KELOMPOK : 3
KELAS : A
Ritschel W. Handbook of Basic Pharmacokinetics. 3rd ed. Hamilton: Hamilton Press; 1986. 18-23 p.
LIBERASI
Transport Transport
Pinositosis
Aktif pasif
DISTRIBUSI
2. Ruang ekstrasel, sekitar 22% dari bobot badan. Terbagi lagi atas :
a. air plasma (sekitar 4% dari bobot badan)
b. ruang usus (sekitar 16-20% dari bobot badan)
c. cairan transsel (sekitar 1,5% dari bobot badan)
RUANG DISTRIBUSI
Pengaruh sifat kelarutan bahan obat terhadap distribusi menunjukkan antara lain bahwa
senyawa yang larut baik dalam lemak terkonsentrasi dalam jaringan yang mengandung
banyak lemak, sedangkan sebaliknya zat hidrofil hampir tidak diambil oleh jaringan lemak
dan karena itu ditemukan terutama dalam ekstrasel.
Sebelum mencapai kesetimbangan distribusi, distribusi sebagian besar ditentukan oleh
pasokan darah dari organ dan jaringan.
Dari segi terapeutik, diharapkan distribusi dapat diatur, artinya konsentrasi obat pada
tempat kerja lebih besar daripada konsentrasinya di tempat lain pada organisme.
Satu segi khusus dari cara mempengaruhi distribusi ialah yang disebut pengarahan obat
(drug targeting), artinya membawa bahan obat terarah kepada tempat kerja yang
diinginkan.
Apabila suatu kerja relatif selektif tercapai juga dengan serangkaian bahan obat tanpa
mempengaruhi distribusi, maka ini dalam banyak hal tidak disebabkan oleh suatu akumulasi
bahan obat pada tempat kerja, melainkan akibat kepekaan yang berbeda dari berbagai
jaringan terhadap obat.
METABOLISME
Ekskresi Obat
Obat yang bersifat polar akan diekskresi
melalui organ ekskresi dalam bentuk tidak
berubah dan yang bersifat non-polar
dimetabolisme terlebih dahulu agar menjadi
lebih polar dan kurang larut dalam lipid
sehingga mudah diekskresi.
RESPON
• Regimen dosis adalah cara, jumlah, dan frekuensi pemberian obat yang
mempengaruhi onset of action dan duration of action kerja obat. Onset of action
adalah jumlah waktu yang diperlukan oleh suatu obat untuk mulai bekerja. Durasi
adalah lamanya waktu suatu obat bersifat terapetik. Untuk desain terapi yang sukses
dari regimen dosis ganda yang optimal diperlukan Frekuensi Dosis Interval (kebalikan
dari frekuensi dosis) dihitung berdasarkan paruh waktu obat Jika interval ditingkatkan
dan dosis tidak berubah, Cmax Cmin dan Cav menurun tetapi rasio Cma Cmi
meningkat.
Regimen dosis dipengaruhi oleh
beberapa hal, yaitu :
1. Aktivitas toksisitas
2. Farmakokinetik
3. Faktor klinis
4. Faktor yang lain
APLIKASI FARMAKOKINETIKA KLINIS PADA
PENENTUAN TERAPI OBAT INDIVIDUAL
Langkah 2 : Mempertimbangkan
penyakit dan keadaan yang
berkaitan dengan terapi
Langkah 4 :
Menentukan dosis, interval dosis
Jawab :
a. Perhitungan Crcl
• Cockroft-Gault
ClCr = (140-Umur) x BB Kg : 72 x Scr
= (140-50) x 70 Kg : 72 x 3,5 mg/dL
= 90 x 70 Kg 252 ClCr = 25 mL/min
Pasien mengalami gangguan fungsi ginjal stage IV
d. Perhitungan dosis
D = Cssmax . Vd ( 1 - e-keT ) D = 9 mg/L . 18,2 L (1 - e-(0,087 h-1)(24 jam)) = 143 mg ≈
145 mg/24 jam
KESIMPULAN