DI SUSUN OLEH :
KEMANTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN
2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa ,karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan , sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
farmakologi yang berjudul “Cara Pemberian Obat Dengan Pasien Safety Melalui Berbagai
Rute”.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini,semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal
dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terdapat dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dri kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................9
3.2 SARAN......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Ingin mengetahui cara memberikan obat dengan menerapakan pasien safety melalui rute Oral,
Intrakutan, Subkutan, Intramuskular, Intravena, Topikal, Per-Rektal.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Memberikan obat melalui suntikan intracutan atau intradermal adalah suatu tindakan membantu
proses penyembuhan melalui suntikan ke dalam jaringan kulit atau intra dermis. Istilah
intradermal (ID) berasal dari kata "intra" yang berarti lipis dan "dermis" yang berarti sensitif,
lapisan pembuluh darah dalam kulit. Ketika sisi anatominya mempunyai derajat pembuluh darah
tinggi, pembuluh darah betul-betul kecil, makanya penyerapan dari injeksi disini lambat dan
dibatasi dengan efek sistemik yang dapat dibandingkan. Karena absorpsinya terbatas, maka
penggunaannya biasa untuk aksi lokal dalam kulit untuk obat yang sensitif atau untuk
menentukan sensitivitas terhadap mikroorganisme
Injeksi subcutan merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat ke dalam jaringan
subcutan dibawah kulit dengan spuit. Injeksi subkutan diberikan dengan menusuk area dibawah
kulit yaitu jaringan konektif atau lemak dibawah dermis. Injeksi tidak diberikan pada area yang
nyeri, merah, pruitis atau edema. Pada pemakaian injeksi subkutan jangka lama, maka injeksi
5
perlu direncanakan untuk diberikan secara rotasi pada area yang berbeda. Jenis obat yang lazim
diberikan secara subkutan adalah vaksin, obat-obatan preoperasi, narkotik, insulin, dan heparin.
Pemberian obat melalui subcutan ini pada umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin
yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian insulin terdapat dua tipe larutan,
yaitu jernih dan keruh. Larutan jernih atau juga dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat
(insulin regular) dan larutan yang keruh karena adanya penambahan protein sehingga
memperlambat absorbsi obat atau juga termasuk tipe lambat.
6
Tujuan injeksi :
a) untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorpsi dari pada dengan
b) injeksi perenteral lain
c) untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
d) untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
Lokasi injeksi : Memberikan obat melaui vena secara langsung, di antaranya :
7
2.7 PEMBERIAN OBAT RUTE PER-REKTAL
Suppositoria adalah obat berbentuk bulat atau kerucut yang dimasukkan ke dalam tubuh lewat
pantat. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan obat jenis ini dengan cara memasukkannya ke
dalam lubang alat kelamin.Bahan pembungkus obat ini umumnya terbuat dari gelatin. Ketika
masuk ke dalam tubuh dan terkena panas, lapisan luarnya akan mencair sehingga obat akan
perlahan-lahan masuk dan menyebar ke dalam tubuh Anda.Berikut beberapa kondisi yang
mengharuskan Anda memasukkan obat ke dalam tubuh dengan cara suppositoria:
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai
perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di
dalam tubuh. Beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi pengobatan diantaranya absorpsi obat,
distribusi obat dalam tubuh, metabolism obat, dan ekskresi.Memberikan obat melalui suntikan
intracutan atau intradermal adalah suatu tindakan membantu proses penyembuhan melalui
suntikan ke dalam jaringan kulit atau intra dermis. Oral adalah obat yang cara pemberiannya
melalui mulut. Untuk cara pemberian obat iniOral, adalah rute pemberian yang paling umum dan
paling banyak dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman Injeksi subcutan
merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat ke dalam jaringan subcutan
dibawah kulit dengan spuit. Injeksi subkutan diberikan dengan menusuk area dibawah Injeksi
intramuskular , sering disingkat IM , adalah penyuntikan suatu zat ke
dalam otot . Dalam pengobatan, ini adalah salah satu dari beberapa
metode pemberian obat parenteral Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam
pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit. Pemberian obat secara topikal adalah
pemberian obat secara lokal dengan cara mengoleskan obat pada permukaan kulit atau
membran area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rectum.
3.2 SARAN
Dalam makalah ini menjelaskan tentang bentuk-bentuk pemberian obat, kami penulis
menyarankan kepada pembaca khususnya para petugas medis untuk lebih tahu tentang letak
pemberian obat pada bagian tubuh. Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan
efek samping yang tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat
menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bias fatal. Oleh karena itu, kita sebagai perawat kiranya
harus melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah
yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.
9
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, W. (2012). Sistem kesehatan (Cetakan ke-4). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Harmiady, Rauf (2014). Faktor.faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan prinsip 6 benar
dalam pemberian obat oleh perawat pelaksana di ruang interna dan bedah Rumah Sakit Haji
Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosisi Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 œ ISSN :
2302-1721.
Hidayat. A Aziz Alimul. (2010). Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Jakarta: Salemb
Medika. Kee, J.L dan Evelyn R Hayes. (2009). Farmakologi: Pendekatan Proses Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Kuncoro, T. (2012). Hubungan antara pengetahuan, sikap dan kualitas kehidupan kerja dengan
kinerja perawat dalam penerapan system keselamatan pasien di Rumah Sakit XY. Tesis.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit Depok.
Lexi Moleong. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P. A & Hall, A. (2011). Basic nursing (Seventh edition).
Canada: Mosby Elsevier. R.H Simamora. (2019). Buku Ajar Pelaksanaan Indentifikasi Pasie
10