Anda di halaman 1dari 5

Transdermal adalah salah satu cara administrasi obat dengan bentuk sediaan farmasi/obat

berupa krim, gel atau patch (koyo) yang digunakan pada permukaan kulit, namun mampu
menghantarkan obat masuk ke dalam tubuh melalui kulit (trans = lewat; dermal = kulit).
Umumnya penggunaan transdermal adalah pada obat-obatan hormon, misalnya estrogen. Yang
paling umum ditemui mungkin koyo untuk menghilangkan kecanduan rokok, atau
menghilangkan nafsu makan (berfungsi sebagai pelangsing). Bentuk transdermal menjadi pilihan
terutama untuk obat-obat yang apabila diberikan secara oral bisa memberi efek samping yang
tidak diinginkan. Misalnya efek penggumpalan darah akibat estrogen oral, atau iritasi lambung
pada obat-obat antiinflamasi non steroid dan aspirin/asetosal

1. Apa saja keuntungan dan kerugian pemberian ketiga obat tersebut jika dibandingkan
dengan obat bentuk lain untuk tujuan yang sama?
Jawab :
 Keuntungan bentuk sediaan trandermal adalah:
1. Dapat mengeliminasi ketidakteraturan absorbsi obat dan saluran cerna karena pengaruh
pH, makanan dan waktu transit usus

2. Obat bypass sirkulasi portal (tidak harus lewat hati)

3. Memungkinkan absorpsi obat secara konstan dan kontinyu

4. Pemakaian obat dapat dengan mudah dihentikan

5. Dapat memberikan input obat secara terkontrol ke dalam sistem sistemik dan dapat
mengeleminasi lonjakan obat dalam darah.

 Disamping keuntungan, sediaan transdermal juga memiliki keberatan/kerugian yaitu:

1. Tidak semua obat dapat digunakan, hanya untuk obat dengan botot molekul kurang
dan 1000

2. Tidak semua bagian tubuh dapat digunakan untuk tempat aplikasi sediaan trandermaI
(terbatas pada bagian tertentu saja)

3. Dosisnva tertentu (tidak boleh teralu besar) harus obat-obat yang poten.

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi pelepasan obat tersebut?


Jawab :
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelepasan obat ke dalam kulit:
1. Sifat dari kulit Keadaan kulit, jenis kulit, lokalisasi (nilai pH), dan penanganan kulit.
2. Sifat dan pengaruh bahan obat
Konsentrasi, kelarutan dalam dasar, ukuran molekul, kemampuan difusi, kecepatan
melarut, daya disosiasi, distribusi antara fase dan salep, koefisien distribusi salep-kulit,
kelarutan dalam lemak kulit, ikatan pada protein kulit, ukuran partikel dan distribusi
partikel.
3.Sifat dan pengaruh sediaan obat Sifat pembawa (hidrofil, lipofil, jenis emulsi),
komposisi pembawa, pembasahan kulit oleh pembawa (penambahan tensid), viskositas
pembawa, perubahan pembawa pada kulit (menguap), perubahan kulit melalui pembawa
(hidratasi), penyebaran pada kulit (bidang yang dilapisi, tebal lapisan). Pelepasan obat
dan bentuk sediaan, lebih ditentukan oleh pemilihan bahan pembawa yang memiliki
afinitas yang rendah bagi penetran/obat. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa
pelepasan obat ditentukan oleh koefisien partisi pembawa (donor) ke stratum korneurn
(reseptor).

3. Bagaimana prinsip pelepasan obat dengan bentuk sediaan tersebut?


Jawab :

Pelepasan obat transdermal merupakan cara pelepasan obat secara terkontrol dan
berkelanjutan melalui kulit ke dalam saluran sistemik. Aplikasi topikal dengan
penghantaran obat menuju epidermis atau jaringan dermis kulit untuk mencapai efek
terapi lokal yang mana fraksi obat akan dihantarkan ke dalam saluran sirkulasi darah.

Penyerapan dapat melibatkan difusi pasif zat melalui kulit. mekanisme permeasi dapat
melibatkan beberapa bagian kulit melalui epidermis itu sendiri (penyerapan
transepidermal) atau difusi melalui pirau, terutama yang ditawarkan oleh yang relative
folikel rambut dan kelenjar ekrin yang terdistribusi luas (jalur transfollicular atau shunt).
Pada tahap difusi sementara awal, molekul obat dapat menembus kulit di sepanjang
folikel rambut atau saluran keringat dan kemudian diserap melalui epitel folikel dan
kelenjar sebaceous. Ketika keadaan stabil telah mencapai difusi melalui Stratum corneum
yang utuh menjadi jalur utama untuk permeasi transdermal. Pelepasan agen terapeutik
dari formulasi yang diaplikasikan ke permukaan kulit dan transpornya ke sirkulasi
sistemik adalah proses multistep, yang melibatkan

Sistem pengiriman obat transdermal (TDDS) memfasilitasi perjalanan jumlah obat


terapeutik melalui kulit dan ke sirkulasi umum untuk efek sistemik . Bukti penyerapan
obat perkutan dapat ditemukan melalui kadar obat dalam darah yang terukur, ekskresi
obat yang dapat dideteksi dan / atau metabolitnya dalam urin, dan respons klinis pasien
terhadap terapi. Dengan pemberian obat transdermal, konsentrasi darah yang diperlukan
untuk mencapai efikasi terapeutik dapat ditentukan dengan analisis komparatif respon
pasien terhadap kadar obat dalam darah.

Untuk pengiriman obat transdermal, obat ini dianggap ideal untuk bermigrasi melalui
kulit ke suplai darah yang mendasarinya tanpa penumpukan pada lapisan kulit.

4. Bagaimana cara penggunaan obat dengan bentuk sediaan tersebut (pertimbangkan


anatomi-fisiologi tubuh manusia)?
Jawab :
Obat Nicotinell TTS digunakan oleh ayah ian , obat ini digunaka utnuk menghentikan
kecanduan dalam merokok atau dapat mengurangi keinginan untuk merokok . cara
penggunaan obat ini sama seperti transdermal patch pada umumnya yaitu dengan cara
ditempelkan pada bagian yang kering , permukaan rata , tidak berbulu dan tidak pada
lipatan agar hasil yang didapat dapat maksimal .

Obat Nitroglycerine Transdermal System digunakan oleh nenek dan jane , Patch
nitrogliserin di aplikasikan melalui kulit langsung ke aliran darah selama 24 jam.
Transderm-Nitro digunakan untuk mengobati dan mencegah angina. Sistem ini terdiri
dari lapisan dukungan tahan air, reservoir nitrogliserin, diikuti oleh membran
semipermeabel untuk mengontrol pelepasan obat secara tepat dan dapat diprediksi, dan
lapisan perekat untuk menahan sistem ke kulit. Lapisan perekat juga mengandung dosis
awal nitrogliserin untuk memastikan pelepasan dan penyerapan obat dengan segera.

Obat Scopolamine Transdermal System obat ini digunakan oleh ian , kate dan ibu .
fungsi obat ini adalah untuk mencegah mual dan muntah mabuk perjalanan. obat
ditempatkan di belakang telinga. Untuk pemberian berulang, tambalan pertama dihapus
dan kedua ditempatkan di belakang telinga lainnya.
Pustaka :
Allen, L. V., Popovich, N.G., dan Ansel, H.C., 2014, Ansel’s Pharmaceutical
Dosage Forms and Drug Delivery System, 10th Edition, 138, Lippincott William and
Wilkins, Baltimore.

https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1108505058-3-BAB%20II.pdf

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=2
ahUKEwiQs6XSutvkAhVTWX0KHR8XCz4QFjACegQIABAC&url=http%3A%2F%2F
elisa.ugm.ac.id%2Fuser%2Farchive%2Fdownload%2F30421%2F4runjfsn202k0hum1e7
e3tj992&usg=AOvVaw1peoPkm4l-28trXjlZpjBB

Sakr, A.A., Alanazi, F.K., 2012, Oral Solid Dosage Forms, in Felton, L.,
Remington: Essentials of Pharmaceutics, 593, Pharmaceutical Press, London.

L., Latheeshjlal., dkk, 2011, Transdermal Drug Delivery System: An Overview

Anda mungkin juga menyukai