Transfer difusi,
dipengaruhi oleh ukuran
molekul obat dan
kelarutannya dlm lipid
B. Faktor biologis
Aliran darah pada tempat absorbsi
Kecepatan pengosongan lambung
Motilitas usus
Pengaruh makanan atau obat lainnya
Cara pemberian
DISTRIBUSI
• Distribusi merupakan perpindahan obat dari sirkulasi
sistemik menuju ke tempat aksi obat
• Tempat distribusi adalah cairan pada jaringan yaitu :
protein plasma, hati, ginjal, tulang, lemak, barier otak,
barier plasenta
• Mekanisme distribusi : transport konvektif, pinositosis, difusi
pasif
Proses distribusi dipengaruhi oleh faktor :
1. Sifat fisika kimiawi
makin lipofil, makin mudah menembus membran sel shg cepat terdistribusi
ke CIS.
hati-hati pd wanita hamil trimester 2 & 3 karena potensial menembus plasenta.
obat lipofob terdistribusi hanya pd CES.
con. Obat lipofil : sulfonamid, levodopa (dapat menembus CCS), streptomisin
2. Aliran darah ke dalam jaringan.
3. Ikatan obat – protein plasma.
obat dalam darah diikat reversibel oleh protein plasma.
hanya obat bebas yg aktif secara fisiologis.
obat bersifat asam & lipofil, terikat kuat pd albumin.
obat bersifat basa, terikat kuat pd globulin.
setiap obat mempunyai perbandingan tetap antara jumlah molekul obat yg terikat
protein plasma & yg bebas yg diukur in vitro melalui konsentrasi obat dalam
darah, “persentase pengikatan (PP). Mis : warfarin (PP) = 99%.
kompetisi ikatan obat – protein.
con : asetosal (PP=50-80%) diberikan bersamaan dg warfarin (antikoagulan),
asetosal dapat mendesak warfarin dari ikatan proteinnya, hingga PP-nya menurun.
Penurunan dari 99% ke 98% bermakna signifikan, yaitu kadar obat bebas (yg aktif)
meningkat 2x lipat dari 1% menjadi 2% & mengakibatkan perdarahan yg tidak
diinginkan.
- Obat terikat protein menjadi tidak aktif karena tidak mengalami metabolisme &
ekskresi. Obat tersebut disimpan sbg :
a). Efek depot
Jika kadar obat bebas menurun, ikatan obat-protein pecah & obat
bebas terlepas kembali, shg kadar obat bebas stabil.
b). Kumulasi
- obat tertentu mempunyai afinitas sangat besar terhadap jaringan tertentu, shg
ikatan obat protein akan ditimbun pada jaringan tersebut.
- hal tsb bermanfaat untuk :
b.1. mengobati organ yg bersangkutan
mis : glikosida digitalis dikumulasi selektif dalam otot jantung.
b.2. menilai / mengevaluasi ES & efek toksik
mis : logam (ion Ca, ion Mg, ion Fe) & tetrasiklin, dikumulasi pd tulang &
gigi (menjadi kuning), shg tetrasiklin tidak boleh diberikan pd anak < 8
tahun, ibu hamil / laktasi.
• untuk mengetahui seberapa luas obat terdistribusi dalam cairan badan digunakan
parameter :
• tetapi sulit & mahal → VD semu (perhitungan dosis berdasarkan kadar obat dalam
darah/plasma), dapat diprediksikan seberapa banyak /jauh obat terdistribusi dalam
badan, yaitu :
• VD ≤ 5 L (4% BB) → hanya terdistribusi dalam plasma
• VD ± 15 L (10 – 20 L) → obat terdistribusi ke CES
• VD ± 30 L / > → obat terdistribusi ke CIS
• VD ± 40 L → obat terdistribusi keseluruh tubuh
• VD ± 100 L / > → obat terdistribusi ke jaringan sekunder (jaringan yg
secara normal tdk berkembang tp krn >>> lemak/obesitas mjd berkembang).
• adl proses perubahan struktur kimia obat yg terjadi dalam tubuh dan
dikatalisis oleh enzim.
1.Konsentrasi obat
• Kecepatan biotransformasi bertambah bila konsentrasi obat
meningkat.
• Jika konsentrasi obat berada pd titik tertinggi maka semua
molekul enzim yg mengkatalisis biotransformasi ditempati terus-
menerus oleh molekul obat sehingga kecepatan biotransformasi
menjadi konstan.
2. Fungsi hati
• Gangguan fungsi hati, biotransformasi dapat menjadi lebih cepat
/ lebih lambat sehingga efek obat lebih lemah / lebih kuat dari yg
diharapkan.
3. Usia
- Bayi baru lahir (neonati), semua enzim hati belum terbentuk
sempurna → biotransformasi lebih lambat (terutama
pembentukan glukuronida).
• adapula obat yg metabolismenya > cepat pada anak daripada
orang dewasa, shg dosisnya dinaikkan seperlunya berdasarkan
ukuran kadar plasma.
cont: fenitoin (antiepileptic), fenobarbital,karbamazepin,
valproat, etosuksimid.
• lansia / geriatric
kemunduran pada banyak proses fisiologi (fungsi ginjal, filtrasi
glomeruli, jumlah total air tubuh & albumin serum <<<, enzim
hepatic <<<) shg menyebabkan terhambatnya biotransformasi
shg berefek kumulasi & keracunan.
cont: digoxin, propranolol, fenilbutazon , kecuali fenitoin yg
dimetabolisme lebih cepat shg efeknya singkat.
4. variasi genetic