Anda di halaman 1dari 17

EXHAUST DRAIN MBO (METHYL BLACK OXIDE) PLANT

DIMETHYL TIN DICHLORIDE

Disusun oleh :

Gelar Ardyan R
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................. i


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 3
2.1. Profil Perusahaan ......................................................................................... 3
2.1.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Timah Industri............................... 3
2.1.2 Visi dan Misi PT. Timah Industri ........................................................ 4
2.1.3 Tugas dan Fungsi Pokok PT.Timah Industri ..................................... 4
2.2 Timah ............................................................................................................. 4
2.3 DMT (Dimethyl Tin) .................................................................................... 5
2.4 MBO (Methyl Black Oxide)......................................................................... 6
2.5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................................................ 6
BAB III PERANCANGAN & UJI COBA ................................................................ 9
3.1 Konsep Awal ................................................................................................. 9
3.2 Drawing ......................................................................................................... 9
3.3 Pembuatan Prototype................................................................................. 11
3.4 Pengujian (Trial) ........................................................................................ 12
3.5 Spesifikasi Alat ........................................................................................... 13
3.6 Skema Piping .............................................................................................. 13
BAB V KESIMPULAN & SARAN ......................................................................... 15
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 15
5.2 Saran ............................................................................................................ 15

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri kimia melibatkan suatu proses di dalam nya dimana terdapat rangkaian
proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi agar mempunyai nilai ekonomi
yang lebih tinggi. Dalam pelaksanaan prosesnya, diperlukan peralatan yang seringkali
membutuhkan sistem pengendali secara otomatis dalam setiap kondisi. Proses kendali
di industri kimia berlangsung secara dinamik, yaitu variabel-variabel yang
menentukan terjadinya proses itu berubah-ubah terhadap waktu. Hal ini diperlukan
untuk menjaga kestabilan proses agar didapat hasil yang optimal.
Selama proses pengolahan pada industri kimia selain terciptanya produk
tentunya akan dihasilkan juga suatu produk samping hasil dari proses baik itu berupa
cairan, padatan maupun gas. Dalam beberapa industry kimia, produk samping yang
dihasilkan ada yang menguntungkan dan ada juga yang membahayakan, tidak
menutup kemungkinan memiliki sifat B3 maka dari itu Produk samping yang
berbahaya buangan dari proses kimia ini tentunya harus diberikan suatu penanganan
sebelum dilepas kelingkungan hal ini harus sesuai dengan regulasi yang sudah dibuat
oleh kementerian lingkungan hidup dan kehutanan. Terdapat beberapa cara yang yang
biasa dilakukan dalam penanganan produk samping yang berbahaya buangan industri
kimia diantaranya adalah proses scrubber, pada unit scrubber ini berfokus pada
penanganan limbah gas dari suatu industry kimia.
PT. Timah Industri merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Timah
(persero) Tbk yang merupakan produsen dan pengekspor timah terbesar di dunia. PT.
Timah Industri melakukan pengembangan produk petrokimia dalam bidang stabilizer
berbahan baku logam timah bebas timbal yang digunakan sebagai bahan aditif
tambahan dalam pembuatan pipa PVC (polivinil klorida) dan produk lainnya yang
berbahan utama PVC (polivinil klorida), Dalam memenuhi kebutuhan bahan baku

1
untuk pembuatan tin stabilizier, PT. Timah Industri mendirikan beberapa plant lainnya
seperti Plant DMT (Intermediate) dan Plant SnCl4. Sebagai upaya untuk selalu
mencapai hasil maksimal di setiap plant maupun product utamanya tentunya
dilakukan pengembangan dan improvisasi proses dari yang ada dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada Plant DMT (intermediate) dihasilkan suatu produk samping dari hasil
proses, produk samping ini Bernama Methyl Black Oxide (MBO) berfasa cairan
namun cepat mengeras ketika didiamkan disuhu ruang, selain dari MBO itu
berbarengan keluar juga limbah gas, limbah gas ini tentunya masih mengandung
chlorine dan gas lainnya, sehingga dibutuhkan dulu proses penanganan sebelum boleh
di lepas ke lingkungan. Maka dari itu penting sekali untung memastikan gas keluaran
dari drain MBO itu tidak ada yang lepas kelingkungan secara langsung, perlu diproses
dulu di unit scrubber untuk memastikan gas nya sudah memenuhi regulasi boleh
dilepas kelingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang di uraikan diatas yaitu:
1. Terjadi penumpukan gas hasil drain MBO didalam plant
2. Terjadi spill/ceceran cairan saat proses drain MBO
3. Terjadi kemungkinan bahaya saat melakukan drain MBO
4. Kualitas udara di sekitar plant tercemar dan dapat menimbulkan effect kesehatan

