Anda di halaman 1dari 16

LABORATORIUM KIMIA DASAR

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TUGAS PENDAHULUAN
PRAKTIKUM INSTRUMENTASI
KALIBRASI SPEKTROFOTOMETER UV-Vis

OLEH :

NAMA : MUH. ARIFUDDIN JM

STAMBUK : 15020220023

KELAS : C11

KELOMPOK : 2 (DUA)

PJ MATERI : BERLIAN PERMATASARI ACHMAD, S.FARM

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2023
Tugas Pendahuluan

1. Jelaskan definisi kalibrasi (3 literatur)


2. Sebutakan dan jelaskan komponen-komponen spektrofotometer UV-
Vis
3. Sebutakan dan jelaskan tentang cara kerja kalibrasi spektrofotometer
UV-Vis serta kriteis keberterimaannya
4. Tuliskan rumus beserta keterangannya
a. Standar Deviasi
b. RSD
c. Absortivitas spesifik
5. Jelaskan alasan kenapa dilakukan 3 kali pengulangan atau replikasi?
(Minimal 2 literatur)
Jawaban :
1. Kalibrasi adalah serangkaian yang membentuk hubungan antara nilai
yang ditunjukkan oleh instrumen pengukur atau sistem
pengukuran,atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur,dengan nilai-nilai
yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam
kondisi tertentu (Anwar Hadi.2018).

Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan untuk menetapkn


hubungan,dalam kondisi tertentu antara suatu nilai besaran yang di
tunjukkan oleh peralatan ukur atau sistem pengukuran,atau nilai yang
dipresentasikan oleh bahan ukur atau bahan acuan dengan nilai terkait
yang di realisasikan oleh standar (Anom Irawan.2019).
Kalibrasi menurut Figliola dan Beasley (1991) adalah tindakan
menerapkan nilai input yang diketahui kesistem pengukuran yang
dipilih untuk tujuan mengamati keluaran sistem (Abadi
Jading,dkk,2020).
2. Komponen yang ada di spektrofotometer UV-Vis menurut (Hasby,dkk,
2022)
a. Sumber tenaga radiasi
Sumber radiasi yang ideal untuk pengukuran serapan harus
menghasilkan spektrum kontinu dengan intensitas yang seragam
pada keseluruhan kisaran panjang gelombang yang sedang
dipelajari. Sumber radiasi sinar ultraviolet (UV) yang banyak
digunakan adalah lampu hidrogen dan lampu deuterium. Kedua
lampu tersebut terdiri dari sepasang elektroda yang terselubung
dalam tabung gelas dan diisi gas hidrogen atau deuterium pada
tekanan yang rendah. Bila tegangan yang tinggi dikenakan pada
elektroda-elektroda, maka akan dihasilkan elektron-elektron yang
mengeksitasikan elektron-elektron lain dalam molekul gas ke
tingkatan tekanan yang lebih tinggi. Bila elektron-elektron kembali
ke tingkat dasar, mereka melepaskan radiasi yang kontinu dalam
daerah sekitar 180 nm dan 350 nm. Selain itu, sumber radiasi UV
yang lain adalah lampu xenon, namun lampu ini tidak se-stabil
lampu hidrogen Sumber radiasi sinar tampak (VIS) yang biasa
digunakan adalah lampu filamen tungsten. Filamen ini dipanaskan
oleh sumber arus searah atau oleh baterai. Filamen tungsten
menghasilkan radiasi kontinu dalam daerah antara 350 nm dan
2500 nm.
b. Monokromator
Sumber radiasi yang umum digunakan menghasilkan radiasi
kontinu dalam kisaran panjang gelombang yang lebar. Dalam
spektrofotometer, radiasi yang polikromatik ini harus diubah
menjadi radiasi monokromatik. Ada dua jenis alat yang digunakan
untuk mengurai radiasi polikromatik menjadi monokromatik yang
penyaring/filter dan monokromator. Penyaring terbuat dari benda
khusus yang hanya meneruskan radiasi pada daerah panjang
gelombang tertentu dan menyerap radiasi panjang gelombang
yang lain. Monokromator merupakan serangkaian alat optik yang
menguraikan radiasi polikromatik menjadi jalur-jalur dengan
panjang gelombang tunggal.
c. Tempat cuplikan
Cuplikan yang akan dianalisis pada daerah sinar ultraviolet atau
sinar tampak yang berwujud gas atau larutan ditempatkan dalam
sel atau kuvet. Untuk analisis pada daerah ultraviolet lazim
digunakan quartz atau sel dari silika yang dilebur, sedangkan
untuk analisis pada daerah tampak digunakan gelas biasa atau
quartz. Sel yang digunakan untuk cuplikan yang berwujud gas
memiliki panjang lintasan dari 0,1 sampai 100 nm, sedangkan sel
untuk larutan memiliki panjang lintasan tertentu dari 1 hingga 10
cm.
d. Detektor
Detektor menyerap tenaga foton yang mengenainya dan
mengubah tenaga tersebut untuk dapat diukur secara kuantitatif
seperti sebagai arus listrik atau sebagai perubahan panas.
Kebanyakan detektor menghasilkan sinyal listrik yang dapat
mengaktifkan meter atau pencatat. Pencatat menghasilkan sinyal
yang secara kuantitatif berkaitan dengan tenaga cahaya yang
mengenainya. Persyaratan penting untuk detektor meliputi: 1)
Sensitivitas tinggi hingga dapat mendeteksi tenaga cahaya yang
memiliki tingkatan rendah sekalipun; 2) Waktu respon yang
pendek; 3) Stabilitas yang lama untuk menjamin respons secara
kuantitatif, dan 4) Sinyal elektronik yang mudah diperjelas.
Detektor yang digunakan dalam sinar UV-Vis disebut detektor
fotolistrik.
e. Spektrum UV-Vis
Absorbsi cahaya UV-Vis mengakibatkan transisi elektronik,
yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang
berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih
tinggi. Energi yang terserap kemudian terbuang sebagai cahaya
atau tersalurkan dalam reaksi kimia. Absorbsi cahaya tampak dan
radiasi ultraviolet meningkatkan energi elektronik sebuah molekul,
artinya energi yang disumbangkan oleh foton foton memungkinkan
elektron-elektron itu mengatasi kekangan inti dan pindah ke luar ke
orbital baru yang lebih tinggi energinya. Semua molekul dapat
menyerap radiasi dalam daerah UV-Vis karena mereka
mengandung elektron, baik sekutu maupun menyendiri, yang
dapat dieksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi.

