FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LAPORAN
VALIDASI METODE PENENTUAN KADAR KAFEIN PADA TABLET
MEREK X MENGGUNAKAN METODE HPLC
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
VALIDASI METODE PENENTUAN KADAR ASAM SALISILAT PADA
CLEAN & CLEAR MENGGUNAKAN METODE HPLC
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penjaminan mutu dan kualitas tentu menjadi tanggung jawab
industri farmasi, termasuk setelah obat dalam bentuk sediaannya
maka perlu dilakukan suatu konfirmasi bahwa dalam sediaan obat
tersebut terkandung zat aktif obat baik secara kualitatif maupun
kuantitatif seperti tertera pada etiketnya atau memenuhi syarat
penerimaan yang tertera dalam farmakope atau literatur acuan terkait.
Konfirmasi yang dilakukan dapat berupa penetapan kadar obat dalam
sediaan. Pada percobaan ini dilakukan penetapan kadar asam
salisilat.
Asam salisilat atau biasa dikenal sebagai acid salicyl merupakan
senyawa aktif yang yang banyak digunakan untuk mengatasi masalah
pada kulit. Senyawa ini termasuk ke dalam golongan obat bebas
sehingga bisa dibeli secara bebas di pasaran. Obat ini bermanfaat
untuk mengatasi radang pada kulit, dan bekerja sebagai eksofoliator
untuk mengangkat sel-sel kulit mati yang menumpuk di kulit..
Penetapan kadar asam salisilat dilakukan untuk mengetahui dan
memastikan kandungan dan mutu asam salisilat dari suatu sediaan
yang beredar di pasaran. Hal ini dapat menjadi acuan ataupun sumber
informasi mengenai sedian tersebut. Oleh karena itu dalam analisis
perlu metode yang tepat agar diperoleh hasil yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Namun, sebelum menggunakan suatu
metode untuk analisis maka perlu dilakukan validasi untuk menjamin
metode tersebut layak digunakan.
Validasi metode merupakan suatu proses konfirmasi melalui
pengujian dan pengadaan bukti yang objektif terhadap suatu metode
yang bertujuan untuk melihat unjuk kerja dari metode tersebut apakah
memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat yang dibandingkan
dengan metode baku.
ANDI CANTIKA PUTRI BALKIS NURUL FAHMI, S,Farm
15020180120
VALIDASI METODE PENENTUAN KADAR ASAM SALISILAT PADA
CLEAN & CLEAR MENGGUNAKAN METODE HPLC
dari 7. Dalam defenisi modern, asam adalah suatu sat yang dapat
member proton (ion H+) kepada zat lain yang disebut basa atau dapat
menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam
bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk
membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat, asam borat,
asam salisilat, asam benzoate dan lain sebagainya (Widyanto, 2008).
2.2 Uraian Bahan
1. Aquadest (Ditjen POM, 1979 ; 63)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Aquadest, Air Suling
Rumus Molekul : H 2O
Rumus Struktur :
dalam gelas ukur 10mL, di ad kan dengan eluen yang telah dibuat
hingga batas tanda (larutan induk 2, 2500ppm).
Dari larutan induk 1 diambil 1 mL, masukkan dalam labu ukur
25 mL, ad kan dengan eluen hingga batas tanda (diperoleh
konsentrasi 200 ppm). Dari larutan induk 2 diambil 1 mL, masukkan
dalam labu ukur 25 mL, ad kan dengan eluen hingga batas tanda
(diperoleh konsentrasi 300ppm).
Lakukan hal yang sama dengan memipet sejumlah tertentu
larutan stok untuk memperoleh larutan standar dengan seri
konsentrasi sisanya. Kemudian saring.
Pengukuran pada HPLC
Dimasukkan eluen ke pompa D. Diatur kondisi HPLC dan
kondisi penyuntikan larutan. Diambil larutan yang akan diuji
kemudian dinjeksikan pada HPLC. Diamati luas area puncak.
Dilakukan untuk tiap seri konsentrasi. Ditentukan penilaian uji
linearitas dan tentukan hasil linearitas konsentrasi larutan standar
dengan respon detektor.
3. Uji LOD & LOQ
Pembuatan Eluen
Diukur metanol pa sebanyak 210 mL masukkan ke dalam
Erlenmeyer. Diukur asam asetat glasial sebanyak 9 mL, masukkan
ke dalam Erlenmeyer. Diukur aquabidest sebanyak 90 mL,
masukkan dalam Erlenmeyer. Dihomogenkan larutan dalam
Erlenmeyer. Di adjust pH hingga pH 3. Kemudian saring eluen.
Pembuatan Larutan Standar (1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; 6,0; 7,5; 8,0;
9,0; 10,0ppm)
Ditimbang asam salisilat baku sebanyak 0,05g, masukkan ke
dalam gelas ukur 10mL, di ad kan dengan eluen yang telah dibuat
hingga batas tanda (larutan induk 1, 500ppm). Ditimbang asam
salisilat baku sebanyak 0,025 g, masukkan ke dalam gelas ukur
10mL, di ad kan dengan eluen yang telah dibuat hingga batas tanda
(larutan induk 2, 2500ppm).
Dari larutan induk 1 diambil 1 mL, masukkan dalam labu ukur
10 mL, ad kan dengan eluen hingga batas tanda (diperoleh
konsentrasi 500 ppm). Dari larutan induk 2 diambil 1 mL, masukkan
dalam labu ukur 10 mL, ad kan dengan eluen hingga batas tanda
(diperoleh konsentrasi 250ppm).
Lakukan hal yang sama dengan memipet sejumlah tertentu
larutan stok untuk memperoleh larutan standar dengan seri
konsentrasi sisanya. Kemudian saring.
Pengukuran pada HPLC
Dimasukkan eluen ke pompa D. Diatur kondisi HPLC (panjang
gelombang pengamatan, laju alir dan waktu analisis). Diambil
larutan yang akan diuji kemudian dinjeksikan pada HPLC. Diamati
luas area puncak. Dilakukan untuk tiap seri konsentrasi. Dihitung
nilai LOD & LOQ dari persamaan regresi konsentrasi larutan
dengan respon detektor. Ditentukan penilaian hasil uji LOD & LOQ.
4. Uji Presisi dan Selektivitas
Pembuatan Eluen
Diukur metanol pa sebanyak 140 mL masukkan ke dalam
Erlenmeyer. Diukur asam asetat glasial sebanyak 6mL, masukkan
ke dalam Erlenmeyer. Diukur aquabidest sebanyak 60 mL,
masukkan dalam Erlenmeyer. Dihomogenkan larutan dalam
Erlenmeyer. Di adjust pH hingga pH 3. Kemudian saring eluen.
Preparasi Standar Asam Salisilat
Dibuat 6 titik konsentrasi disekitar konsentrasi uji (100ppm)
yakni 60; 80; 100; 120; 140 dan 160ppm. Ditimbang asam salisilat
baku sebanyak 0,05g, masukkan ke dalam gelas ukur 10mL, di ad
kan dengan eluen yang telah dibuat hingga batas tanda (larutan
induk 1, 500ppm). Ditimbang asam salisilat baku sebanyak 0,025
4.1 HASIL
1. Optimasi Kons. Uji dan Akurasi
No Pengumpulan Data dan Hasil Jawaban
1 Eluen yang digunakan dgn Methanol p.a :
Aquabidest: Asam
perbandingannya
Asetat Glasial
2 - Perbandinagn eluen yang dibuat
140: 60: 6
- pH eluen yang terukur
3
- Hal yang perlu dilakukan sebelum
Penyaringan eluen
eluen
digunakan
D
- Diletakkan pada pompa
1mL/menit
- Laju alir
5 menit
- Waktu analisis
15 menit
- Waktu baseline stabil
3 - Bahan standar Asam Salisilat
- Variasi Konsentrasi Standar 2,5; 25; 100;200;500
(ppm) ppm
- Berat yang ditimbang 0,025 g
4 - Sampel Clean & Clear
- Variasi Konsentrasi Sampel 2,5; 25;100; 200;500
(ppm) ppm
- Volume sampel yang digunakan 1 mL
5 Yang perlu diperhatikan pada saat
Tidak terbentuk
pengambilan sampel dengan
gelembung
syringe injektor
6 Respon detektor (efisiensi
R, N, H
Kromatogram)
7 Hasil Akurasi
1. 1. 79,07%
2. 2. 87,954%
3. 3. 107,085%
4. 4. 117,56%
8 Hasil konsentasi optimal 100ppm
2. Linieritas
No Pengumpulan Data dan Hasil Jawaban
1 - Eluen yang digunakan Methanol p.a :
Aquabidest: Asam
Asetat Glasial
3 - Bahan standar
Asam salisilat
- Jumlah variasi konsentrasi
1,0;
- Penentuan variasi Konsentrasi
10 ppm (dibuat 10
konsentrasi dibawah
terkecil linearitas)
- Standar (ppm)variasi konsentrasi
2,0;3,0;3,0;4,0;5,0;6,0;
7,5;8,0;9,0;10ppm
-Berat yang ditimbang pertama
0,05g
-Untuk kosentrasi
5000ppm
-Berat yang ditimbang kedua
0,025g
-Untuk konsetrasi
2500ppm
-Standard yg sdh dibuat
Dilakukan penyaringan
