2017
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Disetujui oleh,
Disahkan oleh,
i
KATA PENGANTAR
Adapun isi laporan ini meliputi pendahuluan mengenai latar belakang dan
pentingnya masalah serta tujuan, tinjauan pustaka, pembuatan dan metode
analisis, hasil dan pembahasan, kewirausahaan, simpulan dan saran, daftar
pustaka. Untuk menilai kelayakan produk, hasil analisis yang diperoleh
dibandingkan dengan standar acuan yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI) No.
06-3822-1995 tentang Poli Aluminium Klorida.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Ucapan terima kasih patut
disampaikan kepada :
1. Dwika Riandari, M.Si selaku Kepala Sekolah SMK-SMAK Bogor.
2. Ir. Tin Kartini, M.Si selaku Kepala Laboratorium SMK-SMAK Bogor.
3. Ir. Masyitah Yusah selaku pembimbing tim PKT-11 SMK-SMAK Bogor
yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan nasihat.
4. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa, dorongan, dan
dukungan baik moril maupun materil.
5. Siswa-siswi SMK-SMAK Bogor.
6. Semua pihak yang telah membantu, langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca akan sangat
membantu dalam penyempurnaan laporan PKT ini. Tim penulis pun berharap
laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta dapat membantu kegiatan
penelitian selanjutnya.
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air sangat penting bagi kesehatan manusia. Namun, populasi manusia
yang terus meningkat membutuhkan lebih banyak air, pangan, energi, dan
bahan baku sehingga semakin memperketat persaingan. Berdasarkan data
dari Kementerian Riset dan Teknologi, pada tahun 2000 secara nasional
ketersediaan air permukaan hanya mencukupi 23% dari kebutuhan penduduk.
Sementara itu Pulau Jawa dan Bali kondisinya sudah defisit air sejak tahun
1995. Saat musim kemarau di Jawa terjadi defisit air sekitar 130 ribu juta meter
kubik per tahunnya. Maka tidak aneh jika setiap musim kemarau di Jawa dan
Bali seringkali terjadi krisis air di beberapa daerah.
B. Rumusan Masalah
Pada umumnya, limbah kaleng minuman didaur ulang dengan cara
diubah menjadi barang lain yang bermanfaat dan memiliki nilai jual. Tetapi
pada akhirnya barang tersebut bisa saja rusak. Padahal limbah kaleng
minuman ini mengandung aluminium yang logamnya dapat dipisahkan dan
1
2
C. Tujuan
1. Memanfaatkan limbah kaleng menjadi bahan bermanfaat.
2. Meningkatkan kualitas air dengan penjernihan.
3. Mengetahui proses pembuatan Poly Aluminium Chloride (PAC) dari
kaleng.
4. Mengetahui proses analisis produk sesuai standar.
.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
B. Penjernih Air
Penjernihan air merupakan proses pengolahan air kotor menjadi air
bersih dan sehat. Penjernihan air didasarkan pada sifat-sifat koloid yaitu,
koagulasi dan adsorpsi. Koagulasi terjadi akibat tidak setabilnya sistem
3
4
C. Air
Air merupakan sumber daya alam
yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak, bahkan oleh semua mahluk hidup.
Oleh karena itu, sumber daya air harus
dilindungi agar tetap dimanfaatkan dengan
Gambar 1 Air
baik oleh manusia serta mahluk hidup yang
lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara
bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun
generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air
harus ditanamkan pada segenap pengguna air.
rumah tangga; dan (3) penggunaan untuk tujuan kesenangan (amenity use),
seperti mencuci mobil dan menyiram tanaman. Thompson, et al. (2001)
menambahkan kategori keempat, yaitu penggunaan produktif (productive
use), seperti konstruksi dan usaha hortikultura.
D. Limbah Kaleng
Limbah adalah buangan yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungannya
karena tidak mempunyai nilai ekonomi.
Limbah mengandung bahan pencemar yang
Gambar 2 Limbah Kaleng
bersifat racun dan bahaya. Limbah ini
dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan ini
dirumuskan sebagai bahan dalam jumlah relatif sedikit tapi mempunyai
potensi mencemarkan/merusakkan lingkungan kehidupan dan sumber daya.
