Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya
ABSTRAK
Telah dilakukan praktikum mengenai perbandingan absorbsi obat secara perkutan dengan
sediaan krim asam salisilat 1% tipe a/m dan sediaan gel asam salisilat 1% secara invitro. Praktikum
ini bertujuan untuk membandingkan kecepatan hasil absorbsi obat secara perkutan dengan
menggunakan variasi sediaan, yaitu krim asam salisilat 1% tipe a/m dan gel asam salisilat 1%.
Sediaan obat sebelum diabsorbsi akan mengalami difusi pasif untuk melewati membran sel. Namun
sebelum berdifusi molekul obat harus melarut di dalam membran. Pengujian difusi dapat dilakukan
dengan alat Franz Diffusion Cell dan kecepatan laju difusi obat mengikuti hukum Fick’s yaitu teori
yang menggambarkan hubungan antara laju difusi obat melewati membran sebagai fungsi
perbedaan konsentrasi. Analisis yang dilakukan yaitu mengenai kadar obat, jumlah obat yang
terdifusi, jumlah obat yang terlepas dan larut ke membran, % pelepasan obat dan laju difusi obat.
Perhitungan dari hasil analisis tidak hanya secara manual namun juga dilakukan secara statistika
dengan Statistical Package for The Social Science (SPSS) dan WinSAAM. Dari hasil percobaan ini,
akan didapat konstanta absorbsi, volume distribusi, dan konstanta eliminasi yang akan dibandingkan
antara kedua sediaan obat berupa krim asam salisilat 1% tipe a/m dan sediaan gel asam salisilat 1%.
Konsentrasi obat atau kadar yang didapat akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan
waktu saat dilakukan sampling. Terdapat perbedaan kadar yang didapat antara kedua sediaan obat
dimana kadar obat lebih banyak terabsorbsi pada sediaan krim asam salisilat 1% tipe a/m
dibandingkan gel asam salisilat 1%. Hal ini terjadi karena pada lapisan membran lebih banyak
terdapat komponen lemak sehingga proses difusi lebih cepat.
tetes, kertas saring, Franz Diffusion Cell, salisilat 1% dilakukan dengan cara
meter, pinset, gunting, spuit injeksi, kedalam 4,8 mL aquadest selama 5 menit.
Bahan yang digunakan dalam lalu diteteskan asam salisilat dengan etanol
pembuatan sediaan krim dan gel asam dan campurkan ke massa gel. Terakhir
salisilat 1 % serta percobaan difusi dan ditambahakan sisa aquadest sedikit demi
absorpsi adalah larutan asam salisilat 1%, sedikit dan gerus homogen hingga
krim dan gel asam salisilat 1%, agar-agar, terbentuk massa gel
larutan FeCl3, larutan buffer posfar pH 6,8, 2. Pembuatan Krim Asam Salisilat
larutan NaCl 0,9 %, larutan NaOH 0,5 M Proses pembuatan krim asam salisilat
dan akuades. 1% dilakukan dengan cara melarutkan
PEG 4000 dalam aquadest di beker gelas
Formula hingga homogen. Leburkan cetil alkohol,
Tabel 1. Rancangan formula sediaan krim parafin liq, vaselin alba dalam cawan
dan gel asam salisilat 1% penguap. Kemudian gerus asam salisilat
Formula Sediaan Asam salisilat 1% dengan sedikit etanol datambahakan basis
Krim Gel minyak (cetil alkohol, parafin liq dan
Asam salisilat 1% Asam salisilat 1% vaselin alba serta PEG 4000) yang telah
Cetil alkohol 1,2 g NaCMC 6% dileburkan, gerus homogeny. Terakhir
PEG 4000 0,5 g Alkohol q.s ditambahakan sisa akuades sedikit demi
Parafin liquid 1 g Gliserin 3% sedikit dan aduk hingga homogen.
