PRODUKSI SEDIAAN
FARMASI
OLEH :
ANITA NILAWATI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
2018
Team pengampu :
1. Dr. T.N. Saifulloh, M.Si., Apt. (2x)
2. Ilham Kuncahyo, M.Sc., Apt. (2x)
3. Anita Nilawati, M.Farm., Apt. (2x)
4. Agnes Rina, S.Farm., Apt. (2x)
5. Dr. Simon Simorangkir, M.Sc., Apt. (2x)
Jumlah pertemuan :
14x tatap muka (@ 100 menit)
KONTRAK 2x Ujian (UTS dan UAS)
PERKULIAHAN Penilaian :
UTS : 60%
UAS : 40%
Nama : Anita Nilawati
TTL : Boyolali, 20091984
Pendidikan :
S1 Farmasi USB (2006)
Profesi Apoteker USB (Klinik) (2013)
S2 Sains USB (2015)
CV Pengalaman Kerja :
2007-2011 : RnD PT. Pharos Indonesia – Jakarta
2012 : RnD PT. Metiska Farma
2013 – now : Aping Apotek Sugihwaras - Kra
2015 – now : Staf Pengajar USB
Lulusan Apoteker mampu :
KELOMPOK 1
JUMLAH INDUSTRI FARMASI DI INDONESIA
Data BPOM
Desember 2015
PENDAHULUAN
Sumber: BPOM (2016)
Pasar farmasi Indonesia adalah 27% dari total pasar farmasi ASEAN dan
satu-satunya negara di ASEAN yang didominasi industri nasional8
(72,9%)
SISTEM PENGAWASAN OBAT BADAN POM
R&D
Produk
Pre Market
Memastikan efektivitas,
keamanan, mutu obat yang
Registrasi beredar dan informasi produk
BPOM
Industri
Produksi Farmasi
Post Market
PENDAHULUAN
PBF PBF Importasi
Obat Bahan
Jadi Obat PBF Bahan
Obat Lain
Distribusi
Sarana
Pelayanan
Pelayanan
INDUSTRI FARMASI
Obat
PENDAHULUAN
CPOB
Tujuan CPOB
-Menjamin obat dibuat dan dikendalikan secara
konsisten
-Memenuhi persyaratan yang ditetapkan
-Sesuai dengan tujuan penggunaannya
Persyaratan izin edar
Spesifikasi produk
PENDAHULUAN
Prinsip Umum CPOB
Pengendalian menyeluruh
Tidak hanya sekedar lulus dari serangkaian pengujian, tetapi mutu
harus dibangun kedalam produk
Mutu obat tergantung pada :
Bahan awal
Proses pembuatan
Pengawasan mutu
PENDAHULUAN
Bangunan
Personalia
Peralatan
PENDAHULUAN
BAHAN BAKU OBAT (BBO)
SLIDE 14
Bahan Baku Obat:
• Bahan aktif (active ingredient / API) Bahan
baku aktif
• Bahan tambahan (excipient / eksipien) Bahan obat
tambahan
Bahan
tambahan
OBAT
3. BB dalam campuran eksipien (ex : ISDN atau ISDN / NaCl 10/90, atau ISDN/Lactosum 60/40)
5. Spesifikasi kompendial (membandingkan CoA BB dengan kompendial resmi) ex : FI, USP, BP,
JP, CP atau internal spec
6. Mikrobial limit
Sediaan suspensi - semakin kecil ukuran partikel - laju sedimentasi obat semakin lambat -
stabilitas fisik obat semakin meningkat
-Urutan ukuran partikel :
mili > micro > nano > piko
Suatu bahan, bukan berupa zat aktif, yang telah dievaluasi dengan benar keamanannya dan
termasuk dalam sistem pengantaran obat (drug delivery system) untuk:
Membantu dalam memroses sistem pengantaran obat selama pembuatan obat tersebut;
Melindungi, mendukung atau meningkatkan stabilitas obat, Ketersediaan hayati
(bioavailability), atau akseptabilitas Pasien;
Membantu identifikasi produk; atau
Meningkatkan atribut lain yang berkaitan dengan keamanan dan efektifitas obat selama
penyimpanan atau penggunaan.
(Pedoman CPBBAOB)
3. Incompatibility
Untuk menjamin stabilitas dari produk ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
bahan kemas
2. Airtight containers :
are impermeable to solids, liquids and gases during normal storage and
use. If the container is to be opened on more than one occasion it must remain
airtight after re-closure.
3. Sealed containers :
such as glass ampoules are closed by fusion of the container material.
The Power of PowerPoint | http://thepopp.com
SLIDE 48
4.Tamper-evident containers are closed containers fitted with a device that irreversibly
indicates if the container has been opened.
