Anda di halaman 1dari 5

Farmakologi - QBL Absorpsi dan Distribusi

Meidi Rani, 1506721996

1. Jelaskan pengertian Farmakologi


Farmakologi : Ilmu yg mempelajari hal ihwal mengenai obat, mencakup sejarah,
sumber, sifat kimia & fisik, komponen; efek fisiologi & biokimia, mekanisme kerja,
absorpsi, distribusi, biotransformasi, ekskresi & penggunaan obat..

2. Jelaskan apa yang dimaksud Farmakokinetika? Sebutkan proses-proses yang


terdapat dalam farmakokinetika!
Farmakokinetika adalah ilmu yang mempelajari mengenai kinetika absorpsi, distribusi,
dan eliminasi (termasuk metabolisme dan eksresi) obat. (Shargel, 2004)

3. Jelaskan yang dimaksud proses absorbsi obat dalam farmakokinetika? Apa saja
yang dapat mempengaruhi proses absorbsi obat dalam tubuh!
Absorpsi merupakan proses penyerapan zat aktif obat oleh tubuh. Proses absorpsi ini
sangat penting dalam menentukan efek obat. Hanya zat aktif yang berada dalam keadaan
larut yang dapat diabsorpsi oleh tubuh. Setelah zat aktif terlarut dalam pencernaan, zat
tersebut selanjutnya akan di absorpsi melalui usus dan kemudian memasuki pembuluh
darah
Faktor-faktor yang mempengaruhi
proses absorpsi :
a. Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat berpengaruh
terhadap kecepatan absorbsi obat
dan mempengaruhi sifat intensitas
respons farmakologis bahan obat.
Larutan, serbuk, emulsi, suspensi,
kapsul, tablet masing-masing perlu
waktu yang berbeda-beda untuk
dapat pecah, melarut, dan diabsorbsi
b. Nilai pKa dari obat
Kebanyakan obat bersifat asam lemah atau basa lemah yang dalam larutan terdapat
dalam bentuk ion dan non-ion. Obat yang berada dalam bentuk non-ion biasanya larut
dalam lipid dan akan mudah berdifusi pasif melalui membrane. Sedangkan obat dalam
bentuk ion akan sulit berdifusi melalui membrane sel karena kelarutannya dalam lipid
rendah. pKa adalah pH yang diperlukan agar suatu obat terionisasi sebesar 50%.
c. Aliran darah ke tempat absorpsi
d. Luas permukaan total yang tersedia untuk absorpsi
Usus memiliki area permukaan sekitar 1000 kali lipat dari lambung dikarenakan
adanya mikrovili, hal ini membuat penyerapan obat di usus lebih efisien
e. Waktu kontak di permukaan tempat penyerapan.
Lama obat berada di dalam lambung menentukan absorpsi obat. Semakin lama obat
berada di lambung, maka penyerapan obat di usus akan tertunda.
4. Jelaskan proses absorbsi obat di saluran cerna!
Proses absorbsi obat dari saluran cerna umumnya terjadi dengan cara difusi pasif,
sehingga absorbsi obat biasanya terjadi saat obat dalam keadaan tidak terionisasi serta
bersifat lipofilik. Obat akan melintasi membran sel mukosa pada saluran pencernaan untuk
menuju sistem pembuluh darah.
Obat masuk ke dalam saluran pencernaan melalui mulut dan bergerak menuju lambung.
Obat akan larut dan obat yang bersifat asam akan diserap di lambung. Obat yang bersifat
basa akan melewati sfingter pilorus dan diserap di usus kecil. Usus kecil merupakan organ
tempat terjadinya absorbsi terbanyak, hal ini dikarenakan adanya villi dan mikrovilli pada
usus kecil yang menyebabkan area absorbsi lebih luas.
Obat yang telah diserap dan masuk dalam darah akan dibawa menuju hati. Di dalam
hati, sebagian obat dimetabolisme dan yang lainnya akan disekresikan kembali ke usus
kecil melalui empedu. Sebagian obat lainnya mungkin akan diserap di usus besar dan
sisanya akan dieksresikan.
Tidak semua obat akan terserap di saluran pencernaan karena molekul obat bisa saja
berikatan dengan zat lain yang terdapat di usus sehingga mereka tidak bisa melewati
membran sel mukosa atau obat dihacurkan oleh bakteri di ileum dan colon.
Absorbsi dapat terjadi dengan berbagai jenis proses, seperti :
a. Difusi pasif
Difusi pasif tidak memerlukan energi, proses difusi obat dapat berpindah dari daerah
dengan kadar konsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah. Proses ini terjadi
selama molekul-molekul kecil dapat berdifusi sepanjang membran dan berhenti bila
konsentrasi pada kedua sisi membran seimbang.
b. Difusi terfasilitasi
Proses difusi dibantu oleh protein pembawa (carrier), dimana protein pembawa ini
akan mengalami perubahan konformasi, memungkinkan lewatnya obat-obatan atau
molekul endogen ke bagian dalam sel dan memindahkannya dari area konsentrasi
tinggi ke area konsentrasi rendah.
c. Transpor aktif
Transport aktif membutuhkan energi untuk menggerakkan obat dari daerah dengan
konsentrasi obat rendah ke daerah dengan konsentrasi obat tinggi.
d. Endositosis dan Eksositosis

