Anda di halaman 1dari 12

MEKANISME KERJA OBAT

INTRAMUSCULAR, INTRAVENA, INTRACUTAN, DAN SUBCUTAN

Disusun untuk melengkapi nilai tugas kelompok mata kuliah Farmakologi


Dosen pengampu : Bu Trimar Handayani, S. Kep, Ns., M.Biomed

Disusun oleh :
1. Khilatul Auliya (21)
2. Ade Fitra Mutiara Caesar (22)
3. Lina Vionita (23)
4. Jesicha Mayang Agesti (24)
5. Lifia Rosmerita (25)
6. Ardiana Diah Rahayu (26)
7. Alam Yasya Ilmanullah (27)
8. Novika Ida Susanti (28)
9. Nita Tri Arlitasari (29)
10.Intan Cahya Ningtyas (30)
Kelompok 3 Kelas 1B

PRODI DIII KEPERAWATAN TEGAL


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
Jalan Dewi Sartika No. 01, Kel. Debong Kulon, Kec. Tegal Selatan, Kota Tegal
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Mekanisme Kerja Obat Intramuscular, Intravena, Intracutan, dan Subcutan”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang dengan


kegigihan dan keikhlasannya membimbing kami sehingga kami bisa mengetahui
sedikit demi sedikit apa yang sebelumnya kami tidak ketahui.

Makalah ini kami buat dengan sesederhana mungkin dan jika ada kesalahan
dalam penulisan makalah in, kami berharap dan memohon saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan pembuatan makalah
selanjutnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tegal, Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Mekanisme Kerja Obat Intramuscular......................................................... 3

2.2 Mekanisme Kerja Obat Intravena................................................................ 3

2.3 Mekanisme Kerja Obat Intracutan............................................................... 4

2.4 Mekanisme Kerja Obat Subcutan................................................................ 5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................. 6

3.2 Kritik dan Saran.......................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemberian obat kepada klien ada beberapa cara, yaitu melalui rute oral,
parenteral, rektal, vagina, kulit, mata, telinga dan hidung. Pemberian obat secara
parenteral adalah pemberian obat selain melalui saluran pencernaan. Pemberian
obat parenteral ada empat cara yaitu, intracutan (IC), subcutan (SC atau SQ),
intramuscular (IM), dan intravena (IV).

Pemberian obat secara parenteral lebih cepat diserap dibandingkan dengan


obat oral, tetapi tidak dapat diambil kembali setelah diinjeksikan.Oleh karena
ituperawat harus menyiapkan dan memberikan obat tersebut secara hati – hati dan
akurat. Pemberian obat parenteral memerlukan pengetahuan keperawatan yang
sama dengan obat – obat dan topikal (lokal pada kulit). Namun, karena injeksi
merupakan prosedur invasif, teknik aseptik harus digunakan untuk meminimalkan
resiko injeksi. Oleh karena itu, penulisan makalah in ditujukan agar meningkatkan
pengetahuan mengenai mekanisme kerja obat melalui intramuscular, intavena,
intracutan, dan subcutan dengan benar sehingga mengurangi risiko terjadinya
infeksi saat melakukan tindakan yang berhubungan dengan darah dan cairan
pasien.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut kami merumuskan masalah sebagai berikut:

1) Bagaimana mekanisme kerja obat secara intramuscular?


2) Bagaimana mekanisme kerja obata secara intravena?
3) Bagaimana mekanisme kerja obat secara intracutan?
4) Bagaimana mekanisme kerja obat secara subcutan?

1
1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penulisan makalah sebagai berikut

1) Untuk meningkatkan pengetahuan mengenai mekanisme kerja obat secara


intramuscular
2) Untuk menambah wawasan mengenai meknisme kerja obat secara intravena
3) Untuk memperluas ilmu mengenai mekanisme kerja obat secara intracutan
4) Untuk memperdalam pengetahuan mengenai mekanisme kerja obat secara
subcutan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Mekanisme Kerja Obat melalui Intramuscular

Obat-obat yang diberikan secara intramuscular dapat berupa larutan dalam air
atau preparat depo khusus sering berpasupensi obat dalam vehikulum non aqua
seperti etilinglikol. Absorpsi obat dalam larutan cepat sedangkan absorpsi preparat
depo berlangsung lambat. Setelah vehikulum berdifusi keluar dari otot, obat tersebut
mengendap pada tempat suntikan. Kemudian obat melarut perlahan-lahan
memberikan suatu dosis sedikit demi sedikit untuk waktu yang lebih lama efek
teraupetik yang panjang. Melalui injeksi intramuscular, obat yang diberikan mencapai
pembuluh darah paling cepat setelah intravena. Absorpsi obat melalui intramuscular
tergantung dari kuantitas dan komposisi dari jaringan ikat sekitar, jumlah pembuluh
darah kapiler, dan laju perfusi vaskuler diarea injeksi masing-masaing. Hal tersebut
bisa dipengaruhi oleh zat-zat tambahan yang ikut terbawa saat penyempitan yang
bersifat vasokontriksi ataupun vasodilatasi serta yang mempengaruhi difusi jaringan.
Resiko yang mungkin terjadi saat penyuntikan adalah nyeri, perih, nekrosis jaringan
setempat, kontaminsi mikroba, dan gangguan saraf. Obat-obat yang dapat diberikan
secara intravena biasanya juga dapat diberikan secara intramuscular. Tempat
penyuntikan intramuscular adalah otot vastuss latelaris, otot gluteus (gluteus
maksimus dan ventrogluteal), dan otot deltoid lengan.

2.2 Mekanisme Kerja Obat melalui Intravena

Mekanisme kerja obat melalui intravena absorpsinya menghilangkan semua


masalah penyerapan karena zat aktif langsung masuk ke dalam peredaran darah.
Pemberian intravena (IV) tidak menglami absorpsi tetapi langsung masuk ke dalam
sirkulasi sistemik, sehingga kadar obat dalam darah diperoleh secara cepat, tepat, dan
dapat disesuaikan langsung dengan respon penderita. Suntikan intravena adalah cara

3
pemberian obat parenteral yang sering dilakukan. Untuk obat yang tidak di absorpsi
secara oral, sering tidak ada pilihan. Dengan pemberian intravena, obat menghindari
saluran cerna dan oleh karena itu menghindari metabolisme first pass oleh hati. Rute
ini memberikan suatu efek yang cepat dan control yang baik sekali atas kadar obat
dalam sirkulasi. Namun berbeda dari obat yang terdapat saluran cerna, obat-obat yang
disuntikan tidak dapat diambil kembali seperti emesis atau pengikatan dengan
activatited charcol. Suntikan intravena beberapa obat dapat memasukan bakteri
melalui kontaminasi, menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan karena pemberian
terlalu cepat obat konsentrasi tinggi kedalam plasma dan jaringan-jaringan. Oleh
karena itu, kecepatan infus harus dikontrol dengan hati-hati. Perhatian yang sama
juga harus berlaku untuk obat-obat yang disuntikan secara intraarteri. Melalui injeksi
intravena, bioavailbilitas dari suatu obat sangat cepat dan paripurna, sehingga
merespon farmakologi sangat mudah untuk dilihat, karena seluruh obat yang
disuntikan berada dalam pembuluh darah tanpa melalui proses eliminasi presistemik.
Kecepatan pemberian injeksi harus lambat, untuk menghindari konsentrasi obat yang
terlalu tinggi pada bagian pembuluh darah setempat, dengan tetap memperhatikan
respon penerima. Resiko yang mungkin timbul adalah transmisi infeksi, reaksi toksik,
emboli, dan sebagainya. Tempat yang biasa di gunakan untuk melakukan injeksi
adalah vena mediana cubiti, vena cephalica, dan vena saphenous, serta vena jugularis.

2.3 Mekanisme Kerja Obat melalui Intracutan

Injeksi intracutan merupakan injeksi ke dalam jaringan kulit. Absorpsi obat


lambat, dan baik untuk melihat respon alergi setempat, mendapatkan kekebalan
(vaksin BCG) dan anastesi local. Injeksi intracutan dimasukan langsung elapisan
epidermis tepat dibawah sertatumkorneum. Umumnya berupa larutan atau suspensi
dalam air volume yang disuntikan sedikitnya (0,1-0,2ml) sigunakan untuk tujuan
diagnosa. Lalpisan pembulu darah dalam kulit mempunya derajat penyerapan lambat
dan dibatasi dengan efek sistemik yang dapat dibandingkan. Karena absorpsinya
terbatas, maka penggunaannya bias untuk aksi local dalam kulit untuk obat yang
sensitive atau untuk menentukan sensitifitas terhadap organisme.

4
2.4 Mekanisme Kerja Obat melalui Subcutan

Injeksi subcutan merupakan penyuntikan obat pada jaringan ikat jarang antara
kulit dan otot. Absorpsi injeksi subcutan lebih lama dibandingkan injeksi
intramuskuler karena mempunyai banyak pembuluh darah. Jaringan subkutan banyak
mengandung banyak reseptor, jadi obat hanya dalam dosis kecil yang larut dalam air,
yang tidak mengiritasi yang dapat diberikan melalui cara ini. Contoh obat yang sering
diberikan melalui subcutan adalah heparin dan insulin.

Suntikan subcutan mengurangi resiko yang berhubungan dengan suntikan


intravascular. Contohnya pada sejumlah kecil epinefrin kadang-kadang
dikombinasikan dengan suatu obat untuk membatasi area kerjanya. Epineprin bekerja
sebagai vasocontriktor local dan mengurangi pembuangan obat seperti lidokain, dari
tempat pemberian. Contoh-contoh lain pemberian obat subcutan meliputi bahan-
bahan padat seperti capsul silastik yang berisikan kontrasepsi levonergestrel yang di
implantasi untuk jangka yang sangat panjang.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Mekanisme kerja obat melalui rute intramuscular, intravena, intracutan, dan


subcutan.

Mekanisme kerja obat melalui intramuscular absorpsinya obat dalam larutan


cepat sedangkan absorpsi preparat depo berlangsung lambat. Absorpsi obat melalui
intramuscular tergantung dari kuantitas dan komposisi dari jaringan ikat sekitar,
jumlah pembuluh darah kapiler, dan laju perfusi vaskuler diarea injeksi masing-
masing.

Mekanisme kerja obat melalui intravena absorpsinya menghilangkan semua


masalah penyerapan karena zat aktif langsung masuk ke dalam peredaran darah.
Pemberian intravena (IV) tidak menglami absorpsi tetapi langsung masuk ke dalam
sirkulasi sistemik, sehingga kadar obat dalam darah diperoleh secara cepat, tepat, dan
dapat disesuaikan langsung dengan respon penderita.

Mekanisme kerja obat melalui intracutan absorpsinya obat lambat, dan baik
untuk melihat respon alergi setempat, mendapatkan kekebalan (vaksin BCG) dan
anastesi local. Karena absorpsinya terbatas, maka penggunaannya bias untuk aksi
local dalam kulit untuk obat yang sensitive atau untuk menentukan sensitifitas
terhadap organisme.

Mekanisme kerja obat melalui subcutan absorpsinya injeksi subcutan lebih


lama dibandingkan injeksi intramuskuler karena mempunyai banyak pembuluh darah.

6
3.2 SARAN

Dalam pemakaian obat, hendaknya kita perhatikan kontra indikasi dari obat
tersebut, untuk mencegah efek samping dari obat yang berlebihan. Dan adapun
penanganan dari efek samping tersebut disesuaikan dengan efek samping yang
ditimbulkan oleh obat yang telah dikonsumsi atau telah masuk ke dalam tubuh.

Perawat disarankan untuk memiliki kompetensi mekanisme kerja obat benar,


baik melalui rute intravena, intramuscular, intrasubkutan, maupun subcutan. sehingga
meminimalkan risiko terjadinya infeksi dan risiko munculnya gejala dari berbagai
macam penyakit lainnya sebagai akibat efek samping obat yang tidak diinginkan.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://muthiaura.wordpress.com/2013/04/23/rute-pemberian-obat/

http://dhitaalfan.blogspot.com/2017/04/injeksi-intracutan_10.html?m=1

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/apa-itu-injeksi-intravena-adalah/

https://www.academia.edu/5897982/FARMAKOLOGI

https://www.academia.edu/12464586/Perjalanan_Obat_Dalam_Tubuh
iii

Anda mungkin juga menyukai