PENDAHULUAN
b. Distribusi
Distribusi adalah tahapan farmakokinetika setelah proses absorpsi obat mencapai
sirkulasi sistemik. Obat didistribusikan ke berbagai bagian tubuh melalui aliran darah.
Beberapa faktor mempengaruhi distribusi obat yaitu karakteristik jaringan (aliran
2
darah koefisien partisi,kelarutannya dalam lemak), status penyakit yang dapat
mempengaruhi fisiologi, dan ikatan obat-obatan.
Pada awal distribusi, obat mengikuti aliran darah menuju jaringan/organ yang
mempunyai perfusi tinggi dengan darah seperti jantung, paru-paru, ginjal, hati,
sehingga cepat terjadi keseimbangan dengan sirkulasi sistemik dan selanjutnya
disebut kompartemen yang sama dengan sirkulasi sistemik dan selanjutnya disebut
kompartemen sentral.
Pada tahap berikutnya, obat terdistribusi ke jaringan lemak, tulang, otot, kulit,
jaringan ikat yang mempunyai perfusi lebih rendah. Obat-obat yang tidak larut dalam
lemak atau tidak sesuai karakteristiknya dengan jarinngan-jaringan diatas, tidak
mengalami distribusi pada tahap ini. Obat-obat yang termasuk dalam golongan ini
adalah obat yang mempunyai sifat polar,banyak berada dalam sirkulasi sistemik,
selanjutnya dikelompokkan dalam obat yang mengikuti model kompartemen satu.
Tetapi pada obat-obat yang mempunyai kelarutan yang cukup dalam lemak,
mempunyai kesesuaian karakteristiknya dengan jaringan/organ tertentu, obat akan
terdistribusi ke dalamnya selanjutnya akan terjadi keseimbangan dengan sirkulasi
sistemik, obat-obat yang termasuk dalam kelompok ini dikatakan obat mengikuti
model kompartemen dua atau tiga.
c. Metabolisme
Metabolisme adalah keseluruhan reaksi kimia biotransformasi baik pada zat-zat
endogen maupun zat-zat eksogen yang terjadi secara menzimatik. Metabolisme obat
mempunyai tujuan dasar mengubah zat dari aktif menjadi tidak aktif , dari kuran polar
menjadi polar sehingga dapat dengan mudah diekskresi melalui urine. Proses
metabolisme paling besar terjadi di hati, meskipun dapat juga di kulit, jaringan paru-
paru , saluran cerna dan ginjal, proses metabolisme tersebut terjadi di ratikulum
endoplasmik, sitosol, mitokondria, dan membran plasma.
Faktor-faktor yang mempengaruhi biotransformasi obat adalah genetik, lingkungan,
fisiologis, karakteristik obat, interaksi obat, status penyakit, keadaan penderitaan, usia
dan kebiasaan pasien(perokok, peminum) serta lingkungan.
d. Eliminasi
Eliminasi adalah proses ekskresi terakhir obat atau metabolit dari sirkulasi
sistemik melalui ginjal bersama urine, melalui empedu dan air liur ke dalam usus
bersama tinja, melalui keringat, melalui kulit dan air susu ibu. Obat-obat yang kurang
3
larut dalam air, sulit untuk diekskresi melalui jalur diatas, obat-obat tersebut
dimetabolisme lebih dahulu sehingga berubah menjadi bentuk polar dan selanjutnya
diekskresi. Ginjal adalah organ yang paling penting untuk ekskresi obat dan
metabolitnya. Mekanisme ekskresi ginjal ada tiga yaitu filtrasi glomerulus, sekresi
aktif tubuler, dan reabsorpsi tubuler.
4
4) Eliminasi
Paracetamol diekkresikan melalui urine sebagai metabolitnya, asetaminofen
glukoronoid, asetaminofen sulfat, merkaptat dan banyak bentuk yang tidak berubah.
b. Omeprazole
Omeprazole yang masuk ke dalam tubuh merupakan bentuk obat yang tidak aktif.
Obat ini kemudian akan diaktifkan melalui proses protonasi dalam suasana asam di
lambung. Bentuk aktif tersebut kemudian akan secara ireversibel berikatan dengan
H+/K+-ATPase dalam sel parietal lambung. Hal ini akan mengaktifkan sistein pada
pompa asam di lambung sehingga terjadi penekanan sekresi asam lambung, baik basal
maupun terstimulasi
1) Absorpsi
Omeprazole terjadi di usus halus, sekitar 3─6 jam. Onset kerja obat, yaitu efek
antisekresi setelah satu jam konsumsi per oral. Efek tersebut berlangsung selama 73
jam. Konsentrasi puncak dalam plasma darah adalah 0,5─3,5 jam.
2) Distribusi
Ikatan protein obat sebesar 90─95%. Volume distribusi: 0,39 L/kgBB.
Bioavailabilitas obat per oral adalah 30─40%, setelah pengulangan dosis menjadi
60%.
Waktu paruh omeprazole sekitar 0,5─1 jam. Namun, waktu paruh ini akan
meningkat hingga 3 jam, apabila seseorang mengidap gangguan fungsi hati.
Waktu paruh juga akan menyimpang dari 1 jam hingga 5 jam karena formulasi
obat, dan/atau efek dari makanan. Karena waktu paruh yang pendek, dan tidak
semua pompa enzim dapat diaktifkan, maka perlu waktu sekitar 3 hari untuk
mencapai kadar yang stabil dalam darah untuk menghambat sekresi asam
lambung
3) Metabolisme
Metabolisme omeprazole terutama dilakukan oleh enzim hati CYP2C19.
Efektivitas metabolisme obat bergantung pada fenotip tiap individu. Fenotip
orang dengan metabolisme omeprazole buruk bervariasi, tertinggi pada orang
Asia, 13-23%.
4) Eliminasi
Clearance total dalam tubuh adalah 500─600 mL/menit. Omeprazole akan
diekskresikan 77% melalui urin dan 16-19% melalui feses.
5
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Obat adalah benda yang dapat digunakan untuk merawat penyakit, membebaskan
gejala, atau memodifikasi proses kimia dalam tubuh. Di dalam tubuh obat mengalami
berbagai macam proses hinga akhirnya obat dikeluarkan lagi dari tubuh. Proses
perjalanan obat dalam tubuh yaitu absorbsi, distribusi, metabolism dan ekskresi.
Absorpsi obat adalah proses senyawa obat dipindahkan dari tempat absorpsinya ke
dalam sirkulasi sistemik. Distribusi adalah tahapan farmakokinetika setelah proses
absorpsi obat mencapai sirkulasi sistemik. Metabolisme adalah keseluruhan reaksi
kimia biotransformasi baik pada zat-zat endogen maupun zat-zat eksogen yang terjadi
secara menzimatik. Eliminasi adalah ekskresi terakhir obat atau metabolit dari
sirkulasi sistemik melalui ginjal bersama urine, melalui empedu dan air liur ke dalam
usus bersama tinja, melalui keringat, melalui kulit dan air susu ibu. Ada beberapa
contoh perjalanan obat sesuai dengan proses perjalanan obat yaitu paracetamol, dan
omeprazole.
B. Saran
Berdasarkan simpulan diatas, adapun saran yang dapat penulis sampaikan yaitu
pembaca hendaknya lebih mengetahui dan memahami mengenai proses perjalanan
obat didalam tubuh, khususnya hal-hal yang dianggap mudah namun kenyataannya
sangat sulit untuk di pahami seperti dalam penggunaan obat paracetamol dan
omeprazole sehingga dapat menambah pengetahuan pembaca serta penulis tentang
proses perjalanan obat didalam tubuh.
6
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Gan Sulistia. 2009. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta : Badan Penerbit
FKUI