCl
(mL)
1,5

[Pb2+]

Suhu

[Cl-]

Ksp

Log

Pelarutan
Endapan

63

K
336

Ksp

0,0652

0, 1304

1,1093

-2,955

1.6

68

341

0,0646

0,1379

1,2290

-2,910

1,7

71

344

0,0641

0,1453

1,3533

-2,869

1,8

85,5

358,5

0,0635

0,1525

1,4776

2,93

2,90

103

103
10 mL

103

103
10 mL

2,98

10

10
10 mL

1/T (K-1)

-2,830

2,79

103
10 mL

1,9

89

362

0,0630

0,1596

1,6060

103
-2,794

2,76

10

103
10 mL

2,0

93

366

0,0625

0,1666

1,7361

-2,760

2,73

103

10

Berdasarkan data diatas sehingga diperoleh kurva Ksp sebagai fungsi suhu ()
sebagai berikut.
100
90 f(x) = 6.5x + 55.5
80 R = 0.95
70
60
50
40
30
20
10 garis suhu terhadap Ksp
0

Linear (garis suhu terhadap Ksp)

Berdasarkan kurva di atas dapat diketahui bahwa suhu semakin besar maka Ksp
PbCl2 semakin besar dengan demikian Ksp berbading lurus dengan suhu.
Adapun berikut adalah data kelarutan PbCl2 dalam air
Volume
0,075 M
Pb(NO3)2 (mL)

Volume
1 M KCl (mL)

Ksp

Kelarutan PbCl2
(g/L)

10 mL

1,5

1,1093

18,064

10
10 mL

1.6

1,2290

18,691

103
10 mL

1,7

19,301

1,3533

103
10 mL

1,8

19,875

1,4776

103
10 mL

1,9

20,435

1,6060

103
10 mL

2,0

20,970

1,7361
3

10

Berdasarkan data di atas sehingga dapat diperoleh kurva kelarutan PbCl2 dalam air
sebagai fungsi suhu ().

Kurva PbCl2 dalam air


22
garis
21 kelarutan terhadap suhu
f(x) = 0.58x + 17.52
20 R = 1
Kelarutan (g/L) 19
18
Linear
(garis kelarutan terhadap suhu)
17
16

63

68

71

85.5

89

93

Suhu ()

Berdasarkan kurva diatas dapat diketahui juga bahwa kelarutan berbanding lurus
dengan suhu. Semakin tinggi suhu maka kelarutan PbCl2 juga semakin besar.
Dari perhitungan Ksp, dapat ditentukan nilai

(panas pelarutan

PbCl2) dengan menggunakan persamaan yang menyatakan kebergantungan Ksp


terhadap suhu :

Menentukan nilai H panas pelarutan PbCl2


log Ksp=

H
1
+c
2 ,303 R T

H=log Ksp 2 , 303 R T

H=(log Ksp 2 ,303 R T )

1)

2)

3)

4)

5)

6)

2 , 955 2 , 303 8 , 314


H=

J
336 K
J
19010 ,81
mol K
)
mol

J
J
341 K=18999 , 90
mol K
mol
H =

2 , 910 2 , 303 8 , 314

J
J
344 K =18897,00
mol K
mol
H =

2 , 869 2 , 303 8 , 314

2 , 830 2 , 303 8 , 314

2 , 794 2 , 303 8 , 314

J
J
358 , 5 K=19425 , 83
mol K
mol
H=
J
362 K
mol K

19365 , 95

J
mol

J
366 K
mol K

19341, 68

J
mol

H=
2 , 760 2 ,303 8 ,314

H ratarata=

H=

19010,81+18999,90+18897+19425,83+19365,95+19341,68
=1 9173,53 J /mol
6

Berdasarkan perhitungan di atas, nilai H (kalor pelarutan endapan PbCl2) positif


yang menunjukkan bahwa reaksi pelaruta PbCl2 berlangsung secara endotermik.
Ksp PbCl2 pada 25
19173,53 J /mol

H
log Ksp=
=
2, 303( RT )

Ksp=4,36 10

kesalahan=

1, 6 10 4 ,36 10
5
1 ,6 10

100 =2625

Pada percobaan diperoleh persen kesalahan sebesar 2625%. Persen kesalahan


yang sangat besar tersebut dikarenakan oleh banyak faktor, diantaranya adalah
kurang tepatnya pembacaan suhu saat endapan PbCl2 tepat larut. Selain itu juga
diduga konsentrasi KCl kurang tepat 1 M pada botol reagen. Pada percobaan,
Praktikan menambahkan larutan KCl pada Pb(NO3)2 mulai dari 0,1 mL dan mulai
terbentuk endapan ketika penambhan KCl 1,5 mL. Pada percobaan sebelumnya
mulai terbentuk endapan ketika penambhan 0,3 mL KCl (Konsentrasi KCl sama 1
M). Perbedaan yang sangat besar ini dimungkinkan konsentrasi KCl tidak 1 M
melainkan kurang dari 1 M.
H. Kesimpulan
Berdasarkan pecobaan dapat disimpulkan bahwa nilai s (kelarutan)
berbanding lurus dengan Ksp dan suhu. Oleh karena itu, semakin tinggi suhu
semakin tinggi kelarutannya. Pada percobaan diperoleh nilai Ksp sebesar
4 ,36 104 dengan

persen

kesalahan

2625

%.

Sedangkan

reaksi

kesetimbangan larutan jenuh PbCl2 berlangsung secara endotermik.


I. Jawaban Pertanyaan
1. Reaksi
PbCl (s)
2

Pb2+(aq)

2Cl-(aq)

termasuk

reaksi

endoterm/eksoterm?
Reaksi endoterm, karena untuk melarutkan endapan PbCl 2 dilakukan dalam
suhu tinggi. Artinya dibutuhkan energy untuk melarutkan PbCl2
2. Nilai Ksp PbCl2 menurut literature adalah 1,2 x 10-5 . apakah perbedaan nilai
Ksp pada saat perccobaan dan Ksp pada literature disebabkan kesalahan
acak yang terdapat pada percobaan? Jika tidak mengapa?
Tidak. Kesalahan utama dalam penentuan nilai Ksp adalah penentuan suhu
saat endapan tepat larut serta perhitungan konsentrasi reaktan yang kurang
tepat.
Daftar Pustaka

Atkins, Peter dan Julio De Paula.2010.Physical Chemistry 9thedition.New York:


W. H. Freeman and Company
Sugiyarto,Kristian H.2004.Kimia AnorganikII. Yogyakarta : JICA
Sumari,Yahmin, Ida Bagus Suryadharma.2016.Petunjuk Praktikum Kimia
Fisika.Malang:Kimia FMIPA UniversitasNegeri Malang

Anda mungkin juga menyukai