Anda di halaman 1dari 16

PENETRASI KOSMETIKA MELALUI KULIT

Dewi Puspita Apsari, S.Farm., M.Farm., Apt


PROSES ABSORPSI OBAT MELALUI
KULIT

 Absorpsi perkutan melibatkan difusi pasif dari


zat melalui kulit. Molekul dapat menggunakan
dua rute difusi untuk menembus kulit normal,
rute appendageal (transapendageal) dan rute
epidermal
RUTE APPENDAGEAL
 Rute appendageal melalui kelenjar keringat dan folikel
rambut dengan kelenjar keringat. Rute ini dianggap
kurang penting karena area yang relatif kecil, sekitar
0,1% dari luas kulit keseluruhan. Namun pada rute ini
dapat bermanfaat bagi obat dengan molekul besar yang
bersifat polar atau elektrolit dengn konstanta difusi kecil
atau rendah
 RUTE EPIDERMAL
 Rute permeasi obat secara epidermal terbagi menjadi dua
rute yaitu rute transelular dan rute interselular
 Rute transelular
 Pada jalur transelular pengangkutan molekul melewati
membran sel epitel. Rute ini termasuk dari transpor pasif
untuk molekul yang berukuran kecil, transpor aktif untuk
senyawa ionik dan polar, serta endositosis dan transitosis
makromolekul
 Rute interseluler
 Pada jalur intersaluler pengangkutan molekul dilakukan
dengan melewati ruang sempit di sekitar atau antara sel-sel.
CONT...

Terdapat tiga variabel yang mempengaruhi kecepatan


permeasi obat melewati kulit yaitu
 konsentrasi obat dalam pembawa

 koefisien partisi obat

 difusifitas obat dalam stratum korneum


Urutan Permeasi Obat secara Transdermal
Proses perjalanan obat dari sediaan transdermal menuju sirkulasi sistemik
dimulai dari disolusi obat, tahapan difusi dan partisi, pembentukan depot
obat, metabolisme dan pengambilan melalui kapiler dan vasklator

1. Disolusi 2,4,6. Difusi 3,5. Partisi


7. Depot jaringan, 8. Metabolisme
dan 9,10. Sistem Kapiler
FAKTOR FISIOLOGI YANG
MEMPENGARUHI ABSORPSI MELALUI
KULIT
Kondisi kulit
 Pengaruh sifat asam dan basa pada pelarut yang digunakan seperti kloroform, metanol
akan merusak sel-sel kulit sehingga dapat meningkatkan penetrasi. Penyakit yang
diderita umumnya dapat mengubah kondisi kulit, kondisi ini juga mempengaruhi
penetrasi obat melewati kulit.
Usia kulit
 Kulit yang mempunyai usia muda lebih permeabel dibandingkan kulit dengan usia
yang lebih tua. Kulit Anak- anak lebih sensitif pada penyerapan racun. Dengan
demikian, usia kulit adalah salah satu faktor yang mempengaruhi penetrasi obat.
Aliran darah
 Perubahan sirkulasi periferal dapat mempengaruhi absorpsi transdermal.
Perbedaan spesies
 Ketebalan kulit, kepadatan dan keratinisasi kulit bervariasi dari spesies satu dengan
spesies yang lain sehingga mempengaruhi penetrasi obat melewati kulit.
 
