Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PERUBAHAN PERILAKU KESEHATAN TEORI

REASONED ACTION

Oleh :

NAMA ANGGOTA :

1. Artyza Putri Anugrah Nirwana (70200121002)


2. Nurannisa Aulia Putri (70200121042)
3. Yuni Agusrianti (70200121001)
4. Mutia Lutfia (70200121070)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya

sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami

mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi

dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan

dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar

makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan

dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman

saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan makalah ini

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Gowa, 25 Mei 2022

Penulis

DAFTAR ISI

II
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 4

A. Pengertian Theory of Reasoned Action...............................................4

B. Sejarah Theory of Reasoned Action.....................................................8

C. Pengembangan Theory of Reasoned Action.........................................9

D. Tujuan dan Manfaat Theory of Reasoned Action ................................11

E. Kelebihan dan Kekurangan dari Theory of Reasoned Action .............14

F. Aplikasi Theory of Reasoned Action ...................................................15

G. Integrasi Keislaman .............................................................................17

BAB III PENUTUP ...........................................................................................18

A. Simpulan ...........................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................20

BAB I

III
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Definisi promosi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

diartikan sebagai perkenalan (dilakukan secara intensif dan terus

menerus), sedangkan kesehatan menurut Undang-Undang didefinisikan

sebagai situasi sejahtera, dari tubuh, jiwa, serta sosial yang sangat

mungkin untuk tiap-tiap orang bisa hidup secara produktif dengan cara

sosial serta ekonomis.

Menurut WHO (1986) “Health is the process of enabling people

to control over and improve their health”, artinya promosi kesehatan

adalah proses yang bisa dilaksanakan oleh orang untuk mengontrol

kesehatannya. Promosi kesehatan tidak hanya untuk perubahan perilaku

tetapi juga perubahan lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku

tersebut.

Menurut Notoatmodji (2005) promosi kesehatan adalah upaya

memasarkan, menjual, memperkenalkan pesan-pesan atau program-

program kesehatan sehingga masyarakat menerima atau mengenal

pesan-pesan kesehatan tersebut, yang akhirnya masyarakat mau

berperilaku hidup sehat.

Perilaku yang ditampilkan oleh setiap individu sangatlah

beragam dan unik. Keberagaman dan keunikan tersebut menarik

perhatian para ahli untuk mmeneliti tentang perilaku manusia. Terdapat

banyak teori yang menjelaskan tentang determinan perilaku manusia.

Dalam teori – teori tersebut para ahli memaparkan pendapatnya tentang

bagaimana suatu prilaku terbentuk dan faktor apa saja yang

IV
mempengaruhi.

Skiner dalam Notoarmodjo (2010), seorang ahli psikologi,

merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang

terhadap stimulus (ransangan dari luar). Teori Skiner ini dikenal sebagai

teori S-O-R (Stimulus-Organisme- Respon). Namun dalam kenyataan,

stimulus yang diterima oleh organisme tidak selamanya mampu

menghasilkan perilaku, ada beberapa faktor lain yang berperan dalam

munculnya perilaku, salah satunya adalah adanya niat untuk berperilaku

tertentu dari suatu individu. Niat itu sendiri juga tidak akan muncul

tanpa adanya determinan yang mempengaruhi. Teori ini dijelaskan oleh

Atzen dalam teorinya yang dikenal dengan Theory Of Reasoned Action /

Teori Perilaku Yang Direncanakan

Teori ini menghubungkan keyakinan (beliefs), sikap (attitude),

kehendak (intention) dan perilaku. Dalam makalah ini akan dibahas

lebih dalam mengenai teori tersebut untuk mengetahui bagaimana

perilaku muncul karena adanya niat dari orang tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Theory of Reasoned Action ?

