Anda di halaman 1dari 6

Praktikum Kalibrasi Alat TA 2020/2021

DIII Analisis Kimia UII


Kelas : B Shift: 2

KALIBRASI SPEKTROFOTOMETER UV Vis SINGLE BEAM


DAN DOUBLE BEAM

Risha Nanda Devky Octavia (1823190)

Program Studi DIII Analisis Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Islam Indonesia, Jl. Kaliurang No.KM. 14,5, Besi, Umbulmartani, Kec. Ngemplak, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55584

ARTIKEL INFO ABSTRAK


Received : Spektrofotometer memiliki prinsip pengukuran yaitu berdasarkan
Revised : sinar yang dilewatkan melalui panjang gelombang yang diketahui
dan dilewatkan melalui suatu larutan contoh serta mengukur
Published :
energi absorbansinya sebagai suatu fungsi sinar yang
Kata Kunci : Kalibrasi, ditransmisikan pada panjang gelombang. Kalibrasi menentukan
Spektrofotometer UV Vis, perbedaan (deviasi) antara pembacaan alat ukur dengan bahan
ukur (sebagai standar) dengan (taksiran) nilai benar. Tujuan
kalibrasi spektrofotometer adalah untuk mengetahui nilai
perbedaan dari pembacaan alat denganmembandingkan nilai
standar, sehingga dapat menjamin data yang diperoleh benar dan
valid. Hasil yang diperoleh dari data kalibrasi spektrofotometer
yang telah dilakukan yaitu pada teknik kurva kalibrasi didapat
hasil y=0,0474×+0,0005 dengan nilai regresi (R 2) sebesar 0,9998
dan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,9998. Hasil yang
diperoleh untuk LOD sebesar 0,5597 mg/L dan untuk LOQ
sebesar 1,8658 mg/L dengan nilai presisi, % RSD pada ʎ 600 nm,
ʎ 650 nm, ʎ 700 nm, dan ʎ 750 nm beturut-turut yaitu sebesar
0,58 %; 0,00 %; 0,08 %; dan 0,00 %. Hasil yang diperoleh pada
nilai akurasi, % trueness pada ʎ 600 nm, ʎ 650 nm, ʎ 700 nm, dan
ʎ 750 nm beturut-turut yaitu sebesar 7,35 %; 24,00 %; 55,03 %;
dan 86,13 %. Berdasarkan data hasil yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa pada nilai koefisien korelasi, LOD dan LOQ,
nilai presisi, dan nilai akurasi pada ʎ 750 nm dinyatakan data baik
dan valid sehingga memenuhi kriteria yang ditetapkan
(memenuhi syarat keberterimaan).

1. PENDAHULUAN
Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan
oleh instrumen pengukur atau sistem pengukuran dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang
berkaitan dari besaran-besaranyang diukur dalam kondisi tertentu. Sedangkan defenisi kalibrasi
menurut Dewan Standarisasi Nasional (DSN/1990) adalah suatu kegiatan untuk menentukan
kebenaran konvensional penunjukan instrument ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan
terhadap standar nasional dan/atau internasional. Selain itu, kalibrasi juga dapat dikatakan sebagai
kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukan alat ukur dan/atau bahan ukur
(363/Menkes/Per/IV/1998).
Tujuan kalibrasi adalah menentukan deviasi atau penyimpangan kebenaran nilai konvensional
penunjukkan suatu instrumen ukur, menjamin hasil hasil pengukuran sesuai dengan standar nasional
ataupun standar internasional. Manfaat kalibrasi adalah menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan
ukur agar tetap sesuai dengan spesifikasinya (Fatimah, 2003).
Spektrofotometer UV-Vis merupakan teknik analisis spektroskopi dengan menggunakan sumber
radiasi elektromagnetik dan sinar tampak dengan menggunakan instrument. Spektrofotometer UV-Vis
banyak digunakan untuk penentuan konsentrasi senyawa-senyawa yang dapat menyerap radiasi pada
daerah ultraviolet (200–400 nm) atau daerah sinar tampak (400–800 nm) (Sastrohamidjojo, 1991).
Analisis dengan instrument ini dilakukan dengan penentuan absorbansi dari larutan sampel yang
diukur. Spektrofotometer mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang
gelombang. Kalibrasi yang diperlukan pada spektrofotometer adalah panjang gelombang dan
absorbansi.
Jenis-jenis Spektrofotometer berdasarkan pada daerah spektrum yang akan dieksporasi terdiri dari
spektrofotometer sinar tampak (visible) serta gabungan spektrofotometer sinar tampak (visible) dan
ultraviolet (UV), sedangkan berdasarkan teknik optika sinar terdiri dari spektrofotometer optika sinar
tunggal (Single Beam Optic) dan spektrofotometer optika sinar ganda (Double Beam Optic).
Spektofotometer Optika Sinar Ganda (Double Beam Optic), cahaya terbagi melewati sel pembanding,
dan cahaya yang lainnya melewati sel sampel/ berkas cahaya kemudian bergabung kembali, masuk ke
detektor, dan detektor merespon cahaya netto dari kedua arah. Double beam digunakan pada panjang
gelombang 190-750 nm (Triyati, 1985).

2. METODE
2.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam kalibrasi spektrofotometer UV Vis yaitu seperangkat alat
spektrofotometer UV Vis single beam; seperangkat alat spektrofotometer UV Vis double beam; labu
takar 10 mL, 20 mL dan 100 mL; timbangan analitik; gelas beker 100 mL; oven. Bahan
yangdigunakan dalam kalibrasi spektrofotometer UV Vis yaitu kalium dikromat; asam sulfat 0,005
M; CuSO4. 5H2O; H2SO4 1%; akuades.

2.2. Cara kerja


2.2.1. Kalibrasi fotometri dengan K2Cr2O7 60 mg/L
Kalium dikromat (K2Cr2O7) sebanyak 60 mg ± 0,6 g ditimbang dan dimasukkan dalam 1
liter H2SO4 0,005 M. Diukur absorbansi dari K 2Cr2O7 60mg/L sebanyak 6 kali pada panjang
gelombang 235, 257, 313 dan 350 nm dan ditentukan nilai presisi untuk larutan K 2Cr2O7.
2.2.2. Penentuan linieritas pada panjang gelombang 350 nm
Larutan K2Cr2O7 dengan konsentrasi 10, 20, 30, 40, 50, 60 dan 70 mg/L dibuat dan
diukur masing-masing sebanyak 6 kali pada panjang gelombang 350 nm. Rata-rata absorbansi
dihitung setiap konsentrasi dan ditentukan linieritas (r) dari hasil pengukuran absorbansi
tersebut.
2.2.3. Pembuatan larutan CuSO4. 5H2O 20,0 g/L dalam 1% H2SO4
CuSO4. 5H2O sebanyak 20,0 g ditimbang dan dimasukkan kedalam 1 Liter 1% H 2SO4.
2.2.4. Penentuan pola panjang gelombang dan serapan/absorbansi CuSO4. 5H2O 20,0 g/L
Alat spektrofotometer UV-Vis double beam dinyalakan dan dihidupkan sumber radiasi
yang hanya untuk daerah visible (wolfram atau tungsten). Alat spektrofotometer UV Vis diatur
panjang gelombang antara 400-800 nm. Blanko diletakkan dikedua kompartemen (tempat
kuvet) dan diukur garis dasar atau base line. Larutan standar CuSO4. 5H2O 20,0 mg/L
dimasukkan ke dalam kuvet dan diukur pada panjang gelombang 400-800 serta dilihat pola
panjang gekombangnya. Ditentukan serapan/absorbansinya pada panjang gelombang 600, 650,
700 dan 750 nm dan diulangi langkah sebanyak 3 kali setiap pengukurannya.

3. HASIL PRAKTIKUM
Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan untuk menetapkan hubungan, dalam kondisi tertentu antara
suatu nilai besaran yang ditunjukan oleh peralatan ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang
dipresentasikan oleh bahan ukur atau bahan acuan dengan nilai terkait yang direalisasikan oleh standar
(Vocabulary of Basic and General Teams in Metrology-VIM, 1993). Kalibrasi menentukan perbedaan
(deviasi) antara pembacaan alat ukur atau bahan ukur (yang digunakan sebagai standar) dengan
(taksiran) nilai benar.
Spektrofotometer UV-VIS adalah salah satu metode instrumen yang paling sering diterapkan dalam
analisis kimia untuk mendeteksi senyawa (padat/cair) berdasarkan absorbansi foton, agar sampel dapat
menyerap foton pada daerah UV-VIS (panjang gelombang foton 200 nm – 700 nm), biasanya sampel
harus diperlakukan atau derivatisasi, misalnya penambahan reagen dalam pembentukan garam
kompleks dan lain sebagainya. Unsur diidentifikasi melalui senyawa kompleksnya.
Tujuan kalibrasi spektrofotometer adalah untuk mengetahui nilai perbedaan dari pembacaan alat
dengan membandingkan nilai standar, sehingga dapat menjamin data yang diperoleh benar dan valid.
Oleh karena itu, perlu dilakukan kalibrasi panjang gelombang dan absorban pada spektrofotometer agar
pengukuran yang di dapatkan lebih teliti. Adapun parameter yang digunakan pada percobaan ini yaitu,
sebagai berikut:
1.1. Pola Panjang Gelombang
Gambar 1. Penetuan pola panjang gelombang

1.2. Linearitas
Linieritas diperoleh dengan dilakukan pengukuran absorbansi larutan sampel. Tujuan
dilakukannya pengukuran ini adalah untuk memperoleh persamaan garis regresi dari kurva
kalibrasi yang dibuat. Uji linearitas dinyatakan sebagai koefisien korelasi (r). Hasil pengukuran
dapat dilihat pada Gambar 2

Gambar 2. Penentuan lineritas dengan Spektrofotometri UV-Vis

Berdasarkan Gambar 2. dapat diketahui persamaan garis liniear adalah y=0,0474×+0,0005


dengan nilai regresi R2 = 0,9998 dan r= 0,9998. Panggabean (2014) menyatakan bahwa sebagai
parameter terdapatnya kaitan linear digunakan koefisien (r) pada pengujian regresi linier y = a +
bx. Persyaratan yang memenuhi kriteria untuk koefisien korelasi ialah sebesar r≥ 0,995. Nilai r =
0,9998 menyatakan bahwa hasil data linieritas dinyatakan tidak valid dan tidak terbentuk korelasi
antara konsentrasi dan absorbansi.
1.3. LOD dan LOQ
Uji limit deteksi (LOD) dan limit kuantisasi (LOQ) dilakukan secara statistik menggunakan
kurva standar ammonia yang telah diperoleh pada uji linearitas sebelumnya. Penentuan LOD dan
LOQ dapat ditentukan dengan kurva kalibrasi. Adapun hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel
1.
Tabel 1. Penentuan LOD dan LOQ

1.4. Presisi
Presisi atau precision ialah derajat kemiripan antara hasil uji individual yang diukur dengan
penyebaran hasil individual berdasarkan rata-rata bila prosedur dilakukan secara berulang
terhadap sampel yang diperoleh dari campuran yang telah homogen. Presisi diukur sebagai
simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien variansi). Precision dapat dinyatakan
sebagai repeatability (keterulangan) atau reproducibility (kebolehulangan).

