Anda di halaman 1dari 33

DISTRIBUSI OBAT

DOSEN PENGAMPU : apt. Novia Sinata, M.si


Kelompok Tiga

Cindy Fatma Cindy Zulpia


Indira Chantika
Yunita Rumaysa
2101119 2101120 2101129

Mutia
Laras Maharani M.Zainul Ibad
Anggraini
2101131 2101132 2101141
Kelompok Tiga

Sepiya Sri Dwi


Prety Junita
Mutiarawati Yulianti
2101147 2101155 2101157
01
Pengertian Distribusi
Obat Didalam Tubuh
Nasib Obat Dalam Tubuh

Nasib obat didalam


tubuh meliputi
Absorbsi, Distribusi,
Metabolisme dan
Ekskresi atau disebut
dengan ADME
Distribusi Obat
Didalam Tubuh
 Adalah proses penyebaran obat
dimulai dari obat terserap ke
peredaran darah hingga obat tersebut
sampai ke organ target.
 Setelah suatu obat masuk ke dalam
saluran sistemik melalui penyerapan
atau pemberian langsung, obat harus
didistribusikan ke dalam cairan
interstisial dan cairan intrasel.
02
Fase Distribusi Obat
Berdasarkan Penyebarannya
Terdiri Dari Dua Fase

Fase Pertama Fase Kedua


Distribusi fase kedua jauh lebih luas
yaitu mencakup jaringan yang
Distribusi fase pertama terjadi segera mempunyai perfusi lebih rendah,
setelah penyerapan, yaitu ke organ otot, visera, kulit, dan jaringan
yang perfusinya lebih tinggi dengan lemak, kulit. Obat- obat yang tidak
darah. misalnya jantung, hati, ginjal, larut lemak tidak mengalami
dan otak distribusi tahap ini. Obat obat yang
termasuk golongan ini adalah obat
yang sifatnya polar dan banyak
disirkulasi sistemik.
03
Yang Mempengaruhi Proses
Distribusi Obat Didalam Tubuh
Proses Distribusi Obat dipengaruhi Oleh :

01 02 03
Perfusi darah melalui Ikata obat pada Permeabilitas kapiler
jaringan protein plasma
1. Perfusi Darah Melalui Jaringan

 Obat dibawa ke seluruh jaringan tubuh oleh aliran darah sehingga semakin cepat
obat mencapai jaringan, semakin cepat pula obat terdistribusi ke dalam jaringan.
 Kadar obat dalam jaringan akan meningkat sampai akhirnya terjadi keadaan yang
disebut keadaan mantap (steady state).
 Kecepatan distribusi obat masuk ke jaringan sama dengan kecepatan distribusi
obat keluar dari jaringan tersebut. Pada keadaan ini, perbandingan kadar obat
dalam jaringan dengan kadar obat dalam darah menjadi konstan dan keadaan ini
disebut keseimbangan distribusi.
2. Ikatan Obat Pada Protein Plasma
Protein Plasma
• Protein plasma adalah protein total dalam plasma
manusia memiliki konsentrasi sekitar 7,0-7, gr/dl dan
membentuk bagian terbesar dari bahan padat plasma.

• Di dalam tubuh terdapat beberapa protein plasma,


diantaranya :
1. Albumin
2. Transthyretin (TTR atau TBPA).
3. Globulin yang terbagi atas alpha 1 globulin,
alpha 2 globulin, beta globulin dan gamma globulin
Lanjutan

Ikatan protein pada obat akan mempengaruhi intensitas kerja, lama kerja, dan
eliminasi obat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ikatan protein plasma
dengan molekul obat adalah :

 Obat
Sifat-sifat fisikokimia obat juga mempengaruhi tercapainya keseimbangan
distribusi pada jaringan tertentu. Jika suatu jaringan dapat menampung atau
mengikat lebih banyak obat, dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai
keseimbangan distribusi.
Ketika obat memasuki tubuh, Ada dua bentuk ;

 Bebas : Bentuk bebas dimetabolisme dan diekskresikan karena mereka dapat


melintasi membran glomerulus. Bentuk obat bebas aktif secara terapeutik.

 Bentuk terikat : Bentuk obat yang terikat bertindak sebagai reservoir. Mereka


tidak dimetabolisme atau diekskresikan dan tidak memiliki efek terapi atau
toksik. Ketika bentuk bebas habis, obat dilepaskan dari reservoir. Dengan
demikian kedua bentuk itu ada dalam keseimbangan.
 Interaksi Dengan Obat Lain
Ikatan plasmatik bersifat tidak spesifik sehingga dapat berikatan dengan
beberapa molekul obat. Molekul yang mempunyai ikatan protein lebih stabil
akan menyingkirkan molekul obat lain dari sisi aktif plasma sehingga
meningkatkan jumlah bentuk bebasnya.
 Protein
Fraksi obat terikat dapat berubah dengan adanya perubahan konsentrasi protein
plasma pasien. Apabila pasien memiliki konsentrasi protein plasma yang rendah
maka untuk setiap pemberian dosis obat, konsentrasi obat bioaktif bebas
kemungkinan lebih tinggi dari yang diharapkan.
3. Permebealitas Kapiler

 Membran sel berbeda dalam karakteristik permeabilitas, bergantung pada


jaringannya.
 Lapisan tambahan dari sel sekitar membran kapiler secara efektif berindak untuk
memperlambat laju difusi obat ke dalam otak dengan bertindak sebagai suatu
sawar lemak yang lebih tebal, Sawar lemak ini disebut sawar darah-otak (blood-
brain barrier), memperlambat difusi dan penetrasi ke dalam otak dan spinal cord
dari obat yang polar.
04
Jalur Distribusi Obat
Distribusi Obat Barrier Darah Otak atau Sawar Darah Otak (SDO)
adalah struktur membran yang secara primer

Melalui Barrier berfungsi untuk melindungi otak dari bahan-bahan


kimia dalam darah, dimana fungsi metabolik masih
dapat dilakukan. Sawar darah otak ini terdiri dari
Darah Otak sel-sel endotelial, yang tersusun sangat rapat di
kapiler otak.
Distribusi Obat
Melalui Barrier
Darah Otak
Mekanisme transport melintasi sawar darah otak :
● Transfer obat barrie darah otak terjadi secara
difusi pasif yang terfasilitasi carrier.

Lanjutan ● Difusi pasif terjadi : obat larut dalam membrane


lipid dari sel cerebrovascular endothelial,
kemudian dilepaskan ke otak.
● Difusif pasif tergantung pada lipofilisitas
obat,muatan,gradien konsentrasi,berat molekul,
derajat ikatan protein.
Pemindahan obat lintas plasenta sangat penting

Distribusi Obat
karena obat dapat menyebabkan anomali pada
janin yang sedang berkembang. Plasma janin
sedikit lebih asam dari pada ibu (pH 7,0 menjadi
Melalui 7,2 berbanding 7,4), sehingga ion menjebak obat-
obatan dasar terjadi. Seperti di otak, P-gp dan
Plasenta pengangkut ekspor lainnya hadir dalam plasenta
dan berfungsi untuk membatasi janin paparan agen
yang berpotensi toksik.
Obat yang larut dalam lemak lebih mudah melalui
plasenta dibandingkan obat yang larut dalam air. Obat-
Lanjutan obatan dengan berat molekul besar lebih sulit melalui
plasenta. Jumlah obat yang terikat pada protein plasma
mempengaruhi jumlah obat yang dapat melalui plasenta.
3 TIPE TRANSPORT OBAT MELALUI PLASENTA
1. Tipe 1
Obat-obatan yang segera mencapai keseimbangan dalam
kompartemen ibu dan janin, atau terjadi transfer lengkap
dari obat tersebut.

Lanjutan 2. Tipe 2
Obat-obatan yang mempunyai konsentrasi dalam
plasma janin lebih tinggi daripada konsentrasi
dalam plasma ibu atau terjadi transfer yang
berlebihan. Hal ini mungkin terjadi karena transfer
pengeluaran obat dari janin berlangsung lebih
lambat.
3. Tipe 3
Obat-obatan yang mempunyai konsentrasi dalam
plasma janin lebih rendah daripada konsentrasi
dalam plasma ibu atau terjadi transfer yang tidak
lengkap.
Obat-obatan yang diberikan kepada ibu hamil
Lanjutan dapat menembus sawar plasenta sebagaimana
halnya dengan nutrisiyang dibutuhkan janin,
dengan demikian obat mempunyai potensi untuk
menimbulkan efek pada janin.Perbandingan
konsentrasi obat dalam plasma ibu dan janin dapat
memberi gambaran pemaparan janin terhadap
obat-obatan yang diberikan kepada ibunya.
●Konsentrasi obat dalam darah ibu adalah
faktor utama yang berperan pada transfer obat ke
asi selain dari faktor fisika kimia obat. Obat yang
larut dalam lemak, yang non-polar dan yang tidak
Distribusi Obat terion akan mudah melewati membran sel alveoli
dan kapiler susu.

Melalui Asi ●Teratogenesis yaitu Teratos (monster) –


Genesis (generation, birth). Adalah bahan yang
dapat menyebabkan atau berpengaruh terhadap
malformasi atau kelainan fisiologis janin. Contoh
obat yang bersifat teratogen: Tetrasiklin, Fenitoin,
Penisilamin, Litium, NSAID.
05
Hambatan Distribusi Obat
Dalam Tubuh
Hambatan Distribusi Obat dalam
Tubuh :
Abses, eksudat, kelenjar dan tumor juga
mengganggu distribusi obat.

Antibiotika tidak dapat didistribusi


dengan baik pada tempat abses dan
eksudat. Selain itu, beberapa obat dapat
menumpuk dalam jaringan tertentu,
seperti lemak, tulang, hati, mata, dan
otot
PERTANYAAN DAN
JAWABAN
Apa pengaruh pada konsumsi obat yang berlebihan bisa
mempengaruhi janin

JAWAB (MUTIA ANGGRAINI)


PERTANYAAN karena obat-obatan tertentu bisa berdampak negatif pada
janin, termasuk memengaruhi tumbuh kembang janin
dalam kandungan dan meningkatkan risiko terjadinya
kelainan bawaan lahir. Sehingga, jika ibu tidak benar-

OLEH : RISA benar terpaksa karena sakit, lebih baik ibu menghindari
obat-obatan selama kehamilan. Mengingat banyak obat
yang bersifat teratogenik terhadap janin jika dikonsumsi
AYU ibu hamil dan adanya kasus penarikan obat-obat yang
beredar tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
penggunaan obat pada ibu hamil. Penelitian ini
berdasarkan parameter tepat indikasi, tepat obat, tepat
dosis, dan interaksi obat
Kenapa obat pada plasenta lebih larut minyak?kenapa
partikel sulit melewati plasenta? Kenapa ik. Protein
plasma mempengaruhi disribusi obat pd plasenta?
JAWAB (INDIRA CHANTIKA)
PERTANYAAN Lebih mudah larut lemak itu karena membran pada
plasenta merupakan lipofilik atau non polar sehingga
OLEH : ALVIAN molekul obat yang larut lemak lebih mudah
menembus membran dibandingkan larut air.
RAJAB Sedangkan berdasarkan hubungan antara ikatannya
dengan protein plasma dikarenakan, obat yang
berikatan dengan protein plasma merupakan obat
yang sulit berdifusi menuju reseptor. Untuk menuju
reseptor dan memberi efek farmakologi, maka obat
harus dalam bentuk molekul bebas yang tidak
berikatan. Sehingga hal ini menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi distribusi obat menuju plasenta.
-TERIMA KASIH-

Anda mungkin juga menyukai