JENIS STRIP
Berdasarkan bahan penyusunnya, terdapat 3 macam strip :
- PLM (polycellonium)
- PLO (polycello)
- PLN (Polynium)
Polycello / cellophan/film - sejenis bahan dari serat selulosa yang berbentuk tipis
transparan, berfungsi untuk menempelkan pewarna sehingga strip bisa colorfull
Alumunium : berfungsi untuk menjaga obat dari pengaruh kelembaban ---> semakin
tebal, perlindungan semakin baik
Biasanya digunakan sebagai bahan pengemas untuk produk trial produksi yang
akan digunakan untuk uji stabilitas obat
Penggolongan :
Corrugated Single Face yaitu lembaran karton gelombang yang terdiri dari satu lembar liner
dan satu lapisan gelombang (fluting)
Single Face biasanya digunakan sebagai pelindung agar pada saat proses pengiriman
barang dalam kontainer barang tersebut tidak lecet dan sampai ditangan pelanggan dalam
kondisi bagus
- lembaran karton gelombang yang terdiri dari 2 lembar liner dan 1 lapisan
gelombang (fluting).
Single Wall merupakan lembaran karton gelombang yang paling banyak dipakai
untuk pengemas produk yang tidak membutuhkan perlindungan terlalu besar.
- yaitu lembaran karton gelombang yang terdiri dari 3 lembar liner dan 2 lapisan
gelombang (fluting)
Dengan uji stabilitas dapat diketahui pengaruh faktor lingkungan seperti suhu dan
kelembapan terhadap parameter–parameter stabilitas produk seperti kadar zat
aktif, pH, berat jenis dan netto volume sehingga dapat ditetapkan tanggal
kedaluwarsa yang sebenarnya.
Kemampuan suatu produk obat untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang
ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin
identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian obat.
- produk baru
Untuk produk yang sudah tervalidasi namun tidak mengalami perubahan selama
proses produksi maka dilakukan post marketing stability test.
Uji ini dilakukan dengan mengambil sampel dari salah satu btch pertahun dari
suatu produk, kemudian dilakukan pengujian tiap 12 bulan sekali hingga masa
kadaluwarsanya.
1 bulan pengujian kurang lebih setara dengan 4 bulan penyimpanan pada suhu
yang sebenarnya
Pengujiannya dilakukan setiap 3 bulan sekali pada tahun pertama dan setiap 6
bulan sekali pada tahun kedua.
Misalkan untuk produk yang memiliki ED hingga 3 tahun (36 bulan) pengujian
dilakukan pada bulan ke-3, 6, 9, 12, 18, 24 dan 36.
Sedangkan produk yang memiliki ED selama 20 bulan akan diuji pada bulan ke-3,
6, 9, 12, 18 dan 20.
Retained Sampel
Retained sample (sampel pertinggal) produk jadi :
adalah sampel yang diambil dari setiap batch produk jadi sebagaisampel
tertinggal yang digunakan untuk membandingkan apabila ada komplain dari
customer
Retained sample diambil untuk setiap batch dengan diambil secukupnya untuk dapat
dilakukan dua kali analisis.
Retained sample yang diambil meliputi produk jadi, raw material dan bahan kemas.
Finished goods retained sample dengan klaim penyimpanan pada kondisi sejuk,
disimpan di ruangan ber-AC.
Finished goods retained sample disimpan sampai dengan satu tahun setelah
kadaluwarsanya.
Beyond use date merupakan batas waktu penggunaan yang tercantum pada
wadah/kemasan obat, mencakup:
-obat racikan,
2. Obat merek Y pertama kali digunakan November 2011. ED obat yaitu Mei 2013,
berarti sisa masa penggunaan = 1,5 tahun (>1 tahun), maka BUD maksimal = 1
tahun sejak digunakan, yaitu Desember 2012.
2. Jika tidak tersedia penelitian spesifik, maka carilah informasi penetapan BUD
dari pabrik masing-masing obat yang digunakan dalam racikan (pilih BUD yang
paling singkat).
- ED>6 bulan maka hitunglah 25% dari sisa waktu penggunaan obat sebelum ED,
jika hasilnya <6 bulan maka BUD maksimal = hasil perhitungan tersebut. Jika >6
bulan, maka BUD maksimal = 6 bulan.
Perhitungan BUD:
= 25% x 12 bulan
ED >6 bulan maka hitunglah 25% dari sisa waktu penggunaan obat sebelum ED,
jika hasilnya <6 bulan maka BUD maksimal = hasil perhitungan tersebut
BUD Sediaan Semipadat (Salep, Krim, Gel, Pasta), BUD maksimal untuk obat
racikan sediaan semipadat adalah 30 hari.
4. Sedang
5. Tinggi
Penyiapan sediaan injeksi dengan bahan obat yang tidak steril; atau penyiapan sediaan
steril dengan bahan obat steril namun tidak dilakukan di Ruang ISO Class 5;atau
waktu/saat sterilisasi sediaan injeksi dilakukan >6 jam waktu penyiapan/pencampuran.