Anda di halaman 1dari 7

Nama : Iswatul Fauzizah

Nim : 20190311051

Rangkuman Kuliah Tamu


Oleh apt. Delly Ramadon, M.Farm., Ph.D.
Transdermal

• Sistem Penghantaran Obat


Sistem penghantaran obat dimulaibteknologi yang mengatur penghantaran dan
pelepasan obat ke dalam sel, jaringan atau organ bahan obat dapat memberikan efek
yang optimal.
Cakupan berupa rute administrasi dan formulasi sediaan obat terhantarkan secara
efektif dan memaksimalkan efikasi terapeutik dan meminimalisir efek samping.

• Sistem Penghantaran obat transdermal


• Transdermal drug delivery systems (TDDS) menggunakan kulit sebagai tempat
administrasi obat.
• Obat yang diadministrasikan diserap ke dalam sirkulasi sistemik melalui pembuluh
darah yang ada di dalam kulit didistribusikan ke seluruh tubuh.
• Transdermal merupakan rute yang banyak dikembangkan karena umumnya tidak
invasive.
• Rute transdermal seringkali dibandingkan dengan rute oral ataupun parenteral.

• Absorpsi Obat Melalui Kulit


Absorpsi melalui kulit dari suatu sediaan akan terjadi bila zat aktif dilepaskan dari
pembawanya, kemudian berpenetrasi ke lapisan kulit yang lebih dalam dan akhirnya
menembus pembuluh darah kapiler dan masuk ke dalam aliran darah. Absorpsi obat
melalui kulit (perkutan/transdermal) terjadi bila obat berpenetrasi masuk ke dalam
kulit dan melalui kulit masuk ke dalam tubuh.
Jalurnya ialah
1. Antara sel dari stratum corneum dan terjadi difusi melalui matriks stratum
corneum.
2. Melalui dinding folikel rambut.
3. Melalui kelenjar keringat.
4. Melalui kelenjar sebum.
5. Menembus sel stratum corneum.

Absorpsi obat melalui kulit dipengaruhi oleh


1. Struktur kulit
2. Cara difusi pasif
3. Karakteristik kelarutan obat
4. Konsentrasi obat dalam bentuk sediaan
5. Hidrasi kulit
6. Vehikel/konstitutiens sebagai pembawa obat
7. Kondisi kulit
8. Kehadiran bahan/zat pendorong penetrasi.

Variasi anatomi kulit pada satu individu


• Ketebalan epidermis pada telapak kaki dan tangan> kelopak mata dan bibir.
• Ketebalan epidermis: resistensi absorpsi obat.
• Bagian lengan lokasi yang disarankan karena potensi sensitisasinya lebih kecil,
kepadatan folikel rambut yang lebih rendah dan cenderung tidak berkerut saat
beraktivitas.

Variasi kulit antar individu


• Usia mempengaruhi ketebalan epidermis
• Permeabilitas pada kulit bayi >orang dewasa
• Permeasi obat hidrofilik rendah pada orang tua

Pembuluh darah pada kulit


• Dermis memiliki banyak pembuluh darah
• Aliran darah mempengaruhi regulasi suhu tubuh
• Efek vasodilatasi dan vasokonstriksi
Perbedaan suhu kulit
• Suhu kulit dipengaruhi oleh lingkungan
• Permeabilitas kulit berbanding lurus dengan suhunya
• Suhu kulit lebih tinggi peningkatan fluidisasi domain lipid SC peningkatan koefisien
difusi obat.

Faktor-faktor fisikokimia yang mempengaruhi absorpsi obat melalui kulit


1. Berat molekul
Obat dengan berat molekul antara 100- 800, memiliki kelarutan
dalam lemak dan air dapat melintasi kulit. Berat molekul obat yang
ideal untuk penghantaran transdermal yaitu 400 atau kurang.

2. Kelarutan
Obat harus memiliki gaya tarik fisiko-kimia yang lebih besar
terhadap kulit dibandingkan terhadap pembawa. Sehingga obat akan
terlepas dari pembawa menuju kulit. Beberapa kelarutan obat baik
dalam lipid maupun air dianggap penting untuk absorpsi perkutan.
Pada prinsipnya kelarutan dalam air menentukan konsentrasi yang ada
pada daerah absorpsi. Secara umum, obat dalam bentuk tidak
terionisasi berpenetrasi ke dalam kulit lebih baik.

3. Konsentrasi obat
Konsentrasi obat merupakan faktor penting, umumnya jumlah
obat yang terabsorpsi secara perkutan pada setiap unit luas permukaan
tiap interval waktu meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi
obat dalam sistem penghantaran transdermal.

4. Suhu dan pH
Kecepatan penetrasi suatu bahan bisa berlipat ganda akibat
variasi suhu. Ketika koefisien difusi menurun karena turunnya suhu.
Pembawa oklusif meningkatkan suhu kulit beberapa derajat. Hanya
molekul tak terion yang dapat melewati lipid.
Asam- asam lemah dan basa lemah berdisosiasi ke dalam tingkat
yang bebrbeda tergantung pada pH dan nilai pKa/pKb sehingga
jumlah dari obat tak terionkan sangat menentukan gradien membran
yang efektif dan fraksi ini bergantung pada pH.

5. Koefisien difusi
Penetrasi suatu obat tergantung koefisien difusi obat. Pada suhu
konstan, koefisien difusi suatu obat tergantung pada sifat obat,
medium difusi dan interaksi antara keduanya. Difusitas obat
merupakan parameter penting untuk permeabilitas polimer. Membran
yang mengontrol difusi, disyratkan menunjukkan kecepatan transport
yang cukup memadai, sedangkan polimer dan atau gel polimer untuk
adhesive hruslah sangat permeable agar akses terhadap kulit baik.
Peran difusitas dalam sistem penghantaran obat transdermal penting,

Sifat fisikokimia dan jumlah bahan obat


• Berat molekul: <500 Da
• Log P 1-3
• lonisasi obat
• Obat poten: dosis rendah berefek

Hidrasi kulit
• Air dapat mempengaruhi absorpsi obat melalui kulit
• Hidrasi kulit swelling dari keratinosit mempengaruhi susunan lipid SC.
• Gangguan ini dapat menyebabkan peningkatan fluks beberapa obat.

Obat akan masuk ke dalam sirkulasi darah melalui beberapa mekanisme, yaitu:

1. Absorpsi Trans-epidermal
Merupakan jalur masuk utama, karena luas permukaan epidermis yang sangat luas.
Penetrasi melalui jalur ini sangat ditentukan oleh stratum korneum pada epidermis.
Jalur difusi melintasi stratum korneum dapat dibagi menjadi dua jalur, yaitu jalur
transseluler dan jalur interseluler.

2. Absorpsi Trans-appendageal

Merupakan jalur masuknya obat melalui folikel rambut dan kelenjar keringat. Hal ini
dapat terjadi karena adanya pori-pori di antaranya, sehingga obat dapat berpenetrasi
ke dalam kulit hingga mencapai pembuluh darah.

Daftar enhancers yang dapat digunakan

Chemical Class Compounds


Solvent Water
Alcohols Propilenglikol, etanol
Azone dan derivates Azone®(1-dodecylazacycloheptan-2-one)
Terpenes Menthol, Limonene
Fatty acids Oleic acid, Undecanoic acid
Pyrrolidones and derivates N-methyl-2-pyrrolidone, 2-pyrrolidone
Sulfoxides and similar chemicals Dimethyl sulfoxide, Dodecyl methyl
sulfoxide
Surfactants Sodium lauryl sulfate, Cetyltrimethyl
amonium
bromide, Sorbitan monolaurate, Polisorbate
80,
Dodecyl dimethyl ammoniopropane sulfate
Ureas Urea
Keuntungan patch transdermal
Penghantaran transdermal memiliki bermacam keuntungan dibandingkan pemberian
per oral karena penghantaran transdermal secara signifikan tidak terpengaruh oleh efek lintas
pertama hati. Karena zat aktif dihantarkan lewat kulit, pasien yang mengalami gangguan
pencernaan atau tak sadarkan diri bisa dengan mudah menerima pengobatan. Obat yang
sifatnya mengiritasi saluran cerna juga lebih mudah diberikan ke pasien lewat jalur ini.
Kemungkinan kerusakan oleh suasana asam dan enzim di saluran cerna juga bisa dihindari
lewat jalur ini.
Penghantaran transdermal juga memiliki keuntungan dibandingkan dengan injeksi
hipodermik yang menyakitkan, menghasilkan sampah medis, dan ada risiko penularan
penyakit akibat pemakaian berulang jarum suntik yang sering terjadi di negara berkembang.
Lagipula penghantaran transdermal sifatnya non-invasif serta bisa digunakan sendiri oleh
pasien. Obatnya bisa dilepaskan konstan untuk waktu lama (hingga satu minggu). Pasien
umumnya mudah menerima penghantaran transdermal dan harganya terjangkau.

Kerugian transdermal
Barangkali tantangan terberat untuk penghantaran transdermal adalah hanya sedikit
obat yang bisa diberikan lewat jalur ini yaitu obat dengan bobot molekul rendah (beberapa
ratus dalton) dan lipofilik. Di samping itu, ada kemungkinan terjadi eritema, iritasi lokal,
edema lokal, maupun gatal pada kulit yang ditempelkan patch. Risiko-risiko ini bisa ditekan
dengan merotasi lokasi penempelan patch.
Pasien harus diberikan instruksi yang jelas pada pemakaian patch agar lapisan-lapisan
patch tidak rusak. Bila terjadi kerusakan pada lapisan reservoar, jumlah obat yang masuk ke
pasien berkurang. Sedangkan bila terjadi kerusakan pada lapisan rate-controlling membrane,
bisa terjadi toksisitas pada pasien.

Kesimpulan
• Sistem Penghantaran Transdernmal dapat digunakan untuk mengoptimalkan
penghantaran dari berbagai jenis obat.
• Terdapat banyak strategi untuk meningkatkan permease pada penghantaran
transdermal.
• Transdermal merupakan salah satu strategi yang menjanjikan untuk memperbaiki
dan meningkatkan bioavailabilitas obat.

Anda mungkin juga menyukai