Anda di halaman 1dari 37

1

ANATOMI FISIOLOGI KULIT


FUNGSI 1.Pembatas terhadap serangan fisika kimia
KULIT :

2.Termostat suhu tubuh

3.Pelindung dari serangan mikroorganisme


dan UV
4.Pengatur tekanan darah
LAPISAN KULIT
1. EPIDERMIS
(Lapisanepiteltebal200μm)
Terbagiatas2bagian:
a. Stratum korneum (lapisan tanduk)
b. Stratum germinativum (badan malfigi)

2. Dermis dan Hipodermis

Dermis (80% protein) : tebal 3-5 mm Pemasok nutrisi


epidermis ,
Terdiri atas 2 bagian (papiler jaringan kendor dan
lapisan letikuler)
Hipo Dermis : Mengandung kelenjar sebaseus dan
kelenjar keringat.
EPIDERMIS
a. Stratum Komposisi dalam keadaan kering (75-
Corneum 80%protein, 15-20% lemak dan 15% air)
• Ketebalan berbeda Tahan terhadap reduktor keratolitik(jembatan
disulfida,ikatan kovalen dan serat keratin)
• Elemen pelidung utama:
• Protein (urea, asam amino,dan asam organik)bersifat higroskospis
• Lemak (as. Lemak bebas dan ester,fosfolifid dan skulalen)dapat teremulsi
dengan air.

b. Stratum
Germinativum Tersusun atas sel berbentuk kubus
• pusat kegiatan metabolik (Pembelahan seldan sel sub-junction)
• Elemen spesifik:
• Protein (tonofibril dan granul keratohialin)
• Lemak (lembar olland)
ABSORBSI OBAT MELALUI KULIT (PERKUTAN/TRANSDERMAL)
TERJADI BILA OBAT BERPENETRASI MASUK KE DALAM KULIT
DAN MELALUI KULIT MASUK KE DALAM TUBUH.

•Antara sel dari stratum


Melalui dinding folikel rambut.
Jalurnya •Melalui kelenjar keringat.
ialah : •Melalui kelenjar sebum.
•Menembus sel stratum
corneum.
Selanjutnya obat akan masuk ke dalam sirkulasi darah melalui
beberapa mekanisme, yaitu:
1. Absorpsi Trans-epidermal
Merupakan jalur masuk utama, karena luas permukaan epidermis yang sangat
luas. Penetrasi melalui jalur ini sangat ditentukan oleh stratum korneum pada epidermis.
Jalur difusi melintasi stratum korneum dapat dibagi menjadi dua jalur, yaitu jalur
transseluler dan jalur paraseluler.

Jalur permeasi obat melalui kulit manusia : jalur transseluler dan paraseluler
2. Absorpsi Trans-appendageal

Merupakan jalur masuknya obat melalui folikel rambut dan kelenjar keringat. Hal ini
dapat terjadi karena adanya pori-pori di antaranya, sehingga obat dapat berpenetrasi ke dalam kulit
hingga mencapai pembuluh darah.

Folikel
rambut
SISTEM PENGHANTARAN OBAT SECARA
TRANSDERMAL
SISTEM PENGHANTARAN OBAT SECARA
TRANSDERMAL

Sistem penghantaran obat secara transdermal atau


transdermal drug delivery (TDD) merupakan salah satu
sistem penghantaran obat non konvensional atau
termodifikasi.
SISTEM PENGHANTARAN OBAT SECARA
TRANSDERMAL
Transdermal drug delivery system atau
dikenal dengan patch adalah suatu
bentuk sediaan, yang bila diterapkan
pada kulit, akan melepaskan efek
terapeutik obat secara terkendali
melewati kulit ke sirkulasi sistemik.

Tujuan dari pemberian obat secara


transdermal adalah obat dapat
berpenetrasi ke jaringan kulit dan
memberikan efek terapeutik yang
diharapkan.

NOTE : jika obat tidak sampai ke dalam sirkulasi sistemik, maka tidak
dikategorikan ke dalam TDD melainkan hanya sebatas topical drug
delivery.
KEUNTUNGAN SISTEM PEMBERIAN
OBAT DENGAN PATCH TRANSDERMAL
1) Meningkatkan kepatuhan pasien karena mengurangi frekuensi pemakaian.
2) Mudah untuk digunakan dan merupakan alternatif dari rute oral untuk pasien yang
tidak bisa memakai obat secara oral.
3) Menjaga bioavailabilitas obat dalam plasma selama pemakaian dibandingkan
pemberian per oral.
4) Menghindari first-pass effect pada pemberian peroral.
5) Menghindari degradasi pada GI tract
6) Untuk pasien yang tidak dapat menelan obat dapat menggunakan alternatif patch.
7) tingkat toksisitasnya pun lebih rendah dibanding oral dan Pemakaian mudah
dihentikan bila terjadi efek toksik.
8) Pelepasan obat dapat mudah dan diakhiri dengan cara melepaskan patch
KERUGIAN SISTEM PEMBERIAN OBAT
DENGAN PATCH TRANSDERMAL
1. Jenis obat yang digunakan terbatas, tidak untuk obat
dengan ukuran molekul besar. (Hal ini karena pada
dasarnya stratum corneum pada kulit merupakan barrier
yang cukup efektif untuk menghalangi molekul asing
masuk ke tubuh sehingga hanya molekul – molekul yang
berukuran sangat kecil (< 500Da) saja yg dpt
menembusnya).
2. Tidak semua bagian tubuh dapat menjadi tempat aplikasi
obat – obat transdermal. Misalnya telapak kaki, dll.
3. Sistem transdermal tidak cocok untuk obat yang dapat
mengiritasi kulit.
KERUGIAN SISTEM PEMBERIAN OBAT
DENGAN PATCH TRANSDERMAL
5. Kemungkinan terjadi Iritasi lokal, eritema, edema lokal,
dan gatal-gatal. (Resiko dapat ditekan dengan merotasi
lokasi penempelan patch).
6. Panas, dingin, berkeringat dan mandi mencegah patch
menempel pada permukaan kulit selama lebih dari satu
hari, Sebuah patch baru harus di terapkan setiap hari.
7. Pasien harus diberikan instruksi yang jelas pada pemakaian
patch agar lapisan-lapisan patch tidak rusak.
8. Kerusakan pada lapisan reservoar akan mengakibatkan
jumlah obat yang masuk kepasien berkurang.
9. Kerusakan pada lapisan rate-controlling membrane dapat
menimbulkan toksisitas pada pasien.
BAHAN OBAT YANG DAPAT DIHANTARKAN
MELALUI RUTE TRANSDERMAL

a. Sifat kelarutan obat rendah dalam air :


Obat yang lebih larut lemak akan lebih mudah melewati
stratum korneum.

b. Memiliki Log p 1-3 :


Obat yang bersifat terlalu hidrofil ataupun terlalu lipofil akan
sulit untuk mencapai sirkulasi sistemik.

c. Bobot melekulnya kurang dari 500 dalton :


Bobot molekul obat yang lebih dari 500 Dalton akan sulit
menembus stratum korneum.
PERBEDAAN SEDIAAN
SUBKUTAN, INTRAMUSKULAR
DAN TRANSDERMAL ?
Ketika sediaan subkutan dan
intramuskular di injeksikan ke
dalam kulit, sediaan transdermal
hanya perlu menempelkan
sediaan tersebut di permukan
kulit.
KOMPONEN DARI SEDIAAN PATCH
TRANSDERMAL DELIVERY SYSTEM

1. Polymer matrix
2. Clear baking
3. Drug reservoir
4. Drug relese membrane
5. Adhesive
6. Other excepients
1. Impermeable backing atau lapisan penyangga,
biasanya terbuat dari lapisan polyester, ethylene vinyl
alcohol (EVA), atau lapisan polyurethane. Lapisan ini
berguna untuk melindungi obat dari air dan sebagainya
yang dapat merusak obat. Lapisan ini harus lebih luas
dari pada lapisan di bawahnya.

2.Drug Reservoir atau lapisan yang mengandung obat


(zat aktif) beserta dengan perlengkapannya seperti
material pengatur kecepatan pelepasan obat, dsb. Obat
terdispersi dengan baik dalam eksipien cair yang inert
dalam lapisan ini.