Sebagai limbah, kehadirannya cukup mengkhawatirkan terutama yang
bersumber dari pabrik industri.
Kaleng adalah lembaran baja yang disalut timah. Bagi orang awam,
kaleng sering diartikan sebagai tempat penyimpanan atau wadah yang terbuat
dari logam dan digunakan untuk mengemas makanan, minuman, atau produk
lain. Dalam pengertian ini, kaleng juga termasuk wadah yang terbuat dari
aluminium. Kandungan aluminium dalam kaleng minuman ini adalah berkisar
antara 6,4%-15,8% tergantung kualitas kaleng minuman tersebut.Terkadang
lapisan ini dilapisi lagi oleh lapisan bukan metal yaitu untuk mencegah reaksi
dengan makanan ataupun minuman di dalamnya. Kelebihan menonjol dari
kemasan ini adalah bisa dilakukannya proses sterilisasi, sehingga makanan
yang disimpan di dalamnya menjadi steril, tidak mudah rusak, dan awet.
6
Limbah kaleng adalah limbah yang tidak bisa diurai secara alami atau
proses biologi, limbah kaleng ini termasuk limbah anorganik.
Didiamkan 48 jam
7
8
Keterangan :
Persiapan bahan baku
1. Limbah kaleng minuman
a. Disiapkan 20 kaleng Pocari Sweat
b. Kaleng dicuci dengan sabun lalu dibilas dan dikeringkan
c. Kaleng yang sudah dicuci dibersihkan catnya dengan paint remover
d. Kaleng yang sudah dibersihkan digunting kecil-kecil
e. Kaleng siap digunakan sebagai bahan baku
B. Metode Analisis
Metode Analisis berdasarkan SNI nomor 06-3822-1995 tentang Poli
Aluminium Klorida
Tabel 2 Metode Analisis PAC Cair
1. Analisis Fisika
1. Bobot Jenis
a. Prinsip
Pengukuran contoh dengan menggunakan piknometer.
b. Cara Kerja
1) Piknometer dibersihkan dan dikeringkan.
2) Diukur bobot kosong piknometer.
3) Diukur bobot air dalam piknometer yang sama sambil dibaca
temperatur air pada saat pengukuran.
4) Diukur bobot sampel dalam piknometer 25 ml yang sebelumnya
sudah dibersihkan serta dikeringkan dan diketahui bobot
kosongnya.
9
c. Perhitungan
𝑤 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑎𝑞
𝑑= 𝑥 𝑑𝑡
𝑤 𝑎𝑖𝑟
2. Derajat Keasaman (pH)
a. Prinsip
Nilai pH menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam larutan, yang
dinyatakan sebagai –log[H+]. Peningkatan konsentrasi H+ menaikkan
potensial larutan yang diukur oleh alat dan dikonversi dalam skala pH.
Elektroda gelas merupakan elektroda selektif khusus H+, sehingga
memungkinkan hanya untuk mengukur potensial yang disebabkan
kenaikan konsentrasi H+. Potensial yang timbul diukur berdasarkan
elektroda pembanding (kalomer atau AgCl). Biasanya digunakan satu
elektroda yang sudah terdiri atas elektroda pembanding dan elektroda
gelas (elektroda kombinasi).
b. Cara Kerja
1) Pengukuran pH distandarkan dengan larutan penyangga yang
sesuai (kalibrasi dengan larutan penyangga pH). Dilakukan
setiap saat akan melakukan pengukuran.
2) Ditimbang teliti 1 gram contoh, dilarutkan dengan air suling,
dihimpitkan di dalam labu ukur 100 ml.
3) Dicelupkan elektroda yang telah dibersihkan dengan air suling ke
dalam contoh yang akan diperiksa.
4) Dicatat nilai pH (diamati petunjuk dari jarum pH meter).
2. Analisis Kimia
3. Kadar Al2O3 secara Titrasi Kompleksometri
a. Prinsip
Penambahan HNO3 1N akan mengubah poli aluminium oksida
menjadi ion aluminium kemudian ditambahkan larutan EDTA untuk
kelebihan aluminium.
b. Reaksi
c. Cara Kerja
1) Ditimbang contoh cair sebanyak 5 gram, dilarutkan dengan air
suling pada labu ukur 250 ml, ditambahkan 5 ml HNO3 1 N, dan
dihimpitkan.
2) Dipipet 25 ml larutan, dimasukkan ke dalam erlenmeyer 300 ml.
3) Dididihkan 1 menit, kemudian didinginkan.
4) Ditambahkan 25 ml EDTA dengan pipet volum.
5) Diatur pH larutan dengan penambahan asam asetat glasial
sampai pH 5 – 6, digunakan pH universal untuk mengetahui pH.
6) Dididihkan 2 menit.
7) Didinginkan, lalu ditambahkan 10 ml larutan natrium asetat dan 2
– 5 tetes indikator xylenol orange.
8) Dititrasi dengan larutan ZnSO4 0,02 M hingga TA merah darah (a
ml).
9) Dikerjakan blanko, yaitu contoh cair diganti dengan air suling (b
ml).
d. Perhitungan
(𝑏−𝑎)𝑥 1,02
%Al2O3 = 20 𝑥100%
𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝑥 1000
250
D = %Nitrogen
L = mg Nitrogen
S = g Nitrogen
8. Kadar Klorida (Cl-) secara Titrasi Argentometri
a. Prinsip
Klorida dapat ditetapkan dengan metode Mohr dalam suasana netral
sampai basa yaitu pH 7 – 10. Titrasi contoh dengan AgNO3 0,1 N
dengan menggunakan indikator Kalium Kromat. Endapan AgCl yang
terbentuk merupakan titik ekivalen yang sesuai dengan kandungan
klorida.
14
b. Reaksi
Cl- + AgNO3 → AgCl + NO3-
c. Cara Kerja
1) Ditimbang 1 gram contoh ditambahkan 50 ml air dan 10 ml
H2SO4 pekat. Dipanaskan sampai larut sempurna kemudian
didinginkan.
2) Ditambahkan air suling, dihimpitkan pada labu ukur 250 ml.
3) Dipipet 25 ml larutan ke dalam erlenmeyer 50 ml.
4) Diasamkan dengan beberapa tetes asam nitrat sampai larutan
bereaksi asam terhadap merah metil.
5) Dinetralkan dengan natrium karbonat dan diencerkan dengan air
hingga 100 ml.
6) Ditambahkan 1 mL kalium kromat 5%.
7) Dititrasi dengan larutan AgNO3 0,1N hingga TA merah coklat.
d. Perhitungan
𝑚𝑙 𝐴𝑔𝑁𝑂3 𝑥 𝑁 𝑥 𝑏𝑠𝑡 𝐶𝑙 −
𝐶𝑙 − = 𝑥 100%
𝑚𝑔 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
L* AAS
c. Cara Kerja
15
C. KEWIRAUSAHAAN
Tabel 3 Biaya Produksi
a. Biaya Variabel
Biaya Produksi
Biaya Variabel = Jumlah Produksi
𝑅𝑝83.010,−
= 6 𝑢𝑛𝑖𝑡
= Rp13.835,-
Harga Jual = Rp15.000,-
b. Jumlah Biaya Produksi dan Penjualan
Jumlah Biaya Produksi = 10 unit x Rp13.835,- x 30
= Rp4.150.500,-
Jumlah Penjuualan = 10 unit x Rp15.000,- x 30
= Rp4.500.000,-
11. Keuntungan Bersih
Jumlah Penjualan = Rp4.500.000,-
Jumlah Biaya Prodyuksi = Rp4.150.500,-
Keuntungan Bersih = Rp349.500,-
17
Di bawah ini adalah tabel hasil analisis poli aluminium klorida dibandingkan
dengan Standar Nasional Indonesia No. 06-3822-1995 tentang Poli Aluminium
Klorida
Tabel 3 Hasil Analisis Poli Aluminium Klorida Dibandingkan dengan SNI No. 06-3822-1995
Hasil
No Parameter Keterangan
Standar Produk
1,19 - 1,25
1 Bobot Jenis 1,192 g/ml Sesuai
g/ml
10,0 – 11,0
2 Aluminium Oksida (Al2O3) 7,65 % Tidak sesuai
%
3 Basisitas - Tidak sesuai
45 – 65 %
4 pH (1% larutan b/v) 2,01 Tidak sesuai
3,5 – 5,0
5 Sulfat (SO42-) Maks. 3,5% 0,9% Sesuai
Maks.
6 Besi (Fe) 0,0018% Sesuai
0,01%
Maks.
7 Nitrogen sebagai NH3 0% Sesuai
0,01%
8 Klorida (Cl-) 8,5 – 9,5 % 2,29% Tidak Sesuai
9 Logam Berat
Maks. 2,0
9.1 Arsen (As) 0 ppm Sesuai
ppm
Simplo : 0,41
ppm
Maks. 0,3
9.2 Kadmium (Cd) Tidak sesuai
ppm
Duplo : 0,44
ppm
Maks. 7,0
9.3 Timbal (Pb) 0 ppm Sesuai
ppm
Maks. 0,2
9.4 Raksa (Hg) 0,00103 ppm Sesuai
ppm
Maks. 7,0
9.5 Kromium (Cr) 0 ppm Sesuai
ppm
Maks. 10,0
9.6 Mangan (Mn) 7,33 ppm Sesuai
ppm
18
19
Pada produk PAC ini juga dilakukan pengujian sebagai penjernih air, dengan
menggunakan air kolam ikan, dan didapatkan hasil dosis optimum 4 ml untuk
menjernihkan 200 ml air. Pengujian ini dibandingkan dengan standar mutu air
bersih menurut Kepmenkes RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 dengan hasil
sebagai berikut :
Tabel 4 Hasil Pengujian Air Baku
Dilihat dari data hasil analisis di atas, tidak semua parameter uji
menunjukkan hasil sesuai dengan SNI No. 06-3822-1995 tentang Poli Aluminium
Klorida, maka penjernih air dari limbah kaleng minuman ini tidak memenuhi
seluruh standar parameter.
Untuk uji pH sangat berpengaruh pada produk PAC ini, karena berhubungan
dengan penetapan basisitas. Pada pH rendah, konsentrasi OH dalam larutan juga
akan rendah. Maka dari itu, pada penentuan basisitas produk PAC ini tidak
didapatkan hasil karena produk PAC ini memiiki pH yang rendah pula.
Untuk penentuan konsentrasi pengotor Fe digunakan metode tiosianat,
karena pada metode tiosianat ini mengukur konsentrasi Fe(III). Fe dengan biloks
2 bersifat tidak stabil dan mudah teroksidasi menjadi Fe biloks 3, maka dari itu
yang ditentukan konsentrasinya adalah Fe dengan biloks 3.
Untuk penentuan konsentrasi pengotor N digunakan metode Nessler
dengan spektrofotometer. Pengunaan spektrofotometer dikarenakan unsur N ini
ditentukan konsentrasinya hanya sebagai pengotor yang berarti memiliki
konsentrasi yang rendah. Jika digunakan metode lain, seperti metode kjeldahl,
metode ini disebut juga penentuan konsentrasi N kasar menggunakan metode
yang konvensional. Metode ini kurang akurat dan biasanya digunakan untuk
sampel yang memiliki konsentrasi N yang tinggi.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
20
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional [BSN]. 1995. SNI( Standar Nasional Indonesia ).6-
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Mulyadi dan Halawa. 2011. Karakterisasi Sifat Mekanis Kaleng Minuman (Larutan
Lasegar, Pocari Sweat dan Coca Cola). Padang: Jurusan FMIPA Universitas
Andalas.
21
LAMPIRAN 1 STANDAR ACUAN
Persyaratan
No Jenis Uji Satuan
Cair Bubuk
4. Basisitas % 45 - 64 45 - 65
22
LAMPIRAN 2 TEKNIS PEMBUATAN DAN PEMAKAIAN
- Laboratorium Proksimat
23
LAMPIRAN 3 DATA DAN PERHITUNGAN
24
25
3. Penetapan Basisitas
4. Penetapan pH