Disusun oleh :
Gelar Ardyan R
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
Industri kimia melibatkan suatu proses di dalam nya dimana terdapat rangkaian
proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi agar mempunyai nilai ekonomi
yang lebih tinggi. Dalam pelaksanaan prosesnya, diperlukan peralatan yang seringkali
membutuhkan sistem pengendali secara otomatis dalam setiap kondisi. Proses kendali
di industri kimia berlangsung secara dinamik, yaitu variabel-variabel yang
menentukan terjadinya proses itu berubah-ubah terhadap waktu. Hal ini diperlukan
untuk menjaga kestabilan proses agar didapat hasil yang optimal.
Selama proses pengolahan pada industri kimia selain terciptanya produk
tentunya akan dihasilkan juga suatu produk samping hasil dari proses baik itu berupa
cairan, padatan maupun gas. Dalam beberapa industry kimia, produk samping yang
dihasilkan ada yang menguntungkan dan ada juga yang membahayakan, tidak
menutup kemungkinan memiliki sifat B3 maka dari itu Produk samping yang
berbahaya buangan dari proses kimia ini tentunya harus diberikan suatu penanganan
sebelum dilepas kelingkungan hal ini harus sesuai dengan regulasi yang sudah dibuat
oleh kementerian lingkungan hidup dan kehutanan. Terdapat beberapa cara yang yang
biasa dilakukan dalam penanganan produk samping yang berbahaya buangan industri
kimia diantaranya adalah proses scrubber, pada unit scrubber ini berfokus pada
penanganan limbah gas dari suatu industry kimia.
PT. Timah Industri merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Timah
(persero) Tbk yang merupakan produsen dan pengekspor timah terbesar di dunia. PT.
Timah Industri melakukan pengembangan produk petrokimia dalam bidang stabilizer
berbahan baku logam timah bebas timbal yang digunakan sebagai bahan aditif
tambahan dalam pembuatan pipa PVC (polivinil klorida) dan produk lainnya yang
berbahan utama PVC (polivinil klorida), Dalam memenuhi kebutuhan bahan baku
1
untuk pembuatan tin stabilizier, PT. Timah Industri mendirikan beberapa plant lainnya
seperti Plant DMT (Intermediate) dan Plant SnCl4. Sebagai upaya untuk selalu
mencapai hasil maksimal di setiap plant maupun product utamanya tentunya
dilakukan pengembangan dan improvisasi proses dari yang ada dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada Plant DMT (intermediate) dihasilkan suatu produk samping dari hasil
proses, produk samping ini Bernama Methyl Black Oxide (MBO) berfasa cairan
namun cepat mengeras ketika didiamkan disuhu ruang, selain dari MBO itu
berbarengan keluar juga limbah gas, limbah gas ini tentunya masih mengandung
chlorine dan gas lainnya, sehingga dibutuhkan dulu proses penanganan sebelum boleh
di lepas ke lingkungan. Maka dari itu penting sekali untung memastikan gas keluaran
dari drain MBO itu tidak ada yang lepas kelingkungan secara langsung, perlu diproses
dulu di unit scrubber untuk memastikan gas nya sudah memenuhi regulasi boleh
dilepas kelingkungan.
Adapun Rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang di uraikan diatas yaitu:
1. Terjadi penumpukan gas hasil drain MBO didalam plant
2. Terjadi spill/ceceran cairan saat proses drain MBO
3. Terjadi kemungkinan bahaya saat melakukan drain MBO
4. Kualitas udara di sekitar plant tercemar dan dapat menimbulkan effect kesehatan
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
instrument meliputi XRF, spektrofometer UV-VIS, GC, OES (Optical
Emission Spektrofotometer). Laboratorium aplikasi digunakan sebagai tempat
trial pembuatan produk sebelum dibuat dalam sekala besar dan
mengaplikasikannya.
2.2 Timah
Timah adalah unsur kimia yang memiiki simbol Sn dan nomor atom 50,
timah terbentuk oleh 9 isotop yang stabil. Timah merupakan logam berwarna
putih keperakan dengan kekerasan yang rendah, mempunyai sifat konduktifitas
panas dan listrik yang tinggi, relatif lunak, tahan karat dan memiliki titik leleh
yang rendah. Di alam timah tidak di temukan dan diperoleh dalam unsur
bebasnya akan tetapi peroleh dalam bentuk oksidanya berupa SnO2 dengan
kandungan timah 78%. Logam timah di aam tidak tersebar dengan merata dan
terdapat dalam satu daerah geografis, dimana sumber yang melimpah dengan
4
logam timah aalah daerah Myanmar, Thaiand, Malaysia, dan Indonesia (wati.
2014). Logam timah dan penambangan timah di Indonesia berada di pulau
Bangka, pulau Belitung dan pulau singkep (PT.Timah). Timah merupakan
mineral yang lebih cenderung kepada sifat logam, dapat ditempa dan ditarik,
tahan pengaruh udara, bereaksi dengan asam kuat dengan membentuk asam
stannat H2SnO3. PT.Timah industri menggunaan timah sebagai bahan baku
untuk membuat tin stabilizer, proses pembuatanya di awali dengan membuat
SnCl4 sebagai bahan baku DMT, kemudian DMT EHTG dan ammonia di
campur sehingga menjadi prodak berupa tin stabilizer.
Senyawa ini merupakan hasil agitasi antara timah murni dengan klorin.
Senyawa ini termasuk kedalam senyawa yang memiliki tingkat toksisitas yang
tinggi. Efek yang akan terjadi apabila seseorang terpapar bahan kimia ini
semisal bahan terhirup, tertelan atau terdapat kontak dengan kulit dapat
mengakitbatkan iritasi dan juga dapatw memengganggu kerja otak dan sistem
saraf. Pada tingkat yang lebih parah akan mengakibatkan kematian yang akan
dialami penyintas tersebut.
5
( Gambar 2.1 senyawa DMTDCL )
6
secara langsung, perlu diproses dulu di unit scrubber untuk memastikan gas nya
sudah memenuhi regulasi boleh dilepas kelingkungan dan gas tersebut ialah Methyl
Black Oxide (MBO).
Terhirupnya gas Methyl Black Oxide (MBO) akan mengakibatkan beberapa
gangguan terhadap Kesehatan kerja, terutama pada saluran pernafasan operator.
Timbulnya penyakit akibat kerja telah mendapat perhatian dari pemerintah
Indonesia, berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 1993 telah
ditetapkan 31 macam penyakit yang timbul karena kerja. Organ dan sistem tubuh
yang paling sering terpapar oleh bahan-bahan berbahaya adalah organ paru dan
saluran pernafasan (Darmawan, 2013). Penyakit yang diakibatkatkan oleh
pekerjaan mungkin tidak akan langsung terasa sekarang, namun pada masa
mendatang memungkinkan akan terjadi gangguan pada sistem pernafasan. Gas
Methyl Black Oxide merupakan salah satu gas yang dapat menyebabkan iritan pada
saluran pernafasan. Penyakit yang dapat ditimbulkan dari dihirupnya gas berbahaya
seperti Pneumonitis Kimia yaitu peradangan pada paru-paru yang terjadi akibat
menghirup gas dan bahan kimia. Pneumonitis kimia akut dapat menyebabkan
edema atau pembengkakan jaringan paru serta berkurangnya kemampuan paru
dalam menyerap oksigen dan membuang karbondioksida. Pada kasus yang lebih
serius, bisa terjadi kematian karena jaringan paru mengalami kekurangan oksigen
atau hipoksia. Berikut ini merupakan cara-cara dalam mencegah terjadinya
penyakit akibat kerja.
1. Substitusi, yaitu mengganti bahan yang lebih berbahaya dengan bahan yang
kurang berbahaya.
2. Ventilasi umum, yaitu mengalirkan udara ke ruang kerja untuk menurunkan
kadar lebih rendah dari nilai batas ambang
3. Ventilasi keluar setempat, untuk mengalirkan keluar bahan berbahaya dari
ruang kerja.
4. Isolasi salah satu proses produksi yang berbahaya.
5. Pemakaian alat pelindung diri.
6. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja.
