Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
(1702012353)
KELAS 5A KEPERAWATAN
2019
1
DAFTAR ISI
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
sebagai profesi sendiri dituntut untuk dapat mengembangkan keilmuannya
sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat
manusia, baik dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk itu, perawat
dituntut untuk dapat mengembangkan keilmuannya dalam bidang
keperawatan. Maka dari itu, perawat harus peka terhadap adnaya
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap saat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi Trend dan Issue?
2. Apa saja kriteria Trend dan Issue?
3. Bagaimana cara mengidentifikasi Trend dan Issue?
4. Carilah salah satu kasus trend atau issue dalam keperawatan dari
masing-masing departemen lalu analisa apakah kasus tersebut
termasuk trend atau issu dalam keperawatan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Trend dan Issue.
2. Untuk mengetahui apa saja kriteria Trend dan Issue.
3. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi Trend dan Issue.
4. Untuk menganalisa apakah kasus tersebut termasuk trend atau issu
dalam keperawatan.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Trend dan Issue
5
e. Dibuktikan dengan adanya body of knowledge yang mendukung.
f. Menggunakan ilmu pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif
b. Isu Kelompok/Masyarakat
Isu ini menargetkan bberapa kelompok dari kalangan
masyarakat yang posisinya terpandang, isu ini biasanya beredar
karena setiap dari kelompok mempunyai pandangan yang berbeda,
cara cara bersosialisasinya kemungkinan tidak memuaskan
masyarakat. Akhirnya persaingan merebutkan posisi yang membuat
kelompok lain membuat isu yang tidak benar tentang kelompok
yang lain.
6
c. Isu Global/Nasional
Dimana isu ini tergetnya mencakup sebuah negara atau
cakupan isunya sangat besar dan berpengaruh, isu ini memaksa
semua kalangan masyrakat yang ada di negara tersebut untuk
bersama-sama mengatasi isu yang beredar
a. Melakukan penelitian.
b. Melakukan identifikasi sumber-sumber yang terpercaya.
c. Melihat jurnal maupun artikel yang bersangkutan.
a. Tahap Permulaan
Pada tahap ini tidak ada issue yang tampak, namun kondisi muncul
dengan jelas yang berpotensi untuk berkembangnya menjadi sesuatu yang
penting. Isu terjadi dalam suatu organisasi, komunitas, maupun keluarga
ketika suatu kelompok secara signifikan mempunyai permasalahan dalam
perkembangannya. Dalam tahap ini harus diketahui apakah termasuk isu
yang penting atau tidak.
b. Tahap Mediasi
Pada tahapan ini isu sudah berkembang dan memberikan pengaruh
terhadap organisasi, komunitas, keluarga, maupun individu secara jelas.
Dalam tahapan ini arus informasi harus benar-benar dikelola
7
dengan cara memberikan informassi dua arah yang cukup kepada
masyarakat secara actual dan benar.
c. Tahap Organisasi
Tahap organisasi adalah tahap dimana isu sedang berkembang dan
menjadi topik pembicaraan yang berkembang menjadi krisis. Publik akan
mendesak suatu organisasi, kelompok, maupun komunitas untuk
melakukan suatu tindakan terhadap isu yang berkembang. Dalam tahap ini,
peran media sangat penting dan perlu adanya pemantauan terhadap media,
diperlukan teknik media Relatoins yang baik.
d. Tahap Resolusi
Jika telah mencapai tahap ini, berarti adanya anggapan bahwa isu
telah selesai, namun masih perlu dilakukan pemantauan.
Secara garis besar cara mengidentifikasi isu yaitu dengan cara
mencari tahu sumber isu yang berasal melalui analisis kuantitatif maupun
kualitatif.
WHO (2016) mengatakan helminthiasis adalah infeksi cacing parasit usus dari golongan
Nematoda usus yang ditularkan melalui tanah atau disebut Soil Transmitted Helminths
(STH). WHO (2016) melaporkan lebih dari 2 miliar orang terinfeksi cacingan. Menurut
DEPKES RI (2004), prevalensi cacingan pada anak sekolah dasar pada tahun 2003 sebesar
33% dan meningkat pada tahun 2004 menjadi 46,8%. DEPKES RI (2005) memaparkan
hasil survei cacingan di sekolah dasar menunjukan prevalensi sekitar 60% - 80%. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan helminthiasis pada wali
murid SDN 1, 2, 3, dan 4 Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi
penelitian adalah seluruh wali murid SDN 1, 2, 3, dan 4 Mulyoagung sejumlah 685 orang,
8
dengan sampel sejumlah 253 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner untuk
memberikan kuesioner kepada wali murid melalui siswa dan guru. Analisis data
menggunakan analisis statistik deskriptif untuk menentukan skor dari kuesioner dan
menentukan tingkat pengetahuan wali murid. Hasil penelitian secara umum, gambaran
Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur adalah kurang, dengan skor
Menurut DEPKES RI (2004), angka nasional prevalensi cacingan pada anak sekolah
dasar pada tahun 2003 sebesar 33%. Pada tahun 2004, prevalensi penyakit cacingan
meningkat menjadi 46,8% (DEPKES RI, 2006). Pada tahun 2005, survei infeksi
80% (DEPKES RI, 2005). Kejadian kecacingan di Indonesia kurang lebih antara 45-
penyakit ini patut untuk diwaspadai karena kaitannya dengan kesehatan. Kondisi
kesehatan penderita cacingan ini juga buruk akibat penanganan yang kurang tepat
3. Berdasarkan fakta
World Health Organization (2016) menjelaskan bahwa cacingan adalah infeksi
cacing parasit usus dari golongan Nematoda usus yang ditularkan melalui tanah, atau
9
disebut Soil Transmitted Helminths (STH). STH yang sering ditemukan pada manusia
tahun 1986 (Ottawa Charter) dijelaskan bahwa ada sembilan prasyarat (pre requisites)
pembangunan manusia yang disusun dalam Human Development Index atau Indeks
tersebut bukan hanya saling terkait dan mempengaruhi, namun juga saling melengkapi
orang tua akan permasalahan kesehatan dapat mempengaruhi perilaku dan tingkat
cacingan paling banyak terjadi pada anak usia sekolah dasar. Hal itu disebabkan anak
pada usia tersebut sering melakukan kontak dengan tanah. Kasus cacingan terbanyak
bahwa anak usia sekolah dasar merupakan golongan tertinggi terinfeksi cacing yang
1. Konsultan
Perawat sebagai konsultan bagi klien yang mengalami masalah dalam
menentukan diit dan penyembuhan bagi penderita cacingan.
2. Edukator
Perawat memberikan edukasi / informasi yang mampu meningkatkan
pengetahuan bagi klien yang membutuhukan pengetahuan tentang cacingan.
Perawat juga dapat memberikan promosi dan edukasi kesehatan dalam
10
pencegahan, pengobatan, penyampaian tanda gejala serta cara penanganan /
apa yang harusdilakukan jika cacingan tersebut sudah terdiagnosis
3. Kolaborator
Perawat bekerja sama dengan tim medis, farmasi dan juga ahli gizi
dalam memberikan tindakan atau diit yang di inginkan klien.
4. Care giver
Perawat mempertahankan keadaan kebutuhan dasar manusia yang
dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosa
keperawatan agar dapat direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat
sesuai dengan tingkat perkembangannya dan memperhatikan kebutuhan
secara holistik, baik biologis, psikososial, soisologis an spiritual.
5. Advokat
Peran perawat sebagai advokat pada pasien cacingan yaitu dengan
melakukan perawatan dalam membantu pasien, keluarga dalam
menginteperasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan erseujuan atas tindakan
keperawatan yang diberikan pada pasien, juga dapat berperan
mempertahankan danmelindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan yang sebaik-baiknya, hak atas informasitentang penyakitnya, dan
hak privasi.
11
2. Jurnal : Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Siswa
SDN Inpres No. 1 Wora Kecamatan Wera Kabupaten Bima oleh Sukfitrianty
Hasil : Berdasarkan hasil uji Chi-square diperoleh tidak ada hubungan antara
kondisi jamban dengan kejadian kecacingan, dan tidak ada hubungan antara
Exact Test berarti ada hubungan antara kebiasaan mencuci tangan dengan kejadian
kecacingan.
Asuhan Raudhatul Ummat Palu Oleh Muh Ardi Munir (Januari 2019)
Hasil : Ditemukan adanya telur cacing dalam feses anak-anak di panti asuhan
Raudhatul Ummat Palu, ditemukan 2 jenis telur cacing yaitu telur cacing tambang
dan telur cacing gelang dan ditemukan pengaruh usia terhadap infeksi kecacingan
12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Nasir, Abdul. 2009. Pengantar Komunikasi bagi Siswa Perawat.. Jakarta: Salemba
Medika.
Yusuf A., Fitryasari, R., Nihayati, H. E. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan
Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Regester, Michael, Judy Larkin. 2003. Risk Issues and Crisis Management in Public
Relations. New Delhi: Crest Publishing House.
Idaiani, S., & Raflizar. (2015). Faktor yang Paling Dominan Terhadap Pemasungan
Orang dengan Gangguan Jiwa di Indonesia. Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan, 18(1): 11-17.
https://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/10/04/tren-dan-issue-legal-dalam-
keperawatan-profesional/
14