Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS INSTRUMENTASI

PENGENALAN ALAT SPEKTROFOTOMETER, CARA MENGOPERASIKAN,


MATCHING KUVET, DAN PEMBUATAN SPEKTRUM SERAPAN

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1 (OFF H)

1. Amonius R. Welle (1303326 )


2. Hanina Mardhiyah (140332603202)***
3. Heni suhardini Putri (14033260 )
4. Ifdiatul Lailil M (140332600452)

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2017
PERCOBAAN 1

PENGENALAN ALAT SPEKTROFOTOMETER, CARA MENGOPERASIKAN,


MATCHING KUVET, DAN PEMBUATAN SPEKTRUM SERAPAN

A. TUJUAN
Mengetahui komponen utama spektrofotometer, cara mengoperasikan, cara
melakukan matching kuvet, dan membuat spektrum serapan.

B. DASAR TEORI
Spektrofotometri merupakan metoda analisa didasarkan pada pengukuran
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang
gelombang spesifik. Dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi
dengan detector fototube. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan
atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Prinsip kerja
spektrofotometri berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya
monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut
diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Besarnya
Ia oleh media tergantung pada kepekatan dan jenis media serta panjang media yang
dilalui. Biasanya panjang media sudah tetap dalam suatu alat. (Adzhar, 2012)
Komponen utama spektrofotometer prinsipnya dapat digambarkan seperti
diagram blok sebagai berikut :

Kegunaan dari komponen-komonen spektrosfotometer adalah sebagai berikut :

1. Sumber sinar
Penyedia radiasi sinar (polikromatis) (biasanya lampu wolfram).
2. Sistem monokromator
Mengubah gelombang cahaya polikromatik menjadi monokromatik.
3. Kuvet
Sebagai tempat menaruh larutan sampel dan blanko ke dalam berkas cahaya
spektrofotometer.
Syarat-syarat yang harus dimiliki kuvet sebagai berikut:
Tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan semua cahaya
Tidak rapuh
Permukaannya secara optis harus benar-benar sejajar.
Tidak bereaksi dengan bahan-bahan kimia.
Terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung.
4. Detektor
Detektor berfungsi mengubah isyarat radiasi menjadi isyarat listrik.
Syarat-syarat yang harus dimiliki detektor sebagai berikut:
Kepekaan yang tinggi.
Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi.
Respon konstan pada berbagai panjang gelombang
Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.

5. Read out

Mengubah sinyal-sinyal listrik dari detektor menjadi numerik yang dapat dibaca
dalam bentuk Transmittan atau Absorbansi.

Alat akan mengukur nilai P(Intensitas) dan Po (Intensitas) dan melalui sistem
prosesor, akan diubah menjadi besaran transmitansi (T) dan absorbansi (A) yang
memiliki rumusan sebagai berikut:


=


= =

Sebelum dioperasikan, alat-alat harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan


menentukan 0% T (diukur pada saat kuvet kosong) dan 100% T (diukur pada saat
kuvet berisi sampel) mengikuti petunjuk alat.
Pada pekerjaan analisis yang sesungguhnya, semestinya selalu diawali dengan
melakukan matching kuvet yang mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah
kuvet yang digunakan mempunyai diameter (nilai b) yang sama. Hal ini perlu
dilakukan, karena menurut Hukum Lambert-Beer, nilai A berbanding lurus dengan
nilai b dan C (konsentrasi larutan). Hukum Lambert-Beer sebagai berikut :

A= a.b.C atau A= b.C


Keterangan :
Digunakan a pada saat konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm, dan
digunakan pada saat konsentrasi larutan yang diukur dalam /M cm.
Membuat spektrum serapan larutan yang dianalisis akan dapat diketahui
panjang gelombang dimana zat melakukan penyerapan maksimum ( maks).

C. ALAT DAN BAHAN


1. ALAT-ALAT
Spektrofotometer manual dan digital

Kuvet
Peralatan gelas lainnya
2. BAHAN
Larutan CoCl2 0,1 M

D. CARA KERJA
1. Kalibrasi
Mengikuti petunjuk alat untuk mengkalibrasi 0% T dan 100% T dengan
menggunakan akuades.

2. Matcing kuvet
a. Disiapkan 3 kuvet.
b. Disiapkan larutan CoCl2.
c. Diatur posisi 0% T dan 100% T.
d. Diukur % T larutan CoCl2 dengan menggunakan kuvet-kuvet yang disediakan.
Tandai kuvet yang menghasilkan % T yang sama.

