Anda di halaman 1dari 12

ANALISA EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN

MENGGUNAKAN METODE AHP, OMAX SERTA TRAFFIC LIGHT SYSTEM


(Studi Kasus : PT. Karya Toha Putra Semarang)
Diah Nurul Hidayati ¹), Irwan Sukendar, ST., MT 2), Nurwidiana, ST.,MT 3)
1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Industri FTI UNISSULA
2)
Dosen Jurusan Teknik Industri UNISSULA
3)
Dosen Jurusan Teknik Industri UNISSULA

Abstrak
PT. Karya Toha Putra merupakan satu dari sekian banyak banyak perusahaan percetakaan yang sudha
mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008. Mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 berarti perusahaan atau
organisasi harus menerapkan dan merealisasikan kausal-kausal yang terdapat di dalamnya. Salah satu kausal
yang terdapat dalam ISO 9001:2008 adalah mengenai pemasok yang terdapat pada kausal 7.4.1 yang
menyatakan bahwa salah satu hal yang harus dilaksanakan perusahaan adalah melakukan evalusai supplier
secara berkala.
PT.Karya Tohaputra sudah secara berkala melakukan evaluasi evaluasi kinerja supplier yang dilakukan
oleh PT. Karya Toha Putra masih terbilang sangat sederhana dan belum menggunakan pembobotan pada
kriteria-kriteria yang ada. Selain itu ditemukan juga satu kriteria yang memiliki dua penilaian untuk
dipertimbangkan namu kriteria tersebut tidak dipecah sebagai subkriteria melainkan dijadikan satu kesatuan.
Kriteria- kriteria penilaian perlu dibobotkan karena tingkat kepentingan tiap kriteria berbeda. Sedangkan jika
sebuah kriteria memiliki lebih dari satu penilaian maka lebih baik jika masing-masing penilaian tersebut
dipisahkan menjadi beberapa subkriteria. Sehingga pada penelitian kali ini peneliti meneliti menggunnakan
metode AHP, OMAX serta Traffict Light System untuk mengevaluasi 10 supplier.
Dari pengolahan data berdasarkan AHP maka di dapatkan terlihat bawah tingkat kepentingan kriteria
menurut PT.Karya Tohaputra secara berturut-turut adalah kualitas 0,336; harga 0,146 ; fleksibilitasdan
ketanggapan 0,137; pengiriman 0,128 dan Pembayaran 0,117. Sedangkan berdasarkan dari OMAX dan traffict
light system terlihat bahwa kinerja 10 supplier sudah baik karena total value yang di dapatkan semua supplier
ada di level 8, berdasarkan traffict light system level 8 mendapatkan indikator warna hijau yang berarti bahwa
kinerja supplier udah tercapai atau bahkan sudah melampui target.

Kata Kunci : AHP, Evaluasi Kinerja Supplier,OMAX , PT.Karya Toha Putra, Traffic Light System

1. Latar Belakang ISO 9001:2008 dapat dikatakan telah memenuhi


PT. Karya Toha Putra merupakan perusahaan persyaratan internasional dalam hal manajemen
keluarga yang bergerak di bidang percetakan yang penjaminan kualitas produk atau jasa yang
telah berdiri semenjak 1962. Perusahaan yang dihasilkannya.
didirikan oleh bapak H. Sayid Toha ini telah memiliki Mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 berarti
22 kantor perwakilan yang tersebar di Pulau Jawa, perusahaan atau organisasi harus menerapkan dan
Pulau Sumatera, Pulau Sulawesi dan Pulau merealisasikan kausal-kausal yang terdapat di
Kalimantan. Beberapa produk seperti Al-qur’an dan dalamnya. Salah satu kausal yang terdapat dalam ISO
kitab, buku-buku islam serta buku pelajaran khusus 9001:2008 adalah mengenai pemasok yang terdapat
Madrasah Ibtidayah, Tsanawiyah dan Aliyah adalah pada kausal 7.4.1 yang berbunyi “Organisasi harus
produk-produk yang di produksi oleh PT.Karya Toha menilai dan memilih pemasok berdasarkan
Putra. kemampuannya memasok produk sesuai dengan
Perusahaan yang bermula dari sebuah CV ini persyaratan organisasi. Kriteria pemilihan, evaluasi
terus melakukan perbaikan agar terus berkembang, dan evaluasi ulang harus ditetapkan. Rekaman hasil
terbukti saat ini produk Al-Quran milik PT. Karya penilaian dan tindakan apa pun yang perlu yang
Toha Putra mampu menguasai pangsa pasar sekitar timbul dari evaluasi itu harus dipelihara”. Pada
30% dari seluruh penerbit Al-Quran dalam negeri. kausal tersebut menjelaskan bahwa salah satu hal
Seiring dengan berkembangnya bisnis yang yang harus di lakukan oleh perusahaan yang sudah
dilaksanakan membuat PT. Karya Toha Putra sadar mendapatkan sertifikasi ISO 9001: 2008 adalah
bahwa menjaga kepercayaan konsumen terhadap melakukan evaluasi kinerja pemasok secara berkala
produk-produk milik PT.Karya Toha Putra sangatlah untuk mengetahui apakah pemasok yang bekerjasama
penting sehingga semenjak tahun 2013 PT.Karya dengan perusahan tersebut masih mampu menjadi
Toha Putra sudah menerapkan ISO 9001:2008 yang pemasok yang sesuai dengan persyaratan yang
masih berjalan hingga saat ini. dimiliki suatu perusahaan atau tidak. Sehingga dengan
ISO 9001:2008 merupakan standar internasional begitu perusahaan bisa mempertimbangkan apakah
di bidang sistem manajemen kualitas. Suatu lembaga akan melanjutkan kerjasama dengan pemasok tersebut
atau organisasi yang telah mendapatkan akreditasi atau tidak.

1
2

Sebagai salah satu perusahan yang sudah mengetahui berapa bobot dari masing-masing kriteria
mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 maka dan subkriteria sedangkan metode OMAX dan Traffic
kegiatan evaluasi kinerja supplier pun secara berkala Light System akan digunakan untuk mengetahui
sudah dilaksanakan oleh pihak PT.Karya Toha Putra. kinerja dari masing-masing supplier dan juga
Pelaksanaan evaluasi kinerja supplier pada PT. Karya digunakan untuk mengetahui kelebihan dan
Toha Putra dilakukan berdasarkan beberapa kriteria kekurangan dari masing-masing supplier.
diantaranya adalah kualitas, harga, pembayaran dan
pengiriman dimana masing-masing kriteria sudah 2. Perumusan Masalah
memiliki standar yang telah ditetapkan oleh Bagaimana mengukur kinerja supplier dengan
perusahaan. Namun evaluasi kinerja supplier yang menggunakan metode Analytical Hierarchy
dilakukan oleh PT. Karya Toha Putra masih terbilang Process (AHP) dan Objective Matrix (OMAX)
sangat sederhana dan belum menggunakan dan trafic light system?
pembobotan pada kriteria-kriteria yang ada. Selain itu
ditemukan juga satu kriteria yang memiliki dua 3. Pembatasan Masalah
penilaian untuk dipertimbangkan namu kriteria Berikut merupakan batasan ruang lingkup
tersebut tidak dipecah sebagai subkriteria melainkan masalah yang akan dibahas dalam hasil penelitian dan
dijadikan satu kesatuan. Kriteria- kriteria penilaian pembahasan agar tidak menyimpang dari tujuan
perlu dibobotkan karena tingkat kepentingan tiap penelitian.
kriteria berbeda. Sedangkan jika sebuah kriteria 1. Responden kuisioner yang digunakan dalam
memiliki lebih dari satu penilaian maka lebih baik jika pengumpulan data adalah kepala bagian
masing-masing penilaian tersebut dipisahkan menjadi pembelian dan keuangan serta kepala seksi
beberapa subkriteria gudang bahan baku yang memiliki tugas dan
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk tanggung jawab yang berhubungan dengan
mengukur bobot kriteria dan subkriteria berdasarkan supplier.
berdasarkan dari tingkat kepentingan antara kriteria 2. Jumlah supplier yang di evaluasi sebanyak 10
dan tingkat kepentingan antar subkriteria adalah supplier berdasarkan keputusan pihak PT.Karya
dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Tohaputra.
Process (AHP). 3. Pengambilan data yang dilakukan berdasarkan
Selain belum menggunakan pembobotan pada dari kinerja supplier Bulan Juli 2016 –
kriteria yang dimiliki oleh PT.Karya Toha Putra Desember 2016
dalam mengevaluasi supplier, penentuan kelemahan
dan kelebihan dari masing-masing supplier juga 4. Tujuan Penelitian
masih menggunakan pertimbangan yang bersifat Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tugas
kualitatif. Penilaian secara kuantitatif diperlukan akhir ini adalah:
dalam menentukan kelemahan dan kelebihan dari 1. Mengetahui kriteria dan subkriteria untuk
masing-masing supplier agar hasil akhirnya lebih evaluasi kinerja supplier pada PT. Karya Toha
objektif. Metode Objective Martix (OMAX) Putra.
digunakan untuk melihat bagaimana kinerja 2. Mengetahui struktur hierarki AHP evaluasi
keselurahan dari masing-masing supplier PT.Karya kinerja supplier PT.Karya Tohaputra.
Tohaputra dan juga dapat digunakan untuk 3. Mengetahui bobot kepentingan kriteria dan
mengetahui kelebihan dari kekurangan dari masing- subkriteria evaluasi kinerja supplier.
masing supplier karena metode OMAX tidak hanya 4. Mengetahui nilai performnace dan tingkat level
menganalisa kinerja supplier secara keseluruhan tetapi dari tiap subkiteria dari masing-masing supplier
juga menganalisa kinerja dari tiap kriteria. menggunakan metode OMAX.
Berdasarkan dari penjelasan di atas maka terlihat 5. Mengetahui total value dari masing-masing
bahwa evaluasi supplier yang digunakan oleh supplier pada metode OMAX.
PT.Karya Toha Putra memiliki beberapa kekurangan. 6. Mengetahui kinerja masing-masing supplier
Kekurangan pertama yaitu tidak adanya pembobotan berdasarkan traffic light system.
pada kriteria dan subkriteria, tidak
dipertimbangkannya untuk memisah kriteria yang 5. Landasan Teori
memiliki lebih dari satu penilaian untuk dipecah 5.1 Sistem Manajemen Kualitas Internasional
menjadi subkriteria, serta identifikasi kelemahan dan ISO 9001
kelebihan masing-masing supplier yang masih bersifat ISO 9001 disusun berdasarkan delapan prinsip
kualitatif. Dengan adanya beberapa kekurangan manajemen kualitas. Prinsip-prinsip ini dapat
tersebut peneliti memutuskan untuk melakukan digunakan oleh manajemen senior sebagai suatu
evaluasi kinerja supplier pada penelitian ini dengan kerangka kerja yang membimbing organisasi menuju
menggunakan metode AHP, OMAX dan Traffic Light peningkatan kinerja. Delapan prinsip manajemen
System. Metode AHP akan digunakan untuk melihat kualitas yang menjadi landasan penyusunan ISO 9001
apa saja kriteria dan subkriteria yang akan digunakan adalah:
untuk melakukan evaluasi kinerja dan juga untuk
3