7
7. Pemeriksaan kesehatan secara berkala
8. Penyuluhan sebelum bekerja, agar pekerja mengetahui dan mematuhi segala
peraturan, serta lebih hati-hati.
Hal yang dilakukan kali ini adalah membuat alat untuk mengalirkan gas
MBO agar tidak tersebar saat proses drain MBO. Sehingga pada saat pembuangan
limbah, gas tidak langsung keluar ke lingkungan namun langsung terserap oleh
Scrubber. Hal ini dapat meminimalisir kemungkinan terhirupnya gas MBO dan juga
dapat mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja. Selain itu
penggunaan APD yang lengkap juga sangat dianjurkan agar tidak terkena cipratan
dari limbah ataupun produk DMT.
8
BAB III
3.2 Drawing
9
Pada drawing diatas, diperlihatkan bahwa ada sambungan yang
menghubungkan valve dengan tutup drum, ini bertujuan agar hasil produk
samping saat proses drain tidak tercecer kemana mana.
Dengan konsep ini, akan ada keseimbangan tekanan yang masuk &
keluar di dalam drum, dan juga produk samping (MBO) tidak akan berceceran
kemana mana & uap beracun pun tidak di lepas ke udara bebas secara
langsung.
10
Untuk final nya, terlampir di drawing diatas dimana ada penambahan
untuk mengangkat alat menggunakan forklift, dikarenakan mayoritas material
yang digunakan yaitu carbon steel sehingga cukup berat.
Setelah drum rapat pada plat, pipa out gas di sambung ke jalur piping
menuju scrubber. Jika semua sudah terpasang dengan baik, maka pompa
scrubber dinyalakan terlebih dahulu kemudian valve dibuka agar ampas MBO
keluar.
11
3.4 Pengujian (Trial)
Pengujian alat dilakukan pada tanggal 4 Januari 2023 setelah pada
tangga 2 & 3 Januari pembuatan alat. Trial dilakukan pada lane 6, 3, dan 2
dimulai pukul 10.30 dan selesai pada pukul 12.30 Hasilnya trial yang
dilakukan mendapatkan hasil :
12
3.5 Spesifikasi Alat
Dengan penyesuaian Valve DN80 yang terpasang & kondisi teknis
di lapangan, maka didapatkan spesifikai material alat yang dirancang
sebagai berikut :
1. Pipa penyambung Valve DN80 ke plat tutup drum : Carbon Steel
diameter 3 inch, dengan flange carbon steel untuk dipasang ke
valve.
2. Plat penutup drum: Plat Carbon Steel ketebalan 3 mm, ukuran 62
cm x 62 cm
3. Pipa out penyambung menuju pump : Carbon steel diameter 2 inch
4. Elbow 2 inch (penyambung pipa out menuju pump)
5. Kait forklift : UNP
13
14
BAB IV
Berikut ini merupakan hasil kesimpulan dan saran dari proses trial pembuatan
alat exhaust drain MBO.
5.1 Kesimpulan
1. Proses trial yang dilakukan pada hari Rabu, 4 Januari 2023 pada plant DMT
di 6, lane 3 dan lane 2 berhasil dilakukan karena tidak adanya ceceran dari
produk samping (MBO)
2. Gas atau uap yang dihasilkan saat drain MBO Sebagian besar dapat diserap
oleh vakum dan tidak ada produk atau produk samping yang ikut terserap
ke vakum.
3. Pekerja operator tidak terkena ceceran produk samping (MBO) dan gas
tidak terhirup sehingga kesehatan dan keselamatan kerja para pekerja
terjaga.
5.2 Saran
Setelah dilakukannya trial pada penggunaan alat exhaust drain MBO
maka ada beberapa tambahan agar alat yang digunakan lebih baik.
Penambahan clamp pada tiap sisi plat dibutuhkan agar saat alat disatukan pada
drum alat dapat terkunci sempurna dan stabil. Selain itu saat valve ditarik,
harus ditunggu hingga suhu tidak terlalu panas atau pada temperature 2150C.
Lalu penempatan piping yang harus dikaji kembali agar tidak menganggu
jalur piping existing
15