b. Stratum
Germinativum Tersusun atas sel berbentuk kubus
• pusat kegiatan metabolik (Pembelahan seldan sel sub-junction)
• Elemen spesifik:
• Protein (tonofibril dan granul keratohialin)
• Lemak (lembar olland)
ABSORBSI OBAT MELALUI KULIT (PERKUTAN/TRANSDERMAL)
TERJADI BILA OBAT BERPENETRASI MASUK KE DALAM KULIT
DAN MELALUI KULIT MASUK KE DALAM TUBUH.
Jalur permeasi obat melalui kulit manusia : jalur transseluler dan paraseluler
2. Absorpsi Trans-appendageal
Merupakan jalur masuknya obat melalui folikel rambut dan kelenjar keringat. Hal ini
dapat terjadi karena adanya pori-pori di antaranya, sehingga obat dapat berpenetrasi ke dalam kulit
hingga mencapai pembuluh darah.
Folikel
rambut
SISTEM PENGHANTARAN OBAT SECARA
TRANSDERMAL
SISTEM PENGHANTARAN OBAT SECARA
TRANSDERMAL
NOTE : jika obat tidak sampai ke dalam sirkulasi sistemik, maka tidak
dikategorikan ke dalam TDD melainkan hanya sebatas topical drug
delivery.
KEUNTUNGAN SISTEM PEMBERIAN
OBAT DENGAN PATCH TRANSDERMAL
1) Meningkatkan kepatuhan pasien karena mengurangi frekuensi pemakaian.
2) Mudah untuk digunakan dan merupakan alternatif dari rute oral untuk pasien yang
tidak bisa memakai obat secara oral.
3) Menjaga bioavailabilitas obat dalam plasma selama pemakaian dibandingkan
pemberian per oral.
4) Menghindari first-pass effect pada pemberian peroral.
5) Menghindari degradasi pada GI tract
6) Untuk pasien yang tidak dapat menelan obat dapat menggunakan alternatif patch.
7) tingkat toksisitasnya pun lebih rendah dibanding oral dan Pemakaian mudah
dihentikan bila terjadi efek toksik.
8) Pelepasan obat dapat mudah dan diakhiri dengan cara melepaskan patch
KERUGIAN SISTEM PEMBERIAN OBAT
DENGAN PATCH TRANSDERMAL
1. Jenis obat yang digunakan terbatas, tidak untuk obat
dengan ukuran molekul besar. (Hal ini karena pada
dasarnya stratum corneum pada kulit merupakan barrier
yang cukup efektif untuk menghalangi molekul asing
masuk ke tubuh sehingga hanya molekul – molekul yang
berukuran sangat kecil (< 500Da) saja yg dpt
menembusnya).
2. Tidak semua bagian tubuh dapat menjadi tempat aplikasi
obat – obat transdermal. Misalnya telapak kaki, dll.
3. Sistem transdermal tidak cocok untuk obat yang dapat
mengiritasi kulit.
KERUGIAN SISTEM PEMBERIAN OBAT
DENGAN PATCH TRANSDERMAL
5. Kemungkinan terjadi Iritasi lokal, eritema, edema lokal,
dan gatal-gatal. (Resiko dapat ditekan dengan merotasi
lokasi penempelan patch).
6. Panas, dingin, berkeringat dan mandi mencegah patch
menempel pada permukaan kulit selama lebih dari satu
hari, Sebuah patch baru harus di terapkan setiap hari.
7. Pasien harus diberikan instruksi yang jelas pada pemakaian
patch agar lapisan-lapisan patch tidak rusak.
8. Kerusakan pada lapisan reservoar akan mengakibatkan
jumlah obat yang masuk kepasien berkurang.
9. Kerusakan pada lapisan rate-controlling membrane dapat
menimbulkan toksisitas pada pasien.
BAHAN OBAT YANG DAPAT DIHANTARKAN
MELALUI RUTE TRANSDERMAL
1. Polymer matrix
2. Clear baking
3. Drug reservoir
4. Drug relese membrane
5. Adhesive
6. Other excepients
1. Impermeable backing atau lapisan penyangga,
biasanya terbuat dari lapisan polyester, ethylene vinyl
alcohol (EVA), atau lapisan polyurethane. Lapisan ini
berguna untuk melindungi obat dari air dan sebagainya
yang dapat merusak obat. Lapisan ini harus lebih luas
dari pada lapisan di bawahnya.
17
3. Lapisan perekat atau semacam lem untuk menempelkan
impermeable back beserta drug reservoir pada kulit.;
4. Lapisan pelindung yang akan dibuang ketika plester akan
digunakan. Lapisan ini berguna untuk mencegah melekatnya
lapisan perekat pada kemasan sebelum digunakan.
18
KENAPA TDD DIPILIH SEBAGAI ALTERNATIF PENGHANTARAN
OBAT MENGGANTIKAN SISTEM PENGHANTARAN
KONVENSIONAL?
1. Obat yang dihantarakan melalui TDD tidak mengalami
first pass effect karena dia tidak melewati portal hepatic
sehingga dapat menghindari problem rendahnya
bioavailabilitas.
2. TDD dapat memberikan kadar obat yang terkontrol dan
stabil sehingga dapat mengurangi kebutuhan
pengulangan konsumsi obat. Hal ini dapat ditimbulkan
akibat pelepasan obat dari sediaan yg dikontrol baik dgn
sistem reservoir, maupun sistem matriks.
19
3. TDD memberikan profil Cp relatif mirip dengan profil Cp
intra vascular (landai) tanpa menimbulkan rasa sakit dan
tidak nyaman seperti dalam pemberian obat secara intra
vascular yang invasive. Landainya profil Cp pada TDD
disebabkan oleh panjangnya jarak tempuh obat dari
sediaan menuju sirkulasi sistemik dan adanya fase– fase
yang berbeda. Sehingga perlu diperhatikan onset dan
KEM–nya.
4. jika ternyata terjadi side effect yang tidak diinginkan
(adverse effect), maka pemakaian dapat dihentikan
dengan mudah. Bayangkan jika hal ini terjadai pada
pemberian p.o maupun pemberian secara invasive.
5. Bisa diberikan dalam waktu yang panjang tanpa diganti
asalkan patch tidak terlepas dari kulit.
20
4. Tidak ada risiko interaksi dengan cairan lambung. Hal ini
penting mengingat banyak obat dapat terdegradasi oleh
cairan lambung maupun dapat mengiritasi lambung.
5. TDD sangat cocok untuk obat dengan waktu paro
eliminasi pendek, therapeutics window sempit, serta
absorbsi rendah.
6. Meskipun TDD dapat menjadi solusi atas berbagai
permasalahan yang muncul dalam sistem penghantaran
obat konvensional, bukan berarti TDD tidak memiliki
masalah.
Masalah terbesar dalam TDD adalah terkait dengan fungsi
kulit. Sebagaimana diketahui, kulit berfungsi sebagai
“organ protektif” sehingga dia tidak mudah ditembus oleh
zat asing dari luar.
21
Berdasarkan struktur kulit yang demikian, maka hanya obat–
obat tertentu saja yang dapat dihantarkan melalui TDD. Obat–
obat tertentu tersebut adalah obat–obat yang memenuhi
syarat sbb:
1.memiliki koefeisien partisi sedang. Obat dengan koefisisn partisi
tinggi dapat dengan mudah melalui SC akan tetapi akan
mengalami kesulitan untuk melewati lapisan dermis yang
hidrofil. Demikian pula sebaliknya, obat dangan koefisien partisi
rendah mungkin akan dapat dengan mudah melewati lapisan
dermis akan tetapi dia kesulitan untuk melewati lapisan SC.
2.memiliki ukuran yang kecil, direpresentasikan dengan BM yang
rendah (di bawah 500 Da). Ukuran obat yang terlalu besar akan
menyulitkan dalam menembus berbagai lapisan kulit tersebut
kecuali jika digunakan TDD aktif.
22
3. harus obat yang poten dalam artian dosis terapinya
kecil. Bayangkan jika obat dengan dosis besar seperi Amoxicillin (dosis sekali
minum 500 mg) dihantarkan dengan TDD. Mau berapa besar patch yang akan
digunakan? Mau ditempel di bagian tubuh mana patch sebesar itu?
4. memiliki titik lebur yang rendah. Titik lebur ini terkait erat dengan BM. Semakin
besar BM,semakin tinggi pula titik leburnya.
5. tidak menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan pada
kulit seperti iritasi dan sensitisasi. Khusus aspek ini,
reaksinya sangat individual. Sangat boleh jadi suatu
obat aman bagi individu A tetapi menimbulkan reaksi
alergi yang demikian mengganggu pada individu B
23
Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan
suatu obat akan dihantarkan melalui TDD adalah bentuk
kristalnya terutama untuk obat–obat yang memiliki
beberapa bentuk kristal. Tidak ada patokan yang pasti
bentu kristal seperti apa yang cocok untuk dihantarkan
melalui TDD. Hal ini terkait permeabilitas yang berbeda–
beda pada tiap bentuk kristal yang berbeda sehingga
permeabilitasnya tidak dapat diprediksi.
24
ADA LIMA JENIS UTAMA PATCH TRANSDERMAL YAITU :
1. SINGLE LAYER OBAT ADHESIVE
Dalam jenis ini patch lapisan perekat bertanggung jawab atas
pelepasan obat, dan berfungsi untuk mematuhi berbagai lapisan bersama-
sama, bersama dengan seluruh sistem pada kulit. Single-layer Obat-in-Adhesive
sistem ini ditandai dengan masuknya obat langsung dalam perekat kulit
OBAT LEPAS
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIOAVABILITAS
TRANSDERMAL
Faktor Biologi
• Kondisi kulit
• Usia kulit
• Aliran darah
• Metabolisme kulit
• Jenis kulit
Faktor fisikokimia
• Hidrasi kulit
• Temperature & pH
• Koefisien difusi
• Konsentrasi obat
• Koefesien patrisi
• Ukuran molekul
SISTEM PATCH TRANSDERMAL
Ada beberapa jenis patch transdermal diantaranya adalah sistem reservoir dan sistem
matrik.
a. Sistem membran (Reservoir)
Dalam sistem ini, reservoir tertanam antara lapisan backing layer dan sebuah lapisan
membran. Lapisan membran dapat berpori atau tidak berpori. Obat bisa dalam bentuk
larutan, suspensi, gel atau tersebar dalam matrik polimer padat. Polimer hipoalergenik
adesif dapat diterapkan sebagai permukaan luar membran polimer yang kompatibel
dengan obat.
b. Sistem Matrik
• Sistem matrik pada patch transdermal terdiri dari 2
komponen utama, yaitu backing layer dan matrik. Pada sistem
ini, obat di dalam eksipien seperti polimer, plasticizer,
permeation enhancer dan perekat diformulasikan menjadi
satu, yang kemudian dibiarkan mengering hingga membentuk
matrik. Selanjutnya, matrik ditempelkan pada backing layer.
• Keuntungan dari sistem matrik yaitu akan membentuk suatu
patch yang tipis sehingga nyaman untuk digunakan.
MATRIK KOMBINASI
Dari sistem matrik ini, pemilihan polimer yang tadinya hanya
terdiri dari satu jenis polimer dapat dikembangkan menjadi
beberapa jenis polimer yang digunakan untuk sediaan patch