2. Apa Sejarah Theory of Reasoned Action ?

3. Bagaimana Pengembangan Theory of Reasoned Action ?

4. Apa Tujuan dan Manfaat dari Theory of Reasoned Action ?

5. Apa Kelebihan dan Kekurangan dari Theory of Reasoned Action ?

6. Apa saja Aplikasi dari Theory of Reasoned Action ?

V
C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perubahan perilaku Teori Reasoned Action

2. Untuk mengetahui sejarah teori reasoned action

3. Untuk mengetahui perkembangan teori reasoned action

4. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan dar teori reasoned action

5. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan teori reasoned

action

6. Untuk mengetahui apa saja aplikasi teori reasoned action

D. Manfaat Penelitian

1. Dapat mengetahui perubahan perilaku Teori Reasoned Action

2. Dapat mengetahui sejarah teori reasoned action

3. Dapat mengetahui perkembangan teori reasoned action

4. Dapat mengetahui manfaat dan tujuan dar teori reasoned action

5. dapat mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan teori reasoned action
6. dapat mengetahui apa saja aplikasi teori reasoned action

BAB II

VI
PEMBAHASAN

A. Pengertian Theory of Reasoned Action


Theory of Reasoned Action adalah studi tentang sikap terhadap
perilaku, mendefinisikan sikap sebagai sumber ekspresi physical dari emosi.
(Charles Darwin,
1872).
Menurut (Gordon Allport, 1935), konsep sikap dan perilaku adalah
multidimensional daripada unidimensional. Sistem multidimensional sika
terhadap kepercayaan tentang objek sikap, perasaan tentang objek sikap,
perasaan tentang objek sikap, dan kecenderungan terhadap objek.
Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh
Martin Fishbein dan Ajzen pada tahun 1980. Teori ini menghubungkan
antara keyakinan (belief), sikap (attitude), kehendak (intention) dan perilaku
(behavior). Kehendak merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya jika
ingin mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang, cara terbaik adalah
mengetahui kehendak orang tersebut. Namun, seseorang dapat membuat
pertimbangan berdasarkan alasan-alasan yang sama sekali berbeda (tidak
selalu berdasarkan kehendak). Konsep penting dalam teori ini adalah fokus
perhatian (salience), yaitu mempertimbangkan sesuatu yang dianggap
penting. Kehendak (intetion) ditentukan oleh sikap dan norma subyektif
(Jogiyanto, 2007). Komponen pertama mengacu pada sikap terhadap
perilaku. Sikap ini merupakan hasil pertimbangan untung rugi dari perilaku
tersebut (outcome of the behavior). Disamping itu juga dipertimbangkan
pentingnya konsekuensi-konsekuensi yang akan terjadi bagi individu
(evaluation regarding the outcome

VII
Di lain pihak, komponen norma subyektif atau sosial mengacu pada
keyakinan seseorang terhadap bagaimana dan apa yang dipikirkan orang-
orang yang dianggap penting dan motivasi seseorang untuk mengikuti
pikiran tersebut.
Theory of Reasoned Action (TRA) atau Teori Tindakan Beralasan
atau Teori Aksi Beralasan mengatakan bahwa sikap mempengaruhi perilaku
melalui suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan dan
dampaknyaterbatas hanya pada tiga hal. Pertama, perilaku tidak banyak
ditentukan oleh sikap umum tapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu.
Kedua, perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tapi juga oleh norma-
norma objektif (subjective norms) yaitu keyakinan kita mengenai apa yang
orang lain inginkan agar kita perbuat. Ketiga, sikap terhadap suatu perilaku
bersama norma- norma subjektif membentuk suatu intensi atau niat
berperilaku tertentu. Intensi atau niat merupakan fungsi dari dua determinan
dasar, yaitu sikap individu terhadap perilaku (merupakan aspek personal)
dan persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau untuk
tidak melakukan perilaku yang disebut dengan norma subyektif.
Teori perilaku beralasan diperluas dan dimodifikasi oleh (Ajzen
dalam Jogiyanto 2007) dan dinamai Teori Perilaku Terencana (theory of
planned behavior). Inti teori ini mencakup 3 hal yaitu; yaitu keyakinan
tentang kemungkinan hasil dan evaluasi dari perilaku tersebut (behavioral
beliefs), keyakinan tentang norma yang diharapkan dan motivasi untuk
memenuhi harapan tersebut (normative beliefs), serta keyakinan tentang
adanya faktor yang dapat mendukung atau menghalangi perilaku dan
kesadaran akan kekuatan faktor tersebut (control beliefs).
Sesuai dengan namanya, teori tindakan beralasan (TRA)
didasarkan kepada asumsi bahwa manusia berperilaku dengan cara yang
sadar, mempertimbangkan informasi yang tersedia dan juga
mempertimbangkan implikasi-implikasi dari tindakan yang dilakukan.
Menurut teori tindakan beralasan (TRA) ini, niat merupakan faktor yang
mempengaruhi terjadinya suatu tindakan. Niat adalah keinginan untuk

8
melakukan perilaku (Lu et al.,2010). Niat dipengaruhi oleh dua faktor
dasar, yaitu faktor pribadi dan faktor pengaruh sosial. Kedua faktor
tersebut berpengaruh positif terhadap niat perilaku individu yang secara
positif menyebabkan perilaku. Perilaku merupakan tindakan aktual individu
akibat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya (Ajzen, 1991).

Faktor pertama yang berhubungan dengan faktor pribadi adalah sikap.


Sikap (attitude) adalah evaluasi kepercayaan atau perasaan positif atau
negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan
(Lu et al., 2010). Fishbein dan Ajzen (1975) mendefinisikan sikap sebagai
jumlah dari afeksi yang dirasakan seseorang untuk menerima atau menolak
suatu obyek atau perilaku dan diukur dengan suatu prosedur yang
menempatkan individual pada skala evaluatif dua kutub misal baik atau
buruk, setuju atau menolak, dan sebagainya. Sikap seseorang terhadap sistem
informasi menunjukkan seberapa jauh sistem informasi tersebut dirasa baik
atau buruk, serta setuju atau menolaknya individu tersebut terhadap
penggunaan sistem informasi yang ada . Faktor kedua yang berhubungan
dengan pengaruh sosial adalah norma subyektif. Norma subyektif (subjective
norm) adalah persepsi individu mengenai kepercayaan orang lain yang akan
mempengaruhi niat untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang
sedang dipertimbangkan (Lu et al., 2010). Sikap dan norma subyektif yang
membentuk niat merupakan penentu utama dari perilaku, namun terdapat
juga kemungkinan variabel – variabel lain mempengaruhi perilaku (Fishbein
dan Ajzen, 1975). Variabelvariabel ini disebut dengan variabel eksternal
yang mempengaruhi perilaku secara tidak langsung. Contoh variabel
eksternal tersebut misalnya variabel demografi, karakteristik personalitas,
kepercayaan mengenai obyek, dan sebagainya. Hubungan antara konstruk-
konstruk TRA seperti ditunjukkan oleh Gambar 1.1.

9
Gambar 1.1
Theory of Reasoned Action (TRA)

Sikap
Niat Perilaku
Perilaku
Norma Subjektif

Sumber: Fishbein, M., dan I. Ajzen. 1975. Belief, Attitude, Intention, and
Behavior: an Introduction to Theory and Research. MA: Addison-
Wesley, h. 302.

Teori tindakan beralasan (TRA) hanya dimaksudkan untuk


menjelaskan perilaku-perilaku yang dikerjakan secara sukarela, bukan
perilaku-perilaku yang diwajibkan di mana individu mempunyai tingkat
kontrol kemauan yang tinggi . Oleh karena itu, model ini sebenarnya
kurang tepat jika digunakan untuk memprediksi

10
perilaku-perilaku spontan, kebiasaan yang diinginkan, sudah diatur atau
kurang bersemangat. Hal ini dikarenakan perilaku-perilaku ini tidak
dilakukan secara sukarela dan juga perilaku yang dikerjakan tanpa atau
kurang niat dari pelakunya.

B. Sejarah Theory of Reasoned Action


Teori ini awalnya dinamai Theory of Reasoned Action (TRA),
dikembangkan Tahun 1967, selanjutnya teori tersebut terus direvisi dan
diperluas oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein. Mulai tahun 1980 teori
tersebut digunakan untuk mempelajari perilaku manusia dan untuk
mengembangkan intervensi-intervensi yang lebih mengena. Pada Tahun
1988, hal lain ditambahkan pada model reasoned action yang sudah ada
tersebut dan kemudian dinamai Theory of Planned Behavior (TPB), untuk
mengatasi kekurangan yang ditemukan oleh Ajzen dan Fishbein melalui
penelitian- penelitian mereka dengan menggunakan TRA.

Icek Ajzen adalah seorang profesor psikologi di University of


Massachusetts. Ia menerima gelar Ph.D di bidang psikologi sosial dari University
of Illinois dan selama beberapa tahun menjadi Visiting Professor at Tel-Aviv
University di Israel. Ia banyak menulis artikel, dan bersama Martin Fishbein
menulis berbagai paper, jurnal dan buku- buku mengenai Theory of Reasoned
Action dan Theory of Planned Behavior. Ajzen dan Fishbein menulis buku
Understanding Attitude and Predicting Social Behavior yang telah banyak
dipakai di kalangan akademik dan di wilayah psikologi sosial, yang diterbitkan
pada tahun 1980.

Martin Fishbein adalah seorang profesor pada Department of


Psychology and the Institute of Communications Research pada University of
Illinois di Urbana. Ia seorang konsultan pada the International Atomic Energy
Agency, The Federal Trade Commission and Warner Communications, Inc.
Bersama dengan Ajzen, ia telah menulis buku Belief, Attitude, Intention and

11
Behavior: An Introduction to Theory and Research pada tahun 1975. Ia juga
telah banyak menulis buku-buku teks, dan artikel-artikel. Ia mulai berfikir
mengenai peran sikap dalam mempengaruhi perilaku di awal 1960-an dan di
awal 1970- an berkolaborasi dengan Ajzen mengembangkan Theory of
Reasoned Action dan Theory of Planned Behavior.

C. Pengembangan Theory of Reasoned Action


Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) dirumuskan pada
tahun 1967 dalam upaya untuk memberikan konsistensi dalam studi
hubungan antara perilaku dan sikap, (Fishbein dan Ajzen 1975; Werner 2004).
Teori Perilaku yang Direncanakan (Theory of Planned Behavior), (Ajzen 1991)
dianggap sebagai perluasan dari teori tindakan beralasan, (Werner 2004).
Asumsi utama dari teori tindakan beralasan dan teori perilaku yang
direncanakan adalah individu rasional dalam mempertimbangkan tindakan
mereka dan implikasi dari tindakan mereka (pengambilan keputusan).
Rasionalitas pengambilan keputusan mengasumsikan bahwa keputusan
tersebut dibuat di bawah ketidakpastian, (Basu 1996; Eppen et al. 1998).
Pembuatan keputusan rasional menyiratkan bahwa diharapkan adanya hasil
yang optimal atau unit pengambilan keputusan menyadari semua dampak dan
konsekuensi, (Basu 1996; Bazerman 2002; Eppen et al. 1998). Gambar 1.2
berikut ini tentang teori tindakan beralasan:

Gambar 1.2
Beliefs and Attitude
toward
Evaluations
Behavior
Behavior Actual
Intention Behavior

Subjective
Norm Normative
Beliefs and
Motivation
to copy

12
Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975
Gambar 1.2 Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action)

Teori Tindakan Beralasan dikembangkan untuk menguji hubungan


antara sikap dan perilaku (Fishbein dan Ajzen 1975; Ajzen 1988;, Werner
2004). Konsep utama dalam Teori Tindakan Beralasan adalah “prinsip-
prinsip kompatibilitas" dan konsep "intensi perilaku," (Fishbein dan Ajzen
1975; Ajzen 1988;). Prinsip kompatibilitas menetapkan dalam rangka untuk
memprediksi satu perilaku tertentu diarahkan ke target tertentu dalam
konteks dan waktu tertentu, sikap khusus yang sesuai dengan waktu, target
dan konteks yang harus dinilai, (Fishbein dan Ajzen 1975; Ajzen 1988).
Konsep yang menyatakan keinginan perilaku yang memotivasi individu
untuk terlibat dalam perilaku yang didefinisikan oleh sikap yang
mempengaruhi perilaku, (Fishbein dan Ajzen 1975). Keinginan berperilaku
menunjukkan berapa banyak usaha individu ingin berkomitmen untuk
melakukan perilaku dengan komitmen yang lebih tinggi dengan
kecenderungan perilaku itu akan

13
dilakukan. Keinginan untuk berperilaku ditentukan oleh sikap dan norma
subyektif, (Fishbein dan Ajzen 1975; Ajzen 1988).
Sikap mengacu pada persepsi individu (baik menguntungkan atau
tidak menguntungkan) terhadap perilaku tertentu, (Werner 2004). Norma
subjektif mengacu pada penilaian subjektif individu tentang preferensi lain
dan dukungan untuk berperilaku, (Werner 2004). Theory of Reasoned Action
dikritik karena mengabaikan pentingnya faktor-faktor sosial yang dalam
kehidupan nyata bisa menjadi penentu untuk perilaku individu, (Grandon dan
Mykytyn 2004; Werner 2004). Faktor sosial berarti semua pengaruh
lingkungan sekitarnya (seperti norma individu) yang dapat mempengaruhi
perilaku individu, (Ajzen 1991). Kelemahan teori tindakan beralasan, Ajzen
(1991) mengusulkan faktor tambahan dalam menentukan perilaku individu
dalam teori perilaku yang direncanakan yaitu perilaku kontrol yang
dirasakan. Perilaku kontrol yang dirasakan adalah persepsi individu pada
betapa mudahnya perilaku tertentu akan dilakukan, (Ajzen 1991). Perilaku
kontrol yang dirasakan secara tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku.

D. Tujuan dan Manfaat Theory of Reasoned Action


Ada beberapa tujuan dan manfaat dari teori ini, antara lain adalah
untuk meramalkan dan memahami pengaruh-pengaruh motivasional terhadap
perilaku yang bukan dibawah kendali atau kemauan individu sendiri. Untuk
mengidentifikasi bagaimana dan kemana mengarahkan strategi-strategi untuk
perubahan perilaku dan juga untuk menjelaskan pada tiap aspek penting
beberapa perilaku manusia seperti mengapa seseorang membeli rumah baru,
memilih seorang calon dalam pemilu, mengapa tidak masuk kerja atau
mengapa melanggar peraturan dan lain sebagainya.

14
dan sikap, (Fishbein dan Ajzen 1975; Werner 2004). Teori Perilaku yang
Direncanakan (Theory of Planned Behavior), (Ajzen 1991) dianggap sebagai
perluasan dari teori tindakan beralasan, (Werner 2004). Asumsi utama dari
teori tindakan beralasan dan teori perilaku yang direncanakan adalah individu
rasional dalam mempertimbangkan tindakan mereka dan implikasi dari
tindakan mereka (pengambilan keputusan). Rasionalitas pengambilan
keputusan mengasumsikan bahwa keputusan tersebut dibuat di bawah
ketidakpastian, (Basu 1996; Eppen et al. 1998). Pembuatan keputusan rasional
menyiratkan bahwa diharapkan adanya hasil yang optimal atau unit
pengambilan keputusan menyadari semua dampak dan konsekuensi, (Basu
1996; Bazerman 2002; Eppen et al. 1998). Gambar 1.2 berikut ini tentang teori
tindakan beralasan:

Gambar 1.2
Beliefs and Attitude
toward
Evaluations
Behavior
Behavior Actual
Intention Behavior

Subjective
Normative Norm
Beliefs and
Motivation
to copy
Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975
Gambar 1.2 Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action)

Teori Tindakan Beralasan dikembangkan untuk menguji hubungan


antara sikap dan perilaku (Fishbein dan Ajzen 1975; Ajzen 1988;, Werner
2004). Konsep utama dalam Teori Tindakan Beralasan adalah “prinsip-
prinsip kompatibilitas" dan konsep "intensi perilaku," (Fishbein dan Ajzen
1975; Ajzen 1988;). Prinsip kompatibilitas menetapkan dalam rangka untuk
memprediksi satu perilaku tertentu diarahkan ke target tertentu dalam

15
konteks dan waktu tertentu, sikap khusus yang sesuai dengan waktu, target
dan konteks yang harus dinilai, (Fishbein dan Ajzen 1975; Ajzen 1988).
Konsep yang menyatakan keinginan perilaku yang memotivasi individu
untuk terlibat dalam perilaku yang didefinisikan oleh sikap yang
mempengaruhi perilaku, (Fishbein dan Ajzen 1975). Keinginan berperilaku
menunjukkan berapa banyak usaha individu ingin berkomitmen untuk
melakukan perilaku dengan komitmen yang lebih tinggi dengan
kecenderungan perilaku itu akan dilakukan. Keinginan untuk berperilaku
ditentukan oleh sikap dan norma subyektif, (Fishbein dan Ajzen 1975; Ajzen
1988).
Sikap mengacu pada persepsi individu (baik menguntungkan atau
tidak menguntungkan) terhadap perilaku tertentu, (Werner 2004). Norma
subjektif mengacu pada penilaian subjektif individu tentang preferensi lain
dan dukungan untuk berperilaku, (Werner 2004). Theory of Reasoned Action
dikritik karena mengabaikan pentingnya faktor-faktor sosial yang dalam
kehidupan nyata bisa menjadi penentu untuk perilaku individu, (Grandon dan
Mykytyn 2004; Werner 2004). Faktor sosial berarti semua pengaruh
lingkungan sekitarnya (seperti norma individu) yang dapat mempengaruhi
perilaku individu, (Ajzen 1991). Kelemahan teori tindakan beralasan, Ajzen
(1991) mengusulkan faktor tambahan dalam menentukan perilaku individu
dalam teori perilaku yang direncanakan yaitu perilaku kontrol yang
dirasakan. Perilaku kontrol yang dirasakan adalah persepsi individu pada
betapa mudahnya perilaku tertentu akan dilakukan, (Ajzen 1991). Perilaku
kontrol yang dirasakan secara tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku.

16
dilakukan. Keinginan untuk berperilaku ditentukan oleh sikap dan norma
subyektif, (Fishbein dan Ajzen 1975; Ajzen 1988).
Sikap mengacu pada persepsi individu (baik menguntungkan atau
tidak menguntungkan) terhadap perilaku tertentu, (Werner 2004). Norma
subjektif mengacu pada penilaian subjektif individu tentang preferensi lain
dan dukungan untuk berperilaku, (Werner 2004). Theory of Reasoned Action
dikritik karena mengabaikan pentingnya faktor-faktor sosial yang dalam
kehidupan nyata bisa menjadi penentu untuk perilaku individu, (Grandon dan
Mykytyn 2004; Werner 2004). Faktor sosial berarti semua pengaruh
lingkungan sekitarnya (seperti norma individu) yang dapat mempengaruhi
perilaku individu, (Ajzen 1991). Kelemahan teori tindakan beralasan, Ajzen
(1991) mengusulkan faktor tambahan dalam menentukan perilaku individu
dalam teori perilaku yang direncanakan yaitu perilaku kontrol yang
dirasakan. Perilaku kontrol yang dirasakan adalah persepsi individu pada
betapa mudahnya perilaku tertentu akan dilakukan, (Ajzen 1991). Perilaku
kontrol yang dirasakan secara tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku.

E. Kelebihan dan Kekurangan dari Theory of Reasoned Action


Kelebihan Theory of Reasoned Action yaitu memberikan pegangan
untuk menganalisis komponen perilaku dala item yang operasional. Fokus
sasaran adalah prediksi dan pengertian perilaku yang dapat diamati secara
langsung dan berada dalam kendali seseorang, artinya perilaku sasaran harus
diseleksi dan diidentifikasi secara jelas. Tuntunan ini memerlukan
pertimbangan mengenai perbedaan tindakan, sasaran, konteks, dan
perbedaan waktu serta komponen model sendiri termasuk
intensi, sikap norma subyektif, dan keyakinan. Konsep penting dalam Theory
of Reasoned Action adalah fokus perhatian (salience). Artinya, sebelum
mengembangkan intervensi yang efektif, pertama-tama harus menentukan
hasil dan kelompok referensi yang penting bagi perilaku populasi. Dengan
demikian, harus diketahui nilai dan norma kelompok sosial yang diselidiki
17
(yang penting bukan budaya itu sendiri, tetapi cara budaya mempengaruhi
sikap, kehendak dan perilaku).
Contohnya, terdapat nilai dan norma di masyarakat bahwa diare
bukan suatu penyakit, tetapi sebagai hal yang alami dari tumbuh kembang
anak. Hal tersebut berarti masyarakat memandang diare bukan fokus
perhatian yang penting. Contoh lain yaitu fokus perhatian perilaku seksual
dan pencegahan AIDS tidak akan sama antara kelompok homoseksual dan
kelompok lain tentang penggunaan kondom. Kelompok homoseksual percaya
kondom dapat mencegah mereka terkena AIDS, tetapi bagi kelompok lain,
penggunaan kondom justru akan menyebarluaskan perilaku seksual.
Kelemahan Theory of Reasoned Action adalah bahwa kehendak dan
perilaku hanya berkorelasi sedang, kehendak tidak selalu menuju pada
perilaku itu sendiri, terdapat hambatan-hambatan yang mencampuri atau
mempengaruhi kehendak dan perilaku (Van Oost, 1991 dalam Smet, 1994).
Theory of Reasoned Action tidak mempertimbangkan pengalaman
sebelumnya dengan perilaku dan mengabaikan akibat-akibat jelas dari
variabel eksternal (variabel demografi, gender, usia, dan keyakinan
kesehatan) terhadap pemenuhan kehendak perilaku. Meskipun demikian,
kelebihan Theory of Reasoned Action dibandingkan HBM adalah bahwa
pengaruh Theory of Reasoned Action berhubungan dengan norma subjektif.
Menurut Theory of Reasoned Action, seseorang dapat membuat
pertimbangan berdasarkan alasan-alasan yang sama sekali berbeda. Hal ini
berarti keputusan seseorang untuk melakukan suatu tindakan tidak dibatasi
pertimbangan-pertimbangan kesehatan.

F. Aplikasi Theory of Reasoned Action


Aplikasi Theory of Reasoned Action merupakan model untuk
meramalkan perilaku preventif dan telah digunakan dalam berbagai jenis
perilaku sehat yang berkelainan, seperti pengaturan penggunaan substansi

18
tertentu (merokok, alkohol, dan narkotik), perilaku makan dan pengaturan
makan, pencegahan AIDS dan penggunaan kondom, perilaku merokok,
penggunaan alkohol, penggunaan alat kontrasepsi, latihan kebugaran (fitness)
dan praktik olahraga. Norma subjektif menjadi perhatian penelitian
(mengenai) dukungan sosial dan analisis jaringan sosial. Theory of
Reasoned Action juga banyak digunakan untuk memenuhi persyaratan
tindakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), seperti tindakan keselamatan
dalam pertambangan batubara, absenteism karyawan dan perilaku konsumen.
Contoh aplikasi Theory of Reasoned Action dalam analisa beberapa
faktor yang berhubungan dengan niat seorang pengguna narkoba suntik untuk
berkunjung ke klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT). Seorang
pengguna narkoba suntuk percaya bahwa berkunjung ke klinik VCT
memberikan manfaat bagi orang yang berisiko HIV dan AIDS seperti
mendapat informasi tentang penggunaan narkoba suntik yang aman
(keuntungan), tetapi juga akan dijauhi teman-teman sesama pengguna
narkoba suntik (kerugian). Pengguna narkoba suntik akan
mempertimbangkan mana yang paling penting diantara keduanya. Kemudian
ia juga akan mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensi setelah
melakukan VCT, seperti setelah melakukan VCT dan dinyatakan HIV positif,
ia tidak diperbolehkan untuk bekerja meskipun mampu untuk bekerja. Nilai
dan norma di lingkungan masyarakat tidak mendeskriminasipengguna
narkoba suntik setelah berkunjung ke klinik VCT. Orang yang dianggap
penting (teman sesama pengguna narkoba suntik yang telah berkunjung ke
klinik VCT) setuju (atau sebatas menasihati) untuk berkunjung ke klinik
VCT dan pengguna narkoba suntik termotivasi untuk patuh mengikuti
petunjuk tersebut, maka terdapat kecenderungan positif berniat untuk
berkunjung ke klinik VCT.

19
G. Integrasi Keislaman
‫ش َنآنُ َق ْو ٍم َعلَ ٰى َأاَّل‬
َ ‫ش َهدَا َء بِا ْلق ِْسطِ ۖ َواَل َي ْج ِر َم َّن ُك ْم‬ ُ ِ ‫َأ ُّي َها الَّذِينَ آ َم ُنوا ُكو ُنوا َق َّوامِينَ هَّلِل‬
ُ ‫اع ِدلُوا ه َُو َأ ْق َر‬
َ‫ هَّللا َ ۚ ِإنَّ هَّللا َ َخبِي ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬G‫ب لِلتَّ ْق َو ٰى ۖ َواتَّقُوا‬ ْ ۚ ‫َت ْع ِدلُوا‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan
adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S. Al-Maidah: 8)

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Theory of Reasoned Action adalah teori yang dapat memprediksi
dan memahami perilaku dan sikap.
2. Theory of Reasoned Action adalah bahwa sikap mempengaruhi
perilaku melalui suatu proses pengambilan keputusan yang teliti
dan beralasan, dan dampaknya terbatas.
3. Teori ini awalnya dinamai Theory of Reasoned Action (TRA),
dikembangkan Tahun 1967, selanjutnya teori tersebut terus direvisi
dan diperluas oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein. Mulai tahun
1980 teori tersebut digunakan untuk mempelajari perilaku manusia
dan untuk mengembangkan intervensi-intervensi yang lebih
mengena. Pada Tahun 1988, hal lain ditambahkan pada model
reasoned action yang sudah ada tersebut dan kemudian dinamai
Theory of Planned Behavior (TPB), untuk mengatasi kekurangan
yang ditemukan oleh Ajzen dan Fishbein melalui penelitian-
penelitian mereka dengan menggunakan TRA.
4. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action)
dirumuskan pada tahun 1967 dalam upaya untuk memberikan
konsistensi dalam studi hubungan antara perilaku dan sikap,
(Fishbein dan Ajzen 1975; Werner 2004). Teori Perilaku yang
Direncanakan (Theory of Planned Behavior), (Ajzen 1991)
dianggap sebagai perluasan dari teori tindakan beralasan, (Werner
2004).
5. Ada beberapa tujuan dan manfaat dari teori ini, antara lain adalah
untuk meramalkan dan memahami pengaruh-pengaruh
motivasional terhadap perilaku 19 yang bukan dibawah kendali
atau kemauan individu sendiri. Untuk mengidentifikasi bagaimana
dan kemana mengarahkan strategi- strategi untuk perubahan

21
perilaku dan juga untuk menjelaskan pada tiap aspek penting
beberapa perilaku manusia seperti mengapa seseorang membeli
rumah baru, memilih seorang calon dalam pemilu, mengapa tidak
masuk kerja atau mengapa melanggar peraturan dan lain
sebagainya.
6. Teori ini menyediakan suatu kerangka untuk mempelajari sikap
terhadap perilaku. Berdasarkan teori tersebut, penentu terpenting
perilaku seseorang adalah intensi untuk berperilaku. Intensi
individu untuk menampilkan suatu perilaku adalah kombinasi dari
sikap untuk menampilkan perilaku tersebut dan norma subjektif.
Sikap individu terhadap perilaku meliputi kepercayaan mengenai
suatu perilaku, evaluasi terhadap hasil perilaku, norma subjektif,
kepercayaan-kepercayaan normatif dan motivasi untuk patuh.
7. Aplikasi Theory of Reasoned Action merupakan model untuk
meramalkan perilaku preventif dan telah digunakan dalam
berbagai jenis perilaku sehat yang berkelainan, seperti pengaturan
penggunaan substansi tertentu (merokok, alkohol, dan narkotik),
perilaku makan dan pengaturan makan, pencegahan AIDS dan
penggunaan kondom, perilaku merokok, penggunaan alkohol,
penggunaan alat kontrasepsi, latihan kebugaran (fitness) dan
praktik olahraga

22
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Mahyarni, Journal of “Theory of Reasoned Action dan Theory of


Planned Behavior” (Sebuah Kajian Historis tentang Perilaku).

Wardani Novita Ika dkk, 2016. Buku Ajar Promosi Kesehatan untuk
Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : CV Trans Info Media.
http://www.digilib.unila.ac.id/3531/17/BAB%2520II.pdf
http://ejournal.uin-suska.ac.id
http://academia.edu/8552037/
Theory_of_Reasoned_Action&ved=0ahUKEwi17dTEnanT
AHVGPo8KHW1CAWcQFggpMAU&usg=AFQjCNH9SVabQb78kkB
ANGDPTnjQnnh 9w&sig2=59sVl1Usg2JEqVIoaS1ruw

23
24

Anda mungkin juga menyukai