5. Sebutkan dan jelaskan faktor fisikokimia yang mempengaruhi transfer obat


melewati membran!
a. Ukuran Molekul dan Sifat Struktural Molekul
Secara umum, molekul kecil akan jauh lebih mudah melakukan penyebaran. Berat
molekul obat yang relatif kecil akan dengan mudah menyebar melalui membran lipid
b. Derajat Ionisasi
Semakin besar derajat ionisasi obat, membuktikan bahwa obat tersebut lebih mudah
terionisasi dan lebih larut di air dibandingkan di lipid.
c. Kelarutan dalam lipid
Banyak obat merupakan asam dan basa lemah yang berada di dalam larutan sebagai
bentuk ionik dan non-ionik. Molekul non-ionik biasanya lebih mudah larut dalam lipid
dan dapat langsung berdifusi melewati membran sel
6. Jelaskan yang dimaksud proses distribusi obat dalam farmakokinetika? Apa saja
yang dapat mempengaruhi proses distribusi obat dalam tubuh!
Distribusi merupakan proses setelah absorpsi atau pemberian obat secara sistemik ke
dalam darah, obat akan tersebar ke dalam cairan interstisial dan cairan intrasel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi obat :
a. Aliran darah
Setelah obat sampai ke aliran darah, obat terdistribusi ke organ berdasarkan aliran
darahnya. Organ dengan aliran darah besar seperti hati, ginjal, otak akan menerima
sebagian besar obat lebih awal, sementara penghantaran ke otot, kulit terjadi lebih
lambat.
b. Ikatan dengan protein plasma dan jaringan
Ketika obat di distribusi dalam plasma, kebanyakan berikatan dengan protein
(terutama albumin) dalam derajar presentase berbeda-beda. Obat yang terikat dengan
protein plasma akan dibawa oleh darah ke seluruh tubuh. Contoh obat yang berikatan
tinggi dengan protein adalah diazepam (valium) yaitu 98% berikatan dengan protein.
c. Volume distribusi
d. Lipofilisitas (Kelarutan obat dalam lipid)
Banyak obat yang memiliki sifat larut lipid. Dalam tubuh lipid hampir mencapai 10%
bobot badan; oleh karena itu, lipid dapat berperan sebagai reservoir yang penting untuk
obat larut lipid.

7. Jelaskan Volume Distribusi Obat!


Volume distribusi obat merupakan suatu volume yang digunakan untuk memperkirakan
jumlah obat dalam cairan-carian pada tubuh. Volume distribusi obat menghubungkan
antara jumlah obat dalam tubuh dengan konsentrasi obat dalam darah atau plasma

Jika obat memiliki nilai Vd yang besar maka sebagian besar obat tersebut berada di cairan
ekstraplasma dan tidak terdapat pada organ-organ ekskresi. Sehingga, faktor apapun yang
meningkatkan nilai Vd maka akan meningkatkan t1/2 obat dan memperpanjang efek obat.

