Anda di halaman 1dari 20

RESUME ALAT KESEHATAN

a. Jenis dan Tipe Alat Kesehatan


1. Alat dari kaca : Pipet tetes, Tabung reaksi, Labu Erlenmeyer
2. Alat dari logam : Refleks hammer, Pinset
3. Alat dari plastic : Infus set , Suntikan
4. Alat dari kain : Sprei
5. Alat dari bahan campuran : Stetoskop , Tensimeter ,
6. Alat dari karet : Cathether , Botol panas
b. Manfaat dan Fungsi Alat Kesehatan

 Alat kesehatan dari kaca

1. Pipet Tetes

Pipet tetes adalah jenis pipet yang berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau
kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Pipet tetes
berfungsi untuk membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain
dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi tetes.
2. Tabung Reaksi

Tabung Reaksi adalah sebuah tabung yang terbuat dari sejenis kaca atau plastik yang
dapat menahan perubahan temperatur dan tahan terhadap reaksi kimia. Tabung Reaksi ada
yang dilengkapi dengan tutup ada juga yang tanpa tutup. Terdiri dari berbagai ukuran
tergantung kebutuhan. Tabung Reaksi disebut juga Test Tube atau Culture tube. Culture Tube
adalah tabung reaksi tanpa bibir yang biasanya digunakan untuk pembiakan mikroorganisme
dalam medium cair.
Fungsi tabung reaksi Antara lain adalah:
-Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
-Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
-Sebagai tempat perkembangbiakan mikroba dalam media cair

3. Labu Erlenmeyer
Tabung Erlenmeyer adalah wadah untuk bahan kimia yang berbentuk kerucut dengan
leher sebagai pegangan dan juga dapat digunakan untuk mencantelkan sebuah penjepot /
menggunakan stopper. Labu Erlenmeyer digunakan untuk mengukur, mencapur dan
menyimpan cairan. Bentuknya membuat botol ini sangat stabil. Alat laboratorium ini adalah
salah satu alat yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.

Fungsi Erlenmeyer

1. Mengukur dan mencampur bahan-bahan analisa,


2. Menampung larutan, bahan padat ataupun cairan,
3. Meracik dan menghomogenkan (melarutkan) bahan-bahan komposisi media,
4. Tempat kultivasi mikroba dalam kultur cair,
5. Tempat untuk melakukan titrasi bahan

 Alat kesehatan dari logam


1. Reflex Hammer

Reflex Hammer (palu refleks) digunakan untuk memeriksa kemampuan refleksi dari
bagian-bagian tertentu tubuh kita, biasanya lutut kita.

Reflex hammer atau palu refleks digunakan untuk memeriksa kemampuan reflesi dari
bagian-bagian tertentu tubuh kita, biasanya lutut kita. Reflex Hammer/palu refleks
merupakan alat medis yang digunakan oleh dokter untuk menguji refleks tendon dalam/lutut.
Pengujian refleksitas pasien merupakan bagian penting dari pemeriksaan fisik neurologis
untuk mendeteksi kelainan pada sistem saraf pusat atau perifer.
Alat ini berbentuk segitiga/tailor digunakan untuk memeriksa kemampuan refleksi
dari bagian-bagian tubuh. Gagangnya terbuat dari besi stanless. Palu terbuat dari karet yang
lembut sehingga tidak menyakitkan bagi pasien.
Fungsi Dari Penggunaan Alat reflex hammer adalah untuk memancing reaksi dan refleks,
karena pengujian reflek bagian penting dari pemeriksaan fisik , untuk mendeteksi kelainan
dalam sistem saraf pusat atau perifer.
2. Pinset

Pinset adalah alat medis yang terbuat dari besi anti karat atau plastik sekali pakai.
Pinset mempunyai banyak bentuk, tapi secara umum terbagi menjadi dua bentuk
utama yaitu:

1. Pinset yang terdiri dari dua bilah yang salah satu ujungnya saling menempel dan
ujung lainnya dapat bergerak bebas satu sama lain. Cara kerjanya hampir mirip
dengan sumpit makan.
2. Pinset yang berbentuk seperti gunting, tetapi tidak ada mata pisaunya, pipih saja.
Pinset seperti ini biasanya mempunyai alat pengunci di bagian gagangnya, hal ini
dibutuhkan saat perlu menjepit benda atau jaringan dalam waktu yang lama. Alat
pengunci tersebut berbentuk dua besi yang saling terkait. Kekuatan penguncian
biasanya ada tiga, kuat, sedang, dan lemah. Untuk membuka kunci cukup menekan
gagang saling mendekat kemudian menggeser ke samping berlawanan satu sama lain,
lalu melepaskan kedua gagang tersebut.

Fungsi utama pinset adalah untuk menjepit, baik benda kecil atau jaringan. Dalam
hal ini, pinset menggantikan fungsi jari manusia misalnya karena benda sangat kecil
untuk dipegang. Selain itu pada operasi pinset digunakan untuk mengurangi paparan
mikroba pada luka operasi sehingga kemungkinan infeksi dapat dikurangi.

Fungsi pinset lainnya adalah untuk menjepit kasa, menjepit jaringan lunak
sewaktu melakukan jahitan atau membuka jahitan luka, membantu menyingkap kulit
sehingga lapangan pandang operasi menjadi lebih luas, serta untuk memberi tanda
sebelum sayatan operasi dimulai.

 Alat kesehatan dari plastik

1. Infus Set
Infus Set adalah alat yang digunakan oleh petugas medis untuk melakukan pemasangan infus.
Infus Set terbagi 2, yaitu :
a) Infus Set Mikro, yaitu infus set yang mampu menampung cairan sekitar 60 ml / tetes
b) Infus Set Makro, yaitu infus set yang digunakan untuk pasien yang membutuhkan
cairan dalam volume yang besar, sekitar 100 – 1000 ml.

Selang infus ini fungsinya untuk jalan masuk cairan. sesuai namanya infus set digunakan
untuk khusus cairan infus kalau transet gunanya untuk tranfusi. infus set tidak bisa digunakan
untuk transet dan transet bisa digunakan untuk infus set, perbedaanya di saringnya kalau
transet ada saringanya kalau infus set tidak ada. gambar disamping adalah infus set.

2. Alat Suntik
Alat suntik adalah pompa piston sederhana untuk menyuntikkan atau menghisap cairan atau
gas. Alat suntik terdiri dari tabung dengan piston di dalamnya yang keluar dari ujung
belakang. Adapun ujung depannya dapat dilengkapi dengan jarum hipodermik atau selang
untuk membantu mengarahkan aliran ke dalam atau keluar tabung. Kapasitas alat suntik
antara lain 1 ml, 3 ml, 10 ml, dan yang lainnya

 Alat kesehatan dari kain


1. Sprei

Bed sheet atau sprei adalah kain lembaran untuk menutupi kasur. Biasanya Bedsheet
diletakan untuk menutupi kasur yang disebut sprei pertama setelah itu ada satu lembaran lagi
untuk menutupi sprei itu sendiri yang berfungsi agar sprei tetap rapi dan terhindar dari debu
jika tempat tidur tidak digunakan untuk beberapa lama.
Bed sheets atau sprei dibuat dalam 2 macam yaitu berupa lembaran (flat) atau yang
pas di kasur (fitted). Sprei lembaran sangatlah simple bentuknya persegi empat sesuai dengan
ukuran kasur ditambah beberapa cm untuk bias disisipkan ke kasur, biasanya sprei jenis ini
dipergunakan untuk rumah sakit atau hotel, sedangkan sprei fitted dilengkapi dengan karet
elastik di ke empat sudut dibagian bawah kasur, sprei jenis ini sangat lah praktis dalam
pemasangan dan pemakaian nya karena sprei akan terjaga kerapihan nya sepanjang hari.
Sprei sprei yang sangat biasa dipergunakan biasanya berwarna putih, sampai saat ini
baik Hotel maupun Rumah sakit masih menggunakan warna putih. Kwalitas dari kain sprei
ditentukan oleh konstruksi benang atau kerapatan benang per meter persegi. (tread
count).Pada umumnya tread count yang lebih tinggi biasanya tebih tebal atau lebih rapat,
sedangkan tread count lebih rendah akan terasa lebih halus .

 Alat kesehatan dari campuran

1. Stetoskop

Stetoskop adalah sebuah alat medis akustik untuk memeriksa suara dalam tubuh. Dia
banyak digunakan untuk mendengar suara jantung dan pernapasan, meskipun dia juga
digunakan untuk mendengar intestine dan aliran darah dalam arteri dan "vein".
Fungsi stetoskop adalah untuk memeriksa suara dalam tubuh, dan lebih sering digunakan
untuk mendengar suara detak jantung, gangguan perut, paru-paru, tekanan darah dan
pernapasan. Stetoskop terdiri dari resonator yang berbentuk piringan kecil dan tabung yang
menghubungkannya untuk memudahkan pendengaran.

Beberapa stetoskop harus ditempatkan langsung pada kulit pasien, sedangkan yang
lainna bisa di atas baju yang dipakai pasien. Stetoskop dengan dua bel memungkinkan
pengguna membedakan suara bernada rendah pada satu sisi dan suara bernada tinggi pada sisi
lain.

2. Tensimeter
Tensimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukurtekanan darah. Fungsi tensimeter
adalah untuk untuk mengukur tekanan darah yang bekerja secara manual saat memompa
maupun mengurangi tekanan pada manset. Tensi darah normal manusia dewasa adalah 100-
130 mmHg untuk tekanan sistolik dan 60-90 mmHg untuk tekanan diastolik

Jenis Tensimeter

Tensimeter terdiri dari 3 macam, yaitu:

1. Tensimeter air raksa – Merupakan tensimeter konvensional yang masih


menggunakan air raksa. Tensimeter jenis ini memerlukan stetoskop untuk mendengar
munculnya bunyi suara tekanan sistolik dan diastolik pada jantung.
2. Tensimeter aneroid – menggunakan putaran berangka sebagai penggantinya. Sama
dengan tensimeter air raksa, tensimeter aneroid masih menggunakan stetoskop.
3. Tensimeter digital – menggunakan sensor sebagai alat pendeteksinya sehingga baik
dipakai untuk mereka yang memiliki gangguan pendengaran.

 Alat kesehatan dari karet


1.Kateter
Kateter adalah pipa untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan.
Kateter terutama terbuat dari bahan karet atau plastik, metal, woven silk dan silikon
Kandung kemih adalah sebuah kantong yang berfungsi untuk menampung air seni yang
berubah-ubah jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal
Kateterisasi kandung kemih adalah dimasukkannya kateter melalui uretra ke dalam kandung
kemih untuk mengeluarkan air seni atau urine.
Kateter juga menjadi alat untuk mengkaji pengeluaran urin per jam pada klien yang status
hemodinamiknya tidak stabil (Potter dan Perry, 2002 ).
Jenisnya :
Nelaton Cathether : terbuat dari latex/ karet
Metal Cathether : terbuat dari stainlesstil
Balloon Cathether/ Foley Cathether : terbuat dari latex/ karet dilengkapi dengan balon
dengan cara menyutikan aqua pada ventilnya bila telah masuk agar Cathether tidak copot.

2. Botol Panas/ Buli-buli Panas.

Botol air panas merupakan alat kompres berisi air panas yang dilengkapi dengan
Penutup untuk digunakan di tempat tidur atau bagian tubuh sebagai penghangat.
Bentuk : berupa kantung dari karet dengan tutup di ujungnya, diisi air panas. Fungsi : untuk
Kompres panas.
2.3 Prinsip dan Prosedur Penggunaan Alat Keshatan

A. Alat kesehatan dari kaca


1. Pipet Tetes
Prinsip Kerja : Penggunaan pipet tetes yang tepat adalah dengan menekan bagian
karet untuk mengeluarkan udaranya terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam zat
cair. Jika Anda menekan bagian karet pada saat pipet di dalam zat cair, maka udara
yang keluar dari pipet mungkin saja bereaksi dengan zat cair yang akan diambil.
2. Tabung reaksi
Prinsip kerja: Yaitu sebagai tempat dimana kita mereaksikan bahan kimia dalam
laboratorium.
3. Labu Erlenmeyer
Prinsip kerja : Erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran reaksi
dengan pengocokkan kuat sedangkan Erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya
digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah.

 Alat kesehatan dari logam

1. Refleks hammer
Prinsip kerja : Yaitu digunakan untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian-
bagian tertentu tubuh kita, biasanya lutut kita.
2. Pinset
Prinsip Kerja : Yaitu dengan menjepitkan bendanya, misalkan bendanya cakram
antibotik.

 Alat kesehatan dari plastik

1. Infus set
Prinsip kerja : Yaitu digunakan oleh petugas medis untuk melakukan pemasangan
infus.
2, Alat suntik
Prinsip kerja :
a.Menarik Cairan Masuk
Untuk menarik cairan masuk ke dalam jarum suntik, piston pada jarum suntik ditarik
ke atas sehingga tekanan dalam silinder jarum suntik menurun, udara menekan
permukaan air sehingga cairan terdorong untuk masuk ke dalam silinder jarum suntik
melalui nozzle/jarum suntik.
b.Mengeluarkan Cairan
Untuk mengeluarkan cairan dari jarum suntik, piston pada jarum suntik ditekan
sehingga tekanan dalam silinder jarum suntik meningkat, karena tekanan dalam jarum
suntik meningkat dan tekanan di luar jarum suntik lebih kecil maka cairan yang
terdapat dalam jarum suntik terdorong keluar melalui nozzle/ jarum suntik

 Alat kesehatan dari kain


1. Sprei
Prinsip kerja : Yaitu digunakan untuk menutupi kasur
 Alat kesehatan dari campuran
1.Stetoskop
Prinsip kerja :Sebelum memakai Stetoskop langkah pertama yang dilakukan adalah
Periksa stetoskop apakah berfungsi dengan baik. Pastikan bahwa tabung bebas dari
kebocoran. Gunakanlah pada tempat yang tenang dan terhindar dari suara bising.
Arahkan dan tempelkan Stetoskop tepat dibagian tubuh pasien. Agar alat tersebut
berfungsi dengan baik maka baju pasien tersebut dibuka atau diusahakan jangan
menghalangi bagian tubuh yang akan ditempelkan Stetoskop.
2. Tensimeter
Prinsip kerja: tensimeter menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi liquid statik
untuk menentukan tekanan. Manset dipasang ‘mengikat’ mengelilingi lengan dan
kemudian ditekan dengan tekanan di atas tekanan arteri lengan (brachial) dan
kemudian secara perlahan tekanannya diturunkan.

 Alat kesehatan dari karet

1. Cathether
Prinsip kerja : Yaitu digunakan untuk mengeluarkan/ pengambilan urine
Jadi Pemasangan kateter merupakan tindakan keperawatan dengan cara memasukkan
kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan membantu memenuhi
kebutuhan eliminasi dan sebagai pengambilan bahan pemeriksaan (Hidayat, 2006).
Tindakan pemasangan kateter urin dilakukan dengan memasukan selang plastik atau
karet melalui uretra ke dalam kandung kemih. Kateter memungkinkan mengalirnya
urin yang berkelanjutan pada klien yang tidak mampu mengontrol perkemihan atau
klien yang mengalami obstruksi.
2. Botol panas
Prinsip kerja : memberikan rasa hangat dan kompres panas.

2.4 Prinsip Aseptik dan Antiseptik pada Alat Kesehatan

Aseptik adalah mencegah terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme pada jaringan


bahan dan alat steril
Prinsip-Prinsip tindakan aseptik yang umum :
Semua benda yang menyentuh kulit yang luka atau dimasukkan ke dalam kulit untuk
menyuntikkan sesuatu ke dalam tubuh, atau yang dimasukkan ke dalam rongga badan yang
dianggap steril haruslah steril.
1. Jangan sekali-kali menjauhi atau membelakangi tempat yang steril.
2. Peganglah objek-objek yang steril, setinggi atas pinggang dengan demikian objek-
objek itu selalu akan terlihat jelas dan ini mencegah terjadinya kontaminasi diluar
pengawasan.
3. Hindari berbicara, batuk, bersin atau menjangkau suatu objek yang steril.
4. Jangan sampai menumpahkan larutan apapun pada kain atau kertas yang sudah steril.
5. Bukalah bungkusan yang steril sedemikian rupa, sehingga ujung pembungkusnya
tidak mengarah pada si petugas.
6. Objek yang steril menjadi tercemar, jika bersentuhan dengan objek yang tidak steril.
7. Cairan mengalir menurut arah daya tarik bumi, jika forcep dipegang sehingga cairan
desinfektan menyentuh bagian yang steril, maka forcep itu sudah tercemar.
Antiseptik adalah mencegah terjadiya infeksi dengan menghambat atau menghancurkan
tumbuhnya organism pathogen dalam luka.
Penggunaan desinfektan / antiseptic :
1. Desinfeksi kulit secara umum (Pre Operasi) dengan larutan savlon 1:30 dalam
alkohol 70%. Hibiscrup 0,5% dalam alkohol 70%.
2. Desinfeksi tangan dan kulit dengan Chlorrhexidine 4% (hibiscrup) minimal 2 menit
3. Untuk kasus Obgin (persiapan partus, vulva hygiene, neonatal hygiene). Hibiscrup
0,5% dalam Aquadest Savlon 1:300 dalam aqua hibiscrup
e. Prinsip dan Cara Pelaksanaan Perawatan (membersihkan, sterillisasi) dan Penyimpanan
Alat Kesehatan.

A. Sterilisasi
Adalah suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen beserta sporanya
pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau
menggunakan bahan kimia.
Dalam ilmu bedah, sterilisasi berarti memusnahkan semua mikroorganisme beserta
sporanya, sedangkan desinfeksi berarti memusnahkn semua mikroorganisme yang tidak
mempunyai spora, misalnya kuman-kuman. Desinfeksi biasanya dilakukan pada pakaian,
alat-alat linen, tempat tidur, alat buang air kecil dan besar, dan sebagainya.
Metode sterilisasi pada dasarnya dapat ditempuh melalui tiga cara yaitu:
1. Secara fisika
Yaitu dimana proses sterilisasi mengunakan hukum fisika yaitu dengan : Pemanasan kering.
Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai kering.
Selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya mati.

a. Udara panas oven


Digunakan untuk sterilisasi alat gelas yang tidak berskala, alat bedah,
minyak lemak, parafin, petrolatum, serbuk stabil seperti talk, kaolin, ZnO.
Suhu sterilisasi yang digunakan adalah 170oC selama 1 jam, 160oC selama 2
jam, 150oC selam 3 jam.
b. Pemijaran langsung
Digunakan untuk sterilisasi alat logam, bahan yang terbuat dari
porselen, tidak cocok untuk alat yang berlekuk karena pemanasannya tidak
rata.
c. Minyak dan penangas lain
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti gunting bedah sebagai
lubrikan menjaga ketajaman alat, bahan kimia stabil dalam ampul.
- Pemanasan basah
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein
penyusun tubuh mikroba sehingga dapat membunuh mikroba.
e. Uap bertekanan (autoklaf)
Digunakan untuk sterilisasi alat gelas, larutan yang dimaksudkan untuk
diinjeksikan ke dalam tubuh, alat berskala, bahan karet. Waktu yang
dibutuhkan untuk sterilisasi larutan suhu 121oC adalah 12 menit. Uap jenuh
pada suhu 121oC mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif
mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan
spora bakteri yang tahan pemanasan.
f. Pemanasan dengan bakterisida
Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil
dalam autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis
tunggal lebih dari 15 ml, injeksi intratekal, atau intrasisternal.
g. Air mendidih
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan
dalam keadaan darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme
tetapi tidak sporanya.
- Cara bukan panas
h. Sterilisasi dengan radiasi
Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai
DNA dari inti sel sehingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk
sterilisasi bahan atau produk yang peka terhadap panas (termolabil). Ada dua
macam radiasi yang digunakan yakni gelombang elektromagnetik (sinar x,
sinar γ) dan arus partikel kecil (sinar α dan β).
2. Secara kimia
a. Menggunakan bahan kimia
Dalam pensterilan digunakan bahan kimia seperti alkohol 96%, fenol 5%, selain itu
juga Aceton tab formalin, sulfur dioxida dan chlorin. Materi yang akan disuci
hamakan dibersihkan terlebih dahulu kemudian direndam dalam alkhohol aceton atau
tab formalin selama kurang lebih 24 jam.
b. Sterilisasi gas
Dalam pensterilan digunakan bahan kimia dalam bentuk gas atau uap, seperti etilen
oksida, formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton, metilbromida,
kloropikrin. Digunakan untuk sterilisasi bahan yang termolabil seperti bahan biologi,
makanan, plastik, antibiotik.
3. Metode mekanik
a. Filtrasi
Digunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil. Penyaringan ini menggunakan
filter bakteri. Metode ini tidak dapat membunuh mikroba, mikroba hanya akan
tertahan oleh pori-pori filter dan terpisah dari filtratnya

Pelaksanaan :

1. Sterilisasi dengan cara rebus


Mensterikan peralatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih(1000C) dan
ditunggu antara 15 sampai 20 menit. Misalnya peralatan dari logam, kaca dan karet.
2. Sterilisasi dengan cara stoom
Mensterikan peralatan dengan uap panas didalam autoclave dengan waktu,
suhu dan tekanan tertentu. Misalnya alat tenun, obat-obatan dan lain-lain.
3. Sterilisasi dengan cara panas kering
Mensterikan peralatan dengan oven dengan uap panas tinggi. Misalnya
peralatan logam yang tajam, peralatan dari kaca dan obat tertentu.
4. Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia
Mensterikan peralatan dengan menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat,
uap formalin, khususnya untuk peralatan yang cepat rusak bila kene panas. Misalnya
sarung tangan, kateter, dan lain-lain.

Perhatian :
1. Sterilisator harus dalam keadaan siap pakai.
2. Peralatan harus bersih dan masigh berfungsi.
3. Peralat yang dibungkus harus diberi label yang dengan jelas mencantumkan : nama,
jenis peralatan, tanggal dan jam disterilkan.
4. Menyusun peralatan didalam sterilisator harus sedemikian rupa, sehingga seluruh
bagian dapat disterilkan.
5. Waktu yang diperlukan untuk mensterilkan setiap jenis peralatan harus tepat (dihitung
sejak peralatan disterilkan).
6. Dilarang memasukkan atau menambahkan peralatan lain kedalam sterilisator, sebelum
waktu untuk mensterilkan selesai.
7. Memindahkan peralatan yang sudah steril ketempatnya harus dengan korentang steril.
8. Untuk mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkus maupun tutupnya.
9. Bila peralatan yang baru disterilkan terbuka, peralatan tersebut harus disterilkan
kembali.

Pemeliharaan Peralatan Perawatan dan Kedokteran


Pengertian :
Melaksanakan pemeliharaan peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara
membersihkan, mendesinfeksi atau mensterilkan serta menyimpannya.
Tujuan :
(1)Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai.
(2)Mencegah peralatan cepat rusak.
(3)Mencegah terjadinya infeksi silang.

B. Sterilisasi Alat Kesehatan dari Berbagai Bahan


C. 3. STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KACA
D. Sterilisasi bahan baku kaca sama dengan sterilisasi logam yaitu dengan menggunakan
pemanasan kering, selain itu bahan baku kaca juga sering disterilisasi dengan
menggunakan metode radiasi karena bahan baku kaca banyak menyerap bahan kaca
sehingga sterilisasi dengan radiasi sangat efektive, pelaksanaanya yaitu alat bahan
baku kaca dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang melekat kemudian keringkan
dengan udara setelah kering alat bahan baku kaca dimasukan ketempat elektronik
yaitu dengan katoda panas (emisi termis) yang mengeluarkan sinar ultraviolet
kemudian sinari kaca tersebut dengan sinar ultraviolet dengan kekuatan kurang lebih
2500 s/d 2600 angstrom sehingga spora dan bakteri yang melekat pada alat tersebut
dapat terbakar.

1. STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KARET ( Hand Schoen)


Hand schoen atau Sarung tangan dapat disterilkan dengan uap formalin atau dengan
otoklaf. Sebelum sarung tangan disterilkan, terlebih dahulu harus dibersihkan dengan
jalan mencuci dengan air dan sabun. Bila hendak memakai uap formalin, sarung
tangan yang telah siap, dimasukkan kedalam tromol atau stoples, lalu dimasukkan
beebrapa tablet formalin. Sarung tangan baru suci hama (steril) setelah terkena uap
formalin paling sedikit 24 jam. Sebaiknya disediakan beberapa buah stoples atau
tromol agar selalu ada sarung tengan yang steril. Sarung tangan dapat pula
dimasukkan ke dalam otoklaf untuk disterilkan.
2. STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU LOGAM
Alat yang terbuat dari logam sebelum disteril dicuci terlebih dahulu. Perbiasakan
segera mencuci alat-alat begitu selesai memakainya, agar kotoran yang melengket
mudah dibersihkan.
Alat-alat logam seperti jarum suntik, pinset, gunting, jarum oprasi, scapel blede
maupun tabung reaksi mula-mula dibersihkan terlebih dahulu kemudian dibungkus
dengan kain gaas. Setelah itu menggunakan metode pemanasan secara kering, agar
suhu mencapai 160oC, jarak waktu mencapai 1-2 jam, kemudian didiamkan agar suhu
turun perlahan-lahan.
3. STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KACA
Sterilisasi bahan baku kaca sama dengan sterilisasi logam yaitu dengan menggunakan
pemanasan kering, selain itu bahan baku kaca juga sering disterilisasi dengan
menggunakan metode radiasi karena bahan baku kaca banyak menyerap bahan kaca
sehingga sterilisasi dengan radiasi sangat efektive, pelaksanaanya yaitu alat bahan
baku kaca dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang melekat kemudian keringkan
dengan udara setelah kering alat bahan baku kaca dimasukan ketempat elektronik
yaitu dengan katoda panas (emisi termis) yang mengeluarkan sinar ultraviolet
kemudian sinari kaca tersebut dengan sinar ultraviolet dengan kekuatan kurang lebih
2500 s/d 2600 angstrom sehingga spora dan bakteri yang melekat pada alat tersebut
dapat terbakar.
4. STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KAIN ATAU MEDIA KULTUR ( kain
doek)
Media kultur yang akan disteril, terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran, kemudian
kain resebut dibungkus dengan kertas agar setelah steril dan dikeluarkan dari alat
sterilisator tidak terkontaminasi dengan kuman maupun bakteri lagi. Demikian pula
kain doek tersebut dibersihkan terlebih dahulu, setelah dibersihkan bungkus dengan
plastik terlebih dahulu sebelum sterilisasi, metode sterilisasi yang akan dilakukan
menggunakan metode pemanasan dengan uap air dan juga dipengaruhi dengan
tekanan (autoclave). Metode sterilisasi denga menggunakan autoclave ini yaitu
dengan adanya pertukaran anatara oksigen dan carbon dioxida.
5. STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU PLASTIK
Bahan baku plastik misalnya mayo apabila disterilkan sebaiknya jangan
menggunakan metode pemanasan, oleh karna itu maka akan merubah bentuk dari
plastik tersebut. Untuk mensucikan alat dari bahan baku plastik sebaiknya mula-mula
bersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan detergen, kemudian keringkan,
setelah itu rendam dalam larutan alkohol setelah itu cuci denga aquades lalu rendam
dalam larutan antiseptic.

c. Perawatan Alat Kesehatan dari Berbagai Bahan

1. PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU LOGAM YANG SUDAH


DISTERILKAN
Alat-alat yang terbuat dari logam misalnya besi, tembaga maupun alumunium sering
terjadi karatan. Untuk menghindari terjadinya hal demikian maka alat-alat tersebut
harus disimpan pada tempat yang mempunyai temperatur tinggi (sekitar 37oC) dan
lingkungan yang kering kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap air,
sebelum alat tersebut disimpan maka alat tersebut harus bebas dari kotoran debu
maupun air yang melekat, kemudian olesi dengan olie atau parafin.
2. PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU KACA SETELAH DISTERIL
Bahan baku kaca banyak dipakai dalam laboratorium medis. Ada beberapa
keuntungan dan kelemahan dari bahan baku kaca tersebut.
Keuntungan:
Bahan baku kaca tahan terhadap reaksi kimia, terutama bahan gelas pyrex, tahan
terhadap perubahan temperatur yang mendadak, koefisien muai yang kecil dan
tembus cahaya yang besar.
Kelemahan:
Mudah pecah terhadap tekanan mekanik, dan mudah tumbuh jamur sehingga
menggagu daya tembus sinar, kadang-kadang dengan menggunakan kain katun untuk
membersihkan saja timbul goresan.
Dengan memeperhatikan keuntungan dan kelemahan dari bahan gelas, maka dalam
segi perawatan maupun memperlakukan alat-alat gelas harus memperhatikan:
a. Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27oC-37oC dan beri
tambahan lampu 25 watt
b. Ruangan tempat penyimpana diberi bahan silikon sebagai zat higroskopis.
c. Gunakan alkohol, aceton, kapas, sikat halus dan pompa angin untuk
membersihakan debu dari permukaan kaca. Usahakan pada waktu membersihkan
lensa jangan sampai merusak lapisan lensa.
d. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknaya ditempatkan diatas kawat
kasa, atau boleh melakukan pemanasan asal bahan baku dari pyrex.
e. Gelas yang direbus hendaknya jangan dimasukkan langsung kedalam air yang
sedang mendidih melainkan gelas dimasukkan ke dalam air dingin kemudian
dipanaskan secara perlahan-lahan. Sebaiknya untuk pendinginan mendadak tidak
diperkenankan.
f. Membersihkan kotoran dari kaca sebaiknya segera setelah dipakai dapat
menggunakan:
- Air bersih
- Detergen: menghilangkan efek lemak dan tidak membawa efek lemak
- Larutan
· kalium dichromat : 10 gram
· Asam belerang : 25 ml.
· Aquades : 75 ml.

3. PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU KARET


Sarung tangan dari karet mudah meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu lama. Untuk
menghindari kerusakan dari bahan baku karet, sebelum melakukan penyimpanan mula-mula
bersihkan kotoran darah atau cairan obat dengan cara mencuci dengan sabun kemudian
dikeringkan dengan menjemur dibawa sinar matahariatau hembusan udara hangat. Setelah itu
taburi tal pada seluruh permukaan karet.

E. Penyimpanan alat alat yag telah disterilkan

Penyimpanan berarti mengelolah barang yang ada dalam persediaan, dengan maksud
selalu dapat menjamin ketersediannya bila sewaktu – waktu dibutuhkan presiden. Pada tahap
penyimpanan, seluruh alat steril disimpan pada ruangan dengan kaidah ‘clean room’, dimana
suhu dan kelembapan diatur, pembatasan lalu lintas personel, fentilasi agar pertekanan
positif, dan mekanisme lain agar terbebas dari kotoran dan debu sampai alat akan digunakn
kembali. Distribusi alat keluar dari tempat penyimpanan harus dengan lalu lintas personel
minimal diwilayah steril untuk menjaga kondisi alat tetap steril. Untuk distribusi, petugas
pelaksanaan operasional dan pemeliharaan alat sterilisasi sentral menyerahkan alat alat yang
telah steril kepetugas administrasi sterilisasi sentral yang kemudian alat dapat diambil
petugas rungan agar dapa digunakan operator. Ada dua macam alat yang dilihat dari cara
penyimpanan, yakni :

1. Alat yang dibungkus


Dalam kondisis penyimpanan yang optimal dan penanganan yang minimal,
dinyatakan steril sepanjang bungkus tetap kering dan utuh. Untuk penyimpanan yang
optimal,simpan bungkusan seteril dalam lemari tertutup dibagian yang tidak terlalu sering
dijamah, suhu udara dan seajuk atau kelembapan rendah. Jika alat-alat tersebut tidak dipakai
dalam waktu yang lama, alat tersebut harus disterilkan kembali sebelum pemakaian. Alat
yang tidak dibungkus harus segera diguanakan setelah dikeluarkan . jangan menyimpan alat
dengan merendam dalam larutan .
2. Pengelolaan benda tajam
Benda tajam sangat beresiko untuk menyebabkan perlukaan sehingga meningkatkan
terjadinya penularan penyakit melalui kontak darah, untuk menghindari perlukaan atau
kecelaan kerja maka semua benda tajam harus digunakan sekali pakai, dengan demikian
jarum suntik bekas tidak boleh digunakan lagi. Tidak dianjurkan untuk melakukan daur
ulang atas pertimbangan penghematan karena 17% kecelakaan kerja disebabkan oleh luka
tusukan sebelum atau selama pemakaian. salah satu contoh cara yang dianjurkan untuk
mencegah perlukaan akibat penggunaan jarum suntik yaitu jarum suntik tersebut langsung
dibuang ketempat sementaranya tanpa menyentuh atau memanipulasi bagian tajamnya sperti
dibengkokkan. Dipatahkan ata ditutup kembali. Jika jarum terpaksa ditutup kembali,
gunakanlah cara penutupan dengan satu tangan untuk mencegah jari tertusuk jarum.

Anda mungkin juga menyukai