Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

BIOFARMASETIK & FARMAKOKINETIK


DISTRIBUSI OBAT

DOSEN PENGAMPU:
Apt.HELMICE AFRIYENI, M.Farm

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3


DIANA PUTRI WAHYUNI 17160042
RIZALDI YUHENDRI 19160050
SONIA YOLANDA 19160056
DESI MELISA 19160068
HANISA PUTRI ESA 19160070
NADYA DWI APRILIA 19160081

PROGRAM STUDI FARMASI


UNIVERSITAS DHARMA ANDALA
PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Paramater
Farmakokinetika dengan tepat waktu. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Biofarmasetika & farmakokinetika Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca terutama pada kefarmasian.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnaya kepada Ibu Apt. HELMICE
AFRIYENI,M.Farm selaku dosen pengampu mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang kefarmasian. Penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik beserta saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 21Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................................5
2.1 Distribusi Obat.............................................................................................................................5
2.2 Volume Distribusi Obat................................................................................................................5
2.3 Pemberian obat intravaskular dan ekstravaskular.......................................................................6
2.4 Pemberian Intravaskular..............................................................................................................6
2.5 Pemberian Ekstravaskular...........................................................................................................6
2.7 Ikatan obat protein dipengaruhi oleh sejumlah faktor................................................................7
2.8 Distribusi dan farmakodinamika obat..........................................................................................7
BAB III....................................................................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................8
3.2 Saran............................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat adalah zat yang menyebabkan perubahan fisiologi atau psikologi organisme
saat dikonsumsi. Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah,
mengobati, mendiagnosis penyakit gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi tertentu,
misalnya membuat seseorang infertil, atau melumpuhkan otot rangka selama
pembedahan. Obat-obatan biasanya dibedakan dari makanan dan zat yang menyediakan
nutrisi. Konsumsi obat dapat dilakukan melalui inhalasi, injeksi, absorpsi melalui kulit,
atau disolusi di bawah lidah.
Rute pemakaian yang paling lazim dan paling diinginkan adalah melalui oral-
mulut menggunakan tablet, kapsul, atau larutan oral. Pada pengembangan model
farmakokinetika untuk menggambarkan dan meramalkan disposisi obat secara kinetik,
model harus memperhitungkan rute pemakaian dan perilaku kinetik obat dalam
tubuh.Suatu obat diabsorbsi ke dalam plasma, molekul obat di distribusi ke seluruh tubuh
melalui sirkulasi sistemik. Molekul obat dibawa oleh darah ke satu target(reseptor) untuk
aksi obat dan ke jaringan lain(non reseptor), dimana terjadi efek yang merugikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Distribusi Obat.
2. Jelaskan tentang distribusi obat pada pemberian intra dan ekstra vaskular.

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu distribusi obat.
2. Mengetahui tentang distribusi obat pada pemberian intra dan ekstra vaskular.
BAB II

PEMBAHASA

2.1 Distribusi Obat

Senyawa harus dibawa ke lokasi target biasanya melalui aliran darah.


Senyawa obat kemudian dapat menyebar ke otot dan organ dengan durasi waktu yang
berbeda. Setelah masuk ke sirkulasi sistemik, baik dengan injeksi intra vaskular atau
dengan penyerapan dari berbagai situs ekstraseluler, obat mengalami berbagai proses
distribusi yang cenderung menurunkan konsentrasi plasma.

Distribusi adalah transfer obat yang dapat dibalikkan antara satu kompartemen
ke kompartemen lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi obat termasuk
diantaranya adalah kecepatan aliran darah regional, ukuran molekul, polaritas dan
ikatan dengan protein serum, membentuk kompleks. Distribusi obat ini dapat menjadi
masalah serius di beberapa penghalang alami seperti penghalang darah-otak.

Pada umumnya distribusi obat cepat dan hampir semua molekul obat yang
kecil menembus membran kapiler dengan mudah.lewatnya molekul obat melintasi
suatu membran sel bergantung pada sifat fisiko kimia obat dan membran sel.

Laju difusi obat = dQ:dt = -DKA(cp-ct):h

Tekanan hidrostatik menyatakan perbedaan tekanan antara ujung kapiler


arteriol yang masuk jaringan dan kapiler vena yang meninggalkan jaringan. Afinitas
suatu obat ke jaringan atau organ merusak pada partisi dan akumulasi obat dalam
jaringan. Waktu distribusi obat umumnya diukur dengan waktu paruh distribusi.

Faktor untuk menentukan tetapan distribusi obat ke dalam suatu organ dengan
aliran darah ke organ, volume organ, dan partisi obat. Konsentrasi obat dalam darah
dipertahankan sama pada 100hg/ml, pada kesetimbangan obat mempunyai distribusi
yang sama antar jaringan dan darah. Partisi atau rasio konsentrasi antar jaringan dan
plasma akan sama dengan 1 jaringan mokuler seperti ginjal dan kelenjar adrenal
mencapai 95% distribusi kurang 2 menit, waktu distribusi obat dalam lemak 4 jam,
dalam jaringan seperti otot dan kulit, memerlukan 2 dan 4 jam.

2.2 Volume Distribusi Obat


Konsentrasi obat dalam plasma dan jaringan bergantung pada jumlah obat
yang terabsorbsi secara sistemik dengan volume dimana obat didistribusikan.Dalam
suatu sitem fisiologis keterlibatan suatu obat yang didistribusikan ke suatu jaringan
tertentu dari cairan plasma, model kompartemen dua tidak diasumsikan, dan distribusi
obat dari plasma ke suatu jaringan disetimbangkan oleh perfusi darah arteriol dan
dikembalikan oleh darah vena. Jika obat menembus bagian dalam sel, distribusi ke
dalam cairan intraselluler dapat terjadi, jika volume cairan tubuh dan kadar protein
diketahui, informasi dapat digabungkan.

2.3 Pemberian obat intravaskular dan ekstravaskular


Berdasarkan cara pemberiannya, obat dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan yaitu obat yang diberikan secara intravaskular (intravena) dan
ekstravaskular yaitu dimasukkan ke dalam tubuh tidak secara langsung ke dalam
pembuluh darah.

2.4 Pemberian Intravaskular


Pemberian intravaskular artinya obat langsung dimasukkan ke dalam pembuluh
darah vena atau arteri. Dalam hal ini tidak ada proses absorpsi obat, maka semua obat
(dosis yang diberikan) yang ada dalam sediaan masuk ke dalam tubuh.