1. Fokus Pelanggan akan terpacu untuk meningkatkan kinerja mereka (I


2. Kepemimpinan Nyoman Pujawan, 2005).
3. Keterlibatan orang Istilah kriteria dalam penilaian kinerja supplier
4. Pendekatan Proses dalam dunia industri saat ini lebih dikenal dengan
5. Pendekatan Sistem terhadap Manajemen Vendor Performance Indicators (VPI). Berikut bentuk
6. Peningkatan terus menerus kerangka dari Vendor Performance Indicators (VPI)
7. Pendekatan faktual dalam pembuatan keputusan menurut verma dan Pullman (1998) antara lain
8. Hubungan pemasok yang saling quality, cost, delivery, flexibility and Responsivness.
menguntungkan.
5.4 Analytical Hirarcy process (AHP)
5.2 Klausal yang berhubungan dengan Evaluasi Beberapa prosedur dalam penerapan AHP adalah
Kinerja Supplier sebagai berikut (Saaty 1993 dalam Endwinanto 2008)
Pada ISO 9001:2008 terdapat klausal yang :
mengatur tentang evaluasi kinerja supplier yaitu 1. Pembentukan Hierarki
klausal 7.4.1 tentang proses pembelian. Sedangkan Hierarki dapat membantu untuk menyederhanakan
proses rekaman atau dokumentasi diatur pada klausal suatu masalah menjadi lebih terstruktur. Sebuah
4.2.4 . hierarki dapat menunjukkan pengaruh tujuan dari
Klausal 7.4.1 berbunyi “Organisasi harus me- level atas sampai pada level yang paling bawah
mastikan bahwa produk yang dibeli sesuai dengan 2. Perbandingan Berpasangan (pair-wise comparison )
persyaratan pembelian yang ditentukan. Jenis dan Digunakan untuk mempertimbangkan factor-
jangkauan pengendalian pada pemasok dan produk faktor keputusan atau alternatif-alternatif dengan
yang dibeli harus bergantung pada pengaruh produk memperhitungkan hubungan antara factor dan sub-
yang dibeli pada realisasi produk berikutnya atau faktor itu sendiri.
produk akhir. Organisasi harus menilai dan memilih 3. Pengecekan Konsistensi
pemasok berdasarkan kemampuannya memasok pro- Pengecekan konsistensi dilakukan untuk melihat
duk sesuai dengan persyaratan organisasi. Kriteria apakah perbandingan berpasangan yang sudah dibuat
pemilihan, evaluasi dan evaluasi ulang harus dite- masih berada di dalam batas control penerimaan atau
tapkan. Rekaman hasil penilaian dan tindakan apa tidak.
pun yang perlu yang timbul dari evaluasi itu harus 4. Evaluasi
dipelihara (lihat 4.2.4).” Evaluasi di sini dimaksudkan evaluasi seluruh
Sedangkan proses perekaman pada klausal proses pembobotan, dimana bobot dari seluruh
4.2.4 mengatakan bahwa “Rekaman ditetapkan untuk alternative harus diketahui dan pada bobot terebut
memberikan bukti kesesuaian dengan persyaratan dan harus dilakukan proses normalisasi pada setiap
beroperasinya secara efektif sistem manajemen mutu matriks perbandingan berpasangan. Alternatif dengan
harus dikendalikan. Organisasi harus menetapkan bobot tertinggi adalah alternative dengan prioritas
prosedur terdokumentasi untuk menetapkan kendali tertinggi, jadi merupakan alternative terbaik.
yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan, Saaty (1993) dalam Vanany (2009) mendapatkan
perlindungan, pengambilan, masa simpan, dan pem- skala-skala kuantitatif mulai satu sampai dengan
buangan rekaman. Rekaman harus tetap mudah diba- Sembilan untuk menilai perbandingan tingkat
ca, siap ditunjukkan, dan diambil.” kepentingan suatu elemen terhadap elemen lainnya.
Adapun skala penilaian diantara skala yang ada
5.3 Evaluasi Kinerja Supplier ditunjukkan sebagai nilai genap dari kedua skala yang
Evaluasi supplier menjadi salah satu faktor ada.
penting dalam supply chain, karena merupakan salah Tabel 1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan
satu strategi perusahaan untuk dapat bersaing dengan Tingkat
perusahaan lain dalam hal kepuasan konsumen dan Definisi
Kepentingan
juga untuk meningkatkan atau mempertahankan
service level perusahaan tersebut dalam memenuhi 1 Kedua elemen sama penting
permintaan konsumen. Satu elemen lebih penting dari
Kinerja supplier perlu dimonitor secara 3
pada elemen yang lain
kontinyu. Penilaian/monitoring kinerja ini penting Satu elemen sesungguhnya lebih
dilakukan sebagai bahan evaluasi yang nantinya bisa 5
penting dari elemen yang lain
digunakan untuk meningkatkan kinerja supplier atau Satu elemen jelas lebih penting
sebagai bahan pertimbangan untuk mencari supplier 7 dari elemen yang lain
alternatif. Pada situasi dimana perusahaan memiliki
lebih dari satu supplier untuk suatu item tertentu, hasil Satu elemen mutlak penting dari
evaluasi juga bisa dijadikan dasar dalam memilih 9
pada elemen yang lain
supplier yang akan mengalokasikan order di periode 2,4,6,8 Nialai tengah diantara dua
berikutnya. Dengan sistem yang seperti ini supplier penilaian yang berdampingan
(Sumber: Saaty, 1993 dalam Vanany 2009)
4

Sedangkan untuk menghitungan consistency Tabel 3 Matriks OMAX


ratio (CR) adalah sebagai berikut :
Productivity
1 2 3
criteria
……………………………………..……(1) Performance
Ket : CI = Indeks Konsistensi 10
CR = Rasio Konsistensi 9
RI = Random Index 8
7
6
………………………….....(2) Scale 5
Ket : 4
λ maksimum = nilai eigen terbesar dari metrik 3
berordo n 2
n = jumlah kriteria 1
0
Berikut ini indeks random untuk beberapa ukuran Level
matriks : Weight
Tabel 2 Nilai Random Index (RI) Value
Ukuran (Sumber: Riggs, dkk. 1983)
1,2 3 4 5 6 7 8 9 10
Matriks
RI 0,0 0,52 0,89 1,11 1,25 1,35 1,40 1,45 1,49 Keterangan bagian-bagian matriks:
Sumber: Thomas L. Saaty (1993) a. Productivity criteria
Setiap aktivitas yang menunjukkan nilai
Apabila nilai CR ≤ 0.1, maka masih dapat produktivitas ditetapkan dalam bentuk rasio, seperti
ditoleransi tetapi bila CR > 0.1 maka perlu dilakukan output/jam, cacat/100 unit, dan sebagainya. Nilai-nilai
revisi. Nilai CR= 0 maka dapat dikatakan “Perfectly itu menunjukkan karakteristik dari performansi suatu
Consistent” (Sumiati, 2006). badan usaha tertentu yang diukur. Rasio ini
dimasukkan pada bagian puncak dari kolom matriks.
5.4 Scoring System dengan Model Objectives Matrix b. Performance
(OMAX) Ini adalah hasil aktual yang telah dicapai pada
Adapun langkah-langkah umum pengukuran periode tersebut sesuai dengan kriterianya. Data ini
kinerja dengan metode OMAX adalah sebagai bisa didapat dari produksi, akuntansi, data pribadi atau
berikut: informasi dari konsumen.
1. Menentukan kriteria produktivitas (Vendor c. Scales
Performance Indicator) Badan dari matriks disusun berdasarkan level 0
2. Menjelaskan Data sampai level 10. Nilai dari setiap level dihitung
3. Menentukan Target Maksimum, Target Minimum menggunakan rumus interval seperti pada
dan Pencapaian Terburuk
4. Menetapkan sasaran jangka pendek
5. Menentukan derajat kepentingan (bobot) XL-H = ………………………………..(3)
6. Pengoperasian Matriks
Keterangan:
Δ𝑋𝐿−𝐻 = Interval angka antara level high dan low
𝑋𝐻 = Level high
𝑋𝐿 = Level low
𝑌𝐻 = Angka pada level high
𝑌𝐿 = Angka pada level low

d. Level
Pada baris tepat dibawah badan matriks, setiap
nilai perfomansi yang dicapai dikonversikan menjadi
level dari badan matriks. Pengkonversian ini
mengikuti aturan: bila nilai perfomansi lebih rendah
dari nilai perfomansi pada level tertentu, namun masih
lebih tinggi dari nilai sebelumnya, maka nilai
performansi digolongkan pada level sebelumnya.
Contoh : Nilai level 4 adalah 10 dan nilai level 3
adalah 8, maka jika nilai perfomansi adalah 9 maka
nilai performansi ini tergolong pada level 3, sehingga
baris level diberi niai 3.
5

e. Weight rik elemen setiap kelipatan ke n dari populasi ter-


Tingkat kepentingan pada setiap criteria sebut mulai dari urutan yang dipilih secara random
ditunjukkan dari nilai bobot (weight) yang tertera. Jika diantara nomor 1 hingga n.
criteria itu dianggap penting, maka akan diberi bobot 3. Stratified Random Sampling
yang lebih besar dari kriteria yang lain. Total bobot Stratified random sampling menentukan strata
keseluruhan adalah 100% atau 1. elemen dalam populasi menjadi perhatian sehing-
f. Value ga populasi dibagi sesuai dengan strata yang ada.
Nilai value untuk setiap criteria didapatkan dengan 4. Cluster Sampling
cara mengalikan bobot (weight) dengan nilai leve Cluster sampling digunakan dengan multi stage,
pada setiap criteria. misalnya penelitian tentang pola hidup pada nasa-
bah bank di suatu propinsi dilakukan.
5.5 Traffic Light System 5. Area Sampling
Traffic Light system berhubungan erat dengan Area sampling digunakan dengan pengambilan
scoring system. Traffic light system berfungsi sebagai sampel berdasarkan perbedaan lokasi geografis da-
tanda apakah score dari suatu indikator kinerja ri populasi.
memerlukan suatu perbaikan atau tidak. Indikator dari
Traffic Light System ini direpresentasikan dengan 5.6.2 Nonprobability Sampling
beberapa warna, antara lain Non-probability sampling adalah teknik
1. Warna Hijau sampling dimana setiap elemen populasi yang akan
Diberikan untuk KPI yang mencapai nilai ditarik menjadi anggota sampel tidak berdasarkan
antara level 8-10. Artinya pencapaian suatu indikator pada probabilitas yang melekat pada setiap elemen
kinerja sudah tercapai, sama atau bahkan melampaui tetapi berdasarkan karakteristik
target. khusus masing-masing elemen. Model dari metode
2. Warna Kuning sampling yang non-probabilistik ini adalah convi-
Diberikan untuk KPI yang mencapai nilai nience sampling dan purposive sampling.
antara level 4-7. Artinya pencapaian suatu indikator 1. Convinience Sampling
kinerja belum tercapai meskipun nilai sudah Convinience sampling adalah suatu metode sam-
mendekati target. Jadi pihak manajemen harus pling dimana para respondennya adalah orang-
berhati-hati dengan adanya berbagai macam orang yang secara sukarela menawarkan diri (con-
kemungkinan. viniencely avaiable) dengan alasan masing-
3. Warna Merah masing.
Diberikan untuk KPI yang mencapai nilai 2. Purposive Sampling
antara level 0-3. Artinya pencapaian suatu indikator Purposive sampling adalah metode sampling non-
kinerja benar-benar dibawah target yang telah probability yang menggunakan orang-orang ter-
ditetapkan dan memerlukan perbaikan dengan segera. tentu (specific target-group) sebagai sumber da-
ta/informasi. Orang-orang tertentu yang dimaksud
5.6 Metode Sampling disini adalah individu atau kelompok yang karena
Menurut Sukaria Sinulingga (2013), Sampling pengetahuan, pengalaman, jabatan dan lain-lain
adalah metode pengumpulan data yang sangat populer yang dimilikinya menjadikan individu atau ke-
karena manfaatnya yang demikian besar dalam peng- lompok tersebut perlu dijadikan sumber informasi.
hematan sumber daya waktu dan biaya dalam kegiatan Individu atau kelompok khusus ini langsung dica-
pengumpulan data. tat namanya sebagai reponden tanpa melalui pros-
Secara garis besar metode penarikan sampel da- es seleksi secara random.
pat diklasifikasi atas dua bagian yaitu: Purposive sampling dapat dibedakan dalam dua
1. Probability Sampling bentuk yaitu judgement sampling dan quota
2. Nonprobability Sampling sampling. Judgement sampling adalah tipe
pertama dari purposive sampling, responden
5.6.1 Probability Sampling terlebih dahulu dipilih berdasarkan pertimbangan
Probability sampling, setiap elemen dari tertentu misalnya karena kemampuannya atau
populasi diberi kesempatan yang sama untuk ditarik kelebihannya diantara orang-orang lain dalam
menjadi anggota dari sampel. memberikan data dan informasi yang bersifat
1. Simple Random Sampling khusus yang dibutuhkan peneliti.
Simple random sampling yang sering juga disebut
unrestricted probability sampling, setiap elemen
dari populasi mempunyai kesempatan atau pe-
luang yang sama untuk terpilih menjadi anggota
sampel.
2. Systematic Sampling
Systematic sampling adalah suatu metode pen-
gambilan sampel dari populasi dengan cara mena-
6