3. Cara kerja Spektrofotometer UV-Vis dengan menghasilkan sinar dari


spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah
alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi.
Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi relatif jika
energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai
fungsi panjang gelombang (Hadi, A, 2022).
Untuk dapat memenuhi keberterimaan suatu hasil uji atau kalibrasi
oleh masyarakat pengguna, maka laboratorium perlu berusaha untuk
selalu memperhatikan mutu hasil pekerjaannya yang sangat
dipengaruhi oleh metode yang digunakan, peralatan yang dipakai, dan
personel yang melaksanakan atau dikenal dengan istilah 3M (men,
material, and method) yang akan mencerminkan kompetensi suatu
laboratorium. Agar kompetensi tersebut dapat terjaga
keberlangsungannya dalam pelaksanaan sehari-hari, maka diperlukan
suatu manajemen pengelolaan laboratorium. Di samping itu, agar hasil
suatu laboratorium dapat dipercaya, maka laboratorium perlu menjaga
kenetralannya sehingga hasil pekerjaan laboratorium yang disajikan
atau diberikan dapat benar tidak ada unsur manipulasi dan pengaruh
keberpihakan. Oleh sebab itu, kompetensi, konsistensi, dan
ketidakberpihakan menjadi hal yang harus dikelola oleh laboratorium
agar dapat dipercaya oleh masyarakat pengguna (Sunarya,2021).
4. Tuliskan rumus beserta keterangan:

a. Standar Deviasi S=
√ ∑ ( xⅈ− x )
n−1
Keterangan :
S = Standar Deviasi
x = Nilai rata-rata aksesibilitas
xi = Aksesibilitas di zona i
n = Jumlah zona (Nur., dkk 2021).

b. RSD
Simpangan baku relatif (RSD= relative standard deviation)
dihitung dengan rumus:
RSD = SD/x
SD = Standar Deviasi (simpangan baku)
x = rata-rata
(Arias,2019)
c. Absortivitas spesifik
Absortivitas x 10000
Absorvitas spesifik =
berar kaliumdikromat =mg
100 ppm= 2
ppm 5mL

2 ppm x 5 mL
V1=
100 ppm

10
= = 0,1 mL
100
5. Alasan dilakukan 3 kali pengulangan (replikasi) karena untuk
mengestimasi kesalahan eksperimen, meningkatkan presisi hasil
eksperimen dan memperluas jangkauan generalisasi hasil eksperimen
(Zainuddin,M, 2020).
Dilakukannya 3 kali Pengulangan (replikasi) adalah untuk upaya
memperkecil penyimpangan (error), sampai mendekati ketepatan itu.
Hal itu berhubungan dengan pengetahuan dan atau ilmu yang dicari
dengan observasi itu (Jauhari, I dkk, 2020.)
DAFTAR PUSTAKA
Arias Kathlen, 2019. “Investigasi dan Pengendalian Wabah di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan” Jakarta : EGC
Hadi Anwar.2018.Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian &
Laboratorium Kalibrasi.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
Hadi, a. (2022). kalibrasi & uji kinerja peralatan ukur laboratorium air. bogor:
IPB press.
Hasby, nurhafidhah, mauliza, wati, j., & adelina, r. (2022). PEMANFAATAN
METABOLIT SEKUNDER DALAM BERBAGAI BIDANG.
klaten: lakeisha.
Irawan Anom.2019. Kalibrasi Spektrofotometer sebagai Penjaminan Mutu
Hasil Pengukuran dalam Kegiatan Penelitian dan
Pengujian,Indonesia Jurnal ff Laboratory.Vol. 1(2),1-9
Jauhari, i., yahya, a., & darmawan. (2020). filsafat ilmu. sleman: deepublish
publisher.
Prihhapso Yonan,dkk.2020.Panduan Kalibrasi Spektrofotometer UV-
Vis:Direktorat Standar Nasional Satuan Ukuran Termoelektrik
dan Kimia badan Standarisasi Nasional
Sunarya. (2021). managemen pengelolaan laboratorium. sleman: gadjah
mada university press.
Zainuddin, m. (2020). metologi penelitian kefarmasian dan kesehatan edisi 2.
surabaya: airlangga university press.

Anda mungkin juga menyukai