Vaselin alba 2,5 g Aquadest ad 10 g
Aquadest ad 10 g -
*Berat total sediaan 10 g
. Cara Pembuatan Buffer Posfat pH 6,8 disesuaikan dengan alat Franz Diffusion
Buffer posfat dibuat dengan cara Cell, lalu diletakkan kulit di cawan petri
melarutkan 250 mL kalium dihidrogen yang telah berisi NaCl 0,9 % hingga kulit
posfat 0,2 M dengan 12 mL NaOH 0,2 M, terendam. Pisahkan lemak dalam membran
lalu dicukupkan volumenya dengan air kulit dan rendam dalam buffer posfat pH
bebas CO2 hingga 1 liter.
6,8 selama 15 menit. Setelah itu disiapkan
Disiapkan 4 buah cawan petri yang Frans Diffusion Cell dan masukkan larutan
telah berisi media agar, lalu ditambahkan 2 akseptor hingga permukaan rata, lalu ukur
volume yang dibutuhkan dan masukkan
mL FeCl3 kedalam masing-masing cawan
magnetic stirrer ke alat. Keringkan kulit
petri sampai menutupi semua permukaan
dengan kertas saring (jangan menyentuh
agar. Diamkan selama 2 menit, lalu sisa
membran dalam dengan tangan. Sesuaikan
larutan FeCl3 dituang dan dikeringkan
diameter kulit dengan diameter alat Frans
dengan menggunakan kertas saring.
Diffusion Cell, gunting dan oleskan
Kemudian dibuat empat lubang pada
sediaan sediaan krim asam salisilat pada
masing-masing cawan petri. Letakkan
kulit, ratakan secara sempurna dan
krim asam salisilat 1% a/m dengan jumlah
letakkan kulit di daerah antara akseptor
yang sama, 3 lubang untuk krim asam
dan donor. Kemudian dikencangkan
salisilat dan 1 lubang lagi untuk asam
bagian atau alat (donor). Dipastikan
salisilat murni. Percobaan ini dilakukan
keboocoran tidak ada, pastikan akseptor
untuk suhu dingin dan suhu ruangan.
menyentuh kulit bagian dalam. Setelah itu
Lakukan kembali hal diatas untuk basis
tambahkan 0,5 mL buffer Posfat pH 6,8
krim krim a/m. Terakhir simpan cawan
pada kompartemen donor. Pastikan
petri dalam kulkas selama 30 menit.
jaringan jangan sampai kering. Terakhir
5. Percobaan Absorpsi Perkutan Secara diakukan sampling 2 mL pada menit ke
In-vitro 15, 30, 45, 60 serta jam ke 21, 22, 23, 24.
Dikembalikan larutan akseptor 2 mL untuk
Percobaan absorpsi perkutan
menjaga kondisi sink dan ditentukan
dilakukan secara in-vitro terhadap tikus
absorbansinya pada panjang gelombang
betina dengan cara mencukur punggung
maksimum menggunakan
tikus dengan pisau cukur. Kemudian
spektrofotometer UV.