6. Metodelogi Penelitian 7. Hasil dan Pembahasan


7.1 Gambaran Umum Perusahaan
PT.Karya Toha Putra merupakan perusahaan
keluarga yang di dirikan oleh Bapak H.Sayid Toha
pada tanggal 17 Oktober 1962. Seiring dengan
berjalannya waktu saat ini PT.Karya Tohaputra pun
semakin berkembang terbukti dengan adanya 22
perusahaan perwakilan yang tersebar di beberapa
pulau besar di Indonesia. Selain mendirikan 22
perusahaan perwakilan di seluruh Indonesia, saat ini
PT.Karya Tohaputra pun sudah bekerja sama dengan
banyak perusahaan lain untuk memasok kebutuhan
PT.Karya Tohaputra dalam kegiatan produksi.
Beberapa diantaranya adalah 10 perusahaan penyedia
bahan baku yang berasal dari beberapa kota.
Kesepuluh perusahaan tersebut adalah pemasok kertas
CD aspex, kertas HVS, kardus, tinta, plastik, lem,
benang dan karton.
Nama-nama 10 supplier bahan baku yang bekerja
sama dengan PT.Karya Tohaputra di uraikan pada
tabel di bawah ini.
Tabel 4 Daftar Nama Supplier
No. Nama Supplier Jenis Lokasi
1 CV. Berkat Kertas Surabaya
lamandau
2 PT.Hasta Yuga Kertas Semarang
Halim
3 PT.Puri Nusa Kardus Demak
Eka Persada
4 PT.Hana Tinta Semarang
Grafika
5 PT.Maritama Plastik Semarang
6 CV.Multi Tinta Semarang
Warna
7 CV.Dirgantara Lem Semarang
8 PT.Pura Lem Kudus
Barutama
9 PT.Manggala Benang Ungaran
Indo Nusa
10 PT. Pabrik Karton Bekasi
Kertas Noree

7.2 Penentuan Kriteria dan Subkriteria


Berdasarkan dari hasil penyebaran kuisioner I dan
II maka di dapat 6 kriteria dan 16 subkriteria yang
terpilih adalah sebagai berikut :
1. Kualitas
- Kosistensi mutu (SK1)
- Adanya garansi (SK2)
- Penyertaan lembar spesifikasi produk (SK3)
- Konsistensi bentuk kemasan (SK4)
2. Harga
- Harga produk yang bersaing (SK5)
- Pemberian diskon (SK6)
3. Pengiriman
- Ketepatan waktu pengiriman (SK7)
- Ketepatan kuantitas produk yang di kirim (SK8)
4. Pembayaran
- Tenggang waktu pembayaran (SK9)
Gambar 1 FlowChart
- Cara pembayaran (SK10)
7

5. Fleksibilitas Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah


- Kesanggupan memenuhi perubahan waktu menguji konsistensi dari data diatas untuk mengetahui
pengiriman (SK11) apakah jawaban responden sudah konsisten atau
- Kesanggunpan memenuhi perubahan jumlah belum. Perhitungan sebagai berikut :
produk yang di pesan (SK12) 1. Mencari nilai Eigen value
6. Ketanggapan.
- Kecepatan konfirmasi ketersediaan waktu X =
pengiriman (SK13)
- Kecepatan merespon perubahan waktu pengiriman 2. Perhitungan konsistensi vektor
(SK14) Harga bersaing : 1,667 / 0,833 = 2
- Kecepatan merespon perubahan jumlah pesanan Pemberian Diskon : 0,333 / 0,167 = 2
(SK15) Jumlah = 4
- Kecepatan merespon keluhan masalah/produk
(SK16) 3. Hitung Rata-Rata Entri (λ maks)

7.3 Penentuan Bobot Kepentingan (Weight) Tiap


Kriteria dan Subkriteria menggunakan AHP 2
Dari hasil penyebaran kuisioner III (kuisioner 4. Perhitungan Consistency Index (CI)
perbandingan berpasangan, maka dapat dihitung
bobot kepentingan dari tiap kriteria dan subkriteria. 0
Contoh perhitungan mencari bobot subkriteria adalah 5. Perhitungan Consistency Ratio (CR)
sebagai berikut :
Karena pada perhitungan ini matriks berordo 2
Tabel 5 Perbandingan Subkriteria Harga
makan untuk nilai RI menggunakan nilai n= 2 yaitu
Harga Pemberian RI = 0, maka nilai CR adalah :
bersaing diskon
Harga bersaing 1 5 =~
Pemberian diskon 1/5 1 Karena nilai dari CR 0,1 maka jawaban responden
Jumlah 1,2 6 konsisten
Setelah bobot parsial didapatkan dari tiap kriteria
Setelah mendatapkan perbandingan berpasangan,
dan subkriteria maka langkah selanjutnya adalah
dilanjutkan dengan melakukan normalisasi matriks
mencari bobot kepentingan (weight) dari nilai kriteria
dengan membagi nilai disetiap sel dengan hasil
dan subkriteria. Bobot kepentingan (weight) dari
penjumlahan yang ada pada masing-masing kolom.
kriteria didapatkan dari nilai bobot parsialnya.
Angka hasil penjumlahan disetiap kolom akan
Sedangkan untuk bobot kepentingan (weight) dari
memunculkan nilai 1. Perhitungan sebagai berikut :
subkriteria di dapatkan dari hasil perkalian nilai bobot
Nilai matriks sel pertama kolom harga bersaing :
parsial subkriteria dengan nilai bobot parsial dari
1 / 1,2 = 0,833
kriteria itu sendiri.
Nilai matrik sel pertama kolom pemberian diskon:
Contoh perhitungan adalah sebagai berikut.
5 / 6 = 0,833
Dari hasil perhitungan di ketahui bahwa bobot
Nilai matriks sel kedua kolom harga bersaing :
parsial dari kriteria harga adalah 0,146 dan bobot
0,2 / 1,2 = 0,167
parsial pada subkriteria harga yaitu harga bersaing
Nilai matriks sel kedua kolom pemberia diskon :
sebesar 0,833 dan pemberian diskon sebesar 0,167.
1 / 6 = 0,167
- Bobot kepentingan (weight) kriteria Harga = 0,146
Setelah melakukan normalisasi matriks maka
- Bobot kepentingan (weight) subkriteria harga
selanjutnya adalah mencari bobot parsial dengan cara
bersaing = 0,146 x 0,833 = 0,122
menjumlahkan seluruh nilai dari setiap baris lalu
- Bobot kepentingan (weight) subkriteria pemberian
hitung rata-ratanya. Perhitungan sebagai berikut :
diskon = 0,146 x 0,167 = 0,024
Bobot parsial harga bersaing :
(0,833 + 0,833) / 2 = 0,833
Bobot parsial pemberian diskon :
(0,167 + 0,167) / 2 = 0,167

Tabel 6 Matriks Normalisasi dan Bobot Parsial


Subkriteria Harga
Harga Pemberian Bobot
bersaing diskon Parsial
Harga bersaing 0,833 0,833 0,833
Pemberian diskon 0,167 0,167 0,167
Jumlah 1,000 1,000 1,000
8

Tabel 7 Rekapitulasi Bobot Dan Rasio Konsistensi Untuk level 8 diisi dengan target minimal yang telah
Kriteria Weight CR SK Weight CR ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 80. Sedangkan
level 0 untuk kinerja terjelek diisi dengan nilai 0.
SK1 0,154
Maka interval antara antara level 10 dan level 8 :
SK2 0,070
Kualitas 0.336 0,044
SK3 0,055
SK4 0,056 = = = 10
SK5 0,122 Interval antara level 8 dan 0 :
Harga 0,146 ~
SK6 0,024
SK7 0,085 = = = 10
Pengiriman 0,128 ~
0,013 SK8 0,043 Maka setiap level akan diisikan nilai sebagai
SK9 0,058 berikut dengan rumus :
Pembayaran 0,117 ~
SK10 0,058 Nilai level X = Nilai Level (X+1) – Interval
SK11 0,091 kelas
Fleksibilitas 0,137 ~
SK12 0,046 Level 10 = 100
SK13 0,051 Level 9 = 100 – 10 = 90
SK14 0,030 Level 8 = 80
Ketanggapan 0,137 0,080 Level 7 = 80 – 10 = 70
SK15 0,023
SK16 0,033 Level 6 = 70 – 10 = 60
Level 5 = 60 – 10 = 50
Level 4 = 50 – 10 = 40
7.3 Perhitungan Value Menggunakan OMAX serta Level 3 = 40 – 10 = 30
Penentuan Indikator Berdasarkan Traffic Light Level 2 = 30 – 10 = 20
System Level 1 = 20 – 10 = 10
1. Penentuan target minimal, target maksimal, Level 0 = 0
kinerja terburuk dan data realisasi 4. Menentukan Nilai Level
Tabel 8 Rekapitulasi Nilai PT.Pabrik Kertas Noree Untuk pengisian level pada subkriteria tenggang
Real- waktu pembayaran dapat dilihat dari data realisasi.
Subkriteria Tmax Tmin Terburuk Data realisasi waktu pembayaran pada PT.Pabrik
sasi
SK1 90 72 0 90 Kertas Noree adalah 65% dan terletak antara level 6
SK2 100 80 0 100 dan juga level 7. Level 6 memiliki nilai 60%
SK3 100 80 0 0 sedangkan level 7 memiliki nilai 70%. Maka nilai
SK4 90 72 0 90 realisasi (performance) ini masih tergolong pada level
6, sehingga baris level diberi nilai 6.
SK5 100 80 0 100
SK6 100 80 0 70
5. Menentukan Nilai Value
SK7 90 72 0 90
Menentukan value untuk subkriteria tenggang
SK8 90 72 0 90 waktu pembayaran (SK-9)adalah sebagai berikut :
SK9 100 80 0 65 Value tenggang waktu pembayaran = level x weight
SK10 100 80 0 70 = 6 x 0,058
SK11 100 80 0 100 = 0.350
SK12 100 80 0 100
SK13 100 80 0 100
SK14 100 80 0 100
SK15 100 80 0 100
SK16 100 80 0 100
2. Mengisi baris performance
Baris performance di isi degan data realisasi
3. Melakukan scoring
Scoring dilakukan untuk mendapatkan nilai dari
setiap level. Perhitungan dilakukan dengan
menghitungan interval kelas menggunakan rumus (3)
Perhitungan scoring sebagai berikut :
Nilai persentase subkriteria tenggang waktu
pembayaran (SK-9) PT.Pabrik Kertas Noree :
Nilai maksimal (level 10) = 100
Nilai minimal (Level 8) = 80
Terjelek (Level 0) = 0
Untuk level 10 diisi dengan target maksimal
yang ingin dicapai perusahaan yaitu sebesar 100
9

Tabel 9 Tabel Scoring menggunakan OMAX dan Traffic Light System PT.Pabrik Kertas Noree
Elemen
Kualitas Harga Pengiriman Pembayaran Fleksibilitas Ketanggapan
SK-1 SK-2 SK-3 SK-4 SK-5 SK-6 SK-7 SK-8 SK-9 SK-10 SK-11 SK-12 SK-13 SK-14 SK-15 SK-16
Performance 90 100 0 90 100 70 90 90 65 70 100 100 100 100 100 100
10 90 100 100 90 100 100 90 90 100 100 100 100 100 100 100 100
9 81 90 90 81 90 90 81 81 90 90 90 90 90 90 90 90
8 72 80 80 72 80 80 72 72 80 80 80 80 80 80 80 80
7 63 70 70 63 70 70 63 63 70 70 70 70 70 70 70 70
6 54 60 60 54 60 60 54 54 60 60 60 60 60 60 60 60
Level 5 45 50 50 45 50 50 45 45 50 50 50 50 50 50 50 50
4 36 40 40 36 40 40 36 36 40 40 40 40 40 40 40 40
3 27 30 30 27 30 30 27 27 30 30 30 30 30 30 30 30
2 18 20 20 18 20 20 18 18 20 20 20 20 20 20 20 20
1 9 10 10 9 10 10 9 9 10 10 10 10 10 10 10 10
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Level 10 10 0 10 10 7 10 10 6 7 10 10 10 10 10 10
Weight 0.154 0.070 0.055 0.056 0.122 0.024 0.085 0.043 0.058 0.058 0.091 0.046 0.051 0.030 0.023 0.033
Value 1.544 0.701 0.000 0.561 1.218 0.171 0.851 0.426 0.350 0.408 0.913 0.457 0.507 0.302 0.234 0.326
Total Value 8,969
10

