Anda di halaman 1dari 33

DISTRIBUSI OBAT

DOSEN PENGAMPU : Apt. Novia Sinata, M.Sc


Anggota Kelompok 3
Delia Zafirah (2101062)
Hazrina Nisa Soraya (2101071)
Heni Marsau Lina Hutasoit ( 2101072)
Muhammad Asrori (2101080)
Rinta Maspat (2101093)
Siti Rahayu (2101099)
Sri Amanda (2101100)
Tiara Restiana (2101102)
Windy Pratiwi (2101106)
01
Apa itu distribusi
obat?
Distribusi Obat
adalah proses-proses yang
berhubungan dengan transfer senyawa
obat dari suatu lokasi ke lokasi lain di
dalam tubuh. Proses penyebaran obat
dimulai dari obat terserap ke peredaran
darah hingga menuju organ target.
Setelah senyawa obat memasuki sistem
sirkulasi melalui absorbs atau injeksi,
senyawa tersebut akan didistribusikan ke
seluruh tubuh
Distribusi obat
Setelah melalui proses absorpsi, obat akan di distribusikan
keseluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Selain tergantung dari
aliran darah, distribusi obat juga ditentukan oleh sifat
fisikakimianya. Obat yang mudah larut dalam lemak akan
melintasi membran sel, terdistribusi kedalam sel, sedangkan
obat yang tidak larut dalam lemak akan sulit menembus
membran sel, sehingga distribusinya terbatas, terutama
dicairan ekstra sel. Distribusi juga dibatasi oleh ikatan obat
pada protein plasma, hanya obat bebas yang dapat berdifusi
dan mencapai keseimbangan.
Dari plasma, obat harus
melintasi membrane kapiler
untuk masuk ke ruang
interstitial. Kemudian harus
menyebrangi membran sel
untuk masuk ke dalam
cairan intraseluler
Jalur Distribusi Obat pada Setiap Rute
Pemberian Obat
Dibedakan atas 2 fase berdasarkan penyebarannya dalam tubuh
:

Terjadi segera setelah penyerapan, yaitu ke organ yang


perfusinya sangat baik misalnya jantung, hati, ginjal, dan
FASE otak.Selanjutnya, distribusi fase kedua jauh lebih luas yaitu
mencakup jaringan yang perfusinya tidak sebaik organ di atas
DISTRIBUSI 1 misalnya otot, visera, kulit, dan jaringan lemak. Awalnya, hati,
ginjal, otak, dan perfusi lainnya organ menerima sebagian besar
obat, sedangkan pengiriman ke otot, sebagian besar organ, kulit,
dan lemak lebih lambat.
Jalur Distribusi Obat pada Setiap Rute Pemberian Obat

Dibedakan atas 2 fase berdasarkan penyebarannya dalam tubuh :

Memerlukan beberapa menit hingga beberapa jam sebelumnya


konsentrasi obat dalam jaringan berada dalam keseimbangan dengan
FASE dalam darah. Fase kedua juga melibatkan yang jauh lebih besar fraksi
DISTRIBUSI 2 massa tubuh daripada fase awal dan umumnya menyumbang sebagian
besar distribusi ekstravaskular obat. Dengan pengecualian seperti otak,
difusi obat ke dalam cairan interstitial terjadi dengan cepat karena sangat
sifat permeabel dari membran endotel kapiler.
Faktor yang Mempengaruhi Distribusi

Proses distribusi obat mengikutkan sejumlah faktor fisiologis,


terutama sifat fisikokimia setiap obat. Curah jantung, aliran darah
regional, dan volume jaringan menentukan laju penghantaran dan
jumlah obat yang terdistribusikan ke dalam jaringan
Proses distribusi ini dipengaruhi oleh

PERFUSI DARAH MELALUI IKATAN OBAT PADA


JARINGAN PROTEIN PLASMA

KELARUTAN LIPID

PERMEABILITAS
KAPILER VOLUME DISTRIBUSI
1. PERFUSI DARAH MELALUI JARINGAN

Obat dibawa ke seluruh jaringan tubuh oleh aliran darah sehingga semakin
cepat obat mencapai jaringan. Kadar obat dalam jaringan akan meningkat
sampai akhirnya terjadi keadaan yang disebut keadaan mantap (steady
state).
1. PERFUSI DARAH MELALUI JARINGAN

TINGGI
Terjadi di daerah paru-paru, hati, ginjal, jantung, otak.

SEDANG
Terjadi pada otot dan kulit

RENDAH
Terjadi pada daerah lemak dan tulang
2. Kelarutan lipid

Kelarutan lipid merupakan taraf larutnya obat di dalam jaringan lemak tubuh. Tubuh
secara kimiawi tersusun dari sejumlah kompartemen cairan dan jaringan lemak. Sebagian
besar obat didistribusikan ke seluruh kompartemen cairan dalam tubuh, dan kemudian
akan diteruskan ke dalam jaringan lemak dalam taraf yang besar/kecil. Taraf penyebaran
obat ke seluruh tubuh disebut volume distribusi.
3. Ikatan obat pada protein plasma

Ikatan protein pada obat akan mempengaruhi intensitas kerja, lama kerja,
dan eliminasi obat. Bahan obat yang terikat pada protein plasma tidak dapat
berdifusi dan pada umumnya tidak mengalami biotransformasi dan eliminasi.
Protein Plasma
Protein plasma sebenarnya adalah
campuran kompleks yang mencakup tidak
saja protein-protein sederhana, tetapi juga
protein terkonjugasi.
Banyak faktor yang menyebabkan obat harus berikatan
dengan protein plasma agar dapat mencapai sel target dan
berefek pada tubuh manusia, salah satunya disebabkan
perbedaan kelarutan atau ketidakmampuan obat melarut di
dalam cairan tubuh. Namun hanya molekul obat yang dalam
bentuk bebas lah yang dapat dimetabolisme maupun
dieliminasi oleh tubuh
Protein Plasma
ALBUMIN TRANSTIRETIN GLOBULIN
Albumin adalah salah satu
protein pengangkut yang
ada pada cairan plasma.
Globulin merupakan protein
Pada manusia, albumin
Transthyretin (TTR) adalah yang dapat tidak larut dalam
diproduksi oleh retikulum
protein pengangkut dalam air, tetapi larut dalam
endoplasma dalam hati
serum dan cairan larutan garam. Protein ini
bentuk
serebrospinal yang membawa berbentuk globular, memiliki
proalbumin,kemudian diiris
hormon tiroid tiroksin (T4) berat molekul yang tinggi.
oleh badan Golgi untuk
dan protein pengikat retinol Globulin banyak ditemukan
disekresi memenuhi sekitar
yang terikat pada retinol. sebagai antibodi yang
60% jumlah serum darah
disebut immunoglobulin
dengan konsentrasi antara
30 hingga 50 g/L[1] dengan
waktu paruh 20 hari
Faktor-faktor yang mempengaruhi ikatan
protein plasma dengan molekul obat

Interaksi dengan
obat lain

Obat Protein
Lanjutan

protein
Interaksi Dengan Obat Lain Obat Fraksi obat terikat dapat
Ikatan plasmatik bersifat Sifat-sifat fisikokimia obat juga berubah dengan adanya
tidak spesifik sehingga mempengaruhi tercapainya perubahan konsentrasi
dapat berikatan dengan keseimbangan distribusi pada protein plasma pasien.
beberapa molekul obat. jaringan tertentu. Jika suatu Apabila pasien memiliki
Hal tersebut dapat jaringan dapat menampung konsentrasi protein plasma
menimbulkan terjadinya atau mengikat lebih banyak yang rendah maka untuk
persaingan antar obat, dibutuhkan waktu yang setiap pemberian dosis
molekul obat untuk lebih lama untuk mencapai obat, konsentrasi obat
berikatan dengan keseimbangan distribusi. bioaktif bebas kemungkinan
plasma. lebih tinggi dari yang
diharapkan.
4. Permeabilitas kapiler

Membran sel berbeda dalam karakteristik


permeabilitas, bergantung pada jaringannya. Sebagai
contoh, membrane kapiler dalam hati dan ginjal lebih
permeable untuk pergerakan obat transmembran dari
pada kapiler dalam otak
5. Volume distribusi

Volume distribusi adalah volume dimana obat terdistribusi


dalam kadar plasma. Tetapi, volume distribusi bukanlah
volume yang sebenarnya, tapi hanya volume semua yang
menggambarkan luasnya distribusi obat dalam tubuh.
Kadar plasma yang tinggi menunjukkan obat
terkkonsentrasi di darah sehingga volume distribusinya
kecil. Sebaliknya, kadar plasma yang kecil menunjukkan
obat yang tersebar luas di tubuh atas terakumulasi di
jaringan, sehingga volume distribusinya besar.
SAWAR DARAH OTAK

Barrier Darah Otak atau


Sawar Darah Otak (SDO) adalah struktur
membran yang secara primer berfungsi
untuk melindungi otak dari bahan-bahan
kimia dalam darah, dimana fungsi
metabolik masih dapat dilakukan. Sawar
darah otak ini terdiri dari sel-sel
endotelial, yang tersusun sangat rapat di
kapiler otak.
FUNGSI SDO ( Sawar Darah Otak)

1. Fungsi Anatomi
sawar darah otak adalah melindungi otak dari bermacam-macam toksin eksogen yang
berasal dari darah.

2. Fungsi biokimia
Untuk transport selektif dari zat-zat, tersusun oleh enzim-enzim alam sel endotel pembuluh
darah kapiler otak. Plasma borne biogenic dapat dimetabolisme oleh monoamin oksidase sehingga dapat
melindungi otak dari pemecahan epinefrin sistemik.

3. Fungsi regulasi
Agar dapat mencapai otak, cairan ekstraseluler dari darah harus melewati/menembus epitel
koroid atau endotel kapiler. Zat dapat segera masuk apabila molekul dapat larut dalam air (plasma) dan
membran lipid. Molekul yang lain memerlukan protein pembawa agar dapat menembus sawar darah
otak.
SAWAR DARAH URI

Sawar darah uri terdiri dari satu lapis


epitel vili dan satu lapis sel endotel kapiler dari
fetus, jadi mirip sawar lapisan cerna. Oleh
karena itu, obat di absorbs melalui pemberian
oral juga dapat memasuki fetus melalui sawar
uri.
Transfer Obat Melalui Plasenta, ASI, dan Testis
1. Distribusi obat melalui plasenta
Pemindahan obat lintas plasenta sangat penting karena obat dapat menyebabkan anomali pada janin yang sedang
berkembang

2. Distribusi obat melalui Air Susu Ibu (ASI)


Proses Farmakokinetik adalah proses yang menentukan cepat, konsentrasi, dan lamanya obat terdapat di dalam
“target organ”. Proses farmakokinetik terbagi atas 3 komponen, yaitu: absorpsi, distribusi, dan eliminasi

3. Distribusi Obat Melalui Testis


obat ini didistribusikan ke otak dengan cepat serta berguna untuk mengobati kecemasan dan kejang. Sebaliknya,
beberapa antibiotik mampu melintasi dari usus ke dalam aliran darah, tatepi tidak dapat masuk ke otak. Obat-obat ini
dapat digunakan untuk mengobati infeksi di otak
Distribusi obat melalui plasenta
Pemindahan obat lintas plasenta sangat penting karena obat dapat menyebabkan
anomali pada janin yang sedang berkembang. Plasma janin sedikit lebih asam dari pada ibu
(pH 7,0 menjadi 7,2 berbanding 7,4), sehingga ion menjebak obat-obatan dasar terjadi.
Seperti di otak, P-gp dan pengangkut ekspor lainnya hadir dalam plasenta dan berfungsi
untuk membatasi janin paparan agen yang berpotensi toksik.

Obat yang larut dalam lemak lebih mudah melalui plasenta dibandingkan obat
yang larut dalam air. Obat-obatan dengan berat molekul besar lebih sulit melalui plasenta.
Jumlah obat yang terikat pada protein plasma mempengaruhi jumlah obat yang dapat
melalui plasenta
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Transfer Obat
Melalui Plasenta

Berat molekul obat. Pada


obat dengan berat molekul
Pka (pH saat 50% obat Ikatan antara obat dengan
lebih dari 500D akan terjadi
terionisasi) protein plasma
transfer tak lengkap
melewati plasenta
Tipe Transfer Obat Obat Melalui Plasenta
Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3

Obat-obatan yang mempunyai


konsentrasi dalam plasma janin
lebih rendah daripada konsentrasi
dalam plasma ibu atau terjadi
transfer yang tidak lengkap.
Obat-obatan yang mempunyai
Obat-obatan yang diberikan
Obat-obatan yang segera konsentrasi dalam plasma kepada ibu hamil dapat
mencapai keseimbangan janin lebih tinggi daripada menembus sawar plasenta
dalam kompartemen ibu konsentrasi dalam plasma ibu sebagaimana halnya dengan
dan janin, atau terjadi atau terjadi transfer yang nutrisiyang dibutuhkan janin,
transfer lengkap dari obat berlebihan. Hal ini mungkin dengan demikian obat mempunyai
potensi untuk menimbulkan efek
tersebut. terjadi karena transfer
pada janin.Perbandingan
pengeluaran obat dari janin konsentrasi obat dalam plasma
berlangsung lebih lambat. ibu dan janin dapat memberi
gambaran pemaparan janin
terhadap obat-obatan yang
diberikan kepada ibunya.
Distribusi obat melalui Air Susu Ibu (ASI)
Konsentrasi obat dalam darah ibu adalah faktor utama yang berperan
pada transfer obat ke asi selain dari faktor fisika kimia obat. Obat yang larut dalam
lemak, yang non-polar dan yang tidak terion akan mudah melewati membran sel
alveoli dan kapiler susu.
Teratogenesis yaitu Teratos (monster) – Genesis (generation, birth).
Adalah bahan yang dapat menyebabkan atau berpengaruh terhadap malformasi
atau kelainan fisiologis janin. Contoh obat yang bersifat teratogen: Tetrasiklin,
Fenitoin, Penisilamin, Litium, NSAID.
Distribusi obat berdasarkan rute pemberian obat :

ENTERAL PARENTERAL LAIN-LAIN

• Inhalasi
• Intranasal
• Oral • Intrarektal/intraven
• Sublingual&Bucal • Injeksi trikular
• Rektal • Intraokuler
• Topikal
• Transdermal
ENTERAL SUBLINGUAL

ORAL
BUCAL

REKTAL
INJEKSI

PARENTERAL
TOPIKAL INTRAOKULER
INHALASI

SALEP MATA TETES MATA

INTRATEKAL

TRANSDERMAL

INTRANASSAL

LAIN-LAIN
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai