Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANAJEMEN PATIENT SAFETY

“MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF”

DOSEN PENGAMPU : MARDIATUN, S.Kep.,Ns, M.Kep

DISUSUN OLEH:

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 2 :

1. Ade Irfani (P07120120046)


2. Inggit Rizki Amba Utami (P07120120065)
3. Ni Wayan Dewi Adriani (P07120120076)
4. Nursifa (P07120120079)
5. Riska Oktavia (P07120120085)
6. Rizka Hisnia (P07120120086)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN


KESEHATAN MATARAM
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MATARAM
T.A 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan tema
“MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF” sebagai pemenuhan penugasan
mata kuliah “MAKALAH MANAJEMEN PATIENT SAFETY” D.III
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Mataram.

Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu MARDIATUN selaku dosen pada


mata kuliah MPS, karena atas berkat bimbingannya makalah ini dapat kami
selesaikan tepat waktu.

Melalui makalah ini kami harap dapat membantu teman-teman yang


membacanya dan dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Kami
menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Sehingga kami membutuhkan
kirik dan saran yang bersifat membangun semangat kami agar makalah ini bisa
lebih baik lagi.

Mataram, 2 September 2021

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................................................................................4


1.2 Rumusan masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan penulisan.......................................................................................5
1.4 Manfaat penulisan.....................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian komunikasi efektif..................................................................6
2.2 Syarat – syarat komunikasi efektif............................................................6
2.3 Hukum komunikasi efektif.......................................................................6
2.4 Ciri – ciri komunikasi efektif...................................................................10
2.5 Kiat sukses berkomunikasi.......................................................................11
2.6 Komunikasi dan kerja tim kesehatan........................................................12
2.7 Prinsip dan proses komunikasi efektif......................................................13
2.8 Kegiatan untuk meningkatkan komunikasi efektif...................................14
2.9 Aspek/ komponen dari komunikasi efektif..............................................15
2.10Faktor yang mempengaruhi komunikasi efektif.......................................15
2.11Cara meningkatkan komunikasi verbal yang efektif................................16
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan...............................................................................................19
3.2 Saran.........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan


hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara
umum. Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita
semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi.
Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang
kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi
secara drastis.
Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka,
melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang
membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang
sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah merupakan kunci dalam
komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan pengertian yang sama, maka
yang terjadi adalah “dialog antara orang satu”.
Organisasi atau Organization bersumber dari kata kerja bahasa latin
Organizare “to form as or into a whole consisting of interdependent or
coordinated parts (membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-
bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi). Organisasi adalah sarana
dimana manajemen mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya
manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Tujuan organisasi tidak akan tercapai apabila tanpa manajemen dan
komunikasi. Manajemen tidak akan mungkin ada tanpa organisasi.
Manajemen ada, jika ada tujuan yang akan dicapai dan diselesaikan. Korelasi
antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang
terfokus pada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan
organisasi.
Tujuan organisasi juga tidak terlepas dari peran pemimpin. Pemimpin
yang baik adalah pemimpin yang mampu menguasai komunikasi dengan

4
baik pula. Dengan penguasaan komunikasi yang baik seorang pemimpin
memiliki nilai tambah, baik dalam kehidupannya secara umum, maupun
dalam mengkontribusikan dirinya di tempat kerja, sehingga lebih produktif.
Komunikasi juga dikatakan sebagai inti dari kepemimpinan.
Kepemimpinan yang efektif dapat dicapai melalui proses komunikasi yang
dilakukan oleh pemimpin kepada anggotanya. Visi pemimpin bisa saja
bagus, namun tanpa komunikasi yang efektif, maka visi tersebut tidak akan
pernah bisa terwujud. Dalam mengkomunikasikan visi, maka pemimpin
harus bisa menyampaikan suatu gambaran di masa depan yang mendorong
antusiasme serta komitmen orang lain.

1.2 Rumusan masalah

Masalah yang dapat dirumuskan dalam makalah ini adalah “Apakah yang
harus diperhatikan agar terwujud komunikasi yang efektif?”

1.3 Tujuan penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui hal – hal yang harus diperhatikan agar mencapai


komunikasi efektif.
b. Mengidentifikasi faktor – faktor dalam komunikasi efektif.

1.4 Manfaat penulisan

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :

a. Untuk menambah wawasan kita tentang cara berkomunikasi yang


efektif.

b. Dapat mengetahui hal – hal yang dapat menambah wawasan dalam


berkomunikas

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian komunikasi efektif

Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-


sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu,
dalam bahasa asing orang menyebutnya “the communication is in tune” , yaitu
kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang
disampaikan.

2.2 Syarat – syarat komunikasi efektif

Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :


1. Menciptakan suasana yang menguntungkan.
2. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
3. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di
pihak komunikan.
4. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat
menguntungkannya.
5. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di
pihak komunikan.

2.3 Hukum komunikasi efektif

Ada lima hukum komunikasi yang efektif yang terangkum dalam kata
REACH:
1. Hukum 1: Respect

Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah


sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita
sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama
dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya
manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik

6
atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan
kebanggaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa sikap
saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama
yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektivitas kinerja kita baik
sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim, bahkan
menurut mahaguru komunikasi Dale Carnegie dalam bukunya How to Win
Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip
dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan
yang jujur dan tulus. Seorang ahli psikologi yang sangat terkenal William James
juga mengatakan “Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah
kebutuhan untuk dihargai”. Dia mengatakan ini sebagai sebuah kebutuhan
(bukan harapan atau keinginan yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi),
yang harus dipenuhi. Ini adalah sustu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan
tak tergoyahkan. Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap invidu yang
dapat memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam telapak
tangannya. Charles Schwabb, salah satu orang pertama dalam sejarah perusahaan
Amerika yang terdapat gaji lebih dari satu juta dolar setahun, mengatakan bahwa
aset paling besar yang dia miliki adalah kemampuannya dalam membangkitkan
antusiasme pada orang lain. Dan cara untuk membangkitkan antusiasme dan
mendorong orang lain melakukan hal-hal terbaik adalah dengan memberi
penghargaan yang tulus.
2. Hukum 2: Empathy

Empathy adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada


situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam
memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan dan
mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti orang lain. Secara
khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari
7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti
terlebih dahulu, baru dimengerti: “Seek First to Understand –understand then be
understood to build the skills of empathetic listening that inspires openness and
trust”, kata Covey. Inilah yang disebutnya dengan komunikasi Empatik. Dengan

7
memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun
keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama
atau sinerja dengan orang lain.Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat
menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan
penerima pesan (receiver) menerimanya. Olehkarena itu dalam ilmu pemasaran
(marketing) memahami perilaku konsumen (consumer’s behavior) merupakan
keharusan. Dengan memahami perilaku konsumen, maka kita dapat empati
dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat, harapan dan kesenangan
dari konsumen.
Demikian halnya dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya
komunikasi dalam membentuk kerjasama tim. Kita perlu saling memahami dan
mengerti keberadaan orang lain dalam tim kita. Rasa empati akan menimbulkan
respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang
merupakan unsur utama dalam membangun teamwork. Jadi sebelum kita
membangun komunikasi atau mengirimkan pesan , kita perlu mengerti dan
memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan
kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologi atau penolakan
penerima.
Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan berikap
perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap
yang posotif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengar saran, masukan,
apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua
arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik
(feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan. Oleh karena itu
dalam kegiatan komunikasi pemasaran above the lines (mass media advertising)
diperlukan kemampuan untuk mendengar dan menangkap umpan balik dari
audiensi atau penerima pesan.
3. Hukum 3: Audible

Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan
baik. Jika empati kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima
umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat

8
diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus
disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat
diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan
kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat Bantu
audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat
diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan
disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.
4. Hukum 4: Clarity

Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum
keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga
tidak menimbulkan multi interprestasi atau berbagai penafsiran yang berlainan.
Ketika saya bekerja di Sekretariat Negara, hal ini merupakan hukum yang paling
utama dalam menyiapkan korespondensi tingkat tinggi. Karena kesalahan
penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan
menimbulkan dampak yang tidak sederhana.Clarity dapat pula berarti
keterbukaan dan trasparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan
sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat
menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita.
Karena tanpa keterbukaan akan menimbulkan sikap saling curiga dan pada
gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita

5. Hukum 5: Humble

Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap


rendah hati. Rendah hati tidak sama dengan rendah diri. Sikap ini merupakan
unsur yang terkait dengan hukum yang pertama untuk membangun rasa
menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki.
Sikap rendah hati pada intinya mencakup pengertian:
a. Sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First
Attitude);
b. Sikap menghargai;

c. Mau mendengar dan menerima kritik;

9
d. Tidak sombong dan tidak memandang rendah orang lain;

e. Berani mengakui kesalahan;

f. Rela memaafkan;

g. Lemah lembut dan penuh pengendalian diri;

h. Mengutamakan kepentingan yang lebih besar.


Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan lima hukum pokok
komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang
handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang
lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat
membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan
menguatkan.

2.4 Ciri – ciri komunikasi efektif

Adapun cirri-ciri komunikasi yang efektif antara lain yaitu :

1. Menyediakan informasi yang praktis

Dengan menerangkan bagaimana mengerjakan sesuatu, menjelaskan


mengapa perubahan dilakukan, menberikan solusi terhadap masalah,
mendiskusikan status sebuah proyek, dan lain-lain.

2. Memberikan fakta dibandingkan kesan

Dengan menggunakan bahasa yang konkrit dan menjelaskan secara


detailyang dimaksud. Informasi harus jeelas, meyakinkan, akurat, dan etis.
3. Mengklarifikasi dan menyingkat beberapa informasi

Dengan menggunakan table, bagan, foto maupun diagram yang


menjelaskan tentang pesan yang dimaksud.
4. Masyarakat tanggung jawab secara jelas

Dengan menjelaskan apa yang kita harapkan atas apa yang dapat kita
lakukan, karena pesan kita hanya ditujukan pada orang-orang tertentu saja.

10
5. Membujuk dan menyedikaitan rekomendasi

Biasanya pesan yang disampaikan adalah membujuk para pegawai untuk


melakukan sesuatu atau pelanggan untuk memanfaatkan layanan yang
kita tawarkan dengan menjelaskan manfaat yang akan mereka peroleh
dengannya.

2.5 Kiat Sukses Berkomunikasi

Beberapa kiat sukses berkomunikasi:

1. Kenali dengan baik siapa lawan bicara kita.

2. Jangan terlalu banyak bicara dan kurang mendengar. Bersikaplah secara


seimbang:Berbicara dan mendengar sesuai kebutuhan. Ada nasihat
menarik: “Diciptakannya dua telinga dan satu mulut pada diri kita
adalah agar kita mendengar dua kali lebih banyak daripada berbicara”.
3. Jangan merasa (dan menampakkan) bahwa kita lebih tahu daripada
lawan bicara kita.
4. Kenali betul-betul diri sendiri dan kemampuan diri sendiri.
a. Apa saja kemampuan dan kelebihan yang Anda miliki.
b. Apa saja kelemahan dan kekurangan Anda yang Anda rasa cukup
mengganggu komunikasi.

c. Kenali pula cara meningkatkan kelebihan dan menutupi


kekurangan diri Anda.
Pertanyaan: Bagaimana caranya agar kita bisa menerima diri kita secara
apa adanya? Ada beberapa kiat lagi untuk bisa menerima diri sendiri apa
adanya, dengan kelebihan dan kekurangannya, yaitu:
1) Hargai diri sendiri.
Biasakan tidak terlalu membandingkan diri sendiri dengan orang
lain,karena setiap orang itu unik. Kita dan orang lain berbeda segalanya.
2) Hargai upaya yang sudah kita lakukan.

Walaupun mungkin belum berhasil, tetapi berusaha menghargai

11
niat dan upaya yang telah kita lakukan.
3) Tentukan tujuan hidup kita

Sebagai aktivis organisasi atau pemimpin suatu kelompok,


tentukan tujuan aktivis Anda. Ingin menjadi pemimpin yang
berpengaruhkah, ingin belajarkah, dan sebagainya.
4) Berfikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain
Ini tidak berarti menganggap kesalahan-kesalahan yang pernag
Anda lakukan. Ini lebih ditekankan pada cara pandang (tashawwur,
persepsi) Anda tentang diri Anda. Misalnya, jangan pernah berfikir
bahwa saya tidak bisa begini kan karena saya memang begitu, dan lain-
lain. Begitu juga dengan orang lain.
5) Kembangkan minat dan kemampuan diri
Bersedia menghabiskan waktu dan tenaga untuk belajar dan
melakukan tugas sampai tujuan tercapai.
6) Kendalikan perasaan
- Tidak mudah marah
- Hadapi kesedihan secara wajar dan tidak berlebihan
- Tidak mudah terpengaruh keadaan sesaat

2.6 Komunikasi dan Kerja Tim Kesehatan


Komunikasi yang efektif antara perawat dan pengasuh lainnya sangat penting
untuk keselamatan pasien, namun banyak tantangan berkontribusi untuk
komunikasi yang buruk dan yang tidak sehat bergantung pada tindakan individu.
Sebagai contoh, Perawat dilatih untuk menjadi naratif dan deskriptif dalam pesan
mereka. Dokter, di sisi lain, sangat berorientasi pada tindakan dan ingin pokok
bahasan masalah sehingga tindakan segera bisa dilakukan. Hambatan komunikasi
antara perawat dan dokter adalah sebagai berikut:
• Kurangnya struktur, kebijakan, dan prosedur terkait dengan konten, waktu,
atau tujuan laporan lisan
• Tidak ada model atau kerangka mental bersama komunikasi kesehatan
verbal

12
• Tidak ada aturan untuk pengiriman informasi secara lisan, baik tatap muka
atau melalui telepon.
• Perbedaan pendapat, bahkan di kalangan perawat, seperti untuk informasi
apa yang harus dikomunikasikan selama laporan lisan
• Sering terjadi interupsi dan gangguan.
• Frekuensi komunikasi
Untuk mendorong komunikasi sebagai bagian pekerjaan sehari-hari, organisasi
kesehatan harus menekankan pentingnya kerja sama tim. Metode untuk
mempromosikan kerja sama tim harus disesuaikan dengan karakteristik unik dari
sebuah organisasi, namun tindakan berikut adalah penting untuk menciptakan
lingkungan di mana staf di seluruh tingkat bekerja sama dengan baik:
• Berikan pelatihan tim.
• Hilangkan hirarki.
• Membentuk peran dan tanggung jawab.
• Terapkan kebijakan toleransi nol untuk mengganggu tingkah laku.

2.7 Prinsip dan proses komunikasi efektif


Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
dimaksud oleh pengirim pesan/komunikator, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah
perbuatan oleh penerima pesan/komunikan dan tidak ada hambatan untuk hal itu
(Hardjana, 2003). Untuk mendapatkan komunikasi efektif, dilakukan prinsip
komunikasi sebagai berikut:
a) Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan
b) Penerima pesan menuliskan secara lengkap isi pesan tersebut
c) Isi pesan dibacakan kembali (read back) secara lengkap oleh penerima
pesan
d) memberi pesan memverifikasi isi pesan kepada pemberi penerima pesan
e) Penerima pesan megklarifikasi ulang bila ada perbedaan pesan dengan
hasil verifikasi.
Proses komunikasi efektif dengan prinsip: terima, catat, verifikasi dan klarifikasi
dapat digambarkan sebagai berikut:

13
2.8 Kegiatan untuk meningkatkan komunikasi efektif
Meningkatkan komunikasi yang efektif merupakan sasaran keselamatan pasien
kedua, yang harus dilaksanakan oleh semua fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017, disebutkan bahwa Fasilitas
pelayanan kesehatan menyusun pendekatan agar komunikasi di antara para
petugas pemberi perawatan semakin efektif. Kegiatan yang dilaksanakan:
a) Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan
tersebut.
b) Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap
dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
c) Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
d) Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten dalam
melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan melalui
telepon.
Komunikasi yang berisiko/ paling mudah mengalami kesalahan, adalah:
- perintah diberikan secara lisan dan yang diberikan melalui telpon, bila
diperbolehkan peraturan perundangan.
- pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti laboratorium klinis
menelpon unit pelayanan pasien untuk melaporkan hasil pemeriksaan segera
/cito.
Fasilitas pelayanan kesehatan secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan
dan/atau prosedur untuk perintah lisan dan melalui telepon termasuk: menuliskan
(atau memasukkan ke komputer) perintah secara lengkap atau hasil pemeriksaan

14
oleh penerima informasi; penerima membacakan kembali (read back) perintah
atau hasil pemeriksaan; dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan
dibacakan ulang dengan akurat.untuk obat-obat yang termasuk obat
NORUM/LASA dilakukan eja ulang. Kebijakan dan/atau prosedur
mengidentifikasi alternatif yang diperbolehkan bila proses pembacaan kembali
(read back) tidak memungkinkan seperti di kamar operasi dan dalam situasi gawat
darurat/emergensi di IGD atau ICU.

2.9 Aspek/ komponen dari komunikasi efektif


Terdapat 5 aspek komunikasi efektif, yaitu:
a. Kejelasan (Clarity) = pesan yang disampaikan harus jelas
b. Ketepatan (Accuracy) = informasi yang diberikan adalah benar
c. Konteks (Context) = gaya bicara dan pesan disampaikan dalam situas yang
tepat.
d. Alur (Flow) = pesan disampaikan secara sistematik/ urutannya tepat.
e. Budaya (Culture) = pesan disampaikan sesuai dengan bahasa, gaya bicara, dan
normaetika yang berlaku.

2.10 Faktor yang mempengaruhi komunikasi efektif


1. Faktor teknis komunikasi
Secara tekniks, untuk mencapai komunikasi efektif, komunikasi verbal
“memainkan” teknik vocal :
 Speed/ tempo – kecepatan bicara; variatif, jangan terlalu cepat jangan pula
terlalu lambat.
 Volume – tinggi-rendah nada bicara, disesuaikan dengan karakter dan
jumlah audiens.
 Aksentuasi – penekanan (stressing) pada kata-kata tertentu.
 Artikulasi – kejelasan kata demi kata yang diucapkan.
 Projection – memproyeksikan (mengarahkan) suara sampai ke bagian
paling belakang ruangan tanpa harus berteriak.

15
 Pronounciation (Pelafalan) – pelafalan kata demi kata secara jelas dan
benar.
 Repetition (pengulangan) – untuk mengulangi kata-kata penting dengan
irama yang berbeda.
 Hindari gumaman (Intruding Sound) terlalu sering.
 Ringkas, namun jelas. Jangan bertele-tele.
2. Faktor lainnya
Selain teknik komunikasi, faktor berikut ini juga dapat menentukan keefektifan
dari komunikasi, antara lain:
 Kepercayaan komunikan terhadap komunikator.
 Kejelasan pesan yang disampaikan.
 Keterampilan komunikasi komunikator
 Daya tarik pesan.
 Kesesuaian isi pesan dengan kebutuhan komunikan.
 Kemampuan komunikan dalam menafsirkan pesan (decoding).
 Setting komunikasi kondusif atau nyaman dan menyenangkan.
Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada hal-hal tersebut di atas maka
kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat
membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan
penghargaan (respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka
panjang yang saling menguntungkan dan saling menguatkan dengan menjalankan
komunikasi efektif di rumah sakit .

2.11 Cara meningkatkan komunikasi verbal yang efektif


Komunikasi verbal di fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan dengan pendekatan
komunikasi SBAR (situation – background – assessment – recommendation) dan
TBAK (tulis – baca – konfirmasi kembali).
a. Komunikasi S B A R
Komunikasi S B A R dilakukan pada :
- saat serah terima Pasien (antar shift keperawatan, perpindahan pasien antar unit
kerja)

16
- Saat Petugas melaporkan kondisi pasien kepada Dokter penanggung jawab
Pasien
(DPJP). Melaparkan:
 kondisi pasien yang kritis
 pemeriksaan penunjang dengan hasil nilai kritis
 kondisi pasien yang mendapat pengobatan dan memerlukan pengawasan
khusus
 kondisi pasien yang memerlukan monitoring ketat
Isi laporan SBAR:
- S (Situation)  melaporkan situasi pasien, meliputi: nama pasien, umur, lokasi,
masalah yang ingin disampaikan, tanda-tanda vital pasien, kekhawatiran petugas
terhadap kondisi pasien.
- B (Background)  menyampaikan latar belakang atau masalah pasien
sebelumnya
- A (Assessment)  menyampaikan penilaian terhadap kondisi pasien dengan
menyampaikan masalah saat ini
- R Recommendation)  menyampaikan rekomendasi berupa saran, pemeriksaan
tambahan, atau perubahan tatalaksana jika diperlukan.

b. Komunikasi TBAK
Komunikasi TBAK dilakukan, pada saat:
- Saat petugas menerima instruksi verbal pertelepon/ lisan dari DPJP
- Saat petugas menerima laporan hasil tes kritis/ critical test/ pemeriksaan cito.
Prosedur komunikasi TBAK dilakukan sebagai berikut:
a. Penerima pesan menuliskan pesan lengkap yang disampaikan pengirim di
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT), meliputi:
 Tanggal dan jam pesan diterima
 Isi pesan secara lengkap
 Nama pemberi instruksi dalam kotak stempel KONFIRMASI (penerima
pesan membubuhkan stempel KONFIRMASI di sebelah kanan/bawah
catatan

17
instruksi)
 Nama penerima pesan
b. Penerima pesan Membacakan kembali instruksi lengkap tersebut kepada
pemberi pesan
c. Pemberi pesan mengkonfirmasi isi pesan dengan jawaban “Ya benar”
d. Pemberi pesan/ instruksi menanda tangani dan menulis tanggal dan jam
penandatanganan dalam kotak stempel KONFIRMASI dalam catatan
perkembangan terintegrasi, dalam waktu 1 x 24 jam

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses


transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik
kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu memahami maksud
pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah
wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan
tingkah laku menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling
bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif
dalam pembelajaran, sehingga dosen sebagai pengajar dituntut memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses
pembelajaran yang efektif.

3.2 Saran

Dalam berkomunikasi sebaiknya dilakukan oleh dua orang atau


lebih dengan menggunakan bahasa yang baik,sopan dan apabila
menggunakan bahasa tubuh, gunakan bahasa tubuh yang sopan dan tidak
membuat teman yang berkomunikasi kita tersinggung dengan perkataan
dan gerak tubuh kita.

19
DAFTAR PUSTAKA

Cruden dan Sherman, dalam bukunya, 1976, Personel Management

World health organization collaborating centre for patient safety solutions.


(2007). Patient identification. Dalam: patient safety solutions. Volume 1. Solution
2.
Edgar, H. S. (2017). The Role of the Nurse in Patient Safety : Moving to
Level II Relationships, 1(3), 3–5.

R. Wayne Pace dan Don F. Faules. 2006. Komunikasi Organisasi;


strategi meningkatkan kinerja perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Stoner, James A.F., 1996, Manajemen, Erlangga, Jakarta

Applbaum, Ronald L, 1974, Strategies for Persuasive Communication,


Charles E. Merril Publishing Company, Columbus, Ohio.

20

Anda mungkin juga menyukai