Anda di halaman 1dari 13

FARMAKOLOGI KEPERAWATAN

MEKANISME OBAT DAN PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT

Dosen Pengampu:

Meriani Herlina, SKM., S.Kep, Ns, M.Biomed

Disusun oleh:

Kelompok 3

1. Aulia Rahma (2314201005)


2. Mei Fanni Sibarani (2314201015)
3. Abigail Alfa Natasya (2314201036)
4. Dea Riski (2314201043)
5. Alya Agustina Ritonga (2314201039)
6. Darniwati Lawolo (2314201042)
7. Friska Rotua S. Marbun (2314201052)
8. Chindy Bakara (2314201006)
9. Desti Mawati Zega (2314201046)

S1 Keperawatan 1A

Universitas Imelda Medan

Tahun Ajaran 2023/2024


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas semua kehendaknya, kami
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penyusunan makalah ini ditulis berdasarkan pengamatan dan materi yang telah kami pelajari
dalam proses kegiatan belajar mengajar. Kami harap, isi dalam makalah ini bisa membantu
pembaca untuk memahami dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sebenar.

Kami menyadari bahwa makalah yang dibuat masih jauh dari kata sempurna, dan memiliki
kekurangan dari berbagai aspek. Untuk itu, kami menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kemajuan dalam makalah ini.

Medan, 21 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB 1...................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan masalah......................................................................................................................4
BAB 2...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Mekanisme Kerja Obat dalam Tubuh........................................................................................5
B. Peran perawat dalam pemberian obat........................................................................................7
BAB 3..................................................................................................................................................11
PERTANYAAN-PERTANYAAN........................................................................................................11
BAB 4..................................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................................12
A. Kesimpulan..............................................................................................................................12
B. Saran........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Obat merupakan salah satu komponen penting dalam proses penyembuhan suatu
penyakit atau kondisi medis. Mekanisme obat adalah cara kerja obat dalam tubuh manusia
untuk meredakan gejala penyakit, menghilangkan infeksi, atau bahkan menyembuhkan suatu
penyakit. Mekanisme obat ini melibatkan proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan
ekskresi dari obat di dalam tubuh.

Sementara itu, memahami mekanisme obat adalah hal yang penting dalam dunia
medis. Mekanisme obat merujuk pada bagaimana suatu obat bekerja dalam tubuh untuk
menghasilkan efeknya. Ini melibatkan pemahaman tentang biologi molekuler dan
seluler, serta kimia.

Peran perawat dalam pemberian obat juga tidak bisa dianggap enteng. Perawat
memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan pemberian obat sesuai dengan resep dokter,
memantau efek samping obat, memberikan informasi kepada pasien tentang obat yang sedang
diberikan, serta mencatat dan melaporkan respon pasien terhadap obat yang diberikan.

Oleh karena itu, penting bagi perawat untuk memahami mekanisme obat dari setiap
obat yang diberikan kepada pasien. Hal ini akan membantu perawat dalam memberikan obat
secara efektif dan aman, serta mencegah terjadinya kesalahan dalam pemberian obat yang
dapat berdampak buruk bagi pasien. Dengan pemahaman yang baik tentang mekanisme obat,
perawat dapat memastikan bahwa pasien menerima manfaat maksimal dari obat yang
diberikan dan mengurangi risiko terjadinya efek samping yang tidak diinginkan.

Dengan demikian, pengetahuan tentang mekanisme obat dan peran perawat dalam
pemberian obat merupakan hal yang sangat penting dalam praktik keperawatan. Melalui
makalah ini, kita akan lebih memahami pentingnya mekanisme obat dan peran perawat dalam
pemberian obat bagi kemajuan dalam pelayanan kesehatan yang berkualitas.

B. Rumusan masalah
1. Sebutkan bagaimana mekanisme obat dalam bekerja!
2. Apa peran perawat dalam pemberian obat kepada pasien?
BAB 2

PEMBAHASAN
A. Mekanisme Kerja Obat dalam Tubuh

Mekanisme kerja obat dalam tubuh atau yang disebut juga dengan farmakokinetika
adalah proses pergerakan obat untuk mencapai kerja obat. Empat proses yang termasuk di
dalamnya adalah: absorpsi, distribusi, metabolisme (atau biotransformasi), dan ekskresi (atau
eliminasi). Penjelasannya adalah sebagai berikut.

1. Absorpsi

Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari saluran gastrointestinal ke


dalam cairan tubuh melalui absorpsi pasif, absorpsi aktif, atau pinositosis. Absorpsi pasif
umumnya terjadi melalui difusi (pergerakan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah).
Dengan proses difusi, obat tidak memerlukan energi untuk menembus membran. Absorpsi
aktif membutuhkan karier (pembawa) untuk bergerak melawan perbedaan konsentrasi.
Sebuah enzim atau protein dapat membawa obat-obat menembus membran. Pinositosis
berarti membawa obat menembus membran dengan proses menelan. (Almeida et al., 2016)

Membran gastrointestinal terutama terdiri dari lipid (lemak) dan protein, sehingga
obat-obat yang larut dalam lemak cepat menembus membran gastrointestinal. Obat-obat yang
larut dalam air membutuhkan karier, baik berupa enzim maupun protein, untuk melalui
membran. Partikel-partikel besar menembus membran jika telah menjadi tidak bermuatan
(nonionized, tidak bermuatan positif atau negatif). Obat-obat asam lemah, seperti aspirin,
menjadi kurang bermuatan di dalam lambung, dan aspirin melewati lambung dengan mudah
dan cepat. Asam hidroklorida merusak beberapa obat, seperti penisilin G; oleh karena itu,
untuk penisilin oral diperlukan dalam dosis besar karena sebagian hilang akibat cairan
lambung.

Absorpsi adalah proses penyerapan obat dari tempat pemberiannya. Masuk ke


sirkulasi sistemik. Banyak hal yang dapat mempengaruhi kemampuan absorpsi suatu obat,
misalnya bentuk sediaan, formulasi sediaan, ukuran partikel obat, bentuk partikel, maupun
keadaan fisiologik tubuh, misalnya vaskularisasi di tempat absorpsi, keasaman lambung, dan
adanya masa makanan pada obat yang diberikan per oral dan sebagainya (Ritschel &Kearns,
2004).

Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran darah, rasa nyeri, stres, kelaparan, makanan,
dan pH. Sirkulasi yang buruk akibat syok, obat-obat vasokonstriktor, atau penyakit dapat
merintangi absorpsi. Rasa nyeri, stres, dan makanan yang padat, pedas, dan berlemak dapat
memperlambat masa pengosongan lambung, sehingga obat lebih lama berada di dalam
lambung yang dapat menyebabkan terganggunya proses penyerapan obat dalam tubuh.

2. Distribusi

Distribusi adalah proses di mana obat menjadi berada dalam cairan tubuh dan jaringan
tubuh. Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran darah, afinitas (kekuatan penggabungan)
terhadap jaringan, dan efek pengikatan dengan protein. Distribusi adalah proses penyebaran
obat keseluruh tubuh. Luasnya penyebaran tergantung pada sifat fisikokimia obat, misalnya
kelarutan dalam lipid dan ikatan dengan protein plasma/jaringan (Elly wahyudin,2020).

3. Metabolisme atau Biotransformasi

Hati merupakan tempat utama untuk metabolisme. Kebanyakan obat di-inaktifkan


oleh enzim-enzim hati dan kemudian diubah atau ditransformasikan oleh enzim-enzim hati
menjadi metabolit inaktif atau zat yang larut dalam air untuk diekskresikan. Ada beberapa
obat ditransformasikan menjadi metabolit aktif, sehingga menyebabkan peningkatan respons
farmakologik. Penyakit-penyakit hati, seperti sirosis dan hepatitis, mempengaruhi
metabolisms obat.

Metabolisme dan eliminasi mempengaruhi waktu paruh obat, contohnya, pada


kelainan fungsi hati atau ginjal, waktu paruh obat menjadi lebih panjang dan lebih sedikit
obat dimetabolisasi dan dieliminasi. Jika suatu obat diberikan terus menerus, maka dapat
terjadi penumpukan obat. Waktu paruh obat juga dibicarakan dalam bagian mengenai
farmakodinamik, karena proses farmakodinamik berkaitan dengan kerja obat.

Metabolisme adalah keseluruhan reaksi kimia biotransformasi baik pada zat endogen
maupun zat-zat eksogen yang terjadi secara enzimatik. Proses metabolisme terbesar terjadi di
hati, meskipun juga ada di kulit, jaringan, paru-paru, saluran cerna dan ginjal (Elly
wahyudin,2020).
4. Eliminasi

Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute lain meliputi empedu,
feses, paru-paru, saliva, keringat, dan air susu ibu. Obat bebas, yang tidak berikatan, yang
larut dalam air, dan obat-obat yang tidak diubah, difiltrasi oleh ginjal.

Obat-obat yang berikatan dengan protein tidak dapat difiltrasi oleh ginjal. Sekali obat
dilepaskan ikatannya dengan protein, maka obat menjadi bebas dan akhirnya akan
diekskresikan melalui urin. Faktor lain yang memengaruhi ekskresi obat adalah pH urin, yang
bervariasi dari 4,5 sampai 8. Urin yang bersifat asam akan meningkatkan eliminasi obat-obat
yang bersifat basa lemah. (Almeida et al., 2016).

Eliminasi adalah proses terakhir obat atau hasil metabolisme dari sirkulasi sistemik
melalui ginjal bersama urine, melalui empedu dan air liur kedalam usus bersama tinja,
melalui keringat, melalui kulit dan air susu ibu (Elly wahyudin,2020).

B. Peran perawat dalam pemberian obat

Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 (Hidayat, 2011) terdiri
dari tujuh peran yaitu :

a. Pemberian asuhan keperawatan

Perawat memperhatikan Febutuhan dasar manusia klien dengan memberikan


pelayanan keperawatan salah satunya memberikan obat dengan benar untuk membantu
dalam proses penyembuhan.

b. Advokat (pengacara)

Perawat berperan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh klien dan
keluarga dan membantu klien dalam pengambilan keputusan tindakan pengobatan yang
akan diberikan dan juga berperan dalam melindungi hak pasien.

c. Edukator (pendidik)
Perawat berperan memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit, gejala, dan
pengobatan yang akan diberikan bagi klien.

d. Koordinator (mengoordinasi)

Perawat mengoordinasi aktivitas tim kesehatan dalam pemberian obat saat


mengatur perawatan pasien, serta waktu kerja dan sumber daya yang ada di rumah sakit.

e. Kolaborator (kerja sama)

Perawat berkolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan farmasi yang
bekerja di rumah sakit untuk menentukan pemberian obat yang tepat untuk klien.

f. Konsultan (penasihat)

Perawat berkonsultasi dengan tim kesehatan dalam pemberian obat terkait


tindakan keperawatan yang akan diberikan sudah tepat.

g. Pembaharu

Peran ini perawat sebagai pembaharu dengan membuat perencanaan pemberian


obat dengan metode pelayanan keperawatan yang sudah dikonsultasikan dengan tim
kesehatan lain. Dalam hal ini perawat juga sangat berperan penting dalam proses
pelaksanaan pemberian obat. Perawat juga perlu pengetahuan dan keterampilan serta
pengetahuan yang sangat baik agar perawat mengerti mengapa obat itu diberikan dan
bagaimana kerja obat di dalam tubuh serta tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat.

Dalam hal ini perawat juga sangat berperan penting dalam proses pelaksanaan
pemberian obat. Perawat juga perlu pengetahuan dan keterampilan serta pengetahuan
yang sangat baik agar perawat mengerti mengapa obat itu diberikan dan bagaimana kerja
obat di dalam tubuh serta tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat Perawat perlu
memeriksa apakah klien dapat meminum obatnya sendiri, apakah obat sudah diminum
benar dan tepat waktu serta perhatikan efek obat (Potter & Perry, 2009).
Salah satu tugas dari seorang perawat yaitu memberikan obat kepada pasien sebagai
salah satu bentuk pelayanan yang diberikan. Perawat harus bisa mengerti cara kerja obat dan
efek samping yang_disebabkan oleh obat tersebut, memberikan obat dengan tepat, meninjau
respon klien terhadap pengobatan, dan membantu klien_menggunakan obat secara tepat dan
berdasarkan pengetahuan yang telah diberikan (Pudjowati & Widodo, 2016). Pemberian obat
pada dasarnya merupakan salah satu bentuk pelimpahan tugas dan wewenang yang dilakukan
oleh dokter ataupun apoteker dan petugas kefarmasian. Namun tugas pemberian obat tetap
dilaksanakan oleh seorang perawat yang lebih banyak menghabiskan waktu di bangsal
perawatan bersama dengan pasien.

Pemberian obat adalah salah satu prosedur keperawatan yang paling sering dilakukan,
oleh sebab itu ketelitian sangatlah penting alam memberikan obat untuk mendapatkan efek
pengaruh obat yang maksimal (Permana & Suryani, 2020). Sebelum pemberian obat kepada
pasien, terdapat prinsip yang harus diperhatikan, diantaranya benar pasien, benar obat, benar
dosis, benar cara pemberian, benar. waktu dan benar- dokumentasi (Septikasari, 2018)

Perawat memiliki peran penting dalam keamanan manajemen obat.(Mardani, Griffiths


and Vaismoradi, 2020) Perawat berperan dalam pelaksanaan standar keselamatan pengobatan
pada setiap tahap proses pengobatan yang meliputi tahap pemesanan, penyiapan, pemberian
dan pemantauan. (Hesti, Susanto and dr. Sri Mulatsih, 2016) Peran perawat dalam pemberian
obat memiliki tingkat kesalahan pengobatan lebih tinggi dibandingkan profesional Kesehatan
lainnya.(Alomari et al., 2018) Maka penting bagi perawat untuk memahami perannya dalam
menjamin keamanan pemberian obat kepada pasien.(Lalujan and Musharyanti, 2021).

Perawat merupakan tenaga kesehatan dirumah sakit yang memegang peranan_penting


dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Keberhasilan pelayanan Kesehatan
bergantung pada partisipasi perawat dalam memberikanasuhan keperawatan yang berkualitas
bagi pasien. Kepatuhan perawat juga diperlukan dalam menerapkan prosedur keselamatan
pasien (Natasia, Loekqijana & Janik.2015).

Pemberian obat adalah salah satu bentuk kinerja perawat. Walaupun dalam hal ini
merupakan_suatu bentuk tugas limpahan dari apoteker atau asisten apoteker, namun kegiatan
ini lebih sering dilakukan oleh perawat dan bahkan seolah-olah merupakan tugas wajib
perawat dibandingkan dengan peran dan fungsi perawat yang lain (Robbins & Stephen,
2013).

Menurut Aryani (2009) sekarang perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan


khususnya dalam hal pemberian obat kepada pasien harus memperhatikan prinsip enam benar
obat yang sudah menjadi prosedur wajib sebelum memberikan obat kepada pasien. Prinsip
enam benar obat itu meliputi benar pasien, benar jenis obat, benar dosis, benar cara
pemberian, benar waktu, benar dokumentasi. Adapun pengertian-pengertian prinsip enam
benar yaitu:

1) Benar pasien

Tanyakan nama pasien, alamat, usia, cocokkan dengan gelang pasien (nama,
tanggal lahir, no. RM). Cek nama dokter yang meresepkan pada catatan pemberian obat,
resep/kartu obat.

2) Benar obat

Memastikan bahwa obat generik sesuai dengan nama dagang obat, pasien tidak
alergi dengan kandungan obat yang didapat, memeriksa identitas obat dengan catatan.

3) Benar dosis

Memastikan dosis yang diberikan sesuai dengan rentang pemberian dosis untuk
cara pemberian tersebut, berat badan dan umur klien, periksa dosis pada label obat untuk
membandingkan dengan dosis yang sesuai pada catatan pemberian obat. Lakukan
perhitungan dosis secara akurat.

4) Benar cara pemberian

Memeriksa label obat untuk memastikan bahwa obat tersebut dapat diberikan
sesuai cara yang diinstruksikan dan periksa cara pemberian pada catatan pemberian obat
resep ;dokter.

5) Benar waktu

Periksa waktu pemberian obat sesuai dengan waktu yang tertera pada catatan
pemberian obat (misalnya obat yang diberikan 2 kali sehari), maka pada catatan
pemberian obat/ resep dokter.
6) Benar dokumentasi

Memeriksa label obat untuk memastikan bahwa obat tersebut dapat diberikan
sesuai cara yang diinstruksikan, dan periksa cara pada catatan pemberian obat.

