Oleh
1. Yusron Nasuha 8. Riska Dwi Kurniawati
P17211221002 P17211221027
2. Anggrelya Elza Sandrina 9. Anita Audina Putri
P17211223047 P17211221004
3. Syarifah Najwa Assegaf 10. Ine Sintia Dila P
P17211221037 P17211221033
4. Mohammad Zainal Arifin 11. Isna Fadiyanny
P17211221026 P17211221039
5. Putri Arinda Nuraningrum 12. Lillah Aulya S.P.S
P17211221031 P17211223057
6. Aurel Barqi Kenaya 13. Eileen Fairuzal Izdihar
P17211223059 P17211221010
7. Rihan Abdau
P17211221042
JURUSAN KEPERAWATAN
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat taufik dan hidayah-
Nya sehinga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Peran dan Penggolongan Obat Antiemetik, Anti Diare, dan Anti Laksatif yang
Mempengaruhi Sistem Pencernaan dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat”
sesuai dengan waktu yang ditentukan. Penulis berharap bahwa makalah ini
bermanfaat bagi masyarakat sekitar atau pihak-pihak yang memilki perhatian yang
sama dengan topik. Selama proses pengerjaan makalah kesehatan ini, penulis
mendapat bantuan, motivasi, dan masukan dari berbagai pihak. Sehubung dengan
hal itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Taufan Arif, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku dosen pada Mata Kuliah Farmakologi
yang telah membimbing penulis dalam pengerjaan tugas makalah ini.
2. Budiono, SKp., M.Kes. selaku dosen pada Mata Kuliah Farmakologi yang
telah membimbing penulis dalam pengerjaan tugas makalah ini
3. Nurul Hidayah, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku dosen pada Mata Kuliah
Farmakologi yang telah membimbing penulis dalam pengerjaan tugas
makalah ini.
4. Marsaid, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku dosen pada Mata Kuliah Farmakologi
yang telah membimbing penulis dalam pengerjaan tugas makalah ini.
5. Orang tua dan teman-teman yang telah memberikan semangat dan dorongan
agar makalah kesehatan Bahasa Indonesia ini cepat selesai.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
untuk mencerna setiap makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh
manusia (Istiqomah & Fadlil, 2013). Berdasarkan permasalahan di atas maka
isi makalah tertarik untuk melakukan pembahasan dan penggolongan obat
yang mempengaruhi sistem Pencernaan mulai dari anti emetic, anti diare dan
obat laksatif, serta peran perawat dalam pemberian obat: sebelum, saat dan
setelah pemberian.
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui peran dan penggolongan obat
anti emetik, anti diare, dan anti laksatif.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui peran obat anti emetik, anti diare, dan anti laksatif
b. Mengetahui penggolongan obat anti emetik, anti diare, dan anti
laksatif.
c. Mengetahui peran perawat dalam pemberian obat sebelum, saat, dan
setelah pemberian obat.
1.4 Manfaat
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai peran dan penggolongan
obat anti emetik, anti diare, dan anti laksatif. Mahasiswa diharapkan juga
dapat mengetahui peran perawat itu sendiri dalam pemberian obat baik
sebelum, saat, dan setelah pemberian obat kepada pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
b. Granisetron
c. Ondansetron
d. Tropiktron
e. Palonosetron (Aloxi, antagonis 5HT3 baru)
2. Antagonis dopamin bekerja di otak dan digunakan untuk mengobati
mual dan muntah dan berhubungan dengan penyakit neoplastik,
penyakit radiasi, opioid, obat sitotoksik, dan anestesi umum.
Domperidone Droperidol, Haloperidol, Klorpromazin, Prometazin,
Proklorperazin. Beberapa obat ini memiliki efektivitas yang terbatas
karena efek samping pada saraf ekstrapiramidal dan sedasi.
3. Metoclopramide juga bertindak sebagai agen prokinetik pada
saluran pencernaan. Lemah digunakan untuk sitotoksisitas dan
muntah pasca operasi. Alizapride
4. Antihistamin (antagonis reseptor histamin H1) efektif dalam
berbagai situasi termasuk mabuk perjalanan dan mual di pagi hari
yang parah selama kehamilan.
a. Cyclizine
b. Difenhidramin
c. Dimenhidrinat
d. Meklizin
e. Promethazine (Pentazine, Phenergan, Promakot)
f. Hidroksizin
5. Cannabinoids digunakan pada pasien dengan cachexia, mual dan
muntah sitotoksik, atau pada pasien yang tidak menanggapi agen
lain. Ganja (ganja). Ganja digunakan untuk alasan pengobatan.