selanjutkan harus diapakan
sebelum digunakn
4 Respon detektor yang diamati Luas area puncak
5 Jumlah titik konsentrasi yang
6 titik
digunakan pada kurva linier
6 Jumlah titik konsentrasi yang tidak
4 titik
digunakan pada kurva linier
7 Luas area masing-2 konsentrasi
(ppm) yang digunakan
1. 1 1. 62
2. 2 2. 98,4
3. 4 3. 172,3
4. 5 4. 214,8
5. 8 5. 352,6
6. 10 6. 425,1
8 Persamaan regresi y= 10,2166 + 41,7957x
7 Kriteria keberterimaan
0,995-1
R=
0% hingga 5%
Vx0 =
8 Hasil yang didapat
0,9993210
R=
2,8322956
Vx0 =
9 Kesimpulan Memenuhi kriteria
keberterimaan
4.2 PEMBAHASAN
Validasi metode merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk
menetapkan apakah suatu metode memenuhi syarat atau belum untuk
digunakan sesuai dengan tujuannya. Validasi dilakukan dengan
beberapa parameter/karakteristik validasi diantaranya akurasi, presisi,
spesifikasi, batas deteksi, batas kuantitasi, linearitas, rentang dan
ketegaran. Dalam suatu validasi metode karakteristik yang dipilih untuk
diujikan didasarkan pada kategori dari proses yang akan divalidasi.
Jadi, tidak semua karakteristik validasi tersebut harus dilakukan.
Validasi dilakukan ketika terdapat perbedaan dalam metode yang
akan digunakan dengan metode standar atau metode yang telah
dilakukan sebelumnya. pengembangan suatu metode analisis biasanya
didasarkan pada literatur yang sudah ada.
Pada percobaan ini dilakukan validasi metode penentuan kadar
asam salisilat pada clean & clear menggunakan metode HPLC dengan
karakteristik validasi yakni optimasi konsentrasi dan akurasi; batas
deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ); linearitas; presisi, dan
selektivitas, kemudian dilakukan penetapan kadar asam salisilat itu
sendiri. Percobaan ini bertujuan untuk melihat apakah metode yang
digunakan tersebut memenuhi syarat sebagai metode untuk penetapan
kadar asam salisilat berdasarkan hasil yang diperoleh dari karaktersitik
validasi.
Akurasi merupakan kedekatan antara nilai yang terukur dangan
nilai yang sebenarnya yang diterima, bisa berupa niai konversi, nilai
sebenarnya maupun nilai rujukan. Pada percobaan ini digunakan seri
konsentrasi yakni 2,5; 25; 100;200;dan 500 ppm, dan diperoleh hasil
akurasi yakni 1. 79,07%; 87,954%;107,085%; dan 117,56%. Dari hasil
tersebut diproleh hasil konsentrasi optimal yakni 100 ppm.
Linearitas merupakan suatu metode untuk melihat apakah hasil-
hasil uji yang diperoleh memiliki hubungan yang linear antar variable.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yakni metode penntuan
kadar asam salisilat pada clean & clear menggunakan metode HPLC
dapat digunakan untuk penentuan kadar berdasarkan parameter-
parameter validasi yakni uji akurasi, lineaitas, LOD, LOQ, presisi dan
selektivitas memenuhi kriteria keberterimaan.
5.2 Saran
Adapun saran pada percobaan ini agar praktikum validasi metode
penentuan kadar asam salisilat pada clean & clear menggunakan
metode HPLC dapat dilakukan secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Asiah dan Hadi,A. 2020. Verifikasi Metode Pengujian Air Dan Air Limbah:
Mendukung Penerapan ISO/IEC/17025:2017. Penerbit IPB Press:
Bogor
Astuti, Y.S., dkk, 2007, Pengaruh Konsentrasi Adaps Lanae Dalam Dasar
Salep Cold Cream Terhadap Pelepasan Asam Salisilat, Pharmacy,
Vol. 05, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI: Jakarta
Ditjen POM. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Depkes RI: Jakarta
LAMPIRAN
SKEMA KERJA