Lokasi aplikasi
 Stratum korneum yang terdapat pada permukaan kulit bervariasi antara lain adanya perbedaan
ketebalan, jumlah lapisan sel, tumpukan atau lapisan sel, jumlah lipid pada permukaan dan jumlah
relative berbagai lipid intraselular.
Metabolisme kutanous
 Satu-satunya mekanisme transportasi melalui kulit yaitu dengan difusi pasif. Bagian kulit yang
mengalami metabolisme paling aktiif yaitu pada epidermis. Keberadaan enzim bakteri pada
permukan kulit merupakan salah satu alur inaktivasi obat yang diberikan secara topikal. Kulit akan
memetabolisme steroid, hormon, karsinogen kimia dan beberapa obat. Jadi metabolisme kulit
menentukan efektifitas obat meresap melalui kulit.
Hidrasi kulit
 Hidrasi pada stratum korneum dapat meningkat, memperlambat atau bahkan sama sekali tidak
mempengaruhi efek permeasi. Namun pada obat-obat tertentu (asam salisilat, kortikosteroid, kafein
dan ibu profen) dengan peningkatan hidrasi kecepatan permeasi obat juga mengalami peningkatan.
PEMILIHAN OBAT
1.    Waktu Paruh
 Salah satu pertimbangan pemilihan obat secara transdermal didasarkan pada obat
yang mencapai kesetimbangan secara tepat dalam dosis rendah.

2.    Toksisitas obat pada kulit


 Obat yang diberikan secara transdermal memiliki waktu kontak yang cukup lama
dengan kulit. Oleh karena itu, sangat mungkin apabila terjadi iritasi atau reaki
imunitas. Selain dari krakteristik fisikokimia dari bahan aktif obat, bahan eksipien
(tambahan) dapat menyebabkan kulitt terkelupas dan menimbulkan iritasi
FAKTOR FISIKOKIMIA YANG MEMPENGARUHI ABSORPSI
MELALUI KULIT

 Faktor-faktor fisiko-kimia yang mempengaruhi absorpi obat melewati kulit antara lain
sebagai berikut :

Berat molekul
 Obat dengan berat molekul antara 100- 800, memiliki kelarutan dalam lemak dan air
dapat melintasi kulit. Berat molekul obat yang ideal untuk penghantaran transdermal
yaitu 400 atau kurang

Kelarutan
 Obat harus memiliki gaya tarik fisiko-kimia yang lebih besar terhadap kulit
dibandingkan terhadap pembawa. Sehingga obat akan terlepas dari pembawa menuju
kulit. Beberapa kelarutan obat baik dalam lipid maupun air dianggap penting untuk
absorpsi perkutan. Pada prinsipnya kelarutan dalam air menentukan konsentrasi yang
ada pada daerah absorpsi. Secara umum, obat dalam bentuk tidak terionisasi
berpenetrasi ke dalam kulit lebih baik (Allen et al., 2014).
Konsentrasi obat
 Konsentrasi obat merupakan faktor penting, umumnya jumlah obat yang terabsorpsi
secara perkutan pada setiap unit luas permukaan tiap interval waktu meningkat seiring
dengan peningkatan konsentrasi obat dalam sistem penghantaran transdermal

Suhu dan pH
 Kecepatan penetrasi suatu bahan bisa berlipat ganda akibat variasi suhu. Ketika
koefisien difusi menurun karena turunnya suhu. Pembawa oklusif meningkatkan suhu
kulit beberapa derajat. Hanya molekul tak terion yang dapat melewati lipid.
 Asam- asam lemah dan basa lemah berdisosiasi ke dalam tingkat yang bebrbeda
tergantung pada pH dan nilai pKa/pKb sehingga jumlah dari obat tak terionkan sangat
menentukan gradien membran yang efektif dan fraksi ini bergantung pada pH
Koefisien difusi
 Penetrasi suatu obat tergantung koefisien difusi obat. Pada suhu konstan, koefisien difusi
suatu obat tergantung pada sifat obat, medium difusi dan interaksi antara keduanya.
Difusitas obat merupakan parameter penting untuk permeabilitas polimer. Membran yang
mengontrol difusi, disyratkan menunjukkan kecepatan transport yang cukup memadai,
sedangkan polimer dan atau gel polimer untuk adhesive hruslah sangat permeable agar
akses terhadap kulit baik. Peran difusitas dalam sistem penghantaran obat transdermal
penting, karena difusifitas obat sama dengan partisi obat diantara elemen struktural dari
sistem

Ukuran dan bentuk molekul


 Absorpsi obat berbanding terbalik dengan ukuran molekul. Molekul kecil lebih cepat
berpenetrasi dibandingkan dengan berukuran besar 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai