Anda di halaman 1dari 5

FARMAKOLOGI

“DISTRIBUSI OBAT”

Oleh

Nama : Zella Zakya

No.Bp : 2011012033

Kelas :A

Dosen pengampu : apt. Dian Ayu Juwita,M.Farm

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN AJARAN 2021/2022


“DISTRIBUSI OBAT”

Distribusi adalah penyebaran obat dr pembuluh darah ke jaringan atau tempat kerjanya.
Konsep dari distribusi obat adalah terbentuk ikatan obat dengan suatu bagian tidak aktif di
dalam tubuh yaitu ikatan depot, seperti dengan albumin (pada darah), otot, tulang, lemak,
atau liver. Perlu diingat bahwa:

1). Efek suatu obat tergantung kepada konsentrasi obat di tempat aksinya
(reseptor)
2). Hanya obat dalam bentuk bebas (tidak terikat) yang dapat dengan bekerja di
tempat aksinya menghasilkan efef
3). Obat terikat dan tidak terikat berada dalam kesetimbangan dalam darah,
digambarkan dgn persamaan sbb: D + A ↔ DA

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi obat yaitu :

1). Permeabilitas membran


Untuk masuk ke suatu organ,obat harus menembus semua membran yang
memisahkan organ itu dari tempat pemberian obat.Jika obat bersifat lipofil maka akan
mudah larut pada jaringan yang banyak lemaknya.Contohnya pada ibu hamil terdapat
plasenta yang terdiri dari kumpulan lemak maka pada ibu hamil obat-obat lipofil
akan lebih mudah terdistribusikan ke dalam janin.Sedangkan untuk obat-obatan
bersifat hidrofil akan susah atau sedikit terdistribusi ke janin melalui
plasenta.Permeabilitas membran akan memperngaruhi apakah obat bisa menembus
membran atau tidak
 Obat lipofil : afinitas tinggi  tersimpan dalam jaringan  distribusi lambat
frekuensi pemberian sering menyebabkan akumulasi dan potensialtoksik
2). Ikatan obat dgn protein plasma
Obat yang dapat menembus membran adalah obat dalam bentuk bebas (tdk terikat
protein plasma), maka kuat atau lemahnya ikatan obat dgn protein plasma akan
mempengaruhi distribusi. Reservoir obat dalam ada 2:
 Obat yang terikat pada protein plasma
Faktor-faktor yang mempengaruhi ikatan protein plasma yaitu :
 Sifat fisikokimia obat : kelarutan,ph
 Konsentrasi obat dalam tubuh : semakin besar konsentrasi maka
semakin banyak pula ikatan yang terbentuk
 Jumlah protein plasma : semakin banyak protein maka semakin banyak
pula yang berikatan
 Afinitas antara obat dengan protein : kekuatan
 Kompetisi obat dengan zat lain pada ikatan protein : obat dengan zat
lain berebut untuk dapat berikatan dengan protein
 Kondisi patofisiologis penderita : jika 2 obat atau lebih sama-sama
mempunyai ikatan kuat dengan protein plasma diberikan secara
bersamaan sehingga akan menyebabkan peningkatan obat bebas dalam
plasma yang akan berakhir menjadi toksik
 Obat yg terikat pada jaringan

Sifat fisika-kimia obat akan menentukan jumlah dan kuatnya ikatan dengan
protein.Obat yang bersifat asam lebih mudah berikatan dengan protein terutama
albumin.Ikatan obat dgn protein membentuk molekul yg besar sehingga tidak dapat
menembus membran, menyebabkan tidak akan aktif sebelum ikatannya lepas
(reversibel).Jadi hanya obat bebas (tidak terikat) yang dapat mencapai sasaran. Hanya
obat yg bebas yg dpt mengalami metabolisme, sehingga mudah dieksresikan.