1.3 Tujuan

1. Menyerap gas hasil proses drain MBO


2. Menjaga kebersihan alat dan lingkungan kerja
3. Memastikan keselamatan operator dalam melakukan proses drain MBO

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Profil Perusahaan


2.1.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Timah Industri
PT. TIMAH Industri adalah salah satu anak perusahaan dari PT. Timah
(persero) Tbk, yang berdiri pada tahun 2009, PT.Timah Tbk, merupakan salah
satu produsen dan pengekspor timah terbesar di dunia. Melalui PT.Timah
industri mulai dilakukan pengembangan petrokimia dalam bidang
STABILIZER dari bahan baku logam timah berupa timah bebas timbal yang
digunakan sebagai stabilizer atau bahan tambahan adiktif dalam pembuatan
pipa PVC dan produk lainnya yang berbahan utama PVC. Sadar akan kesehatan
dan kerusakan lingkungan yang disebaban oleh penggunaan lead atau timah
hitam membuat PT Timah Industri melakukan pengambangan produknya
berupa Tin Based Tin Chemical. PT. Timah Industri menghasilkan beberapa
produk yang berbasis industri Tin Based Tin Chemical yang pokok utamanya
menjadi 3 Prodak yaitu BANKASTAB yaitu senyawa timah organik berupa
DMT-5xx series (Dimethyltin Dicloride Solution), MT-5xx series (methyltin
mercaptida TGA based STABILIZER) dan MT-7xx (methyltin mercaptida RE
based STABILIZER). BANKASTANNIC yaitu senyawa anorganik dimana
timah padat (Sn) diubah menjadi timah cair (SnCl) dengan tambahan gas Cl
sehingga produk berubah menjadi cair. BANKAESA yang merupakan produk
timah terbesar untuk memenuhi kebutuhan timah dunia berupa solder bar
extrude, solder bar casting, solder ware, solder paste, solder ball, dan solder half
bal (Nidanurrohman, 2017). Laboratorium yang tersedia di PT.Timah industri
meliputi laboratorium basah, laboratorium instrument, dan laboratorium
aplikasi dimana setiap laboratoriunya meiliki peranan dan fungsinya masing
masing. Laboratorium basah digunakan untuk analisis harian yang meliputi uji
sulful, uji bilangan asam, uji Cl dan uji ammonia. Untuk laboratorium

3
instrument meliputi XRF, spektrofometer UV-VIS, GC, OES (Optical
Emission Spektrofotometer). Laboratorium aplikasi digunakan sebagai tempat
trial pembuatan produk sebelum dibuat dalam sekala besar dan
mengaplikasikannya.

2.1.2 Visi dan Misi PT. Timah Industri


Visi PT. Timah Industri adalah “Menjadi Perusahaan Industri Hilir
Timah Terkemuka di Dunia” sedangkan misi dari PT. Timah Industri adalah
“membangun sumber daya manusia yang kompeten pada industry hilir timan,”
“memperkuat daya saing dan nilia tambah produk hilir timah” dan
“mendongkrak penggunaan prooduk hilir timah didalam negeri”.

2.1.3 Tugas dan Fungsi Pokok PT.Timah Industri


Tugas dari PT.Timah industri sendiri adalah hilirisasi timah logam dari
prusahaan induk yang kemudian dikembangkan menjadi jenis produk timah
yang tidak hanya berupa ligam timah saja tetapi dikembangkan dan diolah
menjadi beberapa produk yang bisa dimanfaatkan diberbagai jenis produk, dan
fungsi dari PT,timah industri yaitu mengembangkan produk logam timah
menjadi prodak yang memiliki fungsi lebih banyak, menyediakan bahan baku
tambahan PVC untuk kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri.

