Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FAMAKOLOGI

“ CARA PEMBERIAN OBAT DENGAN MENERAPKAN PASIEN SAFETY


MELALUI BERBAGAI RUTE“

DOSEN PENGAMPU : apt NURUL QIYAM M.Farm.Klin

DI SUSUN OLEH :

 NAMA : NI WAYAN DEWI ADRIANI


 TINGKAT : 1B
 NIM : P07120120076

KEMANTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa ,karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan , sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
farmakologi yang berjudul “Cara Pemberian Obat Dengan Pasien Safety Melalui Berbagai
Rute”.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini,semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal
dari Tuhan Yang Maha Esa.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terdapat dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dri kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Mataram, 21 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................4


1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................................4
1.3 TUJUAN....................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PEMBERIAN OBAT RUTE ORAL.........................................................................5


2.2 PEMBERIAN OBAT RUTE INTRAKUTAN..........................................................5
2.3 PEMBERIAN OBAT RUTE SUBKUTAN..............................................................5
2.4 PEMBERIAN OBAT RUTE INTRAMUSKULAR.................................................6
2.5 PEMBERIAN OBAT RUTE INTRAVENA.............................................................6
2.6 PEMBERIAN OBAT RUTE TOPIKAL...................................................................7
2.7 PEMBERIAN OBAT RUTE PER-REKTAL............................................................8

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................9
3.2 SARAN......................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai
perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di
dalam tubuh. Beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi pengobatan diantaranya absorpsi obat,
distribusi obat dalam tubuh, metabolism obat, dan ekskresi. Obat memiliki dua efek yakni efek
terapeutik dan efek samping. Efek terapeutik obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang
diharapkan sesuai dengan kandungan obatnya seperti paliatif (berefek untuk mengurangi gejala),
kuratif (memiliki efek pengobatan), suportif (menaikkan fungsi atau respon tubuh), subtitutif
(sebagai pengganti), efek kemoterapi (berefek untuk mematikan atau menghambat), restorative
( berefek pada memulihkan fungsi tubuh yang sehat). Efek samping merupakan dampak yang
tidak diharapkan, tidak bisa diramal, dan bahkan kemungkinan dapat membahayakan seperti
adanya alergi, penyakit iatrogenic, kegagalan dalam pengobatan, dan lain-lain.
Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui beberapa cara diantaranya : oral,
parenteral, rectal, vaginal, kulit, mata, telinga, dan hidung. Dengan menggunakan prinsip enam
tepat dalam pengobatan yakni tepat pasien, obat, dosis, rute, waktu, dan dokumentasi.
Kesehatan adalah sesuatu yang sangat sakral bagi manusia dimana manusia tersebut harus
menjaga keadaan tubuhnya agar tetap fit untuk melaksanakan segala aktifitas. Dari hal ini kita
juga harus memperahtikan sisi baik dan buruknya ketika kita mencoba untuk menjaga agar tubuh
kita tetap fit. Untuk sisi baik dan buruknya dipengaruhi oleh beberapa factor yang mempengaruhi
kesehatan masyarakat. Bagi masyarakat factor utama yang mempengaruhi kesehatan yaitu
lingkungan karena dari lingkungan yang baik pasti menunjang kesehatan kita begitupun
sebaliknya. Lingkungan yang kotor  membuat masyarakat dengan mudah terkena penyakit.
Kemudiian factor penunjang adalah prilaku dimana seorang tersebut akan mencerminkan
kepribadian seseorang, jika prilaku huidup sehat maka kita akan tetap sehat begitupun
sebaliknya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana cara memberikan obat dengan menerapakan pasien safety melalui rute Oral,
Intrakutan, Subkutan, Intramuskular, Intravena, Topikal, Per-Rektal.

1.3 TUJUAN
Ingin mengetahui cara memberikan obat dengan menerapakan pasien safety melalui rute Oral,
Intrakutan, Subkutan, Intramuskular, Intravena, Topikal, Per-Rektal.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PEMBERIAN OBAT RUTE ORAL


Oral adalah obat yang cara pemberiannya melalui mulut. Untuk cara pemberian obat
iniOral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena ekonomis,
paling nyaman dan aman. Oral merupakan suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan
dengan cara memberikan obat-obatan  sesuai dengan program pengobatan dari dokter. Obat
dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN..
Kelemahan dari pemberian obat secara oral adalah efek yang tibul biasanya lambat, tidak efektif
jika pengguna sering muntah-muntah, diare, tidak sabar, tidak kooperatif, kurang disukai jika
rasanya pahit (rasa jadi tidak enak).

2.2 PEMBERIAN OBAT RUTE INTRAKUTAN

Memberikan obat melalui suntikan intracutan atau intradermal adalah suatu tindakan membantu
proses penyembuhan melalui suntikan ke dalam jaringan kulit atau intra dermis. Istilah
intradermal (ID) berasal dari kata "intra" yang berarti lipis dan "dermis" yang berarti sensitif,
lapisan pembuluh darah dalam kulit. Ketika sisi anatominya mempunyai derajat pembuluh darah
tinggi, pembuluh darah betul-betul kecil, makanya penyerapan dari injeksi disini lambat dan
dibatasi dengan efek sistemik yang dapat dibandingkan. Karena absorpsinya terbatas, maka
penggunaannya biasa untuk aksi lokal dalam kulit untuk obat yang sensitif atau untuk
menentukan sensitivitas terhadap mikroorganisme

2.3 PEMBERIAN OBAT RUTE SUBKUTAN

Injeksi subcutan merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat ke dalam jaringan
subcutan dibawah kulit dengan spuit. Injeksi subkutan diberikan dengan menusuk area dibawah
kulit yaitu jaringan konektif atau lemak dibawah dermis. Injeksi tidak diberikan pada area yang
nyeri, merah, pruitis atau edema. Pada pemakaian injeksi subkutan jangka lama, maka injeksi

5
perlu direncanakan untuk diberikan secara rotasi pada area yang berbeda. Jenis obat yang lazim
diberikan secara subkutan adalah vaksin, obat-obatan preoperasi, narkotik, insulin, dan heparin.
Pemberian obat melalui subcutan ini pada umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin
yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian insulin terdapat dua tipe larutan,
yaitu jernih dan keruh. Larutan jernih atau juga dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat
(insulin regular) dan larutan yang keruh karena adanya penambahan protein sehingga
memperlambat absorbsi obat atau juga termasuk tipe lambat.

2.4 PEMBERIAN OBAT RUTE INTRAMUSKULAR


Injeksi intramuskular , sering disingkat IM , adalah penyuntikan suatu zat ke
dalam otot . Dalam pengobatan, ini adalah salah satu dari beberapa
metode pemberian obat parenteral . Injeksi intramuskular mungkin lebih disukai karena otot
memiliki pembuluh darah yang lebih besar dan lebih banyak daripada jaringan subkutan,
sehingga penyerapannya lebih cepat daripada injeksi subkutan atau intradermal. Obat yang
diberikan melalui injeksi intramuskular tidak tunduk pada efek metabolisme lintasan
pertama yang memengaruhi obat-obatan oral. Situs umum untuk suntikan intramuskular
termasuk otot deltoid lengan atas dan otot gluteal bokong. Pada bayi, otot paha yang sangat luas
biasanya digunakan. Tempat suntikan harus dibersihkan sebelum memberikan suntikan, dan
suntikan kemudian diberikan dengan gerakan cepat dan melesat untuk mengurangi
ketidaknyamanan pada individu. Volume yang akan disuntikkan di otot biasanya dibatasi hingga
2–5 mililiter , tergantung pada tempat suntikan. Situs tidak boleh dipilih yang memiliki tanda-
tanda infeksi atau atrofi otot. Suntikan intramuskular tidak boleh digunakan pada orang
dengan miopati atau mereka yang mengalami masalah pembekuan.

2.5 PEMBERIAN OBAT RUTE INTRAVENA


Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena dengan
menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang
menghantarkan darah ke jantung.

6
Tujuan injeksi :
a) untuk memperoleh reaksi obat  yang cepat diabsorpsi dari pada dengan
b) injeksi perenteral lain
c) untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
d) untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
Lokasi injeksi : Memberikan obat melaui vena secara langsung, di antaranya :

1. vena medianan cubitus / cephalika ( daerah lengan ),


2. vena saphenous ( tungkai ),
3. vena jugularis ( leher )
4. vena frontalis / temporalis di daerah frontalis dan temporal dari kepala.
Bahaya Pemberian Injeksi :
1. Pasien alergi terhadap obat (misalnya mengigil, urticaria, shock, collaps dll)
2. Pada bekas suntikan dapat terjadi apses, nekrose atau hematoma
3. Dapat menimbulkan kelumpuhan

2.6 PEMBERIAN OBAT RUTE TOPIKAL


Pemberian obat secara topikal adalah pemberian obat secara lokal dengan cara
mengoleskan obat pada permukaan kulit atau membran area mata, hidung, lubang telinga,
vagina dan rectum. Obat yang biasa digunakan untuk pemberian obat topikal pada kulit
adalah obat yang berbentuk krim, lotion, atau salep. Hal ini dilakukan dengan tujuan
melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan gejala gangguan kulit yang terjadi
(contoh : lotion).
Pemberian obat topikal pada kulit terbatas hanya pada obat-obat tertentu karena tidak
banyak obat yang dapat menembus kulit yang utuh. Keberhasilan pengobatan topical pada
kulit tergantung pada: umur, pemilihan agen topikal yang tepat, lokasi dan luas tubuh yang
terkena atau yang sakit, stadium penyakit, konsentrasi bahan aktif dalam vehikulum, metode
aplikasi, penentuan lama pemakaian obat, penetrasi obat topical pada kulit.

7
2.7 PEMBERIAN OBAT RUTE PER-REKTAL
Suppositoria adalah obat berbentuk bulat atau kerucut yang dimasukkan ke dalam tubuh lewat
pantat. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan obat jenis ini dengan cara memasukkannya ke
dalam lubang alat kelamin.Bahan pembungkus obat ini umumnya terbuat dari gelatin. Ketika
masuk ke dalam tubuh dan terkena panas, lapisan luarnya akan mencair sehingga obat akan
perlahan-lahan masuk dan menyebar ke dalam tubuh Anda.Berikut beberapa kondisi yang
mengharuskan Anda memasukkan obat ke dalam tubuh dengan cara suppositoria: 

 Muntah ketika minum obat 


 Kesulitan untuk menelan obat
 Mengalami kejang dan tidak dapat minum obat melalui mulut
 Obat memiliki rasa yang terlalu buruk untuk diminum secara langsung
 Obat mudah rusak saat berada di usus dan membuat pengobatan jadi kurang maksimal
 Mengalami penyumbatan dalam tubuh sehingga obat tidak dapat bergerak lewat sistem
pencernaan

8
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai
perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di
dalam tubuh. Beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi pengobatan diantaranya absorpsi obat,
distribusi obat dalam tubuh, metabolism obat, dan ekskresi.Memberikan obat melalui suntikan
intracutan atau intradermal adalah suatu tindakan membantu proses penyembuhan melalui
suntikan ke dalam jaringan kulit atau intra dermis. Oral adalah obat yang cara pemberiannya
melalui mulut. Untuk cara pemberian obat iniOral, adalah rute pemberian yang paling umum dan
paling banyak dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman Injeksi subcutan
merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat ke dalam jaringan subcutan
dibawah kulit dengan spuit. Injeksi subkutan diberikan dengan menusuk area dibawah Injeksi
intramuskular , sering disingkat  IM , adalah  penyuntikan  suatu zat ke
dalam otot . Dalam pengobatan, ini adalah salah satu dari beberapa
metode pemberian obat parenteral Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam
pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit. Pemberian obat secara topikal adalah
pemberian obat secara lokal dengan cara mengoleskan obat pada permukaan kulit atau
membran area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rectum.

3.2 SARAN
Dalam makalah ini menjelaskan tentang bentuk-bentuk pemberian obat, kami penulis
menyarankan kepada pembaca khususnya para petugas medis untuk lebih tahu tentang letak
pemberian obat pada bagian tubuh. Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan
efek samping yang tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat
menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bias fatal. Oleh karena itu, kita sebagai perawat kiranya
harus melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah
yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, W. (2012). Sistem kesehatan (Cetakan ke-4). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Harmiady, Rauf (2014). Faktor.faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan prinsip 6 benar
dalam pemberian obat oleh perawat pelaksana di ruang interna dan bedah Rumah Sakit Haji
Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosisi Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 œ ISSN :
2302-1721.
Hidayat. A Aziz Alimul. (2010). Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Jakarta: Salemb
Medika. Kee, J.L dan Evelyn R Hayes. (2009). Farmakologi: Pendekatan Proses Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Kuncoro, T. (2012). Hubungan antara pengetahuan, sikap dan kualitas kehidupan kerja dengan
kinerja perawat dalam penerapan system keselamatan pasien di Rumah Sakit XY. Tesis.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit Depok.

Lexi Moleong. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : Remaja
Rosdakarya

Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P. A & Hall, A. (2011). Basic nursing (Seventh edition).
Canada: Mosby Elsevier. R.H Simamora. (2019). Buku Ajar Pelaksanaan Indentifikasi Pasie

10

Anda mungkin juga menyukai