Anda di halaman 1dari 10

Sistem

Penghantaran
Obat
Transdermal
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Anatomi dan Fisiologi
Kulit Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu epidermis dengan aksesorisnya (rambut, kuku,
kelenjar sebasea dan kelenjar keringat) yang berasal dari lapisan ektoderm, dermis yang
berasal dari mesoderm dan lapisan subkutan.

Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar kulit yang terdiri dari epitel
gepeng (squamosa) berlapis dengan beberapa lapisan yang terlihat jelas
dengan sel utama disebut keratinosit. Keratinosit menghasilkan keratin dan
sitokin sebagai respon terhadap luka. Epidermis dapat dibagi menjadi 4
lapisan, yaitu :
1. Stratum Basale
2. Stratum Spinosum
3. Stratum Granulosum
Dermis
Dermis dibatasi secara eksternal oleh persimpangan dengan epidermis dan internal oleh lemak subkutan.
Dermis merupakan bagian terbesar dari kulit. Dermis tersusun dari jaringan ikat yang mengandung sel,
substansi dasar dan serat. Substansi dasar terdiri dari polisakarida dan protein yang berinteraksi untuk
menghasilkan makromolekul proteoglikan higroskopis. Sel-selnya merupakan fibroblas yang mensintesis
serat kolagen dan elastin. Sifat-sifat kolagen mengubah baik secara kualitatif dan kuantitatif terhadap
penuaan. Serat elastin juga hadir dalam dermis dan ini memberikan tingkat elastisitas pada kulit.

Lapisan subkutan

Lapisan subkutan adalah kelanjutan dermis atas jaringan ikat longgar, berisi selsel lemak didalamnya.
Fungsi dari lapisan hipodermis yaitu membantu melindungi tubuh dari benturan-benturan fisik dan
mengatur panas tubuh. Jumlah lemak pada lapisan ini akan meningkat apabila makan berlebihan. Jika
tubuh memerlukan energi ekstra maka lapisan ini akan memberikan energi dengan cara memecah
simpanan lemaknya
Fisiologi Kulit Secara Umum

1. Sebagai proteksi

2. Sebagai pengontrol/ pengatur suhu tubuh

3. Sensibilitas

4. Keseimbangan air

5. Produksi vitamin
Definisi Obat Transdermal
Pelepasan obat transdermal merupakan cara pelepasan obat secara terkontrol dan berkelanjutan melalui
kulit ke dalam saluran sistemik. Aplikasi topikal dengan penghantaran obat menuju epidermis atau jaringan
dermis kulit untuk mencapai efek terapi lokal yang mana fraksi obat akan dihantarkan kedalam saluran
sirkulasi darah
Keuntungan sistem penghantaran obat transdermal : Kerugian sistem penghantaran obat transdermal :
• Menghilangkan fluktuasi yang muncul pada absorpsi di gastro-intestinal, menghindari • Dapat menyebakan iritasi kulit atau dermatitis yang dapat disebabkan karena bahan
iritasi asam lambung obat atau eksipien
• Menaikkan bioavailabilitas dari obat karena dengan mengunakan penghantaran • Permebilitas kulit yang rendah membatasi jumlah obat yang dapat dihilangkan.
transdermal maka bahan aktif akan masuk langsung ke dalam sistem sirkulasi melalui • Kemungkinan iritasi lokal dapat berkembang di lokasi aplikasi. Banyak masalah seperti
kulit dan menghindari hepatic first pass effect Eritema, gatal-gatal, dan edema lokal dapat disebabkan oleh obat, perekat, atau
• Memberikan input obat yang konstan dan terkontrol dan menurunkan variasi kadar eksipien lain dalam formulasi tambalan.
plasma obat, • Banyak obat dengan struktur hidrofilik yang memiliki penetrasi rendah melalui kulit dan
• Meningkatkan kepatuhan pasien karena pemberian yang lebih mudah, resiko minimal perlahan-lahan menjadi manfaat terapeutik. Obat-obatan dengan karakter lipofilik,
dari trauma sakit atau kerusakan jaringan, ketidaknyamanan terapi intravena bagaimanapun, lebih cocok untuk pengiriman transdermal..
• Bersifat suistained release, pelepasan obat dengan dosis konstan, cara penggunaan • Sistem penghantaran obat transdermal tidak dapat mencapai tingkat obat yang tinggi
yang mudah, dan dapat mengurangi frekuensi pemberian obat. dalam darah / plasma.
• Sistem penhantaran obat transdermal tidak dapat menghantarkan obat ionik.
• Sistem penghantaran obat transdermal tidak dapat berkembang untuk obat-obatan
dengan ukuran molekul besar.
Faktor Yang
Mempengaruhi Absorbsi
Pada Kulit