3. Membuat Spektrum Serapan


a. Disiapkan 2 kuvet ( hasil dari nomor 2), satu kuvet diisi sebagai larutan
blanko, sedangkan kuvet yang lain diisi larutan CoCl2.
b. Diukur % T larutan CoCl2 mulai panjang gelombang 500-540 nm dengan
interval 5 nm.
c. Dibuat spektrum serapannya di kertas grafik (A vs ) dan ditentukan panjang
gelombangnya.

E. DATA PENGAMATAN
1. Cara Kalibrasi Alat Spektrosfotometer
Spektrosfotometer Digital
a. Disiapkan kuvet berisi aquades sebagai blanko (pengisian larutan hingga tanda
batas segitiga)
b. Alat Spektrosfotometer dihidupkan dan ditunggu hingga muncul kalimat
setting blank
c. Kuvet berisi aquades dimasukkan

d. Diatur panjang gelombang (Pada 510 nm)


e. Ditekan 0 ABS 100%
2. Perhitungan nilai b
Menggunakan spektrofotometer digital

Diketahui : C = 0,1 M

A = 0,4685
0 = 5,421 1 ( ; 512)

Ditanya : b?

Jawab :

Hukum Lambert-Beer A= a.b.C atau A= b.C

A= b.C

0,430
= .C
= 5,421 1 0,1
= , cm

Menggunakan spektrofotometer digital

Diketahui : C = 0,1 M

A = 0,4685

0 = 5,421 1 ( ; 512)

Ditanya : b?

Jawab :

Hukum Lambert-Beer A= a.b.C atau A= b.C

A= b.C

0,4685
= = = , cm
.C 5,421 1 0,1

3. Larutan CoCl2 0,1 M berwarna merah jambu


4. Matching Kuvet
a. Menggunakan Spektroskopi Manual / Jarum

KUVET T A (-logT/100)
KE-1 34 0,4685
KE-2 35 0,4559 Kuvet yang
digunakan untuk
KE-3 34 0,4685
membuat
KE-4 34 0,4685 spektrum serapan
b. Menggunakan Spektroskopi Digital

KUVET A
KE-1 0,430
KE-2 0,424
Kuvet yang
KE-3 0,439 digunakan untuk
KE-4 0,404 membuat
spektrum serapan
KE-5 0,424
KE-6 0,421

5. MEMBUAT SPEKTRUM SERAPAN


a. Menggunakan Spektroskopi Manual / Jarum

NO T A
1 500 37 0,4317
2 505 36 0,4437
3 510 35 0,4559
4 515 34 0,4685 Maks
5 520 36 0,4437
6 525 38 0,4202
7 530 41 0,3872
8 535 42 0,3768
9 540 50 0,3010
Kurva Absorbansi vs
0.5
0.45
0.4
0.35
Absorbansi 0.3
0.25
0.2 y
0.15
0.1
0.05
0
490 500 510 520 530 540 550
Panjang Gelombang ()

b. Menggunakan Spektroskopi Digital

NO A
1 500 0,403
2 503 0,415
3 506 0,423
4 509 0,428
5 512 0,430 Maks
6 515 0,270
7 518 0,417
8 521 0,490
9 524 0,395
10 527 0,381
11 530 0,359
12 533 0,336
13 536 0,308
14 539 0,284
Kurva Absorbansi vs
0.5

0.4

0.3
y
0.2

0.1

0
490 500 510 520 530 540 550

F. ANALISIS DATA
Berdasarkan data pengamatan diatas, dapat dialurkan menjadi sebuah kurva
antara Absorbansi (sebagai sumbu y) terhadap panjang gelombang (sebagai sumbu x).
Berikut adalah kurva hasil absorbansi larutan CoCl2 dengan menggunakan
spektrosfotometer digital (Kurva 1) dan spektrosfotometer jarum (Kurva 2) :

1. Kurva Absorbansi vs
0.5

0.4

0.3

0.2 y

0.1

0
490 500 510 520 530 540 550

2. Kurva Absorbansi vs
0.5
0.4
Absorbansi

0.3
0.2
y
0.1
0
490 500 510 520 530 540 550
Panjang Gelombang ()
Berdasarkan kurva tersebut, diperoleh maksimal larutan CoCl2 pada panjang
gelombang 512 dengan nilai absorbansi 0,430 (spektrosfotometer digital) dan 515
dengan nilai absorbansi 0,4685 (spektrosfotometer jarum). Panjang gelombang
maksimum merupakan panjang gelombang pada saat larutan CoCl2 melakukan
penyerapan panjang gelombang secara maksimal.

G. DISKUSI / PEMBAHASAN

Pada percobaan ini, dilakukan pengenalan alat spektrofotometer serta cara


mengoperasikannya ; percobaan matching kuvet, dan pembuatan spektrum serapan.
Alat spektrofotometer yang digunakan terdiri dari 2 macam, yaitu spektrofotometer
digital dan spektrofotometer jarum atau manual.
Percobaan pertama adalah mengkalibrasi alat spektrofotometer sebelum
digunakan untuk menganalisis. Kalibrasi ini bertujuan agar alat spektrofotometer
dapat digunakan dengan baik, sehingga menghasilkan data yang handal dan valid.
Selain itu, untuk mengetahui letak kesalahan atau kerusakan alat secara dini sehingga
dapat diperbaiki sebelum alat mengalami kerusakan parah. Kalibrasi dilakukan
dengan menggunakan aquades sebagai blanko.
Percobaan kedua adalah matching kuvet. Matching kuvet dilakukan untuk
mengetahui apakah kuvet yang digunakan mempunyai diameter (nilai b) yang sama.
Hal ini perlu dilakukan, karena berdasarkan Hukum Lambert-Beer, diameter kuvet
mempengaruhi besarnya nilai Absorbansi. Mengukur diameter kuvet dapat dilakukan
dengan cara pengukuran dengan penggaris atau dari data.
Pada percobaan ini, disiapkan empat buah kuvet, satu kuvet diisi aquades
sebagai blanko dan tiga kuvet lainnya diisi larutan CoCl2 hingga tanda batas kuvet.
Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 510 nm. Langkah pertama,
aquades sebagai blanko dimasukkan ke dalam alat, kemudian ditekan 0 ABS 100% T
(Keterangan: 0% T diukur saat kuvet dalam keadaan kosong dan 100% T diukur saat
kuvet dalam keadaan terisi larutan), dan ditunggu sampai keluar setting-blank .
Selanjutnya, Larutan blanko dikeluarkan, diganti dengan larutan CoCl2 dan dicatat
nilai absorbansinya. Diulangi percobaan dengan memasukkan larutan blanko kembali
dan diganti dengan kuvet yang berisi larutan CoCl2 yang lain dan dicatat nilai
absorbansinya.
Kemudian dipilih dua kuvet dengan nilai absorbansi yang sama untuk
digunakan dalam percobaan spektrum serapan, yakni sebesar 0,4685 untuk
spektrofotometer digital dan 0,425 untuk spektrofotometer manual. Percobaan
spektrum serapan digunakan untuk mengetahui panjang gelombang saat zat
melakukan penyerapan panjang gelombang secara maksimal ( maks). Pada
percobaan ini, dilakukan pengukuran absorbansi larutan CoCl2 pada panjang
gelombang 500-540 (dengan rentang 3 untuk spektrofotometer digital dan rentang 5
untuk spektrofotometer manual). Untuk spektrofotometer manual diperoleh data
transmitan, sehingga harus dirubah kedalam data absorbansi untuk dibuat kurva antara
data absorbansi vs panjang gelombang. Sehingga panjang gelombang maksimum
dapat diperoleh.

H. TUGAS

1. Pada rumusan T= , kapan Anda memperoleh P dan Po?

2. Mengapa harus dilakukan matching kuvet?


3. Tuliskan bagian-bagian penting alat spektrofotometer serta fungsi masing-masing.
Termasuk jenis berkas tunggal atau rangkapkah spektrofotometer yang Anda
digunakan? Apa beda keduanya dan tuliskan keunggulan dan kelemahan masing-
masing?
4. Apa fungsi spektrum serapan? Bagaimana komentar Anda jika dalam suatu
penelitian tidak dilakukan pembuatan spektrum serapan suatu zat?

I. JAWABAN PERTANYAAAN

1. P diperoleh pada saat cahaya/ energi yang datang dapat melewati blanko
(aquades), sedangkan Po diperoleh pada saat cahaya/ energi yang datang melewati
sampel.
2. Matching kuvet dilakukan untuk mengetahui apakah kuvet yang digunakan
mempunyai diameter (nilai b) yang sama. Hal ini perlu dilakukan, karena menurut
hukum Lambert-Beer, nilai A berbanding lurus dengan nilai b dan C (konsentrasi
larutan).
Hukum Lambert-Beer : A = a. b .C
3. A. Bagian-bagian penting alat spektrofotometer:
Sumber sinar
Penyedia radiasi sinar (polikromatis) (biasanya lampu wolfram).
Sistem monokromator
Mengubah gelombang cahaya polikromatik menjadi monokromatik.
Kuvet
Sebagai tempat menaruh larutan sampel dan blanko ke dalam berkas cahaya
spektrofotometer..
Detektor
Mengubah isyarat radiasi menjadi isyarat listrik.
Read out
Mengubah sinyal-sinyal listrik dari detektor menjadi numerik yang dapat dibaca
dalam bentuk Transmittan atau Absorbansi.