17
3. Lapisan perekat atau semacam lem untuk menempelkan
impermeable back beserta drug reservoir pada kulit.;
4. Lapisan pelindung yang akan dibuang ketika plester akan
digunakan. Lapisan ini berguna untuk mencegah melekatnya
lapisan perekat pada kemasan sebelum digunakan.

Terkadang ada pula lapisan tambahan yaitu rate-controlling


membrane yang terbuat dari polypropylene berpori mikro dan
yang berfungsi sebagai membran pengatur jumlah dan kecepatan
pelepasan obat dari sediaan menuju permukaan kulit.

18
KENAPA TDD DIPILIH SEBAGAI ALTERNATIF PENGHANTARAN
OBAT MENGGANTIKAN SISTEM PENGHANTARAN
KONVENSIONAL?
1. Obat yang dihantarakan melalui TDD tidak mengalami
first pass effect karena dia tidak melewati portal hepatic
sehingga dapat menghindari problem rendahnya
bioavailabilitas.
2. TDD dapat memberikan kadar obat yang terkontrol dan
stabil sehingga dapat mengurangi kebutuhan
pengulangan konsumsi obat. Hal ini dapat ditimbulkan
akibat pelepasan obat dari sediaan yg dikontrol baik dgn
sistem reservoir, maupun sistem matriks.

19
3. TDD memberikan profil Cp relatif mirip dengan profil Cp
intra vascular (landai) tanpa menimbulkan rasa sakit dan
tidak nyaman seperti dalam pemberian obat secara intra
vascular yang invasive. Landainya profil Cp pada TDD
disebabkan oleh panjangnya jarak tempuh obat dari
sediaan menuju sirkulasi sistemik dan adanya fase– fase
yang berbeda. Sehingga perlu diperhatikan onset dan
KEM–nya.
4. jika ternyata terjadi side effect yang tidak diinginkan
(adverse effect), maka pemakaian dapat dihentikan
dengan mudah. Bayangkan jika hal ini terjadai pada
pemberian p.o maupun pemberian secara invasive.
5. Bisa diberikan dalam waktu yang panjang tanpa diganti
asalkan patch tidak terlepas dari kulit.

20
4. Tidak ada risiko interaksi dengan cairan lambung. Hal ini
penting mengingat banyak obat dapat terdegradasi oleh
cairan lambung maupun dapat mengiritasi lambung.
5. TDD sangat cocok untuk obat dengan waktu paro
eliminasi pendek, therapeutics window sempit, serta
absorbsi rendah.
6. Meskipun TDD dapat menjadi solusi atas berbagai
permasalahan yang muncul dalam sistem penghantaran
obat konvensional, bukan berarti TDD tidak memiliki
masalah.
Masalah terbesar dalam TDD adalah terkait dengan fungsi
kulit. Sebagaimana diketahui, kulit berfungsi sebagai
“organ protektif” sehingga dia tidak mudah ditembus oleh
zat asing dari luar.

21
Berdasarkan struktur kulit yang demikian, maka hanya obat–
obat tertentu saja yang dapat dihantarkan melalui TDD. Obat–
obat tertentu tersebut adalah obat–obat yang memenuhi
syarat sbb:
1.memiliki koefeisien partisi sedang. Obat dengan koefisisn partisi
tinggi dapat dengan mudah melalui SC akan tetapi akan
mengalami kesulitan untuk melewati lapisan dermis yang
hidrofil. Demikian pula sebaliknya, obat dangan koefisien partisi
rendah mungkin akan dapat dengan mudah melewati lapisan
dermis akan tetapi dia kesulitan untuk melewati lapisan SC.
2.memiliki ukuran yang kecil, direpresentasikan dengan BM yang
rendah (di bawah 500 Da). Ukuran obat yang terlalu besar akan
menyulitkan dalam menembus berbagai lapisan kulit tersebut
kecuali jika digunakan TDD aktif.

22
3. harus obat yang poten dalam artian dosis terapinya
kecil. Bayangkan jika obat dengan dosis besar seperi Amoxicillin (dosis sekali
minum 500 mg) dihantarkan dengan TDD. Mau berapa besar patch yang akan
digunakan? Mau ditempel di bagian tubuh mana patch sebesar itu?
4. memiliki titik lebur yang rendah. Titik lebur ini terkait erat dengan BM. Semakin
besar BM,semakin tinggi pula titik leburnya.
5. tidak menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan pada
kulit seperti iritasi dan sensitisasi. Khusus aspek ini,
reaksinya sangat individual. Sangat boleh jadi suatu
obat aman bagi individu A tetapi menimbulkan reaksi
alergi yang demikian mengganggu pada individu B

23
Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan
suatu obat akan dihantarkan melalui TDD adalah bentuk
kristalnya terutama untuk obat–obat yang memiliki
beberapa bentuk kristal. Tidak ada patokan yang pasti
bentu kristal seperti apa yang cocok untuk dihantarkan
melalui TDD. Hal ini terkait permeabilitas yang berbeda–
beda pada tiap bentuk kristal yang berbeda sehingga
permeabilitasnya tidak dapat diprediksi.

24
ADA LIMA JENIS UTAMA PATCH TRANSDERMAL YAITU :
1. SINGLE LAYER OBAT ADHESIVE
Dalam jenis ini patch lapisan perekat bertanggung jawab atas
pelepasan obat, dan berfungsi untuk mematuhi berbagai lapisan bersama-
sama, bersama dengan seluruh sistem pada kulit. Single-layer Obat-in-Adhesive
sistem ini ditandai dengan masuknya obat langsung dalam perekat kulit

2. MULTI LAYER DRUG ADHESIVE


Multilayer Drug Adhesive mirip dengan lapisan Single Obat Adhesive
dalam bahwa obat ini dimasukkan langsung ke dalam perekat. Namun,
multilayer meliputi baik penambahan membran antara dua lapisan obat
inperekat yang berbeda atau penambahan lapisan obat perekat ganda bawah
tunggal dukungan film
ADA LIMA JENIS UTAMA PATCH TRANSDERMAL YAITU :
3. DRUG RESERVOIR ADHESIVE
Desain sistem transdermal Reservoir termasuk kompartemen cair yang
mengandung solusi obat atau suspensi dipisahkan dari liner rilis oleh membran semi-
permeabel dan perekat. Komponen perekat produk dapat menjadi sebagai lapisan
kontinu antara membran dan liner pelepasan atau sebagai konfigurasi di sekitar
membran
4. DRUG MATRIX ADHESIVE
Desain sistem Matrix ditandai oleh dimasukan matriks semisolid yang
mengandung obat larutan/suspensi yang bersentuhan langsung dengan liner rilis.
5. PATCH UAP
Dalam hal ini jenis lapisan perekat tidak hanya berfungsi untuk mematuhi
berbagai lapisan bersama-sama,tapi juga untuk melepaskan uap uap. Patch uap yang
baru di pasar dan mereka melepaskan minyak esensial hingga 6 jam.
SKEMA TRANSDERMAL PATCH

Transdermal patch ditempelkan pada kulit untuk deliver


obat melalui kulit ke sirkulasi sistemik selama jangka
waktu yang lama.

Patch transdermal terdiri dari membran khusus yang


dapat mengontrol laju dimana obat yang terkandung
dalam reservoir di patch dapat melewati kulit dan
kemudian masuk kedalam aliran darah. Obat diterapkan
dalam dosis yang relatif tinggi dalam patch, yang dipakai
pada kulit untuk jangka waktu lama.

Melalui proses difusi obat memasuki aliran darah secara


langsung melaui kulit. Karena ada konsentarsi tinggi di
patch dan dalam darah, obat akan terus menyebar ke
dalam darah dalam jangka waktu yang panjang, menjaga
konsentarsi konstan obat dalam aliran darah.
PELEPASAN OBAT DENGAN SISTEM
TRANSDERMAL PATCH DI DALAM
TUBUH
1 2 3
4