diambil kulit tikus dengan diameter yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kurva Kalibrasi
Konsentrasi (mg) Absorbansi
0,5 0,456
0,4 0,355
0,3 0,258
0,2 0,170
0,1 0,083
Absorbansi
0.5
0.45y = 0,931x - 0,015
0.4 R² = 0,998
0.35
0.3
0.25
0.2 Absorbansi
0.15 Linear (Absorbansi)
0.1
0.05
0
00.20.40.6
Dari hasil percobaan didapatkan nilai 15, menit ke-30, menit ke-45, menit ke-60,
absorbansi pada setiap sampling yang jam ke-21, jam ke-22, jam ke-23, dan jam ke-
dilakukan, pada panjang gelombang 24 sebesar 0,0012; 0,027; 0,0046; 0,022;
maksimum 530 nm. Nilai absorbansi yang 0,06; 0,1; 0,142; 0,186. Sedangkan untuk
didapat semakin meningkat dan berbanding sediaan krim asam salisilat a/m 1% faktor
lurus dengan meningkatnya waktu. Nilai koreksi yang didapatkan pada menit ke-15,
konsentrasi yang didapat untuk kelompok 1 menit ke-30, menit ke-45, menit ke-60, jam
yang menggunakan gel asam salisilat 1% ke-72, jam ke-73, jam ke-74, dan jam ke-75
sebesar 0,06 mg%/mL; 0,075mg%/mL; 0,097 sebesar 0,2126; 0,4316; 0,6572; 0,8892;
mg%/mL; 0,87 mg%/mL; 1,9 mg%/mL; 2 1,1292; 1,3784; 1,6318; 1,8958. Untuk nilai
mg%/mL; 2,1 mg%/mL; 2,2 mg%/mL. jumlah obat terdifusi kelompok gel asam
Sedangkan pada krim asam salisilat 1% yaitu salisilat didapatkan pada menit ke-15, menit
10,6 mg%/mL pada menit ke-15; 10,95 mg ke-30, menit ke-45, menit ke-60, jam ke-21,
%/mL pada menit ke-30; 11,28 mg%/mL jam ke-22, jam ke-23, dan jam ke-24 sebesar
pada menit ke-45; 11,60 mg%/mL pada menit 0,087 mg; 0,0108765 mg; 0,014065 mg;
ke-60; 12,03 mg%/mL pada jam ke-72; 12,46 0,12615 mg; 0,2755; 0,29 mg; 0,3045; dan
mg%/mL pada jam ke-73; 12,67mg%/mL 0,319 mg. Sedangkan untuk sediaan krim
pada jam ke-74; dan 13,2 mg%/mLpada jam asam salisilat a/m 1% jumlah obat terdifusi
ke-75. Untuk nilai faktor koreksi kelompok yang didapatkan yang didapatkan pada menit
gel asam salisilat didapatkan pada menit ke- ke-15, menit ke-30, menit ke-45, menit ke-60,
jam ke-72, jam ke-73, jam ke-74, dan jam ke- pelepasan meningkat. Hal ini dikarenakan
75 sebesar 1,541 mg; 1,588 mg; 1,636 mg; semakin lama waktu maka konsentrasi yang
1,682 mg; 1,749 mg; 1,807 mg; 1,837 mg; diabsorpsi obat juga meningkat.
dan 1,914 mg.1,6318; 1,8958. Untuk nilai
3. Nilai Fluks
jumlah obat terlepas kelompok gel asam
salisilat didapatkan pada menit ke-15, menit D x K x A x (Cs − C)
𝐽=
ke-30, menit ke-45, menit ke-60, jam ke-21, h
jam ke-22, jam ke-23, dan jam ke-24 sebesar
Didapatkan nilai fluks pada sediaan gel asam
0,099 mg; 0,013575 mg; 0,14525 mg; 0,3353
salisilat sebesar 95,028 mg/cm2 det.
mg; 0,39 mg; 0,4465 mg ; dan 0,505 mg.
Sedangkan nilai fluks pada sediaan krim asam
Sedangkan untuk sediaan krim asam salisilat
salisilat 1% a/m sebesar 828 mg/cm 2 det.
