ANALISIS INSTRUMENTASI
Disusun Oleh:
KELOMPOK 1 (OFF H)
A. TUJUAN
Mengetahui komponen utama spektrofotometer, cara mengoperasikan, cara
melakukan matching kuvet, dan membuat spektrum serapan.
B. DASAR TEORI
Spektrofotometri merupakan metoda analisa didasarkan pada pengukuran
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang
gelombang spesifik. Dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi
dengan detector fototube. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan
atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Prinsip kerja
spektrofotometri berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya
monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut
diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Besarnya
Ia oleh media tergantung pada kepekatan dan jenis media serta panjang media yang
dilalui. Biasanya panjang media sudah tetap dalam suatu alat. (Adzhar, 2012)
Komponen utama spektrofotometer prinsipnya dapat digambarkan seperti
diagram blok sebagai berikut :
1. Sumber sinar
Penyedia radiasi sinar (polikromatis) (biasanya lampu wolfram).
2. Sistem monokromator
Mengubah gelombang cahaya polikromatik menjadi monokromatik.
3. Kuvet
Sebagai tempat menaruh larutan sampel dan blanko ke dalam berkas cahaya
spektrofotometer.
Syarat-syarat yang harus dimiliki kuvet sebagai berikut:
Tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan semua cahaya
Tidak rapuh
Permukaannya secara optis harus benar-benar sejajar.
Tidak bereaksi dengan bahan-bahan kimia.
Terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung.
4. Detektor
Detektor berfungsi mengubah isyarat radiasi menjadi isyarat listrik.
Syarat-syarat yang harus dimiliki detektor sebagai berikut:
Kepekaan yang tinggi.
Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi.
Respon konstan pada berbagai panjang gelombang
Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
5. Read out
Mengubah sinyal-sinyal listrik dari detektor menjadi numerik yang dapat dibaca
dalam bentuk Transmittan atau Absorbansi.
Alat akan mengukur nilai P(Intensitas) dan Po (Intensitas) dan melalui sistem
prosesor, akan diubah menjadi besaran transmitansi (T) dan absorbansi (A) yang
memiliki rumusan sebagai berikut:
=
= =
Kuvet
Peralatan gelas lainnya
2. BAHAN
Larutan CoCl2 0,1 M
D. CARA KERJA
1. Kalibrasi
Mengikuti petunjuk alat untuk mengkalibrasi 0% T dan 100% T dengan
menggunakan akuades.
2. Matcing kuvet
a. Disiapkan 3 kuvet.
b. Disiapkan larutan CoCl2.
c. Diatur posisi 0% T dan 100% T.
d. Diukur % T larutan CoCl2 dengan menggunakan kuvet-kuvet yang disediakan.
Tandai kuvet yang menghasilkan % T yang sama.
E. DATA PENGAMATAN
1. Cara Kalibrasi Alat Spektrosfotometer
Spektrosfotometer Digital
a. Disiapkan kuvet berisi aquades sebagai blanko (pengisian larutan hingga tanda
batas segitiga)
b. Alat Spektrosfotometer dihidupkan dan ditunggu hingga muncul kalimat
setting blank
c. Kuvet berisi aquades dimasukkan
Diketahui : C = 0,1 M
A = 0,4685
0 = 5,421 1 ( ; 512)
Ditanya : b?
Jawab :
A= b.C
0,430
= .C
= 5,421 1 0,1
= , cm
Diketahui : C = 0,1 M
A = 0,4685
0 = 5,421 1 ( ; 512)
Ditanya : b?