B. Alat spektrofotometer yang gunakan merupakan jenis spektofotometer berkas


tunggal. Karena spektofotometer berkas tunggal, mempunyai kelebihan harga
yang lebih murah dan cocok serta baik untuk analisa kualitatif.

Perbedaan dari spektrofotometer berkas tunggal dan rangkap, sebagai


berikut :

Spektrofotometer Berkas Spektrofotometer Berkas


Tunggal Rangkap
Penentuan spektrum serapan Secara otomatis, sehingga
secara manual, sehingga waktu yang diperlukan lebih
waktu yang diperlukan lebih sedikit (hemat waktu)
banyak
Harga lebih murah Harga lebih mahal
Cocok dan baik untuk analisis Cocok dan baik untuk analisis
kualitatif kuantitatif, karena lebih
akurat.
Spektrofotometer Berkas Tunggal
Spektrofotometer jenis ini hanya memiliki satu berkas sinar, sehingga dalam
pengukuran sampel dan larutan blanko harus dilakukan secara bergantian dengan sel
yang sama. Jadi pengukuran absorbansi blanko terlebih dahulu, kemudian larutan.
Skemanya sebagai berikut :

Spektrofotometer Berkas Ganda

Dalam spektrosfotometer ini, cahaya terbagi ke dalam dua arah atau berkas.
Berkas cahaya pertama melewati sel pembanding dan melewati sel sampel. Berkas
cahaya kemudian bergabung kembali dan selanjutnya masuk ke detektor. Detektor
merespon cahaya netto dari kedua arah. Nilai blanko dapat langsung diukur
bersamaan dengan larutan yang diinginkan dalam satu kali proses yang sama.
Skemanya adalah sebagai berikut:

4. Kegunaan dari spektrum serapan adalah untuk mengetahui apakah panjang


gelombang saat zat melakukan penyerapan panjang gelombang secara maksimal.
Jika dalam percobaan tidak dilakukan pembuatan spektrum serapan, maka kita
tidak dapat mengetahui maksimal, sehingga tidak terjadi penyerapan maksimum
zat karena konsentrasi zat yang diperoleh tidak mendekati sebenarnya.
J. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Komponen penting dari alat spektrofotometer adalah sumber sinar, sistem
monokromator, kuvet, detektor, dan read out.
2. Perlu dilakukan kalibrasi sebelum mengoperasikan alat spektrofotometer dan
melakukan matching kuvet untuk mengetahui persamaan diameter kuvet.
3. Tujuan dibuat spektrum serapan untuk mengetahui panjang gelombang saat
zat melakukan penyerapan panjang gelombang secara maksimal (panjang
gelombang maksimum / maks).
4. maks pada panjang gelombang 415 dengan nilai absorbansi 0,4685 (Dengan
Spektroskopi Manual / Jarum) dan 412 dengan nilai absorbansi 0,430 (Dengan
Spektroskopi Digital)

K. DAFTAR PUSTAKA

Adzhar, ruvict. 2012. Analisa dengan Spektrofotometri Sinar Tampak,


(online), (http://ruvictazhar.blogspot.co.id/2012/04/analisa-dengan-spektrofotometri-
sinar.html), diakses pada tanggal 27 Jnuari 2016.

Buku Petunjuk Praktikum Analisis Spektrofotometri, Jurusan Kimia, ITB.


Bandung.

Fritz, J.S. and G.H. Schenk. 1979. Quantitative Analutical Chemistry, 4th Ed.
Boston:Allyn and Bacon, Inc.

Purba, Imfrantoni. 2012. Laporan Praktikum Spektrofotometri, (online),


(http://imfran-imfranpurba.blogspot.co.id/2012/04/laporan-kimia-analitik-
spektrofotometri.html), diakses pada tanggal 27 Januari 2016.

Tim dosen. 2017. Petunjuk Praktikum Analisis Instrumentasi. Malang :


FMIPA UM

Anda mungkin juga menyukai