8. Jelaskan pengaruh perbedaan PH pada distribusi


suatu asam lemah antara kompartemen lambung dan
darah yang dipisahkan oleh membran epitel
gastrointestinal!
Molekul akan menjadi kurang bermuatan (tidak
terionisasi) pada suasana pH yang sama, dan akan lebih
bermuatan jika berada di pH yang berbeda. Molekul yang
tidak terionisasi akan mudah terabsorbsi karena lebih
lipofilik daripada molekul yang terionisasi.
Obat asam akan terionisasi pada pH basa yaitu pH usus,
dan tidak terionisasi pada pH asam yakni pH lambung.
Oleh karena itu obat asam akan lebih mudah menembus
membran di lambung daripada di usus.
9. Jelaskan jenis protein plasma serta hubungannya dengan interaksi pergeseran
protein!
Ikatan antara obat dengan protein plasma atau biasa disebut Protein Plasma Binding
dapat berupa ikatan lemah (reversible) maupun ikatan kovalen (irreversible). Ikatan lemah
berupa ikatan hidrogen, ikatan hidrofobik, ikatan ionik, dan ikatan van der waals. Obat
yang berikatan lemah dengan protein plasma akan mudah terlepas dari protein plasma
ketika telah mencapai sel target sehingga menimbulkan efek farmakologis.
Sedangkan, ikatan irreversible antar obat dengan protein plasma dapat menimbulkan
efek toksik pada tubuh. Ikatan irreversible merupakan hasil dari reaksi kimia aktivasi obat
yang kemudian berikatan pada protein atau makromolekul dengan ikatan kovalen
 Albumin
‐ Protein yang disintesis di hati, merupakan komponen utama dari protein plasma
yang berperan dalam ikatan obat-protein yang reversibel
‐ Memiliki konsentrasi yang tinggi  kapasistas pengikatan tinggi
‐ Mengikat sebagian besar obat yang bersifat asam
‐ Albumin memiliki 2 tempat pengikatan, yaitu : warfarin site dan diazepam site.
 Asam alfa 1 glikoprotein
‐ Diikat dengan ikatan hidrofobik
‐ Memiliki konsentrasi yang lebih rendah daripada albumin, sehingga memiliki
kapasitas pengikatan rendah
‐ Mengikat obat basa seperti Imipramine, Amytriptyline, Lidocaine, phenotiazines

 Globulin (a-, b-, g-globulin)


Globulin bertanggung jawab dalam transport senyawa endogen seperti kortikosteroid.
Globulin memiliki kapasitas yang rendah namun memiliki afinitas yang tinggi dalam
berikatan dengan senyawa endogen tersebut. Terdiri dari globulin α1, α2, β1, β2

Interaksi pergeseran protein dapat memiliki efek, apabila memenuhi syarat berikut:
a. Ikatan protein tinggi
Ikatan protein yang tinggi dapat terjadi apabila banyak obat yang berikatan
dengan protein plasma, sehingga obat dapat menjenuhkan protein tersebut.
Apabila terdapat obat yang afinitasnya lebih tinggi dari obat yang telah berikatan
dengan protein, obat tersebut akan menggeser tempat dari obat yang telah
berikatan dengan protein plasma. Akibatnya banyak obat bebas di dalam
peredaran darah, sehingga menimbulkan efek farmakologis.
b. Volume distribusi keci
Volume distribusi kecil membuat obat akan tetap berada di peredaran darah dan
sulit untuk menuju jaringan. Obat yang memiliki volume distribusi besar dapat
masuk ke jaringan dan berikatan dengan protein plasma.
c. Margin of safety sempit
10. Jelaskan bagaimana mekanisme distribusi obat basa lemah dan asam lemah!
Obat-obatan yang digunakan, sebagian besar bersifat asam lemah maupun basa
lemah yang dapat mengalami ionisasi. Hal ini menyebabkan mekanisme distribusi obat-
obat tersebut adalah dengan cara difusi pasif, difusi yang terjadi tanpa membutuhkan
energi hanya bergantung dengan perbedaan konsentrasi atau elektrokimia.
Membran biologi pada umumnya bersifat nonpolar, karena tersusun atas rantai
hidrokarbon pada molekul-molekul fosfolipid yang panjang. Agar obat tersebut dapat
melintasi membran ini, obat harus cukup larut pada cairan ekstrasel dan fase lipid agar
dapat melintasi membran biologi. Situasi ini akan menjadi kompleks jika obat terion
pada pH kompartemen tubuh. Untuk obat yang bersifat asam lemah dan basa lemah,
kelarutan nya di dalam air dan lipid bergantung pada pKa dan pH lingkungan
disekitarnya.

A. Obat Bersifat Asam Lemah


Untuk obat yang bersifat asam lemah akan terion seperti :
HA, spesies yang tidak terion, berada dalam bentuk molekul,
akan lebih mudah larut dalam lemak sehingga dapat melintasi
membran biologi lebih cepat dibandingkan dengan anion A-. Hal
ini menunjukkan bahwa obat yang bersifat asam lemah akan
terdistribusi lebih efisien ketika pH larutan disekitarnya rendah.

B. Obat Bersifat Basa Lemah


Sedangkan untuk obat yang bersifat basa lemah akan terion seperti :

X, merupakan spesies yang tidak terion, yang akan terdapat


dalam jumlah bedar di dalam larutan yang memiliki pH yang
tinggi, seperti yang ditemukan di dalam usus halus.
Sehingga obat yang bersifat basa lemah akan diabsorpsi
lebih baik dan didistribusikan lebih banyak di daerah yang
memiliki pH tinggi (usus halus).

Anda mungkin juga menyukai