Biologi

Fisikokimia • Kondisi dan umur kulit


• Aliran darah
• Tempat pemakaian
• Hidrasi kulit
• Temperatur
• Bobot molekul dan polaritas senyawa
• Konsentrasi zat aktif
• Koefisien partisi
• Lipofilisitas
• Formulasi
• Tempat pengolesan
Perkembangan Bentuk Sediaan
Sediaan transdermal yang biasa Tipe transdermal patch
dijumpai dipasaran saat ini adalah transdermal
therapeutic system yang biasa disebut dengan • Single-layer Drug-in-Adhesive
plester atau transdermal patch. Transdermal • Multi-layer Drug-in-Adhesive
patch atau patch kulit adalah patch perekat • Reservoir
obat yang ditempatkan pada kulit untuk • Matrix
memberikan dosis obat tertentu melalui kulit (Patel et al., 2012)
dan ke dalam aliran darah. Komponen utama
transdermal patch, yaitu :
• Liner : Melindungi patch selama
penyimpanan. Liner dilepaskan sebelum
digunakan.
• Obat - Larutan obat yang bersentuhan
langsung dengan liner rilis.
• Perekat - Berfungsi untuk menempelkan
komponen patch pada kulit.
• Membran - Mengontrol pelepasan obat dari
reservoir.
• Backing - Melindungi patch dari lingkungan
luar
Mekanisme Penghantaran Obat pada
Sediaan Patch Transdermal
Prinsip dasar dari pengantaran sediaan patch transdermal adalah
dengan cara difusi zat aktif menembus dermis kemudian masuk
ke sirkulasi sistemik. Pertama-tama obat berdifusi keluar dari
matriks atau melalui rate-controlling membrane ke stratum
korneum. Kemudian, obat diabsorpsi oleh stratum korneum dan
berpenetrasi melalui epidermis viable. Selanjutnya, di lapisan
dermis tejadi proses uptake obat oleh saraf-saraf yang terdapat
pada pembuluh darah. Kemudian, obat dihantarkan melalui
sirkulasi sistemik dan akan memberikan efek terapi sesuai
dengan zat aktif yang bersangkutan (Sachan & Bajpai, 2013).

Contoh Sediaan Patch Transdermal yang Telah Beredar di


Formula

Carier : Liposom yang merupakan vesikel yang terdiri dari lipid bilayer
Reseptor : buffer fosfat pH 7.4 sebagai reseptornya
Target : sel tumor pada epidermis kulit dengan menggunakan Keshary–Chien diffusion cell secara in vitro
Mekanisme : Prinsip dasar dari pengantaran sediaan patch transdermal adalah dengan cara difusi zat aktif menembus dermis kemudian
masuk ke sirkulasi sistemik. Pertama-tama obat berdifusi keluar dari matriks atau melalui rate-controlling membrane ke stratum korneum.
Kemudian, obat diabsorpsi oleh stratum korneum dan berpenetrasi melalui epidermis viable. Selanjutnya, di lapisan dermis tejadi proses
uptake obat oleh saraf-saraf yang terdapat pada pembuluh darah. Kemudian, obat dihantarkan melalui sirkulasi sistemik dan akan
memberikan efek terapi sesuai dengan zat aktif yang bersangkutan.
Evaluasi
In Vitro

1. Ketebalan
2. Analisis isi obat
3. Kadar air
4. Serapan kelembaban
5. Daya tahan lipat
6. Penentuan kekuatan tarik

In Vivo

1. Studi premeasi kulit


2. Studi rilis
3. Studi iritasi kulit
4. Studi farmakokinetik
5. Studi farmakodinamik

Anda mungkin juga menyukai