Tabel 2. Penentuan Presisi


Hasil presisi dinyatakan baik apabila nilai % RSD kurang atau sama dengan 2%. Hasil uji
presisi menunjukkan bahwa % RSD pada ʎ 600 nm, ʎ 650 nm, ʎ 700 nm, dan ʎ 750 nm beturut-
turut yaitu sebesar 0,58 %; 0,00 %; 0,08 %; dan 0,00 % sehingga dapat disimpulkan bahwa data
yang diperoleh memiliki nilai presisi yang baik dan data dapat dinyatakan valid.
1.5. Akurasi
Akurasi merupakan nilai yang menunjukkan derajat kemiripan sebuah hasil analisis
dibandingkan dengan keadaan kadar yang sebenarnya dari analit. Akurasi juga dijelaskan sebagai
% trueness dari analit yang dilakukan penambahan di dalamnya. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa % trueness pada ʎ 600 nm, ʎ 650 nm, ʎ 700 nm, dan ʎ 750 nm beturut-turut
yaitu sebesar 7,35 %; 24,00 %; 55,03 %; dan 86,13 %. Hasil akurasi dinyatakan baik apabila
diperoleh nilai dengan rentang 85-115%, maka dapat disimpulkan bahwa pada percobaan ini hasil
uji akurasi pada ʎ 600 nm, ʎ 650 nm, dan ʎ 700 nm tidak bisa masuk dalam rentang yang
ditetapkan sehingga data dapat dinyatakan tidak valid, tetapi pada ʎ 750 nm masuk dalam rentang
sehingga dinyatakan nilai akurasi baik dan data dinyatakan valid.

Tabel 3. Penentuan Akurasi


4. KESIMPULAN
Prinsip pengukuran dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis adalah berdasarkan
sinar yang dilewatkan melalui panjang gelombang yang diketahui dan dilewatkan melalui suatu
larutan contoh serta mengukur energi absorbansinya sebagai suatu fungsi sinar yang ditransmisikan
pada panjang gelombang. Tujuan kalibrasi spektrofotometer adalah untuk mengetahui nilai perbedaan
dari pembacaan alat dengan membandingkan nilai standar, sehingga dapat menjamin data yang benar
dan valid. Hasil yang diperoleh dari data percobaan yaitu pada teknik kurva kalibrasi didapat hasil
y=0,0474×+0,0005 dengan nilai regresi (R2) sebesar 0,9998 dan nilai koefisien korelasi (r) sebesar
0,9998. Hasil yang diperoleh untuk LOD sebesar 0,5597 mg/L dan untuk LOQ sebesar 1,8658 mg/L
dengan nilai presisi, % RSD pada ʎ 600 nm, ʎ 650 nm, ʎ 700 nm, dan ʎ 750 nm beturut-turut yaitu
sebesar 0,58 %; 0,00 %; 0,08 %; dan 0,00 %. Hasil yang diperoleh pada nilai akurasi, % trueness pada
ʎ 600 nm, ʎ 650 nm, ʎ 700 nm, dan ʎ 750 nm beturut-turut yaitu sebesar 7,35 %; 24,00 %; 55,03 %;
dan 86,13 %. Berdasarkan data hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pada nilai koefisien
korelasi, LOD dan LOQ, nilai presisi, dan nilai akurasi pada ʎ 750 nm dinyatakan data baik dan valid
sehingga memenuhi kriteria yang ditetapkan (memenuhi syarat keberterimaan).

Daftar Pustaka

363/Menkes/Per/IV/1998, P. M. 1998. Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan pada Sarana Pelayanan
Kesehatan. Jakarta: Menteri Kesehatan.
Fatimah, Soja. 2003. Kalibrasi dan Perawatan Spektrofotometer UV-VIS. Bandung: FMIPA UPI.
ISO Guide 99:1993. International vocabulary of basic and general terms in metrology (VIM)
Sastrohamidjojo, H. 1991. Kromatografi, Edisi II. Yogyakarta: Liberty.
Triyati, E. 1985. Spektrometer Ultra-Violet dan Sinar Tampak Serta Aplikasinya dalam Oseanologi. Jurnal
Oseanologi. 1, 39-47.

Anda mungkin juga menyukai