oleh
Irani Bening Kinasih Aulia Adiwidjaja
NIS 14.60.07812
oleh
NIS 14.60.07812
Disetujui oleh,
Pembimbing Institusi,
Pembimbing Sekolah,
Disahkan oleh,
Laporan Praktik Kerja Industri ini disusun sebagai syarat mengikuti ujian
akhir Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK Bogor. Di semester VIII ini para siswa
wajib melaksanakan Praktik Kerja Industri dan menyusun laporan. Laporan yang
berjudul Uji Pelulusan Obat Pencahar (dengan bahan aktif Bisacodyl) pada
Sediaan Suppositoria. Laporan ini adalah hasil dari Praktik Kerja Industri di
laboratorium Pengawasan Mutu (Quality Control) di PT Boehringer Ingelheim
Indonesia yang dilaksanakan selama 4 bulan. Tepatnya sejak tanggal 03 Januari
2018 sampai dengan tanggal 30 April 2018. Adapun isi laporan ini meliputi
pendahuluan, institusi perusahaan, kegiatan di laboratorium dan tinjauan pustaka,
hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Penyusun menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Dwika Riandari, M.Si sebagai Kepala Sekolah SMK-SMAK Bogor.
2. Amilia Sari Ghani, S.S sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan
Kerjasama Industri SMK - SMAK Bogor.
3. Lindya, S.Farm., Apt sebagai Pembimbing Prakerin di PT Boehringer
Ingelheim.
4. Ariani Irmawati S., M.Pd sebagai Pembimbing di SMK-SMAK Bogor yang
telah memberikan bimbingan, arahan, dan nasihat.
5. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa, dorongan, dan
dukungan baik moril maupun materil.
6. Teman-teman seperjuangan PKL dan PKPA di PT Boehringer Ingelheim.
7. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam proses pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca akan sangat
membantu dalam penyempurnaan laporan ini. Tim penulis pun berharap laporan
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
i
DAFTAR ISI
ii
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Visi
Menjadi sekolah menengah analisis kimia unggulan dan berwawasan
lingkungan yang menghasilkan lulusan profesional dan bermartabat.
2. Misi
a. Melaksanakan pendidikan kejuruan analis kimia yang berkualitas dan
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, dunia usaha dan dunia
industri.
b. Membina dan meningkatkan kemitraan nasional dan internasional.
c. Menerapkan budaya cinta dan peduli lingkungan yang
berkesinambungan.
d. Membina dan menyelenggarakan fungsi sosial dan kemasyarakatan.
1
2
1. Sejarah Institusi
4
5
2. Ruang Lingkup
C. Disiplin Kerja
3. Shift II
15.30 -23.45 WIB dengan jam istirahat 18.00 – 19.00 WIB.
4. Shift III
23.30 - 07.30 WIB dengan jam istirahat 03.00 - 04.00 WIB.
D. Administrasi Laboratorium
1. Manajemen mutu
2. Personalia
3. Bangunan dan fasilitas
4. Peralatan
5. Sanitasi dan higiene
6. Produksi
7. Pengawasan mutu
8. Inspeksi diri, audit mutu, dan persetujuan pemasok
9. Penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kembali
produk
10. Dokumentasi
11. Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak
12. Kualifikasi dan validasi
A. Tinjauan Pustaka
1. Obat
2. Obat Pencahar
3. Bisacodyl
11
12
4. Suppositoria
a. Metode Organoleptik
Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada
proses pengindraan. Uji ini berfungsi untuk mengetahui karakteristik
14
2) Instrumentasi
Instrumentasi KCKT pada dasarnya terdiri atas: wadah fase
gerak, pompa, injektor, kolom, detektor, wadah buangan fase
gerak, dan sebuah komputer untuk menampilkan hasil berupa
kromatogram.
i. Pompa Reciprocating
Pada pompa jenis ini, larutan dipompakan dengan
gerakan maju mundur piston yang digerakkan oleh
motor penggerak. Terdapat dua buah bola yang
berperan sebagai katup pembuka dan penutup, yang
mengontrol keluar masuknya pelarut dalam tabung
pompa.
ii. Pompa Sistem Penggantian (Displacement Pump)
Pompa ini menggunakan sebuah wadah besar seperti
syringe dengan sebuah penekan yang digerakan oleh
motor. Menghasilkan aliran yang bebas tekanan balik,
tidak dipengaruhi kekentalan dan bebas denyut.
18
3. Pengolahan Data
a) Kualitatif
Analisis kualitatif menggunakan KCKT bertujuan untuk
mengidentifikasi suatu komponen dengan cara
membandingkan waktu retensi sampel dan standar. Waktu
retensi adalah waktu yang dibutuhkan suatu komponen
untuk melewati kolom dan terbaca didetektor.
b) Kuantitatif
Analisis kuantitatif menggunakan KCKT bertujuan untuk
mengetahui konsentrasi suatu komponen dengan cara
membandingkan area puncak sampel dan standar.
B. Metode Analisis
1. Deskripsi
Metode : Organoleptik
2. Aroma
Metode : Organoleptik
21
3. Waktu Leleh
Metode : Konvensional
Cara Kerja :
4. Ukuran Partikel
Instrumen : Mikroskop
22
Cara Kerja :
Cara Kerja :
A. Persiapan Larutan
1. HCl metanolik
Dicampurkan 100 ml metanol dengan 0.1 ml HCl 0,1 N.
2. Larutan Standar A
a. Ditimbang 3,4 g hard fat dan 20,0 mg LA 96 A ke dalam labu
ukur 50 ml.
b. Ditambahkan 20,0 ml HCl metanolik.
c. Dipanaskan di penangas air bersuhu 45ºC selama ± 5 menit.
d. Dihomogenkan menggunakan magnetic stirrer selama 10
menit.
e. Didinginkan di ice bath dengan suhu 2-8ºC selama ± 10 menit.
f. Disaring dengan kertas saring ukuran pori 7 µm.
23
3. Larutan Standar B
Encerkan 0,13 ml larutan standar A ke dalam 10,00 ml HCl metanolik.
4. Larutan Standar C
Encerkan 0,44 ml larutan standar A ke dalam 10,00 ml HCl metanolik.
5. Larutan Sampel
a. Ditimbang 20 suppositoria, dihancurkan dengan ditumbuk
dalam lumpang.
b. Ditimbang 3,4 g sampel yang telah dihancurkan ke dalam labu
ukur 50 ml.
c. Ditambahkan 20,0 ml HCl metanolik.
d. Dipanaskan di penangas air dengan suhu 45ºC selama ± 5
menit.
e. Dihomogenkan.
f. Didinginkan di ice bath dengan suhu 2-8ºC selama ± 10 menit.
g. Disaring dengan kertas saring ukuran pori 7 µm.
6. Iod/KI 1%
a. Ditimbang 1 g iod dan 3 g KI ke dalam labu ukur 100 ml.
b. Ditambahkan 10,0 ml ethanol dan 20,0 ml H2SO4 2N.
c. Encerkan dengan air dan homogenkan.
d. Simpan di tempat gelap atau gunakan botol amber.
B. Kondisi KLT
1. Fase gerak
Dicampurkan 55 ml kloroform, 40 ml n-butil asetat, dan 5 ml 2-
propanol, dihomogenkan dan dimasukkan ke dalam chamber.
2. Fase Diam
Silica gel 60 F254, pre coated HPTLC plate (Merck).
3. Volume injeksi
Sampel : 20 µl (setara dengan 20 µg LA 96 A)
Standar A : 20 µl (setara dengan 20 µg LA 96 A)
Standar B : 20 µl (setara dengan 20 µg LA 96 A)
Standar C : 20 µl (setara dengan 20 µg LA 96 A)
4. Elusi
Ascending, tanpa penjenuhan chamber.
5. Jarak/Waktu elusi
± 7 cm / ± 30 menit
24
6. Visualisasi
a. Sinar UV λ 254 nm
Rf 0.6 : LA 96 A (Bercak gelap)
Rf 0.4 : LA 96 A Semiester
Rf 0.3 : LA 96
Rf 0.55 : LA 195 A (Bercak samar)
b. Iod/KI 1%
Rf 0.6 : LA 96 A (Bercak cokelat)
Rf 0.1; 0.28; 0.8; 0.9; 0.95 : Hard fat (Bercak kekukingan)
C. Tahapan Prosedur
1. Sejumlah standar dan sampel diinjeksikan pada plat fase diam.
2. Dielusikan dalam chamber berisi fase gerak.
3. Dikeringkan dan divisualisasikan.
Perhitungan :
Cara Kerja :
A. Persiapan Larutan
1. Metanolik HCl
Dicampurkan 100 ml metanol dengan 0.1 ml HCl 0,1 N.