Jawab :
A= b.C
0,4685
= = = , cm
.C 5,421 1 0,1
KUVET T A (-logT/100)
KE-1 34 0,4685
KE-2 35 0,4559 Kuvet yang
digunakan untuk
KE-3 34 0,4685
membuat
KE-4 34 0,4685 spektrum serapan
b. Menggunakan Spektroskopi Digital
KUVET A
KE-1 0,430
KE-2 0,424
Kuvet yang
KE-3 0,439 digunakan untuk
KE-4 0,404 membuat
spektrum serapan
KE-5 0,424
KE-6 0,421
NO T A
1 500 37 0,4317
2 505 36 0,4437
3 510 35 0,4559
4 515 34 0,4685 Maks
5 520 36 0,4437
6 525 38 0,4202
7 530 41 0,3872
8 535 42 0,3768
9 540 50 0,3010
Kurva Absorbansi vs
0.5
0.45
0.4
0.35
Absorbansi 0.3
0.25
0.2 y
0.15
0.1
0.05
0
490 500 510 520 530 540 550
Panjang Gelombang ()
NO A
1 500 0,403
2 503 0,415
3 506 0,423
4 509 0,428
5 512 0,430 Maks
6 515 0,270
7 518 0,417
8 521 0,490
9 524 0,395
10 527 0,381
11 530 0,359
12 533 0,336
13 536 0,308
14 539 0,284
Kurva Absorbansi vs
0.5
0.4
0.3
y
0.2
0.1
0
490 500 510 520 530 540 550
F. ANALISIS DATA
Berdasarkan data pengamatan diatas, dapat dialurkan menjadi sebuah kurva
antara Absorbansi (sebagai sumbu y) terhadap panjang gelombang (sebagai sumbu x).
Berikut adalah kurva hasil absorbansi larutan CoCl2 dengan menggunakan
spektrosfotometer digital (Kurva 1) dan spektrosfotometer jarum (Kurva 2) :
1. Kurva Absorbansi vs
0.5
0.4
0.3
0.2 y
0.1
0
490 500 510 520 530 540 550
2. Kurva Absorbansi vs
0.5
0.4
Absorbansi
0.3
0.2
y
0.1
0
490 500 510 520 530 540 550
Panjang Gelombang ()
Berdasarkan kurva tersebut, diperoleh maksimal larutan CoCl2 pada panjang
gelombang 512 dengan nilai absorbansi 0,430 (spektrosfotometer digital) dan 515
dengan nilai absorbansi 0,4685 (spektrosfotometer jarum). Panjang gelombang
maksimum merupakan panjang gelombang pada saat larutan CoCl2 melakukan
penyerapan panjang gelombang secara maksimal.
G. DISKUSI / PEMBAHASAN
H. TUGAS
1. Pada rumusan T= , kapan Anda memperoleh P dan Po?
I. JAWABAN PERTANYAAAN
1. P diperoleh pada saat cahaya/ energi yang datang dapat melewati blanko
(aquades), sedangkan Po diperoleh pada saat cahaya/ energi yang datang melewati
sampel.
2. Matching kuvet dilakukan untuk mengetahui apakah kuvet yang digunakan
mempunyai diameter (nilai b) yang sama. Hal ini perlu dilakukan, karena menurut
hukum Lambert-Beer, nilai A berbanding lurus dengan nilai b dan C (konsentrasi
larutan).
Hukum Lambert-Beer : A = a. b .C
3. A. Bagian-bagian penting alat spektrofotometer:
Sumber sinar
Penyedia radiasi sinar (polikromatis) (biasanya lampu wolfram).
Sistem monokromator
Mengubah gelombang cahaya polikromatik menjadi monokromatik.
Kuvet
Sebagai tempat menaruh larutan sampel dan blanko ke dalam berkas cahaya
spektrofotometer..
Detektor
Mengubah isyarat radiasi menjadi isyarat listrik.
Read out
Mengubah sinyal-sinyal listrik dari detektor menjadi numerik yang dapat dibaca
dalam bentuk Transmittan atau Absorbansi.
Dalam spektrosfotometer ini, cahaya terbagi ke dalam dua arah atau berkas.
Berkas cahaya pertama melewati sel pembanding dan melewati sel sampel. Berkas
cahaya kemudian bergabung kembali dan selanjutnya masuk ke detektor. Detektor
merespon cahaya netto dari kedua arah. Nilai blanko dapat langsung diukur
bersamaan dengan larutan yang diinginkan dalam satu kali proses yang sama.
Skemanya adalah sebagai berikut:
K. DAFTAR PUSTAKA
Fritz, J.S. and G.H. Schenk. 1979. Quantitative Analutical Chemistry, 4th Ed.
Boston:Allyn and Bacon, Inc.