OBAT LEPAS
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIOAVABILITAS
TRANSDERMAL
Faktor Biologi
• Kondisi kulit
• Usia kulit
• Aliran darah
• Metabolisme kulit
• Jenis kulit
Faktor fisikokimia
• Hidrasi kulit
• Temperature &amp; pH
• Koefisien difusi
• Konsentrasi obat
• Koefesien patrisi
• Ukuran molekul
SISTEM PATCH TRANSDERMAL
Ada beberapa jenis patch transdermal diantaranya adalah sistem reservoir dan sistem
matrik.
a. Sistem membran (Reservoir)
Dalam sistem ini, reservoir tertanam antara lapisan backing layer dan sebuah lapisan
membran. Lapisan membran dapat berpori atau tidak berpori. Obat bisa dalam bentuk
larutan, suspensi, gel atau tersebar dalam matrik polimer padat. Polimer hipoalergenik
adesif dapat diterapkan sebagai permukaan luar membran polimer yang kompatibel
dengan obat.
b. Sistem Matrik
• Sistem matrik pada patch transdermal terdiri dari 2
komponen utama, yaitu backing layer dan matrik. Pada sistem
ini, obat di dalam eksipien seperti polimer, plasticizer,
permeation enhancer dan perekat diformulasikan menjadi
satu, yang kemudian dibiarkan mengering hingga membentuk
matrik. Selanjutnya, matrik ditempelkan pada backing layer.
• Keuntungan dari sistem matrik yaitu akan membentuk suatu
patch yang tipis sehingga nyaman untuk digunakan.
MATRIK KOMBINASI
Dari sistem matrik ini, pemilihan polimer yang tadinya hanya
terdiri dari satu jenis polimer dapat dikembangkan menjadi
beberapa jenis polimer yang digunakan untuk sediaan patch

Dengan sistem ini dapat ketahui kombinasi yang sesuai antara


polimer yang hidrofilik dan lipofilik untuk melepaskan bahan aktif
obat dari sediaan patch dengan durasi waktu yang diinginkan.
Desain lain, obat
dimasukkan ke
dalam matriks
polimer padat,
sehingga manufaktur
bisa disederhanakan.
Sistem matriks
Skema patch dengan empat
memiliki tiga lapisan
lapisan
dengan
mengeliminasi
lapisan semi-
permeabel atau
hanya dua lapisan
dengan
memasukkan obat
langsung pada
Skema patch yang pelepasannya
dikontrol matriks.
komponen adesif.
CONTOH TRANSDERMAL PATCH
1. Nikotin Patch
Nikotin patch merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi kecanduan
merokok. Pemakaian patch nikotin dapat mengurangi beberapa gejala utama
kecanduan rokok, seperti gugup, mudah marah, mengantuk, dan kurang konsentrasi.
 Mekanisme Kerja
Nikotin patch didesain untuk melepaskan sejumlah dosis nikotin ke dalam aliran
darah sehingga dapat mengurangi keinginan terhadap rokok. Nikotin menembus
kulit dan masuk kedalam aliran darah. Patch memberikan kadar nikotin yang lebih
sedikit dalam darah dari pada ketika menggunakan rokok. Sediaan nikotin patch
berguna untuk mengurangi withdrawal symptom yang dialami oleh seseorang ketika
mencoba berhenti merokok, meliputi iritabilitas, rasa cemas, restlessness, marah,
dan sulit berkonsentrasi. Nikotin patch tidak memiliki zat berbahaya seperti karbon
monoksida, tar dan komponen lain yang ada pada rokok.
CONTOH SEDIAAN

Nicoderm (Marion Merrell Dow)

Patch persegi panjang multi layer yang terdiri dari :


• Dasar (backing) yang oklusif : polietilen, aluminum, poliester, atau
copolimer etilen vinil asetat.
• Penyimpanan obat (drug reservoir) nikotin dalam matriks copolimer
etilen vinil asetat.
• Membran kecepatan kontrol : polietilen.
• Perekat (adhesive) : poliisobutilen.
• Pelindung yang dihilangkan sewaktu digunakan.
KESIMPULAN
• Transdermal drug delivery system merupakan rute
administrasi dimana bahan aktif yang disampaikan dikulit
akan didistribusikan secara sistemik.
• Sistem penghantaran obat secara transdermal merupakan
salah satu inovasi dalam sistem penghantaran obat modern
untuk mengatasi problem bioavailabilitas obat tersebut jika
diberikan melalui jalur lain seperti oral.
• Obat yang diberikan secara transdermal masuk ke tubuh
melalui permukaan kulit yang kontak langsung baik secara
transeluler maupun secara intraseluler.
TERIMAKASIH…

Anda mungkin juga menyukai