Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FARMAKOLOGI 1

BAGAIMANA PROSES DISTRIBUSI OBAT DALAM TUBUH

Nama kelompok:

Ahmad ShulaiqAlghatfany 122020053

Lifia Putri Zahrotul Zannati Al-Gojali 122020073

AsyafaNursyahada 122020071

Kartika Permana Sari 122020067

Awanda Pramudita Okhanza 122020059

Dosen Pengampu:

Apt. Masita Sari Dewi, s. Farm., M. Farm

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Sehingga terselesainya makalah
yang mengenai Distribusi Obat dalam Tubuh. Melalui makalah ini saya ingin menjelaskan
secara sederhana tentang proses obat masuk kedalam tubuh sampai ketempat kerjanya masing
masing. Makalah ini membantu untuk lebih jauh mengetahui tentang bagaimana proses
distribusi obat yang masuk kedalam tubuh hingga sampai ke tempat kerjanya.
Demikian makalah ini dibuat, namun ada pula dengan makalah ini tentu masih
mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan. Karena itu, kepada para pembaca khususnya
Dosen mata kuliah ini serta mahasiswa lain yang turut akan membaca makalah ini dimohon
kritik dan saran yang bersifat membangun demi bertambahnya wawasan Kami di bidang ini.
Diucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu kami, hingga selasai
makalah ini. Semoga makalah ini benar-benar bermanfaat.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 1
B. Tujuan……………................................................................................................... 1
C. Manfaat ………........................................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 2
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................... 5
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 5
B. Saran........................................................................................................................ 5
PENUTUP.................................................................................................................. ..6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sediaan farmasi didistribusikan melalui empat rute yang berbeda dengan pola
absorpsi yang berbeda. Yang pertama adalah melalui jalur intravena. Sediaan farmasi
yang diberikan melalui jalur intravena ini tidak diserap oleh tubuh dan memulai efek
obat dengan segera. Sediaan yang diberikan melalui jalur subkutan kemudian dapat
diabsorpsi dengan cepat seperti jalur intramuskular. Kemudian melalui rute oral, obat
dapat diserap dengan cepat atau sebaliknya karena berbagai faktor. Seberapa cepat
dan berapa lama obat akan berada di organ sasaran dipengaruhi oleh proses
farmakokinetik, yang meliputi penyerapan, distribusi, metabolisme, dan
eliminasi.Obat akan masuk ke sirkulasi sistemik melalui darah porta setelah melewati
dinding usus. Pada umumnya hati bertanggung jawab atas metabolisme obat sebelum
obat mencapai sirkulasi sistemik.(Djarami, 2021)
Obat merupakan peran penting untuk penyelenggaraan kesehatan karena
sebagian besar intervensi medik membutuhkan obat. Oleh karena itu, obat harus
tersedia pada saat diperlukan dalam bentuk dan jumlah yang diperlukan. jumlah yang
cukup, manfaat yang nyata, dan berkualitas tinggi. (Nabila, 2020) Obat adalah bahan
atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, dan zat kimia tertentu yang
dapat mengurangi rasa sakit, memperlambat perkembangan penyakit, atau
menyembuhkan penyakit. Untuk memastikan efek terapi atau manfaatnya, obat harus
dikonsumsi sesuai dosis. Untuk meningkatkan keamanan dan ketepatan distribusi,
golongan obat terdiri dari obat bebas, obat keras, psikotropika, dan narkotika;
golongan bebas terbatas akan dibahas secara mendalam pada pembahasan selanjutnya.
(Nabila, 2020)
B. Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses pendistribusian obat
dalam tubuh.
C. Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui proses pendistribusain obat dalam tubuh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Distribusi
Setelah diabsorpsi obat akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui sirkulasi
darah. Distribusi adalah proses penyampaian obat ke tempat kerjanya. Kecepatan
obat terdistribusi dipengaruhi oleh:
 Sirkulasi
 Ikatan obat dengan zat-zat tertentu (protein plasma)
 Metabolisme
B. Fase Distribusi
Distribusi obat dibedakan atas dua fase berdasarkan penyebarannya dalam
tubuh, yaitu:
1. Distribusi fase pertama terjadi segera setelah penyerapan, yaitu ke dalam
organ yang perfusinya sangat baik. Misalnya jantung, hati, ginjal dan otak.
2. Distribusi fase kedua yang jauh lebih luas, yaitu mencakup jaringan yang
perfusinya tidak sebaik organ di atas misalnya otot, visera, kulit dan jaringan
lemak. Distribusi ini baru mencapai keseimbangan setelah mencapai waktu
yang relatif lebih lama.
Sirkulasi darah berperan dalam distribusi obat karena setelah terjadinya proses
absorpsi, distribusi obat akan terganggu. Jika terjadi gangguan dalam sirkulasi
darah. Obat yang terikat dengan zat-zat tertentu misalnya protein plasma albumin
maupun globulin akan terhambat distribusinya untuk menuju jaringan atau sel.
Metabolisme dalam organ tertentu akan mengurangi jumlah total obat yang
terdistribusi dalam tubuh. Metabolisme lintas pertama (firstpastmetabolism) yang
dapat terjadi di dalam hepar dan/atau usus halus sering dialami oleh obat yang
diberikan secara oral. Permeabilitas kapiler ditentukan oleh struktur kapiler dan
sifat kimia obat.
C. Hal Yang Mempengaruhi Distribusi Pada Obat
Distribusi suatu obat dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu aliran darah, permeabilitas
kapiler, dan ikatan obat dengan protein plasma. Aliran darah ke organ utama
seperti otak, ginjal, dan liver lebih banyak dibanding ke otot atau jaringan lemak.
Obat akan lebih terdistribusi ke tiga organ utama ter- sebut dibanding ke bagian
tubuh lainnya. Pada kondisi sepsis,permeabilitas kapiler meningkat sehingga
obatakan lebih cepat meninggalkan sistem sirkulasi. Obat yang terikat protein
plasma bersifat tidak aktif dan tidak dapat dilepas ke jaringan.
Obat dalam sistem sirkulasi dapat berada dalam bentuk bebas dan terikat
dengan protein plasma Secara farmakologi, hanya obat dalam bentuk bebas yang
dapat memberikan efek farmakologi (aktif), sedangkan obat yang terikat dengan
protein plasma tidak dapat memberikan efek farmakologi (inaktif) karena hanya
obat yang bebas sajalah yang dapat berikatan dengan reseptornya sehingga dapat
menghasilkan efek.
Protein plasma yang mengikat obat berfungsi sebagai pembawa obat untuk
berjalan-jalan di dalam sistem sirkulasi. Protein plasma yang utama adalah
albumin yang disintesis oleh liver dan yang lain adalah globulin Pada keadaan
hipoalbuminemia (seperti pada kondisi gangguan liver, kebocoran ginjal, atau gizi
buruk) obat akan banyak beredar di dalam sirkulasi dalam bentuk bebas sehingga
berpotensi menyebabkan efek yang lebih tinggi (efek toksik). Pada keadaan ini,
sebaiknya dosis obat dikurangi untuk menghindari efek samping/intoksikasi
D. Distribusi Obat
Sebagian besar obat, distribusi ke dalam bagian tubuh terjadi terutama karena
adanya aliran darah yang menuju ke dalam jaringan atau organ tubuh. Namun
dapat dicatat di sini bahwa ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi
distribusi obat ke dalam jaringan atau organ tubuh, yaitu:

1. Adanya perbedaan sifat spesifik dari tiap-tiap jaringan (misalnya


perbedaan pH saluran cerna, atau pH urin).
2. Adanya penyakit tertentu yang dapat mempengaruhi distribusi obat.
3. Kelarutan obat di dalam lemak.
4. Ikatan obat dengan protein (protein plasma atau jaringan).

Untuk memahami distribusi obat, perlu dipertimbangkan karakter spesifik dari


tiap jaringan. Beberapa organ, seperti hepar, paru-paru, dan ginjal adalah
merupakan organ tubuh yang mudah diperfusi oleh darah, sedangkan jaringan
lemak dan tulang merupakan organ yang kurang diperfusi oleh darah. Jaringan
otot termasuk diperfusi sedang oleh darah. Hal yang penting dari perbedaan
perfusi darah ini adalah, bahwa obat lebih mudah sampai ke organ yang diperfusi
cepat oleh darah dibanding organ dengan perfusi darah lambat. Sehingga obat
didistribusikan lebih cepat pada organ yang perfusi darahnya lebih cepat.
E. Volume Distribusi
Berbicara mengenai cairan tubuh, sebenarnya tubuh kita terdiri atas beberapa
kompartemen, yaitu kompartemen intrasel dan ekstrasel. Kompartemen ekstrasel
terbagi menjadi kompartemen intravaskular dan kompartemen jaringan interstisial.
Molekul obat terdistribusi di dalam semua kompartemen tersebut dalam
keseimbangan. Kedua bentuk obat (bebas atau pun terikat dengan protein plasma)
terdapat di setiap kompartemen, tetapi hanya obat dalam bentuk bebas yang dapat
pindah dari satu kompartemen ke kompartemen lainnya.
Apakah volume ofdistribution (Vd) itu? Vd merupakan salah satu parameter
farmakokinetik yang penting dalam menghitung dosis obat yang diperlukan
pasien. Vd menggambarkan seberapa besar suatu obat tersebar di dalam tubuh.
Obat yang bermolekul besar akan lebih banyak terdapat di dalam plasma (berarti
Vd-nya kecil). Obat dengan ukuran molekul kecil akan lebih banyak terdapat di
jaringan interstisial (extracellularfluid ECP) berarti Vd-nya besar. Jika obat
bersifat hidrofilik (larut dalam air), obat akan menuju ke jaringan interstisial
melalui slitjunctions endotel. Jika obat tersebut bersifat hidrofobik (=lipofilik),
obat akan menuju ke ECF melalui membran sel. Obat yang tersimpan di dalam
lemak (pasti bersifat lipofilik) mempunyai Vd yang besar, contohnya obat-obat
yang bekerja di sistem saral pusat, seperti hipnotik sedatif.
Pada pasien edema, banyak cairan intravaskular berpindah ke jaringan
interstisial dan menyebabkan Vdnya meningkat. Kondisi ini terjadi pada keadaan
gagal jantung, gagal hati, atau gagal ginjal. Obat-obatan yang tersimpan di
jaringan lemak sudah pasti mempunyai Vd yang besar (atau bisa juga dibaca
sebaliknya, obat yang memiliki Vd besar akan terakumulasi di lemak.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Distribusi merupakan proses obat meninggalkan aliran darah menuju jaringan
Obat akan masuk ke dalam rongga ketiga (jaringan interstisial, bahkan ke dalam sel)
dan prosesnya akan berjalan terus sampai tercapai kondisi kadar obat di dalaun
jaringan (termasuk dalam sel mencapai keseimbangan Awalnya, obat hanya terdapat
di dalam pembuluh darah, lalu mulai terjadi perpindahan obat dari dalam pembuluh
darah, obat memasuki jaringan interstisial dan juga masuk ke dalam sel tubuh, sampai
akhirnya obat terkumpul di dalam sel/jaringan.
B. Saran
Untuk makalah kali ini sudah cukup baik dan sudah meminimalisir kesalahan
dalam kata-kata. Namun untuk makalah selanjutnya agar lebih diperhatikan kembali
dalam kata dan diperbanyak sumber sumber agar pembaca dapat mengetahui lebih
banyak.
PENUTUP

Demikian laporan penelitian yang dapat kami paparkan. Kami sadar banyak sekali
kekurangan dalam makalah ini. Walaupun demikian, kami berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat yang berguna. Maka dari itu, kami selaku penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca agar kami dapat melakukan perbaikan dalam pembuatan makalah
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. M. Djamaludin, MG., Sp .Fk., M.kes. 2017. PENGANTAR FARMAKOLOGI. Jakarta: PT


Rajagrafindo persada

Elly wahyudi. 2020. Buku Ajar Farmakokinetik. Pekalongan: PT


nasyaExpendingMenegement

Prof. rovinaruslami, dr., Sp.PD, Ph.D dan Dr. Enny Rohmawaty, dr., M.Kes. farmakologi
dasar. Buku kedokteran EGC.

Wahyono, Djoko. 2016. Farmakokinetika klinik: konsep dasar dan terapan dalam farmasi
klinik. Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityPress

Djarami, J. (2021). Jurnal Pengabdian Ilmu Kesehatan Penyuluhan Tentang Mekanisme


Kerja Obat Didalam Tubuh Di Desa Hila. Jurnal Pengabdian Ilmu Kesehatan, 1(3), 36–
39.

Nabila, P. (2020). Penggolongan Obat, Farmakodinamikaa dan Farmakokinetika, Indikasi


dan Kontraindikasi Serta Efek Samping Obat. Academia Accelerat Ing the World’s
Research, 4–5.

Anda mungkin juga menyukai