2. Standar
a. Ditimbang 40,0 mg LA 96 A.
b. Dilarutkan dengan HCl metanolik di labu ukur 100 ml, dihimpitkan
hingga tera, dan dihomogenkan.
3. Sampel
a. Ditimbang 1 suppositoria, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml.
b. Ditambahkan 25,0 ml HCl metanolik.
c. Dipanaskan di penangas air dengan suhu 45ºC hingga meleleh.
d. Dihomogenkan dengan magnetic stirrer selama 15 menit.
e. Didinginkan di ice bath selama 30 menit.
f. Disaring dengan kertas saring ukuran pori 7 µm.
g. Disaring dengan PTFE 0.45 µm.
4. Fase gerak
a. Disiapkan larutan ammonium acetate 0,1% (0,1 g pereaksi
dilarutkan ke dalam 100 ml air) sebanyak 600 ml. pH diatur
menjadi 8,0 dengan penambahan amonia encer.
b. Dicampurkan dengan 400 ml acetonitrile.
B. Kondisi kromatografi
1. Kolom
1) Fase diam : Nukleosil 10 C18
2) Panjang : 100 mm
3) Diameter : 4,0 mm
4) Ukuran partikel : 5 µm
2. Fase gerak
1) Acetate buffer pH 8,0 : 600 volume
2) Acetonitrile : 400 volume
3. Deteksi
230 nm
26
4. Suhu
40ºC
5. Laju alir
0,8 ml/menit
6. Volume injeksi
1) Sampel : 10 µl (4 µg of LA 96 A)
2) Standar : 10 µl (4 µg of LA 96 A)
7. Waktu retensi tidak terkoreksi
1) LA 96 A : 11 menit
2) LA 195 A : 9.5 menit
3) LA 96 A Semiester : 4.5 menit
4) LA 96 : 2.2 menit
5) Solvent :1 menit
C. Tahapan Kerja
1. Standar diinjeksikan sebanyak 4 kali sebelum pengukuran untuk
menguji kesesuaian sistem (System Suitability), dengan persyaratan:
Parameter Syarat
RSD < 2%
Faktor Simetri Sekitar 1
Nilai Plat Teoritis Sekitar 3000
Faktor Kapasitas Sekitar 10
Resolusi antara puncak LA 96 A
Sekitar 11
dan LA 96 A Semi ester
Perhitungan :
Kadar LA 96 A (mg/suppositoria)
𝐴 𝐿𝐴 96 𝐴 𝑠𝑝𝑙 𝑥 𝑊𝑠𝑡𝑑 𝑥 25 𝑥 𝑃𝑜
=
𝐴 𝐿𝐴 96 𝐴 𝑠𝑡𝑑 𝑥 100 𝑥 1 𝑥 100
Keterangan:
A LA 96 A sampel = Area LA 96 A sampel
A LA 96 A standar = Area LA 96 A standar
W standar = bobot standar LA 96 A (mg)
Po = Potensi/Kemurnian standar (%)
27
𝐴 𝐿𝐴 96 𝐴 𝑆𝑒𝑚𝑖𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟 𝑠𝑝𝑙 𝑥 76
=
𝐴 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Keterangan:
A LA 96 A Semiester spl = Area LA 96 A Semi-ester sampel
A total = Area total LA 96 A semiester, LA 96, LA 195 A, LA 96 A sampel
76 = Faktor konversi
Kadar LA 96 (%)
𝐴 𝐿𝐴 96 𝑠𝑝𝑙 𝑥 56
=
𝐴 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Keterangan:
A LA 96 spl = Area LA 96 A Semi-ester sampel
A total = Area total LA 96 A semiester, LA 96, LA 195 A, LA 96 A sampel
56 = Faktor konversi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Identifikasi (KLT)
Sesuai dengan Kromatogram Sesuai dengan Kromatogram
LA 96 A
Standar Standar
Hard fat
Kadar (KCKT)
9.5 – 10.5 mg/suppositoria 9.8 mg/suppositoria
LA 96 A
28
29
B. Pembahasan
1. Deskripsi
Pengamatan wujud sampel dilakukan secara visual dengan
mengamati warna, bentuk, dan tekstur. Hasil pengamatan dapat dilihat
pada gambar berikut.
2. Aroma
Pengamatan aroma sampel dilakukan secara organoleptik dengan
mencium aroma yang dikeluarkan oleh sampel. Dengan mencium aroma
sampel dapat diketahui bahwa sampel mengeluarkan aroma yang spesifik.
3. Waktu Leleh
Suhu air pada uji ini harus dijaga stabil 37ºC dengan menggunakan
penangas air untuk mendapat hasil yang akurat. Spesifikasi yang
ditentukan yaitu waktu leleh suppositoria dengan basis lemak tidak lebih
dari 30 menit.
4. Ukuran Partikel
Sampel yang telah meleleh di kaca alas datar berskala harus
merata, tidak terdapat gelembung udara dan penumpukan partikel.
6. Penetapan Kadar LA 96 A
Perlakuan sampel yang dianalisis pada penetapan kadar LA 96 A
berbeda dengan penetapan keseragaman kadar LA 96 A, yaitu sebanyak
20 suppositoria dihancurkan dan dihomogenkan, kemudian ditimbang
sejumlah sampel. Namun, kadar LA 96 A ini dapat diperoleh dari rata-rata
hasil keseragaman kadar. Berdasarkan testing specification, hasil telah
memenuhi spesifikasi yaitu 9.8 mg/suppositoria, dimana spesifikasinya
antara 9.5 – 10.5 mg/suppositoria.
A. Simpulan
B. Saran
34
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard C. 1985. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta: UI
Press.
Krisnandi, E.I, dan Zainal, A. 2017. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).
Bogor: SMK - SMAK Bogor.
Kupiec, T. C., Vu, N., & Branscum, D. (2008). Homogenity of Dosage Forms,
International Journal of Pharmaceutical Compounding, 12(4), 1-4.
Purwanti, Sri Puji. 2016. Studi Penggunaan Laksatif Pada Pasien Geriatri. Fakultas
Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya.
35
LAMPIRAN
A. Struktur Organisasi
36
37
Gambar 12. Magnetic Stirrer Ika Werke Gambar 11. Ultramicro Balance Sartorius
Perhitungan Rf
Bercak cokelat:
5.1
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 7
= 0.7
5.1
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 =
7
= 0.7
Bercak kekuningan:
6.2
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 7
= 0.9
2.9
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 7
= 0.4
0.6
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = = 0.1
7
6.3
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 7
= 0.9
2.9
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 7
= 0.4
0.7
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 7
= 0.1
39
𝐴 𝐿𝐴 96 𝐴 𝑠𝑝𝑙 𝑥 𝑊𝑠𝑡𝑑 𝑥 25 𝑥 𝑃𝑜
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝐴 96 𝐴 (𝑚𝑔/𝑠𝑢𝑝𝑝𝑜) =
𝐴 𝐿𝐴 96 𝐴 𝑠𝑡𝑑 𝑥 100 𝑥 1 𝑥 100
Area LA 96 A
Faktor % LA 96 A Semi-
No Semi-ester Area LA 96 A Area Total
Konversi ester
sampel
1 25547 11015491 11041038 76 0,17585
2 24842 10527238 10552080 76 0,17892
3 25390 10568718 10594108 76 0,18214
4 25049 10409550 10434599 76 0,18244
5 25288 10453231 10478519 76 0,18341
6 25415 10377035 10402450 76 0,18568
7 25668 10330468 10356136 76 0,18837
8 26093 10649653 10675746 76 0,18575
9 26819 10888954 10915773 76 0,18672
10 26795 10954275 10981070 76 0,18545
Rata-rata 0,18347
Tabel 3. Data Hasil Analisis Dekomposisi Bahan Aktif