 Obat yang terikat dengan protein


 Suatu komplek yang besar
 Tidak dapat lewat membran sel
 Distribusi terbatas
 Tidak aktif secara terapeutik
 Obat bebas
 Dapat lewat membran sel secara bebas
 Distribusi luas
 Aktif secara terapeutik

Berkurangnya obat bebas dalam tubuh krn eksresi, akan menyebabkan pelepasan
obat yang terikat dgn protein. Jadi , tjd keseimbangan yg dinamis antara obat bebas
dgn obat yg terikat.Oleh krn itu, perbandingan antara obat bebas dan terikat akan
menentukan lama kerja obat (durasi). Perbandingan ini digunakan industri farmasi
untuk menentukan besarnya dosis dari suatu obat.

3). Fungsi kardiovaskuler


Organ yang paling berperan pada ditribusi adalah jantung dan pembuluh
darah.Beberapa hal pada kardiovaskuler yang berpengaruh terhadap distribusi obat
yaitu :
 Out put jantung
 Variasi dan jumlah darah

Organ yg mendapat suplai darah lebih banyak atau cepat: (jantung, ginjal dan hati)
akan menerima obat dlm jumlah yg lebih banyak dan cepat jika dibandingkan organ
yang lambat dan sedikit suplai darahnya.

4). Adanya hambatan fisiologis tertentu seperti abses atau kanker.


Blood-brain barrier (BBB) yg tdp di lapisan kapiler serebral dpt menghalangi
distribusi obat ke jaringan otak. Hal ini dikarenakan kapiler pd SSP tersusun oleh tight
juntion yg sempit pada sela antar sel kapiler. Kondisi ini menguntungkan karena dapat
melindungi otak dari injuri akibat toksin ttt.
Akan tetapi dpt menghambat pula distribusi obat ke otak, cth antibiotik untuk
infeksi pd SSP.Begitu juga plasenta, akan menghalangi distribusi obat tertentu dr sang
ibu ke janinnya, walaupun tdk sebesar BBB. Selektivitas plasenta tdk sebesar BBB,
shg obat yg relatif larut dlm lemak, msh dpt menembus plasenta.
Berdasarkan fungsinya, organisme dpt dibagi dlm ruang distribusi yang berbeda :

1) Ruang intra sel


 75 % dari bobot badan
 cairan intra sel dan komponen sel yg padat
2) Ruang ekstra sel.
 22% dari bobot badan
 Air plasma (4%), ruang usus (16-20%) dan cairan transsel (1.5 %)

Volume distribusi yaitu volume yang dibutuhkan untuk memuat dosis yang diberikan
jika dosis itu didistribusikan dengan merata pada konsentrasi yang diukur dg plasma.

Contoh :

1) Suatu obat dengan Vd=3 liter, didistribusikan hanya dalam plasma,


Karena volume plasma = 3 liter.
2) Sedangkan obat dengan Vd= 16 liter, akan didistribusikan dalam cairan extraseluler
karena cairan extra seluler = 3 liter plasma, ditambah 10-13 liter cairan interstitial.
3) Obat dg Vd > 46 liter mungkin dibuang ke dalam depot karena tubuh hanya
mengandung 40-46 liter cairan.

Contoh soal :

Seorang sukarelawan dengan berat badan 70 kg di beri antibiotika dosis intravena dan
konsentrasinya dalam serum di tentukan pada 2 jam dan 5 jam setelah
pemberian.Konsentrasinya berturut-turut 1,2 dan 0,3 mikrogram/mili liter.Berapa t 1/2 biologi
obat ini,bila di anggap kinetika eliminasinya mengikuti orde kesatu?

Dik :

BB=70 Kg

t1= 2 jam

C1 = 1,2 mikrogram/mililiter

t2= 5 jam

C2 = 0,3 mikrogram/mililiter

Dit :

t ½ = pada orde satu

jawab :
Jawab :

t ½ = 0,693 (t2-t1) / In C1-C2

= 0,693 (5-2) / In 1.2- In 0,3

= 2.079/0,1823 –(-1204)

= 1,499 jam

Anda mungkin juga menyukai