2.2 Timah
Timah adalah unsur kimia yang memiiki simbol Sn dan nomor atom 50,
timah terbentuk oleh 9 isotop yang stabil. Timah merupakan logam berwarna
putih keperakan dengan kekerasan yang rendah, mempunyai sifat konduktifitas
panas dan listrik yang tinggi, relatif lunak, tahan karat dan memiliki titik leleh
yang rendah. Di alam timah tidak di temukan dan diperoleh dalam unsur
bebasnya akan tetapi peroleh dalam bentuk oksidanya berupa SnO2 dengan
kandungan timah 78%. Logam timah di aam tidak tersebar dengan merata dan
terdapat dalam satu daerah geografis, dimana sumber yang melimpah dengan

4
logam timah aalah daerah Myanmar, Thaiand, Malaysia, dan Indonesia (wati.
2014). Logam timah dan penambangan timah di Indonesia berada di pulau
Bangka, pulau Belitung dan pulau singkep (PT.Timah). Timah merupakan
mineral yang lebih cenderung kepada sifat logam, dapat ditempa dan ditarik,
tahan pengaruh udara, bereaksi dengan asam kuat dengan membentuk asam
stannat H2SnO3. PT.Timah industri menggunaan timah sebagai bahan baku
untuk membuat tin stabilizer, proses pembuatanya di awali dengan membuat
SnCl4 sebagai bahan baku DMT, kemudian DMT EHTG dan ammonia di
campur sehingga menjadi prodak berupa tin stabilizer.

2.3 DMT (Dimethyl Tin)


DMT-DCL (Dimethyl Tin Dichloride) [(CH 3 ) 2 SnCl 2] adalah sebuah
senyawa dimana senyawa tersebut termasuk kedalam kategori senyawa
organotin dengan taksonomi kimia tertingginya yaitu senyawa organik.
DMTDCL memiliki tingkat didih sekitar 185°-190° C dan titik lebur sekitar
103°-105° C. Senyawa ini sedikit larut dalam air (20 g/L (20°C)). Kelarutan
dalam pelarut lain (0,1 g/ml dalam metanol). Senyawa yang dapat terbentuk
menjadi kristal ini sensitif terhadap kelembaban dan suhu sekitar area produksi.
Pada aplikasinya, DMTDCL digunakan sebagai perantara farmasi dan juga
digunakan sebagai bahan pembantu pelapis, plastik dan karet. Selain itu pada
skala industri, DMTDCL digunakan sebagai intermediet penstabil metin Tin,
katalis untuk reaksi esterifikasi, dan bahan baku untuk pelapisan kaca.

Senyawa ini merupakan hasil agitasi antara timah murni dengan klorin.
Senyawa ini termasuk kedalam senyawa yang memiliki tingkat toksisitas yang
tinggi. Efek yang akan terjadi apabila seseorang terpapar bahan kimia ini
semisal bahan terhirup, tertelan atau terdapat kontak dengan kulit dapat
mengakitbatkan iritasi dan juga dapatw memengganggu kerja otak dan sistem
saraf. Pada tingkat yang lebih parah akan mengakibatkan kematian yang akan
dialami penyintas tersebut.

5
( Gambar 2.1 senyawa DMTDCL )

2.4 MBO (Methyl Black Oxide)


2.5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan faktor yang sangat diperhatikan
dalam dunia industri modern. Kondisi kerja dapat dikontrol untuk mengurangi
bahkan menghilangkan peluang terjadinya kecelakaan di tempat kerja. PT Timah
Industri merupakan perusahaan yang mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja bagi para pekerjanya serta pelestarian lingkungan sekitar. Pengelolaan
Kesehatan dan keselamatan kerja didasari oleh kesadaran bersama agar dapat
bertanggung jawab terhadap lingkungan dan keberhasilan jangka panjang.
Perusahaan akan mengambil Tindakan yang tepat untuk menghindari kecelakaan
dan gangguan Kesehatan di tempat kerja.
Salah satu hal yang menjadi permasalahan adalah adanya sisa gas yang
menguap saat dilakukannya proses pembuangan ampas. Methyl Black Oxide
(MBO) ialah produk samping yang keluar di saat proses produksi. Selain dari MBO
itu berbarengan keluar juga limbah gas yang masih mengandung chlorine dan gas
hasil reaksi, sehingga hasil gas tersebut perlu dilakukan penanganan dahulu agar
tidak terhirup oleh operator dan tidak mencemari lingkungan. Dimana gas-gas
tersebut termasuk bahan kimia beracun. Maka dari itu penting sekali untung
memastikan gas keluaran dari drain MBO itu tidak ada yang lepas kelingkungan

