3. Jelaskan yang dimaksud proses absorbsi obat dalam farmakokinetika? Apa saja
yang dapat mempengaruhi proses absorbsi obat dalam tubuh!
Absorpsi merupakan proses penyerapan zat aktif obat oleh tubuh. Proses absorpsi ini
sangat penting dalam menentukan efek obat. Hanya zat aktif yang berada dalam keadaan
larut yang dapat diabsorpsi oleh tubuh. Setelah zat aktif terlarut dalam pencernaan, zat
tersebut selanjutnya akan di absorpsi melalui usus dan kemudian memasuki pembuluh
darah
Faktor-faktor yang mempengaruhi
proses absorpsi :
a. Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat berpengaruh
terhadap kecepatan absorbsi obat
dan mempengaruhi sifat intensitas
respons farmakologis bahan obat.
Larutan, serbuk, emulsi, suspensi,
kapsul, tablet masing-masing perlu
waktu yang berbeda-beda untuk
dapat pecah, melarut, dan diabsorbsi
b. Nilai pKa dari obat
Kebanyakan obat bersifat asam lemah atau basa lemah yang dalam larutan terdapat
dalam bentuk ion dan non-ion. Obat yang berada dalam bentuk non-ion biasanya larut
dalam lipid dan akan mudah berdifusi pasif melalui membrane. Sedangkan obat dalam
bentuk ion akan sulit berdifusi melalui membrane sel karena kelarutannya dalam lipid
rendah. pKa adalah pH yang diperlukan agar suatu obat terionisasi sebesar 50%.
c. Aliran darah ke tempat absorpsi
d. Luas permukaan total yang tersedia untuk absorpsi
Usus memiliki area permukaan sekitar 1000 kali lipat dari lambung dikarenakan
adanya mikrovili, hal ini membuat penyerapan obat di usus lebih efisien
e. Waktu kontak di permukaan tempat penyerapan.
Lama obat berada di dalam lambung menentukan absorpsi obat. Semakin lama obat
berada di lambung, maka penyerapan obat di usus akan tertunda.
4. Jelaskan proses absorbsi obat di saluran cerna!
Proses absorbsi obat dari saluran cerna umumnya terjadi dengan cara difusi pasif,
sehingga absorbsi obat biasanya terjadi saat obat dalam keadaan tidak terionisasi serta
bersifat lipofilik. Obat akan melintasi membran sel mukosa pada saluran pencernaan untuk
menuju sistem pembuluh darah.
Obat masuk ke dalam saluran pencernaan melalui mulut dan bergerak menuju lambung.
Obat akan larut dan obat yang bersifat asam akan diserap di lambung. Obat yang bersifat
basa akan melewati sfingter pilorus dan diserap di usus kecil. Usus kecil merupakan organ
tempat terjadinya absorbsi terbanyak, hal ini dikarenakan adanya villi dan mikrovilli pada
usus kecil yang menyebabkan area absorbsi lebih luas.
Obat yang telah diserap dan masuk dalam darah akan dibawa menuju hati. Di dalam
hati, sebagian obat dimetabolisme dan yang lainnya akan disekresikan kembali ke usus
kecil melalui empedu. Sebagian obat lainnya mungkin akan diserap di usus besar dan
sisanya akan dieksresikan.
Tidak semua obat akan terserap di saluran pencernaan karena molekul obat bisa saja
berikatan dengan zat lain yang terdapat di usus sehingga mereka tidak bisa melewati
membran sel mukosa atau obat dihacurkan oleh bakteri di ileum dan colon.
Absorbsi dapat terjadi dengan berbagai jenis proses, seperti :
a. Difusi pasif
Difusi pasif tidak memerlukan energi, proses difusi obat dapat berpindah dari daerah
dengan kadar konsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah. Proses ini terjadi
selama molekul-molekul kecil dapat berdifusi sepanjang membran dan berhenti bila
konsentrasi pada kedua sisi membran seimbang.
b. Difusi terfasilitasi
Proses difusi dibantu oleh protein pembawa (carrier), dimana protein pembawa ini
akan mengalami perubahan konformasi, memungkinkan lewatnya obat-obatan atau
molekul endogen ke bagian dalam sel dan memindahkannya dari area konsentrasi
tinggi ke area konsentrasi rendah.
c. Transpor aktif
Transport aktif membutuhkan energi untuk menggerakkan obat dari daerah dengan
konsentrasi obat rendah ke daerah dengan konsentrasi obat tinggi.
d. Endositosis dan Eksositosis
Jika obat memiliki nilai Vd yang besar maka sebagian besar obat tersebut berada di cairan
ekstraplasma dan tidak terdapat pada organ-organ ekskresi. Sehingga, faktor apapun yang
meningkatkan nilai Vd maka akan meningkatkan t1/2 obat dan memperpanjang efek obat.
Interaksi pergeseran protein dapat memiliki efek, apabila memenuhi syarat berikut:
a. Ikatan protein tinggi
Ikatan protein yang tinggi dapat terjadi apabila banyak obat yang berikatan
dengan protein plasma, sehingga obat dapat menjenuhkan protein tersebut.
Apabila terdapat obat yang afinitasnya lebih tinggi dari obat yang telah berikatan
dengan protein, obat tersebut akan menggeser tempat dari obat yang telah
berikatan dengan protein plasma. Akibatnya banyak obat bebas di dalam
peredaran darah, sehingga menimbulkan efek farmakologis.
b. Volume distribusi keci
Volume distribusi kecil membuat obat akan tetap berada di peredaran darah dan
sulit untuk menuju jaringan. Obat yang memiliki volume distribusi besar dapat
masuk ke jaringan dan berikatan dengan protein plasma.
c. Margin of safety sempit
10. Jelaskan bagaimana mekanisme distribusi obat basa lemah dan asam lemah!
Obat-obatan yang digunakan, sebagian besar bersifat asam lemah maupun basa
lemah yang dapat mengalami ionisasi. Hal ini menyebabkan mekanisme distribusi obat-
obat tersebut adalah dengan cara difusi pasif, difusi yang terjadi tanpa membutuhkan
energi hanya bergantung dengan perbedaan konsentrasi atau elektrokimia.
Membran biologi pada umumnya bersifat nonpolar, karena tersusun atas rantai
hidrokarbon pada molekul-molekul fosfolipid yang panjang. Agar obat tersebut dapat
melintasi membran ini, obat harus cukup larut pada cairan ekstrasel dan fase lipid agar
dapat melintasi membran biologi. Situasi ini akan menjadi kompleks jika obat terion
pada pH kompartemen tubuh. Untuk obat yang bersifat asam lemah dan basa lemah,
kelarutan nya di dalam air dan lipid bergantung pada pKa dan pH lingkungan
disekitarnya.