6. CBD adalah cannabinoid yang tidak ditemukan di Marinol atau
Cesamet. Dronabinol (Marinol). 90 persen dari penjualan pergi ke
pasien kanker dan AIDS. 10% lainnya digunakan untuk
menghilangkan rasa sakit, multiple sclerosis dan Alzheimer's
Nabilone (Cesamet). Dibatalkan pada akhir tahun 2006.
5
tepat obat, tepat dosis, tepat waktu, tepat metode, dan benar
dokumentasi. . (Depkes, 2018)
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Obat merupakan unsur yng sangat penting Dalam upaya penyelenggaraan
Kesehatan. Sebagaian besar intervensi medik menggunakan obat, oleh karena
itu, diperlukan dalam jenis dan jumlah yang cukup, berkhasiat nyata dan
berkualitas baik. (Mata & Keperawatan II, 2020)
Banyak sekali merk dagang obat yang beredar, baik itu produk generic
maupun produk dagang. Pada umumnya konsumen atau masyarakat lebih
tertarik untuk mengkonsumsi produk obat bermerk/ produk dagang
disbanding mengkonsumsi produk generic. Hal itu disebabkan adanya
anggapan bahwa obat generic mutunya lebih rendah daripada produk dagang.
(Rahayu et al., 2006)
Obat berperan sebagai penetapan diagnose, pencegahan terhadap
timbulnya penyakit, untuk mengurangi rasa sakit, untuk menyembuhkan
penyakit, serta pemulih dan peningkat Kesehatan.
Jenis-jenis obat antara lain:
1. Anti ementik
2. Anti diare
3. Anti laksatif
Peran perawat dalam pemberian obat hanya boleh memberikan obat sesuai
dengan resep yang telah ditentukan oleh dokter dan dapat melakukan
pengecekan ulang apabila terdapat suatu keraguan dari instruksi yang
diberkan oleh dokter yang memberikan nstruksi. Perawat juga harus
memperhatikan standart keamanan obat, pada tahap pemesanan obat, perawat
dapat melakukan review pengobatan yang meliputi Riwayat pengobatan dan
alergi pada pasien sehingga pasien dapet terhindar dari keracunan yang
disebabkan kesalahan dalam meminum obat.
17
18
3. 2 Saran
Lakukan pemberian obat kepada pasien dengan menerapkan prinsip yang
telah ditentukan. Sebelum memberikan obat kepada pasien diusahakan
perawat telah diberi resep atau dosis yang telah disarankan oleh dokter
penanggung jawab. Jangan lupa melakukan dokumentasi atas Tindakan yang
telah dilaksanakan, karena jika terjadi kesalahan dalam melakukan asuhan
keperawatan/ malpraktek, seorang perawat bisa mempertanggung jawabkan
tindakannya tersebut kepada dokter penanggung jawab dan penegak hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Istiqomah, Y. N., & Fadlil, A. (2013). Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit
saluran pencernaan menggunakan metode dempster shafer.
DepKes RI, 2007, Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Ditjen
Pratihni, I. (2020). Review Jurnal Penggunaan Obat Antidiare Pada Pasein Anak.
Pasca Operasi Pada Pasien Bedah Ortopedi Di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya
(Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA).
Schiller RS. (1999). Clinical pharmacology and use of laxatives and lavage
solutions. J Clin Gastroenterol
19
20
Yuniati, R., Mita, N., & Ibrahim, A. (2016). Kajian Penggunaan Antibiotik
Penderita Diare pada Pasien Pediatrik di Instalasi Rawat Inap RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda. In Proceeding of Mulawarman
Pharmaceuticals Conferences (Vol. 3, pp. 109-121).
Setianingsih, S., & Septiyana, R. (2020). Studi deskriptif penerapan prinsip “Enam
Tepat” dalam pemberian obat. NURSCOPE: Jurnal Penelitian dan
Pemikiran Ilmiah Keperawatan, 6(2), 88.
https://doi.org/10.30659/nurscope.6.2.88-95
https://www.dulcolax.com/id-id/produk/tablet
https://images.app.goo.gl/qRFg5ksgjYk77LYW9
https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fs3.theasianparent.co
m%2Fcdn-cgi%2Fimage%2Fwidth%3D450%2Cquality%3D90%2Ftap-
assets-prod%2Fwp-
content%2Fuploads%2Fsites%2F24%2F2021%2F03%2Foralit-
6.jpg&imgrefurl=https%3A%2F%2Fid.theasianparent.com%2Fobat-
oralit&tbnid=Ibd7Zih_IUBS7M&vet=1&docid=5M0xAMwauvKiJM&w=
450&h=298&itg=1&hl=id-ID&source=sh%2Fx%2Fim