a/m 1% jumlah obat terdifusi yang didapatkan
Nilai fluks yang didapatkan lebih besar pada
yang didapatkan pada menit ke-15, menit ke-
sediaan krim dibandingkan gel. Hal ini
30, menit ke-45, menit ke-60, jam ke-72, jam
dikarenakan krim mengandung lipid dimana
ke-73, jam ke-74, dan jam ke-75 sebesar
membran tersusun dari lipid sehingga lebih
1,7536 mg; 2,024 mg; 2,2932 mg; 2,5712 mg;
mudah dan cepat obat menembus membran
2,8732 mg; 3,1854 mg; 3,4688 mg; dan
3,8098 mg. Untuk persen pelepasan
kelompok gel asam salisilat didapatkan pada
menit ke-15, menit ke-30, menit ke-45, menit
ke-60, jam ke-21, jam ke-22, jam ke-23, dan
jam ke-24 sebesar 0,099% ; 0,01357% ;
0,14525% ; 0,3353% ; 0,39% ; 0,4465% ;
dan 0,505%. Sedangkan untuk sediaan krim
asam salisilat a/m 1% jumlah obat terdifusi
yang didapatkan yang didapatkan pada menit
ke-15, menit ke-30, menit ke-45, menit ke-60,
jam ke-72, jam ke-73, jam ke-74, dan jam ke-
75 sebesar 1,7536% ; 2,024%; 2,2932% ;
2,5712% ; 2,8732% ; 3,1854% ; 3,4688% ;
dan 3,8098%. Pada kedua kelompok terjadi
peningkatan konsentrasi sehingga
menyebabkan nilai faktor koreksi, jumlah
obat terdifusi, jumlah obat terlepas dan persen
. 4. Analisis Data Menggunakan Statistical Package For The Social Science (SPSS)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kadar Biru A 9 9
.302 .010 .781 .008
Biru B 9 9
.360 .005 .731 .006
Absorban Biru A 9 9
.305 .009 .781 .008
si
Biru B 9 9
.329 .003 .655 .007
Faktor Biru A 9 9
.329 .003 .655 .006
Pengorek
si Biru B 9 9
.272 .035 .802 .015
Jumlah_ Biru A 9 9
Obat_ter
.254 .007 .833 .036
difusi
Biru B 9 9
.324 .005 .794 .012
Jumlah_ Biru A 9 9
Obat_Ter
.381 .010 .640 .013
lepas
Biru B 9 9
.301 .008 .655 .05
Persen_ Biru A 9 9
Release .381 .010 .781 .000
Biru B 9 9
.300 .009 .731 .000
Nilai_Fluk Biru A
9 9
s
.245 .009 .781 .045
Biru B
9 9
.381 .010 .655 .177
Dari hasil pengamatan didapatkan nilai Maka dapat disimpulkan data signifikan
normalitas dibawah 0,05 dari segala aspek. berarti tidak terdistribusi normal.
5. Analisis WinSAAM
Krim Asam Salisilat a/m 1%
Dari data yang didapatkan bahwa nilai menunjukkan bahwa kedua data tidak
kadar, faktor koreksi, jumlah obat terdistribusi normal. Pada uji hedonis,
terdifusi, jumlah obat terlepas, nilai Fluks parameter satu dengan yang lainnya tidak
dan persen terlepasnya obat pada krim berhubungan. Dan didapatkan nilai
asam salisilat lebih tinggi dibandingkan normalitas dibawah 0,05 dari segala aspek.
pada gel. Hal ini dikarenakan krim Maka dapat disimpulkan data signifikan
mengandung lebih banyak lemak berarti tidak terdistribusi normal. Dan dari
menembus membran. Dari data Statistical absorbsi dan volume distribusi lebih besar
pada sediaan krim asam salisilat a/m 1%.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Goeswin. 2008, Pengembangan Publication, Drawer Los
Sediaan Farmasi, Institute Altos, California.
Teknologi Bandung, Bandung. Lachman, 1989. Pengantar Bentuk
Anief, M. 2000. Ilmu Meracik Obat Teori Sediaan Farmasi, Institut Teknologi
dan Praktek Cetakan ke-9. Bandung, Bandung.
Universitas Gajah Mada, Syukri, 2002, Biofarmasetika, UII-Press,
Yogyakarta. Yogyakarta.
Chein, Cameiro. 1981. Basic Histology, William & Barry, 2004. Biofarmasetika &
3rd edition. Lange Medical
Farmakokinetika Terapan,
Edisi
kelima, Airlangga University Press,
Surabaya.