Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

STERILISASI DAN DESINFEKSI

DOSEN PENGAMPU :

DISUSUN OLEH :

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
SEMARANG
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan kebidanan baik pada pasien yang

beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi.Pengetahuan mengenai bagaiman terjadinya infeksi

sangat penting dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan

cara mempelajari ilmu bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi yang terkandung

pada ilmu mikrobiologi. Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan

mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik diperlukan pula

pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa dijadikan lokasi atau tempat untuk

melakukan asuhan kebidanan . Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan

sumbangan yang besaar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat

berkat penemuan beberapa ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk mencegah atau

mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat menggunakan konsep steril ataupun bersih,

untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan lebih spesifik lagi untuk mengendalikan

dan mencegah terjadinya infeksi. Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah

tulisan yang membahas tentang bagaimana penerapan sterilisasi dan desinfeksi dalam

makalah ini.Juga bagaimana aplikasinya dalam keseharian dunia keperawatan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi

2. Apa tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi

3. Bagaimana macam-macam sterilisasi


4. Bagaimana macam-macam desinfeksi

5. Apa perbedaan antara Sterilisasi dan Desinfeksi 1

6. Bagaimana aplikasi sterilisasi dan desinfeksi dalam keseharian dunia kesehatan dan

keperawatan

C.Tujuan

Dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka kami menyimpulkan beberapa tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Bagaimana konsep steril dan desinfeksi digunakan.

2. Mempelajari pengertian, tujuan maupun macam-macam tekhnik sterilisasi dan desinfeksi.

3. Mengetahui sejauh mana pengetahuan mahasiswa tentang sterilisasi dan desinfeksi.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi

1. Pengertian Sterilisasi

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media,

dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang

patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk

membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative

maupun bentuk spora.

Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah

pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan

aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan

terhadap pencemaran oleh miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun

sterilisasi ini juga penting. Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui

proses fisik maupun kimiawi. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk

membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada

alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas

tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi

panas kering, steralisasi gas (Formalin H2 O2), dan radiasi ionnisasi. Hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:

a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih

berfungsi.

b. Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label yang

jelas dengan menyebutkan jenis pera;latan, jumlah, dan tanggal

pelaksanaan sterilisasi.
c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.

d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu

mensteril selesai.

e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril

f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila

terbuka harus dilakukan steralisasi ulang.

2. Desinfeksi

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan

bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi

infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.Disinfektan yang tidak

berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan

antiseptik.

Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan

mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda

mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya

tergantung dari toksisitasnya. Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk

membersihkan alat-alat tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak

karena dapat menghambat proses disinfeksi. Disinfektan dapat membunuh

mikroorganisme patogen pada benda mati.

Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa

kelompok mikroorganisme, disinfektan "tingkat tinggi" dapat membunuh virus

seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio,

hepatitis B atau M. tuberculosis. Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai

salah satu dari tiga desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau sodium
hipokrit.Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga

desinfektan diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas "tingkat

menengah" bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.

Kriteria desinfeksi yang ideal:

a. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu

kamar

b. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan

kelembaban

c. Tidak toksik pada hewan dan manusia

d. Tidak bersifat korosif 6. Tidak berwarna dan meninggalkan noda

e. Tidak berbau/ baunya disenangi

f. Bersifat biodegradable/ mudah diurai

g. Larutan stabil

h. Mudah digunakan dan ekonomis.

3. Tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi

Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah

a. Mencegah terjadinya infeksi

b. Mencegah makanan menjadi rusak

c. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri

d. Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam

melakukan biakan murni.

4. Macam-Macam Sterilisasi

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara

mekanik, fisik dan kimiawi:


a. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)

Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron

atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut.

Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya

larutan enzim dan antibiotik

b. Sterilisasi secara fisik

Dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran

1) Pemanasan Pemijaran (dengan api langsung)

Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum

inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun terbatas

penggunaanya.

2) Panas kering

Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas

kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya

erlenmeyer, tabung reaksi dll.Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam.

Kesterilaln tergnatung dengan waktu dan suhu yang digunakan,

apabila waktu dan suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka

sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara sempurna.

3) Uap air panas

Konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air

lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi

dehidrasi Teknik disinfeksi termurah Waktu 15 menit setelah air

mendidih Beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik ini:

Clostridium perfingens dan Cl. Botulinum


4) Uap air panas bertekanan

Menggunalkan autoklaf menggunakan suhu 121 C dan tekanan

15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi.

Untuk mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik digunakan

Bacillus stearothermophilus Bila media yang telah

distrerilkan.diinkubasi selama 7 hari berturut-turut apabila selama

7 hari: Media keruh maka otoklaf rusak Media jernih maka

otoklaf baik, kesterilalnnya, Keterkaitan antara suhu dan tekanan

dalam autoklaf

5) Penyinaran dengan sinar UV

Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,

misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada

permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV

Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa

desinfektan antara lain alkohol.

6) Sterilisasi dengan Cara Kimia

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia

a) Rongga (space)

b) Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)

c) Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat

d) Pengenceran harus sesuai dengan anjuran

e) Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman

biasanya bersifat sangat mudah menguap

f) Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah

berkontak dengan disinfekstan


c. Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi

1) Alkohol · Paling efektif untuk sterilisasi dan desinfeksi membran

sel rusak · Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi & enzim

tdk aktif

2) Halogen · Mengoksidasi protein kuman

3) Yodium · Konsentrasi yg tepat tidak mengganggu kulit · Efektif

terhadap berbagai protozoa

4) Klorin · Memiliki warna khas dan bau tajam · Desinfeksi

ruangan, permukaan serta alat non bedah

5) Fenol (as. Karbol) · Mempresipitasikan protein secara aktif,

merusak membran sel menurunkan tegangan permukaan ·

Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu

desinfektan

6) Peroksida (H2O2) · Efektif dan nontoksid · Molekulnya tidak

stabil · Menginaktif enzim mikroba

7) Gas Etilen Oksida · Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik

Macam-macam Desinfeksi 8

B. Desinfeksi

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan

bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi

dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.Disinfektan yang tidak berbahaya

bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik.

Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme

pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati.


Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya

tergantung dari toksisitasnya. Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk

membersihkan alat-alat tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak

karena dapat menghambat proses disinfeksi.

Macam-macam desinfektan yang digunakan :

1. Alkoho Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi

kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran

gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan

pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap

tanpa meninggalkan efek sisa.

2. Aldehida Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada

kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid

merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk

mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril

kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena

glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa,

operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy

duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M.

tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora

baru alan mati setelah 10 jam.

3. Biguanid Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara

luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya

0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2%

klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak

(Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi


geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-).

Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada

hidroksiapatit dan salivary mucus.

4. Senyawa halogen. Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan

melepaskan ion halide.Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan

karat pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros,

Domestos, dan Betadine).

5. Fenol Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk

membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat

organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah.Namun karena

sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah

sakit dan laboratorium.

6. Klorsilenol Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak

digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan

penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol). Desinfeksi

permukaan Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda

mati.

Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa

kelompok mikroorganisme, disinfektan “tingkat tinggi” dapat membunuh virus

seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio,

hepatitis B atau M. tuberculosis.

Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan

seperti iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :


1. Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik.Zat ini harus dilarutkan baru

setiap hari dengan akuades.Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap efektif

namun kurang efektif bagi kain atau bahan plastik.

2. Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan

dengan perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu 60

hari. Keuntungannya adalah “efek tinggal” dan kurang menyebabkan

perubahan warna pada instrumen atau permukaan keras.

3. Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan

perbandingan 1 : 10 hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat efektif. Harus

hati-hati untuk beberapa jenis logam karena bersifat korosif, terutama untuk

aluminium.Kekurangannya yaitu menyebabkan pemutihan pada pakaian dan

menyebabkan baru ruangan seperti kolam renang. Untuk mendesinfeksi

permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan diatas.Tiap

desinfektan tersebut memiliki efektifitas “tingkat menengah” bila permukaan

tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.

C. Perbedaan Sterilisasi dan Desinfeksi

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan, media,

dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang

patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk

membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative

maupun bentuk spora.

Sedangkan desinfeksi adalah, membunuh mikroorganisme penyebab penyakit

dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi

infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Dari kedua pengertian di

atas bisa kita simpulkan, jika sterilisasi dan desinfeksi memiliki perbedaan yang khas,
walaupun tetap memiliki tujuan yang sama. Namun sterilisasi memiliki guna yang

lebih besar, dan desinfeksi secara khusus membunuh kuman penyebab penyakit.

Aplikasi Sterilisasi Dan Desinfeksi Dalam Keseharian Dunia Kesehatan Dan

Keperawatan Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua

bentuk kehidupan mikrobayang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik maupun

kimiawi. Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman

pathogen atau apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau

kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahan

kimia.

Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, sterilisasi

gas (formalin, H2O2). Teknik steril biasanya di gunakan dalam ruangan operasi dan

ruang bersalin, selain menggunakan teknik steril pada tempaat tidur pasien untuk

prosedur invasive sepeti:

1. Mengisap jalan napas pasien

2. Memasukkan kateter urinarius

3. Mengganti balutan luk

Daerah steril biasanya dibatasi engan duk steril atau lapisan tebal

kertas berlilin atau kemasan terbuka tempat bahan-bahan steri dikemas.

Selain itu selalu gunakan alat pelindungan diri secara lengkap ketika

melakukan prosedur invasive, ataupun bedah. Seperti:

1. Gown/barakschort

2. Masker

3. Sarung Tangan

4. Kaca mata pelindung/goggles


Pengolaan Sampah Medis Dan Air Limbah Perlu diatur sedemikian

rupa agar alat atau ruang tetap bersih atau steril,tidak berdekatan dengan

limbah atau sampah medis. Membakar sampah medis sampai menjadi

arang. Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat-Alat Medis

a. Desinfekatan :

1) Aseptik/Asepsis

Suatu istilah umum yg digunakan untuk menggambarkan

upaya kombinasi untuk mencegah masuknya

mikroorganisem ke dalam area tubuh manapun yg sering

menyebabkan infeksi. Tujuannya untuk mengurangi

jumlah mikroorganisme baik pada permukaan hidup

maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan

aman digunakan.

2) Antisepsis Proses menurunkan jumlah mikroorganisme

pada kulit, selaput lendir atau bagian tubuh lainnya

dengan menggunakan bahan antimikrobial (antiseptik)

3) Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT). Proses yg

menghilangkan semua mikroorganisme kecuali beberapa

endospora bakteri pada benda mati dengan merebus,

mengukus atau penggunaan desinfektan kimia

b. Sterilisasi :

Upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk

kehidupan mikroba yg dilakukan di RS melalui proses fisik

maupun kimiawi. Proses yang menghilangkan semua

mikroorganisem (bakteri, virus, fungi dan parasit) termasuk


endospora bakteri pada benda mati dengan uap air panas tekanan

tinggi (otoclaf), panas kering (oven), sterilan kimia atau radiasi.

1) Pemprosesan Alat

2) Dekontaminasi Proses yg membuat benda mati lebih

aman ditangani staff sebelum dibersihkan. Tujuan dari

tindakan ini dilakukan agar benda mati dapat ditangani

oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas

pembersih medis sebelum pencucian berlangsung.

3) Pencucian/ bilas Proses yg secara fisik membuang semua

debu yg tampak, kotoran, darah, atau cairan tubuh lainnya

dari benda mati ataupun membuang sejumlah

mikroorganisme untuk mengurangi resiko bagi mereka yg

menangani objek tersebut. Prosesnya terdiri dari mencuci

sepenuhnya dengan sabun atau detergen dan air,

membilas dengan air bersih dan mengeringkannya.

4) Sterilisasi/DTT. Desinfeksi Tingkat Tinggi merupakan

suatu proses perebusan air dimana suhu air mencapai

1000C setelah itu alat-alat kesehatan dimasukan

kedalamnya dan direbus selama 20 menit. Setelah itu di

dingin kan dan dikeringkan dengen kain yang steril.

Setelah kering dimasukan kedalam bak instrument dengan

menggunakan korentang dan simpan ditempat yang steril.


D. Langkah Disinfeksi dan Sterilisasi

1. Dekontaminasi

a. Memakai sarung tangan (Lihat SOP Memakai dan Melepas Handscoen).

b. Menyiapkan bak perendaman yang diisi dengan larutan klorin 0,5 % dengan

cara : Mencampur 1 sendok makan kaporit dengan 1 liter air.

c. Mengaduk larutan sampai terlarut.

d. Memasukkan alat – alat kesehatan yang sudah terpakai dan bisa digunakan

lagi kedalam bak perendaman dengan cara : Memasukan satu persatu alat

kesehatan kedalam bak perendaman klorin 0,5% dengan korentang. Biarkan

selama kurang lebih 10 menit.

2. Pencucian dan pembilasan

a. Membuka kran air dengan cara memutar searah jarum jam (model kran bukan

putaran) dengan tangan kanan.

b. Mengambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi (hati-hati bila

memegang peralatan yang tajam, seperti gunting dan jarum jahit). Agar tidak

merusak benda – benda yang terbuat dari plastik atau karet, jangan dicuci

secara bersamaan dengan peralatan dari logam atau kaca.

c. Bila memungkinkan gunakan bak perendaman yang berbeda caranya dengan

mengambil satu persatu alkes atau peralatan laboratorium yang sudah

didekontaminasi dengan korentang.

d. Mencuci dengan hati-hati semua benda tajam atau yang terbuat dari kaca

dengan cara :

1) Menggunakan sikat dengan air dan sabun untukmenghilangkan sisa darah

dan kotoran dengan cara : menyikat dengan perlahan, searah dan berulang-
ulang di bawah air mengalir sampai sisa darah dan kotoran bersih di semua

permukaan.

2) Membuka engsel, gunting dan klem dengan cara memutar skrup secara

perlahan ke kiri sampai terlepas. Menyikat dengan seksama terutama pada

bagian sambungan dan sudut peralatan dengan cara : menyikat dengan

perlahan, searah dan berulang-ulang di bawah air mengalir sampai tidak

tampak noda darah atau kotoran.

3) Memastikan sudah tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal pada

peralatan dengan cara melihat dengan membolak balik di bawah

penerangan yang cukup terang.

4) Mengulangi prosedur di atas setiap benda sedikitnya tiga kali ( atau lebih

bila perlu ) dengan air dan sabun atau detergen.

5) Membilas benda- benda tersebut dengan air bersih dengan cara

6) Mengambil satu persatu alkes dan peralatan laboratorium.

7) Membilas satu persatu di bawah air mengalir.

8) Mengulangi prosedur tersebut untuk benda- benda lain. Jika peralatan akan

didesinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi ( misalkan dalam larutan klorin

0,5% ), tempatkan peralatan dalam wadah yang bersih dan biarkan kering

sebelum mulai proses (DTT), dengan cara :

a) Menyiapkan baki yang bersih dan kering.

b) Ambil alat satu-persatu sesuai dengan jenisnya ( mis :

tabung reaksi dengan tabung reaksi, beaker glass dengan

beaker glass).

c) Peralatan yang akan di desinfeksi tingkat tinggi dengan cara

dikukus / rebus, atau di sterilisasi di dalam autoclave / oven


panas kering, tidak perlu dikeringkan dulu sebelum proses

sterilisasi dimulai.

d) Selagi masih menggunakan sarung tangan, cuci sarung

tangan dengan air dan sabun, kemudian bilas dengan

seksama menggunakan air bersih dengan cara :

1) Meletakan tangan yang masih bersarung tangan di

bawah air mengalir.

2) Mengambil sabun. Menggosokkan kedua tangan

dengan sabun sampai bersih.

3) Melepas sarung tangan (lihat SOP memasang dan

melepas handscoen).

4) Menggantung sarung tangan dan biarkan kering

5) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

(lihat SOP mencuci tangan).

3. STERILISASI PANAS KERING ( OVEN )

a. Membuka pintu oven dan meletakkan alat-alat yang akan disterilisasi dengan

rapi. Bila memungkinkan letakkan dalam nampan sesuai dengan klasifikasi

penggunaannya ( misal : heacting set, partus set, THT set dan lain-lain )

dengan cara : Menyusun alat yang akan disterilkan dalam bak instrument

tertutup dengan posisi yang sama (searah).

b. Memasukkan bak instrumen yang telah disusun ke dalam oven.

c. Menutup pintu oven dengan cara : Memastikan semua peralatan sudah masuk

dengan benar. Menutup pintu oven dengan rapat.

d. Tunggu sampai suhu mencapai 1700 C dan biarkan selama 60 menit.


e. Setelah selesai, tunggu sampai suhu turun, buka pintu oven, keluarkan alat-alat

yang sudah steril dengan menggunakan korentang steril dengan cara :

Menunggu sekitar 15 menit setelah lampu indikator mati, membuka pintu

oven pelan-pelan, mengeluarkan alat yang telah disterilkan dengan korentang.

f. Untuk mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkus atau

tutupnya.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. jan Tambayong; Mikrobiologi untuk keperawatan Mikrobiologi kedokteran, Bina Rupa

Aksara, Jakarta,

FKUI 1994 Jawetz, J. Melnick, EA, Adeberg (1986), Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan,

EGC, Jakarta.

Azis, alimul H.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika Ester,

Monica.2005.Pedoman Perawatan Pasien.Jakarta:EGC

http://irwanto-fk04usk.blogspot.com/2009/08/sterilisasi-dan-desinfeksi.htm diunduh

pada tanggal 06 mei 2011 18:29 27

Anda mungkin juga menyukai