7. 4 Pembahasan produk yang di kirim dengan nilai bobot sebesar


7.4.1 Pembahasan Weight (Bobot Kepentingan) 0,043.
Menggunakan Analytical Hierarchy Dan yang terakhir adalah kriteria pembayaran
Process (AHP) dengan nilai bobot sebesar 0,117 dan berdasarkan
Berdasarkan dari hasil pengolahan data subkriteria pembayaran dapat dilihat bahwa
menggunakan AHP maka dapat dilihat bahwa subkriteria tenggang waktu pembayaran dan
bobot kepentingan (weight) dari tiap subkriteria dan subkriketria cara pembayaran memiliki bobot yang
kriteria berbeda. sama yaitu sebesar 0,058 yang berarti bahwa kedua
Berdasarkan dari bobot kepentingan, kriteria subkriteria memiliki tingkat kepentingan yang
kualitas menempati urutan yang pertama dengan sama bagi PT.Karya Tohaputra.
nilai bobot sebesar 0,336 yang artinya bahwa bagi
PT.Karya Tohaputra kualitas adalah yang 7.4.2 Pembahasan Kinerja Supplier
terpenting yang dilihat dari supplier. Sedangkan Menggunakan Objective Matrix (OMAX)
berdasakan pada subkriteria kualitas, bagi dan Traffic Light System
PT.Karya Tohaputra subkriteria yang penting Bedasarkan hasil pengolahan data
pertama adalah konsistensi mutu mendapatkan menggunakan OMAX maka kinerja masing-masing
nilai bobot tertinggi yaitu 0,154 lalu diikuti dengan supplier di uraikan sebagai berikut :
subkriteria adanya garansi dengn nilai bobot 0,070 Tabel 10 Rekapitulasi OMAX dan Traffic Light
da diikuti lagi dengan subkriteria konsisteni bentuk System
kemasan dengan nilai bobot 0,056 dan yang Nama Total
Level Red Yellow Green
terakhir adalah subkriteria penyertaan lembar Supplier Value
spesifikasi dengan nilai bobot 0,056. 1 CV.Multiwarna 9.250 1 1 14
Pada urutan kedua ditempati oleh kriteria 2 PT.Hana Grafika 9.168 1 0 15
harga dengan nilai bobot sebesar 0,146 dan PT.Pura
berdasarkan subkriteria harga, bagi PT.Karya 3 8.969 1 1 14
Barutama
Tohaputra subkriteria yang penting pertama adalah PT.Pabrik Kertas
harga produk yang bersaing mendapatkan nilai 4 8.969 1 3 12
Noree
bobot tertinggi yaitu 0,122 dan di ikuti dengan 5 CV.Dirgantara 8.947 1 1 14
subkriteria pemberina diskon dengan nilai bobot PT.Manggala
0,024. 6 8.908 1 1 14
Indo Nusa
Pada urutan ketiga di isi oleh kriteria 7 PT.Maritama 8.674 1 1 14
fleksibilitas dan ketanggapan karena keduanya CV. Berkat
memiliki nilai bobot yang sama yaitu sebesar 0,137 8 8.531 1 3 12
Lamandau
itu artinya bagi PT.Karya Tohaputra antara
PT.Hasta Yuga
fleksibilitas dan ketanggapan memiliki tingkah 9 8.531 1 3 12
Halim
kepentingan yang sama. Untuk kriteria fleksibilitas,
PT.Puri Nusa
memiliki dua subkriteria dimana bobot tertinggi 10 7.474 3 4 9
Eka Persada
didapatkan oleh subkriteria kesanggupan
Pada tabel 10 maka dapat terlihat bahwa 9
memenuhi perubahan waktu pengiriman dengan
supplier memiliki kinerja yang masih baik karena
nilai bobot 0,091 dan diikuti dengan subkriteria
mendapatkan total value diatas 8 atau berada pada
kesanggupan memenuhi perubahan jumlah produk
level 8. Sedangkan untuk PT.Puri Nusa Eka
yang dipesan dengan nilai bobot 0,046. Sedangkan
Persada berada di level 7 karena mendapatkan total
untuk kriteria ketanggapan memiliki 4 subkriteria
value 7.474 yang berarti bahwa kinerja PT.Puri
dimana bobot tertinggi didapatkan oleh subkriteria
Nusa Eka Persada masih dibawah target yang di
kecepatan konfirmasi ketersediaan pesana dengan
harapkan oleh PT.Karya Tohaputra.
nilai bobot sebedar 0,051 dan di ikuti dengan
subkriteria kecepatan merespon keluhan dengan
8. Penutup
nilai bobot 0,033 lalu di ikuti dengan subkriteria
8.1 Kesimpulan
kecepatan konfirmasi perubahan waktu pengiriman
Berdasarkan dari hasil pengolahan data dan analisa
dengan nilai bobot 0,030 dan yang terakhir adalah
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
kecepatan konfirmasi perubahan jumlah pesanan
1. Berdasarkan dari hasil penyebaran kuisioner I
dengan nilai bobot 0,023.
di dapatkan 6 kriteria yang digunakan untuk
Selanjutnya pada urutan ke 4 yaitu
mengukur kinerja supplier PT.Karya Toha
pengiriman dengan nilai bobot 0,128 dan
Putra. Sedangkan berdasarkan penyebaran
berdasarkan subkriteria pengiriman, bagi PT.Karya
kuisioner II di dapatkan 16 subkriteria yang
Tohaputra subkriteria yang penting pertama adalah
digunakan untuk mengukur kinerja supplier
subkriteria ketepatan waktu pengiriman mendapat
PT.Karya Tohaputra.
bobot paling tinggi dengan nilai bobot sebesar
2. Berdasarkan dari struktur hierarki maka dapat
0,085 lalu di ikuti dengan ketepatan kuantitas
diketahui bahwa untuk kriteria kualitas
memiliki 4 subkriteria. Kriteria harga memiliki
11

2 subkriteria. Kriteria pengiriman memiliki 2 yang berarti bahwa kinerja masing-masing


subkriteria. Kriteria pembayaran memiliki 2 supplier sudah berada pada level 8 dan level 9
subkriteria. Kriteria fleksibilitas memiliki 2 yang masuk dalam zona hijau. Perbedaan warna
subkriteria dan kriteria ketanggapan memiliki 4 indikator pada setiap supplier terjadi karena
subkrietria performance dari masing-masing supplier
3. Berdasarkan dari hasil kuisioner perbandingan memiliki nilai yang berbeda.
berpasangan dilihat bahwa bobot kepentingan
kiteria dan subkriteria menurut PT.Karya 8.2 Saran
Tohaputra dalam menilai supplier adalah di 1. PT.Karya Tohaputra sebaiknya memiliki
awali dengan kualitas, sedangkan dari kualitas catatan keluhan-keluhan terhadap produk dari
tersebut tingkat kepentingan yang pertama supplier dan juga memiliki catatan tentang
adalah konsistensi mutu, adanya garansi, apakah keluhan tersebut sudah di tindaklajuti
konsistensi bentuk kemasan dan penyertaan oleh pihak suppplier atau belum. Dengan begitu
lembar spesifikasi. Tingkat kentingan kedua akan lebih gampang kedepannya jika ingin
adalah kriteria harga dan untuk harga sendiri melakukan evaluasi.
tingkat kepentingan pertama adalah harga 2. PT.Karya Tohaputra sebaiknya memberikan
produk yang bersaing lalu diikuti dengan hasil evaluasi kepada pihak supplier agar
pemberian diskon. Tingkat kepentingan ketiga supplier bisa melakukan perbaikan terhadap
adalah kriteria fleksibilitas dan ketanggapan. subkriteria-subkrietria yang masih belum sesuai
Untuk fleksibilitas sendiri tingkat kepentingan dengan PT.Karya Tohaputra.
yang pertama adalah kesanggunapan memenuhi 3. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti harus
perubahan waktu pengiriman dan diikuti dengan lebih memahami target maksimal, target
kesanggupan memenuhi perubahan jumlah minimal serta data terburuk dari PT.Karya
produk yang di depan, sedangkan untuk Tohaputra.
ketanggapan tingkat kepentingan pertama
adalah kecepatan konfirmasi ketersediaan DAFTAR PUSTAKA
pesanan lalu diikuti dengan kecepatan merespon
keluhan lalu kemudian kecepatan konfirmasi Arianto, Eka Suzan., Sri Gunawan Partiwi 2010.
perubahan waktu dan yang terakhir adalah Analisa Pengukuran Kinerja Dengan
kecepatan konfirmasi perubahan waktu Menggunakan Metode Performance Prims
pengiriman. Tingkat kepentingan keempat (Studi Kasus: PT Petrokimia Gresik). Jurusan
adalah kriteria pengiriman dan untuk kriteria Teknik Industri. Institut Teknologi Sepuluh
pengiriman sendiri tingkat kepentingan yang November
pertama adalah ketepatan waktu pengiriman dan Gaspersz, Vincent. 2003. IS0 9001 : 2000 and
di ikuti dengan kepetana kuantitas produk yang Continual Quality Imrovement. PT Gramedia
dikirim. Sedangkan tingkah kepentingan Putsaka Utama: Jakarta
terakhir adalah untuk kriteria pembayaran Gunawan D, Chandra. 2013. Pengukuran Kinerja
dimana untuk kriteria pembayaran sendiri Dengan Menggunakan Metode Performance
tingkat kenpentingan yang pertama adalah Prism dan Objective Matrix. Medan :
tenggang waktu pembayaran dan yang terakhir Universitas Sumatra Utara
adalah cara pembayaran. https://id.wikipedia.org/wiki/ISO_9001 (7 agustus
4. Berdasarkan dari data realiasi (perfomance) 2016)
maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing Irani,Yani. 2009. Perancangan Sistem Penilaian
subkriteria dari masing-masing supplier dan Seleksi Supplier dengan Menggunakan
mempunyai level yang berbeda namun ada juga Metode AHP dan Traffict Light System.
yang berada pada level yang sama. Hal tersebut Journal of 5th National Industrial Engineering
dikarenakan data realisasi dari setiap supplier di Conference, 449-456
setiap subkriteria berbeda-beda. Kesuma, Hendra. 2011. Analisa Pengukuran
5. Setelah dilakukan perhitungan value Metode Perfomance Prism Pada
menggunakan metode OMAX maka dapat PT.Perkebunan Nusantara III PKS AEK
terlihat bahwa 9 supplier memiliki kinerja yang Nabara Selatan . Medan : Universitas Sumatra
masih baik karena tidak ada yang mendapatkan Utara
total value dibawah 8. Hanya PT.Puri Nusa Eka Primisa, Ari Pranata. 2016. Peningkatan Kinerja
Persada saja yang memiliki kinerja pada level 7 Supplier Bahan Baku Dengan Metode
yang berarti bahwa kinerja PT.Puri Nusa Eka Analytical Network Process (ANP) dan
Persada masih berada dibawah target yang di Preference Ranking Organization Method For
tetapkan oleh PT.Karya Tohaputra. Enrichment Evaluation (PROMETHEE).
6. Berdasarkan traffic light system kinerja masing- Medan : Universitas Sumatra Utara
masing supplier secara keseluruhan sudah baik.
Karena 9 supplier memiliki total value diatas 8
12

Pujawan, I Nyoman. 2005. Suuply Chain


Management. Edisi Pertama. Surabaya: Guna
Widya
Purba, Debbie Tiur J. 2013. Analisis Pengaruh
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008
Terhadap Kinerja Karyawan. Medan :
Universitas Sumatra Utara.
Putri, Khairunnisa Anita. 2015. Analisis
Perfomansi Kinerja Perusahaan Dengan
Metode Suppy Chain Operation Reference
(SCOR) dan Analytical Hierarki Process
(AHP). Semarang : Universitas Islam Sultan
Agung
Riggs, L James and Felix, H Glenn, 1983.
Productivity By Objectives . Prentice Hall.
America. Page 222 – 224
Savliyas Hernan, Suparno. 2005. Evalusai Supplier
dengan pendekatan Vendor Performance
Indicator dan Metode Analytical Hierarcy
Process (Studi Kasus Supporting Material –
Outer Pack di PT. “X” Surabaya). Prosiding
Seminar Nasional Manajemen Teknologi II.
MMT-ITS Surabaya, 30 Juli 2005
Sinulingga, Sukaria. 2013. Metodologi Penelitian.
USU Press. Medan. USAID. 2009. Buku
Panduan Pabrik Kelapa Sawit Skala Kecil
Untuk Produksi Bahan Baku Bahan Bakar
Nabati (BBN). Development Aternatives, Inc.
for United States Agency.
SNI ISO 9001:2008. Sistem Manajemen Mutu-
Persyaratan. Badan Standardisasi Nasional.
Thomas L. Saaty.1993. Pengambilan Keputusan.
Jakarta: PT. Pusaka Binaman Pressindo
Vanany, Iwan. 2009. Performance Measurement:
Model dan Aplikasi. Surabaya : ITS Press.
Verma, R., & Pullman, M. E. 1998. An analysis of
the supplier selection process. Omega, 26(6),
739-750

Anda mungkin juga menyukai