Anda di halaman 1dari 16

PENGELOLAAN OBAT / SENTRALISASI OBAT

DISUSUN OLEH :

1. ALVI RAHMA TUSSILMI (A01702301)


2. ANANG WIJAYA (A01702303)
3. ANITA RAMADANI (A01702307)
4. AYU TRI WIDYANINGRUM (A01702310)
5. DEVI SEKAR JALAMUKTI (A01702314)
6. ENY SULISTYOWATI (A01702321)
7. ERLIN DESI RAHAYU (A01702323)
8. FADILAH PURNAYA SUCI (A01702324)
9. FATIMAH EKA SARI (A01702327)
10. FERDITYA RESTU PRANANCA (A01702328)
11. GINDA DWI WULANDARI (A01702331)
12. IDA OKTAVIANI (A01702334)

PRODI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji sukur kami panjatkan kehairat ALLAH SWT, atas rahmat dan
hidayah-NYA sehingga proses penyusunan makalah Manajemen Keperawatan
“Pengelolaan Obat/ Sentralisasi Obat”dapat diselesaikan. Sebab sebesar apapun
semangat dan keinginan seorang hamba untuk melakukan suatu pekerjaan itu
tidak akan tercapai , namun tanpa pertolongan dan hidayah- NYA, mustahil
keinginan dan cita-citanya dapat terwujud. Karena pada hakekatnya segala daya
dan upaya hanya milik-NYA.

Makalah ini kami buat sebagai materi tambahan dalam penguasaan mata
kuliah Manajemen Keperawatan . Kami ucapkan banyak-banyak terima kasih
kepada dosen yang telah memberikan arahan kepada kami beserta teman-teman
yang selalu memberi support dan motivasi kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Kami sangat sadar bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu, kritik dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah kami selanjutnya.

Gombong, 12 September 2019

Kelompok

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... 1


DAFTAR ISI ............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 6
A. Faktor yang Mempengaruhi Kerja Obat ......................................................... 6
B. Pengelolaan Obat ............................................................................................ 7
C. Jalur Pemberian Obat ..................................................................................... 8
D. Syarat dan Komponen Pemberian Obat ......................................................... 9
E. Askep Pemberian Obat ................................................................................. 10
F. Penghitungan Dosis Obat ............................................................................. 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 15
A. Kesimpulan ................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat adalah substansi yang digunakan dalam diagnosis, pengobatan,


penyembuhan, perbaikan, maupun pencegahan terhadap gangguan kesehatan.
Obat merupakan terapi primer yang berhubungan dengan penyembuhan
penyakit.Tidak peduli dimanapun klien menerima pelayanan kesehatan,rumah
sakit,klinik,atau di rumah,perawat memegang peranan penting dalam
persiapan dan pemberian obat,mengajarkan cara menggunakan obat dan
mengevaluasi respons klien terhadap pengobatan.
Pada masa perawatan akut dan penyembuhan, perawat memegang
peranan penting dalam memberikan obat secara tepat waktu kepada klien,
serta memastikan klien atau keluarganya telah mengerti dan siap memberikan
obat jika klien dipulangkan ke rumah. Jika klien tidak dapat menggunakan
obat sendiri di rumah, keluarga atau petugas perawat di rumah memegang
tanggung jawab dalam pemberian obat.
Pemberian obat yang aman dan akurat merupakan salah satu tugas
terpenting perawat. Obat adalah alat utama terapi yang digunakan dokter
untuk mengobati klien yang memiliki masalah ksehatan. Walaupun obat
menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan
efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya
bila tidak tepat diberikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa faktor yang mempengaruhi kerja obat?


2. Apa pengelolaan pemberian obat-obatan?

4
3. Apa tipe jalur pemberian obat?
4. Bagaimana syarat dan komponen pengobatan?
5. Bagaimana askep dalam pemberian obat?
6. Bagaimana cara menghitung dosis obat?

C. Tujuan

1. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kerja obat.


2. Mengetahui pengelolaan pemberian obat-obatan.
3. Memahami tipe jalur pemberian obat.
4. Mengetahui syarat dan komponen pengobatan.
5. Bisa membuat askep dalam pemberian obat.
6. Bisa menghitung pemberian dosis obat pada pasien.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Faktor yang Mempengaruhi Kerja Obat

1. Perbedaan Genetik
Susunan genetik mempengaruhi biotransformasi obat. Pola metabolik
dalam keluarga sering kali sama. Fakktor genetik menentukan apakah
enzim yang terbentuk secara alami ada untuk membantu penguraian obat.
Akibatnya, anggota keluarga sensitif terhadap suatu obat.
2. Variabel Fisiologis
Usia berdampak langsung pada kerja obat. Bayi tidak memiliki banyak
enzim yang diperlukan untuk metabolisme oabt normal. Jumlah perubahan
fisiologis yang menyertai penuaan mempengaruhi respon terhadap terapi
obat. Sistem tubuh mengalami perubahan fungsi dan struktur yang
mengubah pengaruh obat.
3. Kondisi Lingkungan
Pajanan pada panas dan dingin dapat memengaruhi respon terhadap
obat. Klien hipertensi diberi vasodilator untuk mengontrol tekanan
darahnya. Pada cuaca panas, dosis vasodilator perlu dikurangi karena suhu
yang tinggi meningkatkan efek obat.cuaca dingin cenderung
meningkatkan vasokontriksi, sehingga dosis vasodilator ditambah. Reaksi
suatu obat bervariasi, bergantung pada lingkungan obat itu digunakan.
4. Faktor Psikologis
Sejumlah fator psikologis mempengaruhi penggunaan obat dan respon
terhadap obat. Sikap seseorang berakar dari pengalaman sebelumnya atau
pengaruh keluarga.
5. Diet

6
Interaksi obat dan nutrien dapat mengubah kerja obat atau nutrien .
contoh, vit. K (terkandung dalam sayur hijau berdaun) mengurangi
efeknya pada mekanisme pembekuan darah. Minyak mineral mengurangi
absorpi vitamin larutan lemak.

B. Pengelolaan Obat

Pengelolaan merupakan suatu proses yang dimaksudkan untuk


mencapai suatu tujuan tertentu yang dilakukan secara efektif dan efisien.
Tujuan utama pengelolaan obat adalah tersedianya obat dengan mutu yang
baik, tersedia dalam jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan pelayanan
kefarmasian bagi masyarakat yang membutuhkan.
Secara khusus pengelolaan obat harus dapat menjamin :
a. Tersedianya rencana kebutuhan obat dengan jenis dan jumlah yang sesuai
dengan kebutuhan pelayanan kefarmasian di Apotek
b. Terlaksananya pengadaan obat yang efektif dan efisien
c. Terjaminnya penyimpanan obat dengan mutu yang baik
d. Terjaminnya pendistribusian / pelayanan obat yang efektif
e. Terpenuhinya kebutuhan obat untuk mendukung pelayanan kefarmasian
sesuai jenis, jumlah dan waktu yang dibutuhkan
f. Tersedianya sumber daya manusia dengan jumlah dan kualifikasi yang
tepat
g. Digunakannya obat secara rasional
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Pengelolaan Obat mempunyai
empat kegiatan yaitu :
a. Perumusan kebutuhan (selection)
b. Pengadaan (procurement)
c. Distribusi (distribution)
d. Penggunaan / Pelayanan Obat (Use)

7
Keempat kegiatan pengelolaan obat tersebut didukung oleh sistem
manajemen penunjang pengelolaan yang terdiri dari :
a. Pengelolaan Organisasi
b. Pengelolaan Keuangan untuk menjamin pembiayaan dan kesinambungan
c. Pengelolaan informasi
d. Pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia

C. Jalur Pemberian Obat

Jalur pemberian obat tergantung pada bentuk obat dan efek yang
diharapkan,serta kondisi fisik dan mental klien.
1. Jalur Oral
Obat diberikan melalui mulut dan ditelan dengan bantuan cairan.Obat
oral memiliki onset kerja yang lebih lambat dan efek yang lebih lama
daripada pemberian parenteral.
2. Jalur Parenteral
Pemberian parenteral adalah menyuntikkan obat ke dalam
tubuh.Berikut ini merupakan tempat utama pemberian parenteral :
a. Intradermal : penyuntikkan ke kulit tepat di bawah epidermis
b. Subkutan : penyuntikkan ke jaringan tepat di bawah lapisan dermis
kulit
c. Intramuskular : penyuntikkan ke dalam otot
d. Intravena : penyuntikkan ke dalam pembuluh vena
3. Pemberian Obat Topikal
Obat yang dioleskan ke kulit dan membran mukosa biasanya memiliki
efek local.
4. Jalur Inhalasi
Perawat memberikan obat inhalasi melalui lubang hidung,mulut,selang
endotrakeal lewat mulut ,dan trakeostomi langsung memasuki trakea.

8
5. Jalur Intraokular
Perawat memasukkan lempeng ke mata klien seperti memasukkan
lensa kontak,dan obat tersebut dapat tinggal di mata klien sampai satu
minggu.

D. Syarat dan Komponen Pemberian Obat

Perawat harus menggunakan “ lima benar” dalam pemberian obat


diantaranya:
1. BENAR OBAT
Perawat melakukan ini 3x yaitu :
a. Sebelum memindahkan wadah obat dari laci/lemari.
b. Pada saat sejumlah obat yang diprogramkan dipindahkan dari
wadahnya.
c. Sebelum mengembalikan wadah obat ketempat penyimpanan
2. BENAR DOSIS
Ketika sebuah obat harus disediakan dari volume atau kekuatan obat
yang lebih besar atau lebih kecil dari yang dibutuhkan,memeriksa
perhitungan dosis yang dilakukan oleh perawat lain,dan menyiapkan obat
dengan menggunakan alat perhitungan standar.
3. BENAR KLIEN
Langkah penting adalah meyakinkan bahwa obat tersebut diberikan
kepada klien yang benar dengan cara memeriksa laporan pemberian obat
yang dicocokan dengan gelang identifikasi klien dan meminta klien
menyebutkan namanya. Perawat sebaiknya tidak menyebut suatu nama
dan berasumsi bahwa respons klien menunjukan bahwa klien adalah orang
yang benar.
4. BENAR RUTE PEMBERIAN

9
Ketika sebuah intruksi obat tidak menerangkan rute pemberian obat,
perawat mengkonsultasikannya kepada dokter.
5. BENAR WAKTU
Perawat harus mengetahui alasan sebuah obat diprogramkan untuk
waktu tertentu dalam 1 hari dan apakah jadwal tersebut dapat diubah.

E. Askep Pemberian Obat

1. Pengkajian
a. Riwayat medis
Riwayat medis memberi indikasi atau kontraindikasi terhadap
terapi obat. Penyakit atau gangguan membuat klien berisiko terkena
efek samping yang merugikan.
b. Data obat
Perawat mengkaji informasi tentang setiap obat, termasuk
kerja, tujuan, dosis normal, rute pemberian, efek samping, dan
implikasi keerawatan dalam pemberian dan pengawasan obat.
c. Sikap klien terhadap penggunaan obat
Untuk mengkaji sikap klien, perawat perlu mengobservasi
perilaku klien yang mendukung bukti ketergantungan obat.
2. Diagnosa keperawatan
Contoh diagnosa keperawatan NANDA untuk terapi obat.
a. Kurang pengetahuan tentang terapi obat yang berhubungan dengan :
1) Kurang informasi dan pengalaman
2) Keterbatasan kognitif
3) Tidak mengenal sumber informasi
b. Ketidakpatuhan tehadap terapi obat yang berhubungan dengan :
1) Sumber ekonomi yang terbatas
2) Keyakinan tentang kesehatan

10
3) Pengaruh budaya
c. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan :
1) Penurunan kekuatan
2) Nyeri dan ketidaknyamanan
d. Perubahan sensori atau persepsi yang berhubungan dengan :
1) Pandangan kabur
e. Ansietas yang berhubungan dengan :
1) Status kesehatan yang berubah atau terancam
2) Status sosial ekonomi yang berubah atau terancam
3) Pola interaksi yang berubah atau terancam
f. Gangguan menelan yang berhubungan dengan :
1) Kerusakan neuromuscular
2) Iritasi rongga mulut
3) Kesadaran yang terbatas
g. Penatalaksanaan program terapiutik tidak efektif yang berhubungan
dengan :
1) Terapi obat yang kompleks
2) Pengetahuan yang kurang
3. Perencanaan
Perawat bertanggung jawab memberikan obat, sasaran berikut harus
dicapai :
a. Tidak ada komplikasi yang timbul akibat rute pemberian obat yang
digunakan.
b. Efek terapiutik obat yang diprogramkan dicapai dengan aman
sementara kenyamanan klien tetap dipertahankan.
c. Klien dan keluarga memahami terapi obat.
d. Pemberian obat secara mandiri dilakukan dengan aman.

4. Implementasi

11
Ketika mentranskripsi resep, perawat harus yakin bahwa
nama,dosis,dan simbol obat dapat dibaca. Perawat terdaftar (registered
nurse) membandingkan semua program yang ditranskripsi dengan
program yang asli untuk memastikan keakuratan dan kelengkapannya.
Perawat yang memberi obat yang salah atau dosis yang tidak tepat
bertanggung jawab secara hukum.
5. Evaluasi
Berikut adalah contoh langkah evaluasi untuk menentukan bahwa ada
komplikasi yang terkait dengan rute pemberian obat :
a. Mengobservasi adanya memar, implamasi , nyeri setempat, atau
perdarahan di tempat injeksi.
b. Menanyaan klien tentang adanya rasa baal atau rasa kesemutan di
tempat injeksi.
c. Mengkaji adanya gangguan saluran cerna, termasuk mual, muntah, dan
diare pada klien.
d. Menginspeksi tempat IV untuk mengetahui adanya feblitis, termasuk
demam, pembengkakkan dan nyeri tekan setempat.
Contoh langkah evaluasi untuk menentukan apakah efek terapeutik
obat yang diprogramkan telah dicapai dengan aman :
a. Menanyakan klien apakah ia mengalami respon yang biasa timbul
akibat penggunaan obat (contoh, nyeri merada atau gejala berkurang)
b. Memantau respon klien terhadap obat (contoh, obat antiaritnia, irama
jantung yang teratur ; obat hipertensi, penurunan tekanan darah; obat
diuretik, peningkatan haluaran urin.

F. Penghitungan Dosis Obat

Rumus berikut dapat digunakan ketika perawat mempersiapkan obat


dalam benuk padat atau cair :

12
Dosis yang diprogramkan x Jumlah yang tersedia
Dosis yang tersedia = Jumlah yang akan diberikan
Contoh : dokter mengintruksikan kilen diberi versed 2,5 mg IM, berari
dosis yang di programkan adalah 2,5 mg. Obat tersedia dalam ampul yang
mengandung 5 mg / 1 ml, berarti dosis yang tersedia adalah 5 mg dalam
sediaan 1 ml. Rumus diaplikasikan sebagai berikut :
2,5 mg x 1 ml = volume yang diberikan dalam mili liter
5 mg
Untuk menyederhanakan pecahan, bagi pembilang dan penyebut dengan 2,5 :
½ x 1 ml = 0,5 ml untuk diberikan.

Obat cair sering kali tersedia dalam volume lebih dari 1 ml. Pada
situasi ini, rumus tetap dapat digunakan. Contoh, instruksi obat adalah
“suspensi eritromisin 250 mg PO”. Farmasi memberikan botol berukuran 100
ml dan pada label tertera, “ 5 ml mengandung 125 mg eritromisin”.
250 mg x 5 ml = volume yang akan diberikan
125 mg
Pecahan 250/125 setara dengan 2. Dengan demikian :
2 x 5 ml = 10 ml untuk diberikan.

Apabila perawat mengkalkulasi berdasarkan 100 ml yang tersedia,


kesalahan berikut akan terjadi :
250 mg x 100 ml = 200 ml yang akan diberikan
125 mg

Berdasarkan kalkulasi ini klien akan menerima dosis 20x lebih besar
dari yang diinginkan. Perawat harus selalu memeriksa kembali kalkulasi
tersebut atau mengeceknya bersama profesional lain, jika jawaban tampak
tidak masuk akal

13
DOSIS PEDIATRIK
Metode penghitungan obat pediatrik yang paling akurat didasarkan
pada area permukaan tubuh.
Dosis anak = area permukaan tubuh anak x dosis dewasa normal
1,7 m persegi
Contoh, seorang dokter memprogramkan ampicilin untuk seorang
anak dengan berat 12kg, tetapi dosis tunggal normal dewasa adalah 250mg.
Grafik numogram menunjukan bahwa seorang anak dengan bera 12 kg
memiliki permukaan tubuh seluas 0,54 m².

Dosis Anak = 0,54 x 250 mg


1,7
Satuan m² dihapus dan dapat diabaikan.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perawat merupakan tenaga perawatan kesehatan yang paling tepat


untuk memberikan obat dan meluangkan sebagian besar bersama klien.Hal ini
membuat perawat berada pada posisi yang ideal untuk memantau respon klien
terhadap pengobatan,memberikan pendidikan untuk klien dan keluarga
tentang pengobatan dan menginformasikan dokter kapan obat efektif, tidak
efektif, atau tidak lagi dibutuhkan. Peran perawat bukan sekedar memberikan
obat kepada klien.Perawat harus menentukan apakah seorang klien harus
menerima obat pada waktunya dan mengkaji kemampuan klien untuk
menggunakan obat secara mandiri.Perawat menggunakan proses keperawatan
untuk mengintegrasi terapi obat ke dalam perawatan.

B. Saran

1. Sebagai perawat harus teliti dalam memberikan obat kepada klien/pasien


2. Ikutilah tata cara pemberian obat secara benar berdasarkan ilmu
keperawatan yang kita dapatkan
3. Sebagai perawat,kita tidak boleh menutupi kesalahan dalam pemberian
obat
4. Sebagai perawat dalam pengelolaan obat harus dengan teliti dan tepat
5. Sebagai perawat,kita tidak boleh memaksakan pasien untuk meminum
obat,kita harus membela dan menghormati kepentingan pasien.

15
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. (1999). Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2


Bahasan Indonesia), Jakarta : EGC

Gillies, D.A. (1994). Nursing Management: a system approach (3th Edition).


Philadelpia: W.B. Saunder

Urrahman, Zhiyya. (2009). Manajemen Budgeting dan Logistik Keperawatan.

PSIK, 2003. Buku Panduan Managemen Keperawatan : Program Pendidikan Ners.


Surabaya.

Wiyana, Muncul. (2008). Membangun Pribadi Caring Perawat.

16

Anda mungkin juga menyukai