6
secara langsung, perlu diproses dulu di unit scrubber untuk memastikan gas nya
sudah memenuhi regulasi boleh dilepas kelingkungan dan gas tersebut ialah Methyl
Black Oxide (MBO).
Terhirupnya gas Methyl Black Oxide (MBO) akan mengakibatkan beberapa
gangguan terhadap Kesehatan kerja, terutama pada saluran pernafasan operator.
Timbulnya penyakit akibat kerja telah mendapat perhatian dari pemerintah
Indonesia, berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 1993 telah
ditetapkan 31 macam penyakit yang timbul karena kerja. Organ dan sistem tubuh
yang paling sering terpapar oleh bahan-bahan berbahaya adalah organ paru dan
saluran pernafasan (Darmawan, 2013). Penyakit yang diakibatkatkan oleh
pekerjaan mungkin tidak akan langsung terasa sekarang, namun pada masa
mendatang memungkinkan akan terjadi gangguan pada sistem pernafasan. Gas
Methyl Black Oxide merupakan salah satu gas yang dapat menyebabkan iritan pada
saluran pernafasan. Penyakit yang dapat ditimbulkan dari dihirupnya gas berbahaya
seperti Pneumonitis Kimia yaitu peradangan pada paru-paru yang terjadi akibat
menghirup gas dan bahan kimia. Pneumonitis kimia akut dapat menyebabkan
edema atau pembengkakan jaringan paru serta berkurangnya kemampuan paru
dalam menyerap oksigen dan membuang karbondioksida. Pada kasus yang lebih
serius, bisa terjadi kematian karena jaringan paru mengalami kekurangan oksigen
atau hipoksia. Berikut ini merupakan cara-cara dalam mencegah terjadinya
penyakit akibat kerja.
1. Substitusi, yaitu mengganti bahan yang lebih berbahaya dengan bahan yang
kurang berbahaya.
2. Ventilasi umum, yaitu mengalirkan udara ke ruang kerja untuk menurunkan
kadar lebih rendah dari nilai batas ambang
3. Ventilasi keluar setempat, untuk mengalirkan keluar bahan berbahaya dari
ruang kerja.
4. Isolasi salah satu proses produksi yang berbahaya.
5. Pemakaian alat pelindung diri.
6. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja.

7
7. Pemeriksaan kesehatan secara berkala
8. Penyuluhan sebelum bekerja, agar pekerja mengetahui dan mematuhi segala
peraturan, serta lebih hati-hati.

Hal yang dilakukan kali ini adalah membuat alat untuk mengalirkan gas
MBO agar tidak tersebar saat proses drain MBO. Sehingga pada saat pembuangan
limbah, gas tidak langsung keluar ke lingkungan namun langsung terserap oleh
Scrubber. Hal ini dapat meminimalisir kemungkinan terhirupnya gas MBO dan juga
dapat mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja. Selain itu
penggunaan APD yang lengkap juga sangat dianjurkan agar tidak terkena cipratan
dari limbah ataupun produk DMT.

8
BAB III

PERANCANGAN & UJI COBA

3.1 Konsep Awal


Pada perancangan ini hasil drain produk samping DMT yang masih
dilepas secara langsung ke udara bebas akan di filter ke scrubber.
Saat ini, saat proses drain, produk samping DMT akan langsung di
tampung ke drum setelah valve dibuka, sehingga uap hasil drain akan dilepas
ke udara bebas, dimana uap ini jika terlalu sering terhirup oleh manusia akan
mengakibatkan efek samping serius.
Selain itu, hasil produk samping juga banyak tercecer di lantai karena
jarak dari valve ke drum penampung produk samping cukup jauh sehingga
banyak cairan yang tercecer.
Setelah dilakukan riset, diputuskan bahwa akan dibuatkan sambungan
dari valve ke drum agar uap bisa di salurkan ke scrubber untuk di filter.

3.2 Drawing

9
Pada drawing diatas, diperlihatkan bahwa ada sambungan yang
menghubungkan valve dengan tutup drum, ini bertujuan agar hasil produk
samping saat proses drain tidak tercecer kemana mana.

Penambahan pipa sambungan ini tentu akan membuat pressure tinggi


di dalam drum dari uap yang tidak dikeluarkan, oleh karena itu ditambahkan
satu pipa kecil, dimana pipa kecil ini berfungsi untuk menyedot tekanan & uap
saat proses drain untuk di alirkan ke scrubber menggunakan pompa.

Dengan konsep ini, akan ada keseimbangan tekanan yang masuk &
keluar di dalam drum, dan juga produk samping (MBO) tidak akan berceceran
kemana mana & uap beracun pun tidak di lepas ke udara bebas secara
langsung.

Dari hasil beberapa revisi, untuk teknis pemasangan yaitu dengan


menyambung pipa ke valve dengan flange dan di baut agar kuat, kemudian
pada bagian bawah akan di las dengan plat carbon steel 3mm.

10
Untuk final nya, terlampir di drawing diatas dimana ada penambahan
untuk mengangkat alat menggunakan forklift, dikarenakan mayoritas material
yang digunakan yaitu carbon steel sehingga cukup berat.

Untuk teknis penggunaan, setelah alat dipasangkan pada valve, drum


akan di naikan keatas handpallet, dimana handpallet dapat mengangkat hinga
20 cm. Setelah dinaikan keatas handpallet, operator memposisikan drum agar
tepat di bawah tutup, kemudian drum diangkat menggunakan handpallet
hingga tertutup rapat.

Setelah drum rapat pada plat, pipa out gas di sambung ke jalur piping
menuju scrubber. Jika semua sudah terpasang dengan baik, maka pompa
scrubber dinyalakan terlebih dahulu kemudian valve dibuka agar ampas MBO
keluar.

3.3 Pembuatan Prototype


Prototype dibuat pada tanggal 2 & 3 Januari dan dibantu oleh
karyawan PT Timah Industri dalam pembuatan nya.

11
3.4 Pengujian (Trial)
Pengujian alat dilakukan pada tanggal 4 Januari 2023 setelah pada
tangga 2 & 3 Januari pembuatan alat. Trial dilakukan pada lane 6, 3, dan 2
dimulai pukul 10.30 dan selesai pada pukul 12.30 Hasilnya trial yang
dilakukan mendapatkan hasil :

1. Gas mampu di sedot pompa dengan baik, hinggal menyisakan sekitar


5% gas keluar dari sebelumnya
2. Tidak ada ceceran produk samping (MBO) yang keluar
3. Pemindahan drum lebih cepat karena menggunakan handpallet
4. Bahan carbonsteel dipastikan akan menjadi material final untuk alat
5. Operator menjadi lebih safety dibanding sebelumnya

Dengan dilakukan nya trial ini, maka project dinyatakan berhasil

12
3.5 Spesifikasi Alat
Dengan penyesuaian Valve DN80 yang terpasang & kondisi teknis
di lapangan, maka didapatkan spesifikai material alat yang dirancang
sebagai berikut :
1. Pipa penyambung Valve DN80 ke plat tutup drum : Carbon Steel
diameter 3 inch, dengan flange carbon steel untuk dipasang ke
valve.
2. Plat penutup drum: Plat Carbon Steel ketebalan 3 mm, ukuran 62
cm x 62 cm
3. Pipa out penyambung menuju pump : Carbon steel diameter 2 inch
4. Elbow 2 inch (penyambung pipa out menuju pump)
5. Kait forklift : UNP

3.6 Skema Piping

13
14
BAB IV

KESIMPULAN & SARAN

Berikut ini merupakan hasil kesimpulan dan saran dari proses trial pembuatan
alat exhaust drain MBO.
5.1 Kesimpulan
1. Proses trial yang dilakukan pada hari Rabu, 4 Januari 2023 pada plant DMT
di 6, lane 3 dan lane 2 berhasil dilakukan karena tidak adanya ceceran dari
produk samping (MBO)
2. Gas atau uap yang dihasilkan saat drain MBO Sebagian besar dapat diserap
oleh vakum dan tidak ada produk atau produk samping yang ikut terserap
ke vakum.
3. Pekerja operator tidak terkena ceceran produk samping (MBO) dan gas
tidak terhirup sehingga kesehatan dan keselamatan kerja para pekerja
terjaga.

5.2 Saran
Setelah dilakukannya trial pada penggunaan alat exhaust drain MBO
maka ada beberapa tambahan agar alat yang digunakan lebih baik.
Penambahan clamp pada tiap sisi plat dibutuhkan agar saat alat disatukan pada
drum alat dapat terkunci sempurna dan stabil. Selain itu saat valve ditarik,
harus ditunggu hingga suhu tidak terlalu panas atau pada temperature 2150C.
Lalu penempatan piping yang harus dikaji kembali agar tidak menganggu
jalur piping existing

15

Anda mungkin juga menyukai