Dosen Pembimbing :
Surihayati S.Kep., Ns., M.Kep
1
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya penyusunan makalah yang berjudul “asuhan keperawatan
komunitas ibu hamil dengan plasenta previa”. Penulisan makalah ini sebagai
syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas pada
Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Lamongan.
Makalah ini dapat penulisselesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan
materi maupun non materi, dorongan dan doa dalam menyelesaikannya. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Budi Utomo S.Kep., Ns., M.Kes, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Lamongan beserta para Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan
yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk
menempuh pendidikan di Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Lamongan.
2. Suratmi S.Kep., Ns., M.Kes, selaku Ketua Program Studi Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Lamongan yang telah bersedia memberi arahan, perhatian, memberikan
fasilitas dan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Suhariyati S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah
yang senantiasa memberi inspirasi, motivasi, bimbingan, dan penguatan dalam
mengerjakan makalah ini.
4. Moh. Saifudin S.Kep., Ns., M.Kes, selaku Dosen Fasilitator yang senantiasa
memberi inspirasi, motivasi, bimbingan, dan penguatan dalam mengerjakan
makalah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala semua kebaikan yang
telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.Besar harapan
penulis semoga tesis ini dapat membawa manfaat.
Lamongan, 13 Maret 2020
3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB 1 5
1.1 KONSEP KOMUNITAS......................................................................5
1.1.1 Teori CAP.................................................................................5
1.2.2 Etiologi...................................................................................18
1.2.4 Patofisiologi............................................................................21
BAB 2 27
2.1. KASUS.............................................................................................27
2.2. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS.........................27
2.3. DIAGNOSA KEPERAWATAN......................................................29
2.4. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN Error! Bookmark not
defined.
2.5. INTERVENSI KEPERAWATAN...................................................29
2.6. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN.............................................32
2.7. EVALUASI KEPERAWATAN.......................................................33
BAB 3 34
4
3.1 KESIMPULAN...................................................................................34
3.2 SARAN...............................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35
LAMPIRAN36
5
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
4. Keperawatan
Keperawatan, berdasarkan definisi tiga konsep yang lain, merupakan
upaya pencegahan (prevention). Keperawatan terdiri dari pencegahan
primer yang bertujuan pada menurunkan kemungkinan yang berhadapan
dengan stressor atau memperkuat bentuk pertahanan, pencegahan
sekunder yang dilakukan setelah sebuah stressor memasuki garis
pertahanan dan menyebabkan sebuah reaksi serta tujuannya adalah pada
deteksi dini dalam mencegah kerusakan lebih lanjut, dan pencegahan
tersier yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembalikan status
kesehatan.
Model community as partner memiliki dua faktor sentral yaitu
berfokus pada komunitas sebagai partner (mitra) yang digambarkan dalam
roda assessment.Fokus sentral tersebut berhubungan dengan masyarakat pada
komunitas sebagai intinya dan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Model tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:
7
komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem
yang mengelilingi inti yang merupakan bagian dari pengkajian
keperawatan, sedangkan proses keperawatan terdiri dari beberapa tahap
mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
a. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis dan sosial ekonomi maupun spiritual dapat
ditentukan.
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses
tindakan untuk mengenal komunitas. Mengidentifikasi faktor positif
dan negatif yang berbenturan dengan masalah kesehatan dari
masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan
tujuan merancang strategi promosi kesehatan.Dalam tahap pengkajian
ini terdapat lima kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan
masyarakat dan prioritas masalah.
a. Pengumpulan Data
Tujuan :
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat
ditentukam tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi
dan spiritual serta factor lingkungan yang mempengaruhinya.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data
meliputi :
a. Data inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
b. Data demografi
10
c. Vital statistic
d. Status kesehatan komunitas
b. Data lingkungan fisik
a. Pemukiman
b. Sanitasi
c. Fasilitas
d. Batas-batas wilayah
e. Kondisi geografis
c. Pelayanan Kesehatan Dan Sosial
a. Pelayanan kesehatan
b. Fasilitas sosial (pasar, took, swalayan)
d. Ekonomi
a. Jenis pekerjaan
b. Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
c. Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
d. Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga, dan
lanjut usia
e. Keamanan dan transportasi
a. Keamanan
b. Transportasi
f. Politik dan pemerintahan
a. System pengorganisasian
b. Struktur organisasi
c. Kelompok organisasi dalam komunitas
d. Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
g. System komunikasi
i. Sarana umum komunikasi
ii. Jenis alat komunikasi dan digunakan dalam komunitas
iii. Cara penyebaran informasi
h. Pendidikan
i. Tingkat pendidikan komunitas
11
3. Tabulasi data
4. Interpretasi data
(Anderson and Mc Farlane 1988. Community as Client)
c. Analisis Data
Tujuan analisis data :
1. Menetapkan kebutuhan komuniti
2. Menetapkan kekuatan
3. Mengidentifikasi pola respon komuniti
4. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan
kesehatan
d. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
e. Prioritas masalah
Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai factor sebagai criteria:
1. Perhatian masyarakat
2. Prevalensi kejadian
3. Berat ringannya masalah
4. Kemungkinan masalah untuk diatasi
5. Tersedianya sumber daya masyarakat
6. Aspek politis.
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki
kebutuhan menurut Abraham H. Mashlow yaitu:
1. Keadaan yang mengancam kehidupan
2. Keadaan yang mengancam kesehatan
3. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah
kesehatan baik yang actual maupun potensial.Masalah actual adalah
masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah
potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. (American
13
d. Tahap diklat
e. Tahap kepemimpinan
f. Koordinasi intersektoral
g. Akhir, supervisi atau kunjungan bertahap.
4. Pelaksanaan/Implementasi
a. Tanggung jawab melaksanakan kegiatan:
b. Bantuan mengatasi masalah kurang
c. nutrisi, mempertahankan kondisi
d. seimbang, meningkatkan kesehatan
e. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat
f. untuk mencegah kurang gizi
g. Advokat komunitas.
5. Evaluasi atau penilaian
Dilakukan dengan konsep evaluasi struktur,proses, hasil.
Fokus:
a. Relevansi antara kenyataan dengan target
b. Perkembangan/ kemajuan proses, kesesuaian dg perencanaan,
peran pelaksana, fasilitas dan jumlah peserta
c. Efisiensi biaya, bagaimana mencari sumber dana
d. Efisiensi kerja, apakah tujuan tercapai, apakah masyarakat puas.
e. Dampak, apakah terjadi perubahan status kesehatan. lama.
Proses Evaluasi
a. Menilai respon verbal dan nonverbal
b. Mencatat adanya kasus baru yg dirujuk ke RS
a.1.2 Peran Perawat Komunitas
Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam unit social (Vinay
Kumar, Ramzi S. Cotran, 2013). Peran dipengaruhi oleh keadaan social
baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Banyak peranan
yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat oleh perawat
kesehatan masyarakat diantaranya adalah (Candra Widyanto, 2014):
a. Pemberi Asuhan Keperawatan (Care provider)
15
3. Sebagai pendidik
4. Sebagai konselor
5. Sebagai peneliti
i. Perawat kesehatan masyarakat sekolah
Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan pada
anak ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan
mengikut sertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam
perencanaan pelayanan (Logan, BB, 1986).Fokus utama perawat
kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkungannya dan sasaran
penunjang adalah guru dan kader.
j. Peran dalam bidang kesehatan kerja
Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip
keperawatan dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja
dalam segala bidang pekerjaan.Perawat kesehatan kerja
mengaplikasikan praktik keperawatan dalam upaya memenuhi
kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat ditatanan
industry, pabrik, tempat kerja, tempat konstruksi, universitas dan
lain-lain.
k. Perawatan kesehatan di rumah
Perawatan kesehatan dirumah adalah bagian dari rangkaian
perawatan kesehatan umum yang disediakan pada individu dan
keluarga untuk meningkatkan, memelihara dan memulihkan
kesehatan guna memaksimalkan kesehatan dan meminimalkan
penyakit. (Ilmi, 2011).
1.2 KONSEP PENYAKIT
1.2.1 Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang menutupi ostium uteri internum baik
sepenuhnya atau sebagian atau yang meluas cukup dekat dengan leher rahim
rahim (SBR) ikut berpindah mengikuti perluasan segmen bawah rahim (SBR)
mendatar dan meluas dalam persalinan kala Ibisa mengubah luas permukaan
1.2.2 Etiologi
Etiologi plasenta previa belum diketahui secara pasti. Frekuensi
plasenta previa meningkat pada grande multipara, primigravida tua, bekas
secsio sesarea, bekas aborsi, kelainan janin, dan leioma uteri. Penyebab
secara pasti belum diketahui dengan jelas. Menurut beberapa ahli
penyebab plasenta previa yaitu :
a. Plasenta previa merupakan implementasi di segmen bawah rahim
dapat disebabkan oleh endometrium di fundus uteri belum siap
menerima implanmtasi, endometrium yang tipis sehingga
diberpulakan perluasan plasenta untuk mampu memberikan nutrisi
pada janin dan vili korealis pada chorion leave yang persisten.
b. Etiologi plasenta previa belum diketahui pasti namun meningkat pada
grande multi para, primigravida tua, bekas secsio sesarea, bekas
operasi dan leiomioma uteri. (norma, dkk. 2013)
Menurut Sofian (2012), penyebab plasenta previa yaitu :
a. Endometrium yang inferior
b. Chorion leave yang persesiten
c. Korpus luteum yang bereaksi lambat
Strassman mengatakan bahwa faktor terpenting adalah
vaskularisasi yang kurang pada desidua yang menyebabkan atrofi dan
peradangan, sedangkan Brown menekankan bahwa faktor terpenting ialah
vili korealis persisten pada desidua kapsularis.
1.2.4 Patofisiologi
Plasenta previa merupakan salah satu penyebab perdarahan antepartum.
merupakan salah satu dari kasus gawat darurat yang kejadiannya berkisar 3-
umum adalah plasenta previa (31%), solusio plasenta (22%), dan penyebab
lainnya (perdarahan sinus marginal, vasa previa, servisitis, trauma genital dan
yang tinggi, bahkan juga untuk janin (Calleja et al, 2006). Selain itu, plasenta
previa juga berhubungan dengan kematian neonatal yang meningkat tiga kali
dan serviks mulai membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah
rahim (SBR), pelebaran segmen bawah rahim (SBR) dan pembukaan serviks
tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat disitu tanpa diikuti tanpa
terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saat itu mulailah
terjadi perdarahan. Darahnya bewarna merah segar,berlainan dengan darah
yang disebabkanoleh solusio plasenta yang bewarna kehitam-hitaman.
Sumber perdarahannya ialah sinus uteri yang robek karena terlepasnya
plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari
plasenta. Perdarahannya tidak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan
serabut otot segmen bawah rahim (SBR) untuk berkontraksi menghentikan
perdarahan itu, sebagaimana serabut otot uterus menghentikan perdarahan
pada kala tiga dengan plasenta yang letanya normal. Makin rendah letak
plasenta, makin dini perdarahan terjadi.
1.2.5 Penatalaksanaan Medis
Episode pendarahan significan yang pertama biasanya terjadi di
peningkatan tekanan rongga perut (misal batuk, mengedan karena sulit buang
air besar). Pasang infus NaCl fisiologis. Bila tidak memungkinkan, beri cairal
usia gestasi kurang dari 37 minggu, taksiran Berat Janin kurang dari 2500g,
maka :
selama 3hari.
24
seperti kehamilan preterm. Bila tidak ada renjatan usia gestaji 37 minggu
atau lebih, taksiran berat janin 2500g atau lebih lakukan PDMO, bila ternyata
pervaginam.
Sampel
Desai
dan
n Instr Analisa
No. Judul Teknik Variabel Hasil
Peneli umen Data
Samplin
tian
g
a kasus, Usia 13,9) Bakri
kehamil tamponade
previa dan dan 7,8
an rata- efektif
dalam rata mg / dl
dalam 22
adalah
satu (rentan kasus
37,3 T
kasus 1,7 g 5,3- (88%). Ada
minggu tiga kasus
itu 11,8)
(kisaran dengan
dimasu 33-40). gagal: dua
Enam
kkan pasien
(24%)
melalui pasien diperlukan
memilik suatu
vagina,
i CS di prosedur
3 jam kehamil tambahan
an
setelah (ligasi arteri
indeks
CS. dan 19 hipogastrik
(76%) dan B-
pasien Lynch
memilik jahitan) dan
i satu satu pasien
atau CS
diperlukan
lebih
sebelum histerektomi
nya. .
Para kesimpulan:
pasien
The Bakri balon
meneri
ma rata- adalah invasif,
rata 2,2
metode paling
unit
eritrosit cepat dalam
suspensi
pengelolaan
(kisaran
0-6) dan perdarahan
median
akibat plasenta
dari 1,1
previa dengan
unit
26
Sampel
Desai
dan
n Instr Analisa
No. Judul Teknik Variabel Hasil
Peneli umen Data
Samplin
tian
g
plasma komplikasi
beku yang minimal
segar
(kisaran
0-4).
Tingkat
hemoglob
in median
pra
operasi
dan pasca
operasi
adalah 11
mg / dl
(rentang
8,6-13,9)
dan 7,8
mg / dl
(rentang
5,3-11,8)
2.1. KASUS
Disebuah desa di kecamatan trucuk terdapat ibu hamil yang mengalmai
plasenta previa, mayoritas penduduk disana bekerja sebagai pegawai yang
beban kerjanya sangat berat, yang kemungkinan menyebabkan plasenta
previa. Desa dikecamatan trucuk sendiri dihuni sekitar 50 kk dan 200
penduduk, rata-rata ibu hamil disana berumur 35-40 tahun. Dikecamatan
tersebut terdapat satu puskesmas, puskesmas yang ada hanya ada 2 orang
dokter, dokter gigi dan dokter umum, perawat kesehatan masyarakat hanya 1
orang, 1 orang bidan dan 1 orang perawat lainnya. Ibu hamil disana yang
mayoritas sebagai pegawai yang beban kerjanya yang berat dengan umur
mereka yang berisiko.
2.2. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Data inti
Desa dikecamatan trucuk merupakan daerah yang sangat stategis.desa di
kecamatan trucuk ini memiliki 50 kk dan dan 200 penduduk.
2. Data sub system
1. Lingkungan fisik.
Rumah-rumah didesa d kecamatan trucuk terbuat dari beton dan
beralaskan lantai dan fentilasi disetiap kamarnyab terang.
Listrik didesa dikecamatan trucuk sudah terpenuhi dan setiap
rumah mempunyai halaman yng biasanya digunakan untuk
menjemur dan bertanam.
2. Pelayanan kesehatan dan sosial
Didesa dikecamatan trucuk sarana pelayanan kesehatan untuk ibu
hamil adalah sebuah puskesmas dengan jumlah dokter 2 orang. 1
orang Dokter umum dan 1 orang dokter gigi, perawat kesehatan
masyarakat hanya 1 orang, 1 orang bidan dan 1 orang perawat
lainnya.
27
28
3. Ekonomi
Mayarakat di desa dikecamatan trucuk merupakan warga se!ahtera
dengan mata pencaharian utama adalah karyawan. ibu hamil disana
bekerja membantu suami sebagai karyawati. Dimana penghasilan
mereka dalam sebulan kurang lebih Rp 1.800.000,00 ' Rp
2.000.000,00.
4. Keamanan dan transportasi
Ibu hamil disana tidak ada yang mempunyai perilaku yang
membahayakan, seperti merokok, minum, dll. $lat transportasi
untuk berpergian adalah sepeda, sepeda motor, ketua desa disana
memiliki mobil yang dapat digunakan untuk pergi ke fasilitas
kesehatan terdekat.
5. pemerintahan dan politik
Kebijakan pemerintah di Desa dikecamatan trucuk belum
mendukung pelayanan kesehatan yang ada. terbukti dengan belum
adanya sosialisasi maupun penyuluhan yang dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat khususnya ibu hamil tentang pentingnya
kesehatan.
6. Komunikasi
Didesa dikecamatan trucuk masih menggunakan sarana
komunikasi dua arah atau komunikasi secara langsung. tetapi juga
sudah ada yang menggunakan alat komunikasi yang lebih canggih
yaitu hp.
7. Pendidikan
Didesa diekecamatan trucuk terdapat 1 sekolah Dasar dan 1
sekolah menengah pertama (smp), dan 1 sekolah menengah atas
(sma).tetapi kebanyakan ibu hamil di Desa di kecamatan trucuk
hanya lulusan (sma).
29
2. Anjurkan melakukan
aktifitas secara bertahap
3. Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi kelahan
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
2. gangguan Sesetelah dilakukan Kode (I.08238)
rasa nyaman tindakan keperawatan Observasi
b.d gangguan selama 2 x 24 jam 1. Identifikasi skala nyeri
adaptasi Diharapkan nyeri 2. Identifikasi lokasi,
kehamilan dapat berkurang karakteristik, durasi,
dengan kriteria hasil : frekuensi, kualitas,
(L.08064) intensitasnyeri.
1. Kesejah 3. Identifikasi
teraan fisik pengetahuan dan
meningkat (5) keyakinan tentang
2. Kesejah nyeri.
teraan
Terapeutik
fisiologis
meningkat (5) 1. Berikan teknik non
pencahayaan,
kebisingan)
Edukasi
1. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
2. Anjurkan monitor
nyeri secara mandiri.
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgesic jika perlu
3. ansietas Setelah dilakukan (I.09314)
berhubungan tindakan keperawatan Observasi :
dengan 2x24 jam diharapkan 1. Identifikasi saat tingkat
kekhawatiran tingkat ansietas ansietas berubah
mengalami menurun dengan (kondidi, waktu,
kegagalan kriteria hasil: verbal)
(L.09093) 2. Identifikasi
1. Validasi kemampuan
kebingungan mengambil keputusan
menurun (5) Terapeutik :
2. Validasi khawatir 1. Ciptzkzn suasana
akibat kondisi terapeutik untuk
yang dihadapin menumbuhkan
menurun (5) kepercayaan
3. Perilaku gelisah 2. Pahami situasi yang
menurun (5) membuat ansietas
4. Perilaku tegang 3. Dengarkan dengan penuh
menurun (5) perhatian
4. Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
5. Tempatkan barang pribadi
yang memberikan
32
Kenyamanan
Edukasi :
1. Jelaskan prosedur
termasuk sensasi yang
dialami
2. Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien
3. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
4. Latih kegiatan
penggalian untuk
menggurangi
ketengangan
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian obat
ansietas, jika perlu
2. Informasi Penyuluhan
Evaluasi Proses :
1. Peserta yang hadir
Evaluasi Hasil :
1. Warga ibu hamil di desa kecamatan trucuk mengetahui bahaya dan cara
menangani plasenta previa.
BAB 3
PENUTUP
34
3.1 KESIMPULAN
Pada masa kehamilan , hampir seluruh tubuh wanita hamil mengalami
perubahan. Untuk itu, perwatan prenatal yang baik sangat penting untuk
mencegah timbulnya komplikasi yang menyertai kehamilan. Status
kesehatan ibu hamil merupakan modal dasar kesehatan dan pertumbuhan
generasi penerus, sehingga perlu perhatian serius untuk menurunkan
tingkat kematian ibu dan bayi. Angka kematian ibu (AKI) merupakan
indikator pelayanan kesehatan di suatu daerah.
Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan
jalan lahir (ostium uteri internum).
Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada
beberapafaktor yang meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa,
misalnya bekasoperasi rahim (bekas sesar atau operasi mioma), sering
mengalami infeksirahim (radang panggul), kehamilan ganda, pernah
plasenta previa, atau kelainan bawaan rahim. Gejala yang paling sering
terjadi pada plasenta previa berupa pendarahan jadi kejadian yang paling
khas pada plasenta previa adalah pendarahan tanpa nyeri biasanya baru
terlihat setelah trimester kedua atau sesudahnya.
3.2 SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini pengetahuan tentang masalah
keperawatan di bidang Plasenta Previa dapat diatasi dan semakin
menunjukkan peningkatan manajemen keperawatan. Selain itu Plasenta
Previa merupakan sebuah keadaan abnormal dimana penyebabnya masih
belum diketahui secara pasti, namun masih banyak keadaan pada Plasenta
Previa yang masih belum mendapatkan pelayanan kesehatan secara
maksimal. Hal inilah yang diharapkan dapat berubah ke arah kemajuan
dan dapat mengurangi terjadinya keadaan abnormal pada massa kelahiran
dengan diadakannya penyuluhan kesehatan di bidang plasenta previa.
35
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E. T. and McFarlane, J. (2011) Community as Partner: Theory and
Practice in Nursing. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Anderson, E. T. and McFarlane, J. (2014) Community as partner: Theory and
practice in nursing, Community as Partner: Theory and Practice in Nursing.
doi: 10.1097/00000446-199610000-00015.
Candra Widyanto, F. (2014) Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan
Praktis, Nuha Medika. doi: 10.1080/10837450902911929.
Kumru, P. et al. (2013) ‘European Journal of Obstetrics & Gynecology and
Reproductive Biology The Bakri balloon for the management of postpartum
hemorrhage in cases with placenta previa’, European Journal of Obstetrics
and Gynecology. Elsevier Ireland Ltd, 167(2), pp. 167–170. doi:
10.1016/j.ejogrb.2012.11.025.
Trianingsih, I. et al. (2015) ‘Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Timbulnya
Kejadian Placenta Previa Factors Influencing the Occurrence of Placenta
Previa’, 23(2), pp. 103–113.
Vinay Kumar, Ramzi S. Cotran, S. L. R. (2013) Buku Ajar Patologi Robbins,
Patologi.
36
37
LAMPIRAN
(JURNAL)