BAB 3

PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Pertanyaan dari kelompok 2 atas nama Fitria wati

Q : Menurut kalian bagaimana cara yang efektif dalam pemberian obat pada anak-anak?

A : Menurut kami cara yang paling efektif dalam memberikan obat pada anak yaitu dengan
memberikan obat jenis syrup dengan berbagai rasa misal strawberry ataupun jeruk yang dapat
menarik minat anak untuk mengkonsumsi obat tersebut.

2. Pertanyaan dari kelompok 1 atas nama Arbaz Raihan Khan

Q : Apa saja yang mempengaruhi distribusi obat keseluruh tubuh?

A : Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi obat pada tubuh yaitu dipengaruhi oleh
massa tubuh, usia, jenis kelamin, dan faktor keturunan. Konsentrasi pengangkut obat dalam
darah, pH, perfusi, komposisi air tubuh, komposisi lemak tubuh, dan tentunya kondisi
penyakit (misalnya penurunan volume, luka bakar, jarak ketiga) (Onetto AJ, Sharif S. Drug
Distribution. [Updated 2023 Jun 26]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK567736/).
BAB 4

PENUTUP
A. Kesimpulan

Mekanisme obat merujuk pada bagaimana obat bekerja dalam tubuh untuk
menghasilkan efek terapeutiknya. Ini melibatkan penyerapan, distribusi, metabolisme, dan
ekskresi obat. Perawat memiliki peran penting dalam pemberian obat, termasuk penilaian
pasien, administrasi obat yang tepat, pemantauan efek obat, dan pendidikan pasien tentang
obat mereka.

Perawat harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang obat yang mereka
berikan, termasuk efek samping potensial, interaksi obat, dan tanda-tanda efek terapeutik.
Mereka juga harus mendidik pasien dan keluarga mereka tentang penggunaan obat yang tepat
dan pentingnya kepatuhan terhadap rejimen pengobatan.

Dalam konteks ini, perawat tidak hanya berperan sebagai pengelola obat, tetapi juga
sebagai pendidik, advokat pasien, dan pemantau keamanan pasien. Oleh karena itu, peran
perawat dalam pemberian obat adalah integral dalam mencapai hasil kesehatan yang optimal
bagi pasien.

B. Saran

Untuk mendapatkan kerja obat yang efektif sangat diperlukan adanya kesadaran
dalam mengkonsumsi obat dan memahami bagaimana mekanisme obat tersebut bekerja
dalam tubuh kita. Peran perawat juga sangat besar dalam pemberian obat pada pasien. Karena
Sebagian besar waktu perawat yaitu adalah untuk merawat pasien dan berada disekitar
pasien. Untuk itu perlu ditingkatkan kembali dan ditinjau Kembali bagaimana seorang
perawat itu lebih mengedepankan pasien atas apapun. Agar peran perawat kepada pasien
dapat tercapai dengan maksimal sebagaimana tujuan dari profesi perawatan itu sendiri, yaitu
adalah memberikan asuhan keperawatn dan membantu pasien mendapatkan kesejahteraan
dalam hidupnya Kembali.

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, N., Rachmah, & Yullyzar. (2022). Prinsip Tujuh Benar Pemberian Obat : Suatu Studi
Kasus. JIM FKep, I, 1–8.

Handayani, F., Ahmadi, A. P., Zalma, S. P., Ulandari, A., & Suhud, U. (2020). 済無 No Title
No Title No Title. Jurnal Bisnis, Manajemen, Dan Keuangan, 1(1), 22–42.

Nila, A., & Halim, M. (2013). Dasar-dasar farmakologi 2. Kementrian Pendidikan Dan
Kebudayaan, 9–15.

Sensussiana, T. (2018). Modul Ajar Farmakologi Program Studi D3 Keperawatan Stikes


Kusuma Husada Surakarta. Stikes Kusuma Husada Surakarta, 1–241.

Sidauruk, D., & Yuan Boyoh, D. (2021). Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Profesi Ners
tentang Pemberian Obat 10 Benar. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 3(4), 727–
734. http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP

Supriyono, A. (2013). Gambaran Ketepatan Pemberian..., Adi Supriyono, Fakultas Ilmu


Kesehatan UMP, 2018. 1–13.

Anda mungkin juga menyukai