Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN

Dosen Pembimbing : Ellya Netty SKp, M.Kes

Mata Kuliah : Manajemen Keselamatan Pasien

Disusun Oleh :
Kelompok 6
KELAS 1B KEPERAWATAN

ROSA AFRIZA (P17120018070)

SALMA PUTRI ANDINI (P17120018071)

SINTA SAMHANA (P17120018076)

SUCI NADIA AHMAD P (P17120018077)

YAN BERLIN HUTAJULUNG (P17120018079)

POLTEKNIK KESEHATAN JAKARTA I

JURUSAN KEPERAWATAN

i
KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Terdorong oleh rasa ingin tahu, kemauan, kerjasama dan kerja keras, kami
kerahkan upaya demi mewujudkan keinginan ini. Semoga tulisan ini dapat memenuhi
kewajiban kami dalam tugas mata kuliah Manajemen Keselamatan Pasien.

Ucapan terima kasih kami sampaikan secara khusus kepada Dosen Pengampu mata
kuliah Manajemen Patient Safety kami di semester 2 ini, karena secara tidak langsung atas
dukungan moril dari beliau lah terwujudnya laporan karya tulis ini.Adapun harapan kami,
semoga tulisan ini dapat menambah wawasan pembaca . Kami menyadari bahwa makalah kami
ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 9 Maret 2019

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii


DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 6
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 6
1.2. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 6
1.3 Manfaat Penulisan ........................................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................................... 7
2.1 Pengertian Identifikasi Pasien ......................................................................................... 7
2.2 Manfaat dan Tujuan identifikasi pasien dengan benar ................................................... 7
2.3 Kondisi Yang Memerlukan Identifikasi Pasien .............................................................. 7
2.4 Ruang Lingkup Pelaksanaan identifikasi Pasien ............................................................ 8
2.5 Kapan mengidentifikasi pasien dilakukan ? ................................................................... 8
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................... 11
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 13
4.1. Kesimpulan ................................................................................................................... 13
4.2. Saran ............................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. vi

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan di Indonesia sekarang ini sangat mendapat perhatian
tidak hanya oleh pemerintah, namun juga masyarakat. Salah satu fasilitas
pelayanan kesehatan yang mengalami perkembangan cukup pesat adalah
keberadaan instansi rumah sakit yang jumlahnya semakin banyak di tengahtengah
masyarakat. Berdasarkan Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit disebutkan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
Keselamatan pasien (patient safety) adalah proses dalam suatu
rumah sakit yang memberikan pelayanan pasien yang lebih aman. Termasuk
di dalamnya asesmen risiko, identifikasi, dan manajemen risiko terhadap
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan
menindaklanjuti insiden dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta
meminimalisir timbulnya risiko (Depkes RI, 2006).
Pelayanan kesehatan dengan mengutamakan keselamatan pasien
perlu dilakukan diseluruh bagian rumah sakit, termasuk salah satunya di
instalasi rawat inap. Instalasi rawat inap merupakan suatu tempat
dilaksanakannya proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional
akibat penyakit tertentu, dimana pasien diinapkan pada suatu ruangan di
rumah sakit.

1.2.Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Sebagai panduan dalam penatalaksanaan identifikasi pasien dirumah sakit
2. Tujuan khusus
 Untuk memberikan identitas pada pasien.
 Untuk membedakan pasien.
 Untuk menghindari ( mal praktek )
 Mengurangi kejadian / kesalahan yang berhubungan dengan salah identifikasi.
Kesalahan ini dapat berupa: salah pasien, kesalahan prosedur, kesalahan
medikasi, kesalahan transfusi, dan kesalahan pemeriksaan diagnostik

1.3 Manfaat Penulisan


 Dapat mengetahui definisi Identifikasi Pasien
 Dapat mengetahui manfaat dan tujuan mengidentifikasi pasien
 Dapat mengetahui ruang lingkup Indentifikasi Pasien
 Dapat mengetahui tata laksana Identifikasi Pasien

6
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Identifikasi Pasien

Pengertian identifikasi adalah proses pengumpulan data dan pencatatan segala


keterangan tentang bukti-bukti dari seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan
menyamakan keterangan tersebut dengan individu seseorang. Identifikasi pasien adalah
suatu proses pemberian tanda atau pembeda yang mencakup nomor rekam medis dan
identitas pasien dengan tujuan agar dapat membedakan antara pasien satu dengan
pasien yang lainnya guna ketepatan pemberian pelayanan, pengobatan dan tindakan
atau prosedur kepada pasien.

2.2 Manfaat dan Tujuan identifikasi pasien dengan benar

Mengidentifikasi pasien dilakukan dengan tujuan untuk membedakan antara


pasien satu dengan pasien yang lainnya, sehingga mempermudah dalam proses
pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien yang datang berobat dan mencegah
kesalahan dan kekeliruan dalam proses pemberian pelayanan, pengobatan tindakan atau
prosedur. Ketepatan identifikasi pasien menjadi hal yang penting, karena berhubungan
dengan keselamatan pasien. Kesalahan karena keliru pasien dapat terjadi dalam semua
aspek diagnosis dan pengobatan. Kesalahan karena keliru pasien dapat merugikan
pasien, menyebabkan pasien tidak mendapatkan terapi yang tepat, membuat pasien
cidera, bahkan bisa menyebabkan cacat atau kematian pasien. Karena itu kesalahan
karena keliru pasien merupakan hal yang amat sangat berat hukumnya.
Tujuan dari mengidentifikasi pasien dengan benar adalah:
a. mengidentifikasi pasien sebagai individu yang dimaksudkan untuk mendapatkan
pelayanan atau pengobatan dengan cara yang dapat dipercaya/reliable,
b. untuk mencocokkan pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut.
c. untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam identifikasi pasien selama
perawatan di rumah sakit.
d. mengurangi kejadian/ kesalahan yang berhubungan dengan salah identifikasi.
Kesalahan ini dapat berupa: salah pasien, kesalahan prosedur, kesalahan medikasi,
kesalahan transfusi, dan kesalahan pemeriksaan diagnostik.
e. mengurangi kejadian cidera pada pasien.

2.3 Kondisi Yang Memerlukan Identifikasi Pasien

Semua pasien memerlukan identifikasi pasien salah satunya adalah keadaan


yang dapat beresiko menyebabkan terjadinya error/ kesalahan dalam mengidentifikasi
pasien, yaitu pasien yang dalam keadaan terbius/ tersedasi, mengalami disorientasi, atau
tidak sadar sepenuhnya, mungkin bertukar tempat tidur, kamar, lokasi di dalam rumah
sakit; mungkin mengalami disabilitas sensori; atau akibat situasi lain. Tujuan

7
menerapkan sasaran ini adalah mengidentifikasi pasien sebagai individu yang tepat
untuk mendapatkan pelayanan atau pengobatan; dan untuk mencocokkan pelayanan
atau pengobatan terhadap individu tersebut. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.
11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien disebutkan bahwa fasilitas pelayanan
kesehatan menyusun pendekatan untuk memperbaiki ketepatan identifikasi pasien. Dari
berbagai laporan kejadian baik di Indonesia maupun di luar negeri, di Negara
berkembang ataupun di Negara maju, kesalahan karena keliru-pasien sebenarnya terjadi
di semua aspek diagnosis dan pengobatan. Keadaan yang dapat mengarahkan terjadinya
error/ kesalahan dalam mengidentifikasi pasien, adalah pasien yang dalam keadaan
terbius/ tersedasi, mengalami disorientasi, atau tidak sadar sepenuhnya; mungkin
bertukar tempat tidur, kamar, lokasi di dalam fasilitas pelayanan kesehatan; mungkin
mengalami disabilitas sensori; atau akibat situasi lain.

2.4 Ruang Lingkup Pelaksanaan identifikasi Pasien


Ruang Lingkup identifikasi pasien, mencakup :

a. semua pasien rawat inap, pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD), dan pasien yang
akan menjalani suatu prosedur.
b. Pelaksana identifikasi pasien adalah semua tenaga kesehatan (medis, perawat,
farmasi, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya); staf di ruang rawat, staf
administratif, dan staf pendukung yang bekerja di rumah sakit.

2.5 Kapan mengidentifikasi pasien dilakukan ?


Kebijakan dan/atau prosedur secara kolaboratif dikembangkan untuk memperbaiki
proses identifikasi, khususnya proses yang digunakan untuk mengidentifikasi pasien.
Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan identifikasi pasien:

a. pemberian obat
b. pemberian darah atau produk darah (transfusi darah)
c. pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
d. memberikan pengobatan atau tindakan lain.
e. prosedur pemeriksaan radiologi (rontgen, MRI, dan sebagainya)
f. Intervensi pembedahan dan prosedur invasif lainnya
g. transfer pasien
h. konfirmasi kematian

2.6 Kegiatan mengindetifikasi pasien dengan benar

Suatu proses kolaboratif digunakan untuk mengembangkan kebijakan dan/atau


prosedur untuk memastikan telah mengatur semua situasi yang memungkinkan untuk
diidentifikasi. Kegiatan yang dilaksanakan, adalah:
a. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
b. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.

8
c. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis
d. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan / prosedur.
e. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang konsisten
pada semua situasi dan lokasi.

2.7.Tata Laksana Identifikasi Pasien

Tata laksana identifikasi pasien (RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, 2016) adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi pasien - Menanyakan nama lengkap pasien dan
tanggal lahir - Identifikasi pasien dapat menggunakan Nomor Rekam Medik
(NRM) - Menggunakan komunikasi aktif/ pertanyaan terbuka dalam
mengidentifikasi
2. Identifikasi pasien menggunakan dokumen foto - Pasien yang tidak memiliki
ekstremitas - Pasien luka bakar luar - Pasien psikiatri yang tidak
memungkinkan untuk dipasang gelang identitas - Pasien tanpa identitas
3. Identifikasi pasien menggunakan gelang identitas pasien Gelang nama pasien
diberikan berdasarkan jenis warna dengan ketentuan, berikut:
a. gelang warna merah jambu diberikan kepada pasien perempuan,
b. gelang warna biru diberikan kepada pasien laki-laki,
c. gelang warna putih diberikan kepada pasien ambigu
d. Label pada gelang identitas: Nama lengkap; tanggal lahir; jenis
kelamin; dan Nomor Rekam Medik pasien

(Sumber: http://spo-keperawatan.blogspot.co.id/2016/04/spo-identifikasi-pasien.html)

4. Identifikasi pasien berisiko


A. Menggunakan gelang identitas:
 warna merah diberikan kepada pasien yang mengalami alergi terhadap
obat-obatan terutama obat antibiotic,
 gelang warna kuning diberikan kepada pasien yang mempunyai risiko
jatuh

9
B. menggunakan klip dan gelang risiko:
 Klip Merah : Pasien dengan risiko alergi
 Klip Kuning : Pasien dengan risiko jatuh
 Klip Ungu : Pasien dengn DNR (Do Not Resucitate)
 Klip Pink : Pasien dengan keterbatasan ekstremitas
 Gelang abu-abu : Pasien dengan pemasangan implant radio aktif
C. Identifikasi pasien berisiko adalah terkait pasien yang tidak dapat
dilakukan pemasangan gelang risiko, seperti pada pasien luka bakar luas,
pasien psikiatri yang tidak kooperatif/ gaduh gelisah dan pasien tanpa
anggota gerak, maka diberikan berupa stiker (sesuai warna gelang) yang
ditempel pada halaman depan status pasien.
D. Pastikan identitas pasien:
 Ada dalam setiap lembar dokumen pasien di rekam medic
 Ada dalam setiap cairan parenteral (obat/ makanan/ produk darah) yang
diberikan
 Ada dalam botol susu/ botol makanan cair/ tempat makanan pasien.

10
BAB III
PEMBAHASAN

Kasus : Pasien bernama Ny. Salma berumur 29 tahun, tanggal 15 Januari 2019 pada pukul
10.00 WIB dilarikan ke Rumah Sakit F oleh keluarganya yang langsung dirujuk ke ruang
IGD,
keadaan umumnya komposmentis Nadi:65 suhu:37°C TD:120/80mmHg RR:20x/menit,
pasien mengeluh lemas pada seluruh tubunya akibat muntah-muntah dan diare, frekuensi
BAB sebanyak 5-7x sehari, feses encer berwarna kuning, terdapat sedikit lendir dan berbau
obat, mukosa mulut terlihat kering, turgor kulit tidak elastis, serta konjungtiva anemis.

*Ruang IGD*

*Laporan kondisi pasien dengan dokter *

Sinta : selamat siang dok, saya dengan perawat sinta. Saya ingin memberitahu ada pasien
yang baru dipindahkan dari IGD ke ruang ranap mawar bernama Ny.Salma dengan keadaan
lemas dan terdiagnosa diare akut

Rosa : oh gitu baiklah sus, nanti tolong jadwalkan saya akan visit jam 2 siang

Sinta : baik dok, terimakasih dok. Selamat siang

Rosa : siang sus

*perawat kontrak dengan pasien*

Sinta : Selamat siang ibu, saya dengan suster sinta. Yang merawat ibu siang hari ini. Ibu,
nanti dokter jam 2 siang akan melakukan visit untuk memeriksa kondisi ibu

Salma : oh baik lah sus

Sinta : Ibu tunggu sebentar ya bu. Diperkirakan 10 menit lagi dokter akan datang, ibu masih
lemas?

Salma : baik sus, iya nih sus

Sinta : baik, tunggu ya bu nanti ibu bilang saja apa yang ibu rasakan dengan dokter untuk
pemberian tindakan selanjutnya

Salma : baik lah sus

*Dokter visit*

Rosa : selamat siang bu, saya dokter rosa. Ibu dengan ibu salma?

Salma : iya betul dok

11
Rosa : bagaimana bu, masih lemas bu?

Salma : iya nih dok masih lemes

Rosa : yaudah saya periksa dulu ya *stetoskop perut* ibu masih sering bu bab nya bu?

Salma : iya masih dok

Rosa : masih encer bu?

Salma : masih dok

Rosa : yasudah saya nanti akan memberikan vitamin supaya mengurangi rasa lemas ibu

Salma : oh baik dok, terimakasih

Rosa : apa ada keluhan lainnya bu?

Salma : sudah dok

Rosa : yausudah kalau begitu saya permisi. Semoga cepat sembuh ya bu.

Salma : terimakasih dok

Rosa : iya bu

* Dokter dan perawat keluar dari kamar pasien*

Rosa : suster, tolong berikan vitamin ke pasien salma 2 x10mg ya sus

Sinta : Baik dok.

*Perawat Memberikan Obat*

Sinta : Selamat siang bu, saya suster sinta yang akan merawat ibu pada siang hari ini. Ibu bisa
sebutkan lagi nama dan tanggal lahirnya *melihat gelang identitas pasien*

Salma : salma, tanggal lahir 25 juli 1980

Sinta : baik sesuai ya ibu. ibu, sesuai dengan instruksi dari dokter. Ibu tadi mengatakan lemas
ya bu, iya dokter memberikan vitamin tujuannya untuk mengurangi rasa lemas pada tubuh
ibu. Nanti saya akan memberikannya lewat infus

Salma : baik sus

Sinta : ibu, saya akan cocokan dengan catatan pemberian obat ya bu, ibu bisa sebutkan lagi
nama dan tanggal lahirnya?

Salma : salma, tanggal lahir 25 juli 1980

Sinta : baik sesuai ya bu dengan catatan pemberian obatnya. Baiklah kalau begitu saya mulai
ya bu.

12
*perawat melakukan pemberian obat*

Sinta : ibu sudah selesai. Bagaimana perasaannya bu

Salma : sudah tidak terlalu terasa lemas sus

Sinta : baiklah bu, kalau begitu saya rapikan kembali alatnya

*rapikan alat dan cuci tangan*

Sinta : ibu apa ada yang dibutuhkan lagi? Ada rasa mual ga bu?

Salma : sudah tidak ada sus. Tidak terlalu mual lagi

Sinta : saya kembali ke ners station ya bi, nanti apabila ada yang dibutuhkan. Ibu memencet
bel di samping ibu atau meminta tolong ke perawat lain.

Salma : baik sus

Sinta : Untuk makanannya dijaga ya ibu, makanan yang diberikan rumah sakit kalau bisa
dihabiskan agar ibu cepat sembuh. Selamat beristirahat ya ibu, permisi, assalamu'alaikum

Salma : wa'alaikumsalam, terimakasih sus

Sinta : sama-sama ibu.

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan

Keselamatan pasien merupakan tanggung jawab yang sangat penting pada proses
pemberian asuhan keperawatan. Seorang perawat harus mengetahui aspek aspek yang
diperhatikan demi terjaganya keselamatan pasien yang salah satunya adalah ketepatan

13
mengidentifikasi pasien. Mengidentifikasi pasien bertujuan untuk mengurangi kejadian
atau kesalahan yang berhubungan dengan salah identifikasi. Kesalahan ini dapat
berupa: salah pasien, kesalahan prosedur, kesalahan medikasi, kesalahan transfusi,
dan kesalahan pemeriksaan diagnostik. Tepat mengidentifikasi pasien bisa dilakukan
dengan pengecekan dari gelang identitas berdasarkan konidisi pasien. Apabila seorang
perawat lalai dalam hal ini, maka akan memberikan bahaya terhadap pasien bahkan
sampai menyebabkan kematian pada pasien.

4.2. Saran

Seorang perawat harus mengerti aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam
mengidentifikasi pasien. Perawat juga harus teliti dalam pemberian asuhan kepada
pasien agar tidak memberikan bahaya pada pasien, apabila perawat lalai dalam proses
keperawatan, maka akan merugikan pasien, keluarga pasien, dan juga perawat itu
sendiri.

14
DAFTAR PUSTAKA

MANAJEMEN KESELAMATAN PASIEN http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-


content/uploads/2017/11/MANAJEMEN-KESELAMATAN-PASIEN-Final-DAFIS.pdf
(Diunduh pada tanggal 8 Maret 2019 pada pukul 09.00)

IDENTIFIKASI PASIEN http://spo-keperawatan.blogspot.com/2016/04/spo-identifikasi-


pasien.html?m=1 (Diunduh pada tanggal 8 Maret 2019 pada pukul 10.00)

IDENTIFIKASI PASIEN https://www.scribd.com/document/347791158/Role-Play-


Indentifikasi-Pasien (Diunduh pada tanggal 8 Maret 2019 pada pukul 09.50)

https://dokumen.tips/documents/identifikasi-pasien-5665befecd3c1.html (Diunduh pada


tanggal 9 Maret 2019 pada pukul 11.50)

https://www.google.com/amp/s/marsenorhudy.wordpress.com/2011/01/07/patient-
safetiy-keselamatan-pasien-rumah-sakit/amp/ (Diunduh pada tanggal 9 Maret 2019 pada
pukul 12.00)

http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/84261/potongan/D3-2015-332272-
introduction.pdf ( Diunduh pada tanggal 12 maret 2019 pada pukul 16.00)

vi

Anda mungkin juga menyukai