Disusun Oleh :
Kelompok 6
KELAS 1B KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
i
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Terdorong oleh rasa ingin tahu, kemauan, kerjasama dan kerja keras, kami
kerahkan upaya demi mewujudkan keinginan ini. Semoga tulisan ini dapat memenuhi
kewajiban kami dalam tugas mata kuliah Manajemen Keselamatan Pasien.
Ucapan terima kasih kami sampaikan secara khusus kepada Dosen Pengampu mata
kuliah Manajemen Patient Safety kami di semester 2 ini, karena secara tidak langsung atas
dukungan moril dari beliau lah terwujudnya laporan karya tulis ini.Adapun harapan kami,
semoga tulisan ini dapat menambah wawasan pembaca . Kami menyadari bahwa makalah kami
ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Sebagai panduan dalam penatalaksanaan identifikasi pasien dirumah sakit
2. Tujuan khusus
Untuk memberikan identitas pada pasien.
Untuk membedakan pasien.
Untuk menghindari ( mal praktek )
Mengurangi kejadian / kesalahan yang berhubungan dengan salah identifikasi.
Kesalahan ini dapat berupa: salah pasien, kesalahan prosedur, kesalahan
medikasi, kesalahan transfusi, dan kesalahan pemeriksaan diagnostik
6
BAB II
KAJIAN TEORI
7
menerapkan sasaran ini adalah mengidentifikasi pasien sebagai individu yang tepat
untuk mendapatkan pelayanan atau pengobatan; dan untuk mencocokkan pelayanan
atau pengobatan terhadap individu tersebut. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.
11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien disebutkan bahwa fasilitas pelayanan
kesehatan menyusun pendekatan untuk memperbaiki ketepatan identifikasi pasien. Dari
berbagai laporan kejadian baik di Indonesia maupun di luar negeri, di Negara
berkembang ataupun di Negara maju, kesalahan karena keliru-pasien sebenarnya terjadi
di semua aspek diagnosis dan pengobatan. Keadaan yang dapat mengarahkan terjadinya
error/ kesalahan dalam mengidentifikasi pasien, adalah pasien yang dalam keadaan
terbius/ tersedasi, mengalami disorientasi, atau tidak sadar sepenuhnya; mungkin
bertukar tempat tidur, kamar, lokasi di dalam fasilitas pelayanan kesehatan; mungkin
mengalami disabilitas sensori; atau akibat situasi lain.
a. semua pasien rawat inap, pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD), dan pasien yang
akan menjalani suatu prosedur.
b. Pelaksana identifikasi pasien adalah semua tenaga kesehatan (medis, perawat,
farmasi, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya); staf di ruang rawat, staf
administratif, dan staf pendukung yang bekerja di rumah sakit.
a. pemberian obat
b. pemberian darah atau produk darah (transfusi darah)
c. pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
d. memberikan pengobatan atau tindakan lain.
e. prosedur pemeriksaan radiologi (rontgen, MRI, dan sebagainya)
f. Intervensi pembedahan dan prosedur invasif lainnya
g. transfer pasien
h. konfirmasi kematian
8
c. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis
d. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan / prosedur.
e. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang konsisten
pada semua situasi dan lokasi.
Tata laksana identifikasi pasien (RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, 2016) adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi pasien - Menanyakan nama lengkap pasien dan
tanggal lahir - Identifikasi pasien dapat menggunakan Nomor Rekam Medik
(NRM) - Menggunakan komunikasi aktif/ pertanyaan terbuka dalam
mengidentifikasi
2. Identifikasi pasien menggunakan dokumen foto - Pasien yang tidak memiliki
ekstremitas - Pasien luka bakar luar - Pasien psikiatri yang tidak
memungkinkan untuk dipasang gelang identitas - Pasien tanpa identitas
3. Identifikasi pasien menggunakan gelang identitas pasien Gelang nama pasien
diberikan berdasarkan jenis warna dengan ketentuan, berikut:
a. gelang warna merah jambu diberikan kepada pasien perempuan,
b. gelang warna biru diberikan kepada pasien laki-laki,
c. gelang warna putih diberikan kepada pasien ambigu
d. Label pada gelang identitas: Nama lengkap; tanggal lahir; jenis
kelamin; dan Nomor Rekam Medik pasien
(Sumber: http://spo-keperawatan.blogspot.co.id/2016/04/spo-identifikasi-pasien.html)
9
B. menggunakan klip dan gelang risiko:
Klip Merah : Pasien dengan risiko alergi
Klip Kuning : Pasien dengan risiko jatuh
Klip Ungu : Pasien dengn DNR (Do Not Resucitate)
Klip Pink : Pasien dengan keterbatasan ekstremitas
Gelang abu-abu : Pasien dengan pemasangan implant radio aktif
C. Identifikasi pasien berisiko adalah terkait pasien yang tidak dapat
dilakukan pemasangan gelang risiko, seperti pada pasien luka bakar luas,
pasien psikiatri yang tidak kooperatif/ gaduh gelisah dan pasien tanpa
anggota gerak, maka diberikan berupa stiker (sesuai warna gelang) yang
ditempel pada halaman depan status pasien.
D. Pastikan identitas pasien:
Ada dalam setiap lembar dokumen pasien di rekam medic
Ada dalam setiap cairan parenteral (obat/ makanan/ produk darah) yang
diberikan
Ada dalam botol susu/ botol makanan cair/ tempat makanan pasien.
10
BAB III
PEMBAHASAN
Kasus : Pasien bernama Ny. Salma berumur 29 tahun, tanggal 15 Januari 2019 pada pukul
10.00 WIB dilarikan ke Rumah Sakit F oleh keluarganya yang langsung dirujuk ke ruang
IGD,
keadaan umumnya komposmentis Nadi:65 suhu:37°C TD:120/80mmHg RR:20x/menit,
pasien mengeluh lemas pada seluruh tubunya akibat muntah-muntah dan diare, frekuensi
BAB sebanyak 5-7x sehari, feses encer berwarna kuning, terdapat sedikit lendir dan berbau
obat, mukosa mulut terlihat kering, turgor kulit tidak elastis, serta konjungtiva anemis.
*Ruang IGD*
Sinta : selamat siang dok, saya dengan perawat sinta. Saya ingin memberitahu ada pasien
yang baru dipindahkan dari IGD ke ruang ranap mawar bernama Ny.Salma dengan keadaan
lemas dan terdiagnosa diare akut
Rosa : oh gitu baiklah sus, nanti tolong jadwalkan saya akan visit jam 2 siang
Sinta : Selamat siang ibu, saya dengan suster sinta. Yang merawat ibu siang hari ini. Ibu,
nanti dokter jam 2 siang akan melakukan visit untuk memeriksa kondisi ibu
Sinta : Ibu tunggu sebentar ya bu. Diperkirakan 10 menit lagi dokter akan datang, ibu masih
lemas?
Sinta : baik, tunggu ya bu nanti ibu bilang saja apa yang ibu rasakan dengan dokter untuk
pemberian tindakan selanjutnya
*Dokter visit*
Rosa : selamat siang bu, saya dokter rosa. Ibu dengan ibu salma?
11
Rosa : bagaimana bu, masih lemas bu?
Rosa : yaudah saya periksa dulu ya *stetoskop perut* ibu masih sering bu bab nya bu?
Rosa : yasudah saya nanti akan memberikan vitamin supaya mengurangi rasa lemas ibu
Rosa : yausudah kalau begitu saya permisi. Semoga cepat sembuh ya bu.
Rosa : iya bu
Sinta : Selamat siang bu, saya suster sinta yang akan merawat ibu pada siang hari ini. Ibu bisa
sebutkan lagi nama dan tanggal lahirnya *melihat gelang identitas pasien*
Sinta : baik sesuai ya ibu. ibu, sesuai dengan instruksi dari dokter. Ibu tadi mengatakan lemas
ya bu, iya dokter memberikan vitamin tujuannya untuk mengurangi rasa lemas pada tubuh
ibu. Nanti saya akan memberikannya lewat infus
Sinta : ibu, saya akan cocokan dengan catatan pemberian obat ya bu, ibu bisa sebutkan lagi
nama dan tanggal lahirnya?
Sinta : baik sesuai ya bu dengan catatan pemberian obatnya. Baiklah kalau begitu saya mulai
ya bu.
12
*perawat melakukan pemberian obat*
Sinta : ibu apa ada yang dibutuhkan lagi? Ada rasa mual ga bu?
Sinta : saya kembali ke ners station ya bi, nanti apabila ada yang dibutuhkan. Ibu memencet
bel di samping ibu atau meminta tolong ke perawat lain.
Sinta : Untuk makanannya dijaga ya ibu, makanan yang diberikan rumah sakit kalau bisa
dihabiskan agar ibu cepat sembuh. Selamat beristirahat ya ibu, permisi, assalamu'alaikum
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Keselamatan pasien merupakan tanggung jawab yang sangat penting pada proses
pemberian asuhan keperawatan. Seorang perawat harus mengetahui aspek aspek yang
diperhatikan demi terjaganya keselamatan pasien yang salah satunya adalah ketepatan
13
mengidentifikasi pasien. Mengidentifikasi pasien bertujuan untuk mengurangi kejadian
atau kesalahan yang berhubungan dengan salah identifikasi. Kesalahan ini dapat
berupa: salah pasien, kesalahan prosedur, kesalahan medikasi, kesalahan transfusi,
dan kesalahan pemeriksaan diagnostik. Tepat mengidentifikasi pasien bisa dilakukan
dengan pengecekan dari gelang identitas berdasarkan konidisi pasien. Apabila seorang
perawat lalai dalam hal ini, maka akan memberikan bahaya terhadap pasien bahkan
sampai menyebabkan kematian pada pasien.
4.2. Saran
Seorang perawat harus mengerti aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam
mengidentifikasi pasien. Perawat juga harus teliti dalam pemberian asuhan kepada
pasien agar tidak memberikan bahaya pada pasien, apabila perawat lalai dalam proses
keperawatan, maka akan merugikan pasien, keluarga pasien, dan juga perawat itu
sendiri.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/amp/s/marsenorhudy.wordpress.com/2011/01/07/patient-
safetiy-keselamatan-pasien-rumah-sakit/amp/ (Diunduh pada tanggal 9 Maret 2019 pada
pukul 12.00)
http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/84261/potongan/D3-2015-332272-
introduction.pdf ( Diunduh pada tanggal 12 maret 2019 pada pukul 16.00)
vi