2.5 Pemberian Ekstravaskular


Pemberian secara ekstravaskular meliputi rute per oral, sublingual, buccal,
intramuscular, subcutan, transdermal, dan rectal. Sebelum memasuki sirkulasi
sistemik, obat harus terlebih dahulu diabsorpsi oleh tubuh. Pada pemberian
ekstravaskular, biasanya obat yang masuk ke dalam tubuh tidak mencapai 100%. Hal
ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya bentuk sediaan, ionisasi obat, pKa
obat, pH cairan tubuh, luas permukaan zat berkhasiat terlarut yang berkontak dengan
dinding organ tubuh seperti dinding saluran pencernaan, koefisien partisi, dan waktu
pengosongan lambung.
Obat bebas di dalam darah akan didistribusikan ke dalam jaringan tubuh
termasuk yang mengandung reseptor dan organ pengmetabolisme yang selanjutnya
metabolit yang dihasilkan akan diekskresikan. Obat dengan reseptor membentuk
senyawa kompleks sehingga menyebabkan respons farmakologi. Berdasarkan teori
penempatan (occupational theory), besarnya respons yang dihasilkan sebanding
dengan konsentrasi obat yang berikatan dengan reseptor. Dengan demikian
konsentrasi obat pada reseptor perlu dimonitor agar efek terapi yang diinginkan
tercapai. Namun pendekatan ini tidak mungkin dilaksanakan karena tidak praktis.
Contohnya adalah reseptor digoxin terdapat di dalam myocardium. Sampel obat tidak
mungkin dapat diambil dari jaringan ini. Konsentrasi obat di dalam plasma, urin,
saliva, dan cairan lainnya dapat diukur. Perubahan konsentrasi obat di dalam plasma
merupakan gambaran perubahan konsentrasi obat pada reseptor dan jaringan lainnya.
Peninggian konsentrasi obat di dalam plasma mengakibatkan peninggian konsentrasi
obat di jaringan lainnya. Dengan perkataan lain, konsentrasi obat yang berikatan
dengan reseptor ini sebanding dengan konsentrasi obat bebas yang ada di dalam
plasma. Jadi, pengaturan respons dapat dilakukan dengan mengatur konsentrasi obat
di dalam plasma.
2.6 Ikatan protein dari obat-obat
Banyak obat berinteraksi dengan protein plasma atau jaringan atau
makromolekul lain seperti melanin dan DNA membentuk suatu kompleks obat
makromolekul. Pengaruh ikatan protein pada volume distribusi obat yang terikat kuat
pada protein plasma mempunyai fraksi obat bebas rendah (fu=fraksi) obat tidak
terikat atau bebas dalam cairan plasma. Volume distribusi dipengaruhi oleh kelarutan
dalam lipid disamping ikatan protein, kecuali terhadap protein ini. Obat-obat yang
terikat kuat protein plasma mempunyai klirens keseluruhan yang manurun.
Untuk obat yang metabolisme utamanya utama liver. Ikatan proyein plasma
mencegah obat masuk ke hepartosit, mengakibatkan penurunan metabolisme obat
oleh liber secara molekuler obat yang terikat tidak tersedia sebagai subsitrat enzim
liver sehingga menurunkan laju metabolisme.

2.7 Ikatan obat protein dipengaruhi oleh sejumlah faktor


1. Obat
Sifat fisikokimia obat dan konsentrasi total obat dalam tubuh
2. Protein
Jumlah protein yang tersedia untuk ikatan obat protein dan kualitas atau sifat
fisikokimia protein yang disintesis
3. Afinitas obat
Meliputi besarnya tetapan asosiasi
4 .Interaksi obat
Kompetisi obat dengan zat lain pada site ikatan protein, protein oleh substansi
yang memodifikasi afinitas obat terhadap protein.
5. Kondisi patofisiologi dari pasien.

2.8 Distribusi dan farmakodinamika obat


Penurunan ikatan protein mengakibatkan peningkatan konsentrasi obat bebas
akan menyebabkan lebih banyak obat melintasi membran sel akan menyebabkan
lebih banyak obat melintasi membran sel dan terdifusi ke dalam semua
jaringan.Respetis farmakokinetika dipengaruhi oleh distribusi obat dan konsentrsai
dari fraksi obat tidak terikat. Dosis obat dan bentuk sediaan harus dipilih untuk
menghasilkan konsentrasi obat bebas yang tinggi sehingga menghasilkan jumlah
obat yang cukup untuk mencapai aksi obat(reseptor).
Sifat interaksi obat-obat dan metabolit merupakan hal penting dalam ikatan
obat protein. Dalam beberapa kasus, obat dapat mendesak obat terikat kedua dari
protein, menyebabkan peningkatan respons farmakologis karena peningkatan
konsentrasi obat bebas.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Distribusi adalah transfer obat yang dapat dibalikkan antara satu
kompartemen ke kompartemen lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi
obat termasuk diantaranya adalah kecepatan aliran darah regional, ukuran molekul,
polaritas dan ikatan dengan protein serum, membentuk kompleks. Distribusi obat ini
dapat menjadi masalah serius di beberapa penghalang alami seperti penghalang
darah-otak.

Pada umumnya distribusi obat cepat dan hampir semua molekul obat yang
kecil menembus membran kapiler dengan mudah.lewatnya molekul obat melintasi
suatu membran sel bergantung pada sifat fisiko kimia obat dan membran sel.

3.2 Saran
Penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak kesalahan dan sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
tentang pembahasan makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA

Shargel, Lech..2012. Biofarmasetika Dan Farmakokinetika Terapan Edisi Kelima.


Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai