Anda di halaman 1dari 16

MODEL TEORI dan KONSEP KOMUNIKASI SHANNON-

WEAPER

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KOMUNIKASI

Dosen pengampu: Ns. Leni Agustin, M.Kep

Disusun Oleh:

Adila Agustin ( NIM. 19037140001 )

Amelia Sarifatul Uliyah ( NIM. 19037140002 )

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BONDOWOSO

2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
Rahmat serta karunia-Nya semata, sehingga tugas mata kuliah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
KOMUNIKASI yang menjadi salah satu mata kuliah wajib di Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso.
Penulis yakin tanpa adanya bantuan dari semua pihak, maka tugas ini tidak
akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Yuana Dwi Agustin, SKM, M. Kes sebagai Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso;
2. Ibu Ns. Leni Agustin, M.Kep sebagai dosen pengampu mata kuliah
KOMUNIKASI;
3. Semua pihak yang telah membantu pengerjaan makalah ini.
Semoga sumbangsih yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
imbalan dari Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk bahan perbaikan penulisan makalah ini.

Bondowoso, 10 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
COVER ..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

1.1 Latar belakang...................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3

2.1 Pengertian Model Komunikasi..........................................................3

2.2 Fungsi Model Komunikasi.................................................................3

2.3 Teori Shannon-Weaper......................................................................4

2.4 Model Komunikasi Shannon-Weaper................................................4

2.5 Contoh Aplikasi dalam Komunikasi Shannon-Weaper.....................8

BAB III PENUTUP............................................................................................10

3.1 Kesimpulan........................................................................................10

3.2 Kritik dan Saran.................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................11

LAMPIRAN........................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada dasarnya model komunikasi ini membahas tentang masalah dalam
mengirim pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Terdapat beberapa
komponen yang berjalan pada model ini yaitu : Sumber daya informasi
(source information) dipandang sebagai pembuat keputusan (decision maker)
yaitu yang menciptakan dan memutuskan sebuah pesan (message) apa yang
akan dikirim kemudian pesan tersebut diubah oleh pemancar (transmitter)
dengan suatu saluran (channel) kepada penerima (receiver) yang kemudian
membuat ulang (recreate) pesan tersebut. Maka secara garis besarnya model
ini mengandaikan bahwa sumber daya informasi menciptakan pesan dari
seperangkat pesan yang tersedia.
Pemancar (transmitter) berfungsi sebagai pengubah pesan menjadi sinyal
yang sesuai dengan saluran yang dipakai. Saluran adalah media yang
mengirim tanda dari pemancar kepada penerima. Di dalam proses percakapan,
sumber informasi adalah otak, pemancar adalah suara yang menciptakan tanda
yang dipancarkan oleh udara.
Penerima adalah mekanisme pendengaran yang kemudian merekonstruksi
pesan dari tanda itu. Tujuannya adalah otak si penerima. Dan konsep penting
dalam model ini adalah gangguan (noise), sedangkan noise tersebut dapat
berupa psikologis ataupun fisik.
Seiring dengan perkembangan akademik dengan lahirnya teori-teori
memberikan banyak penjelasan yang begitu rumit dan sulit di pahami, untuk
hal itulah para ilmuwan memberikan jalan yang lebih mudah dalam
menjelaskan teori dengan cara penyangan model terhadap suatu teori.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu model komunikasi?
2. Fungsi komunikasi?
3. Teori Shannon-Weaper?
4. Bagaimana Penjelasan Model Shannon-Weaper?
5. Contoh aplikasi dalam komunikasi?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian model komunikasi.
2. Untuk mengetahui fungsi komunikasi.
3. Untuk mengetahui apa itu teori Shannon-Weaper.
4. Untuk mengetahui model komunikasi Shannon-Weaper.
5. Untuk mengetahui contoh aplikasi dalam komunikasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Komunikasi


Model Komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses
komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi
dengan komponen lainnya. Model adalah kerangka kerja konseptual yang
menggambarkan penerapan teori untuk kasus - kasus tertentu. Sebuah model
membantu kita mengorganisasikan data - data sehingga dapat tersusun kerangka
konseptual tentang apa yang akan diucapkan atau ditulis. Kerap kali model -
model teoritis, termasuk ilmu komunikasi, digunakan untuk mengekpresikan
definisi komunikasi, bahwa komunikasi adalah proses transmisi dan resepsi
informasi antara manusia melalui aktivitas encoder yang dilakukan pengirim dan
decoder terhadap sinyal yang dilakukan oleh penerima.

2.2 Fungsi Model Komunikasi


            Menurut Gorden Wiseman dan Larry Barker mengemukakan bahwa ada
tiga fungsi model komunikasi yaitu sebagai berikut :
1) Melukiskan proses komunikasi,
2) Menunjukkan hubungan visual, dan
3) Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunkasi.

Deutsch Menyebutkan bahwa model mempunyai empat fungsi: pertama,


mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang tadinya tidak teramati,
kedua, heuristik (menunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui),
ketiga, prediktif, memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga
yang kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan berapa banyak, keempat,
pengukuran, mengukur fenomena yang diprediksi.

3
2.3 Teori Shannon-Weaper
Shannon dan Weaver, Mathematical Theory of Communication (1949),
adalah salah satu pelopor teori komunikasi dan juga dianggap sebagai salah satu
teori komunikasi yang tertua. Teori ini juga salah satu contoh yang paling jelas
dari Mahzab. Proses, yaitu aliran yang melihat komunikasi sebagai transmisi
pesan. Fokus utama teori ini adalah untuk menentukan cara di mana saluran
(channel) komunikasi dapat digunakan secara efisien. Mereka mencetuskan teori
yang memungkinkan mereka mendekati masalah bagaimana mengirim sejumlah
informasi yang maksimum melalui saluran yang ada, dan bagaimana mengukur
kapasitas dari suatu saluran yang ada untuk membawa informasi. Mereka
menggunakan asumsi bahwa komunikasi antar manusia (human communication)
itu ibarat hubungan melalui telepon dan gelombang radio.

Teori ini disebut model Shannon dan weaver, oleh karena Teori
komunikasi manusia yang muncul pada tahun 1949, merupakan perpaduan dari
gagasan Claude E. Shannon dan Warren Eaver. Shannon yang pada tahun 1948
mengetengahkan teori matematik dalam komunikasi permesinan (engineering
communication), yang kemudian bersama Warren pada 1949 diterapkan pada
proses komunikasi manusia (human communication). Sejak itulah istilah
komunikasi dipergunakan “dalam pengertian yang amat luas yang mencakup
semua prosedur dimana pikiran seseorang mempengaruhi pikiran orang lain”
(very broad sense to include all of the procedures by which on mind may affect
another).

2.4 Model Komunikasi Shannon-Weaper

Salah satu model komunikasi yang dikemukakan Calude Shannon dan


Weaver pada tahun 1949 dalam bukunya The mathematical theory of
communication. Model yang sering disebut model matematis atau model teori
informasi itu mungkin adalah model yang pengaruhnya paling kuat atas model
dan teori komunikasi lainnya. Shannon adalah seorang insinyur pada Bell

4
telephone dan ia berkepentingan dengan penyampaian pesan yang cermat melalui
telepon. Weaver mengembangkan konsep Shannon untuk menerapkannya pada
semua bentuk komunikasi. Model Shannon dan weaver ini menyoroti problem
penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model Shannon dan
Weaver mengamsusikan bahwa sumber informasi menghasilkan suatu pesan
untuk dikomunikasikan dari seperangkat pesan yang dimungkinkan pemancar
(transmitter) mengubah pesan menjadi suatu sinyal yang sesuai dengan saluran
yang digunakan. Saluran (channel) adalah medium yang mengirimkan sinyal
(tanda) dari transmitter ke penerima (receiver) yakni mekanisme pendengaran
melakukan operasi yang sebaliknya dilakukan transmitter dengan merekontruksi
pesan dari sinyal sasaran (destination) adalah (otak) orang yang menjadi tujuan
pesan itu.
Suatu konsep penting dalam model Shannon dan Weaver ini adalah
gangguan (noise) yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang
dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Menurut Shannon dan
Weaver, gangguan ini selalu ada dalam saluran bersama pesan tersebut yang
diterima oleh penerima. Ahli-ahli komunikasi memperluas konsep ini pada
gangguan psikologis dan gangguan fisik.
Noise (gangguan) ini contohnya ialah;

1.   Saat kita mengobrol dengan seseorang melalui telepon genggam, kita sedang


berdiri di pinggir jalan dan kita terganggu dengan suara berisik dari kendaraan
yang berlalu lalang di depan kita.

2.     Saat seorang dosen mengajar dikelas sedang menjelaskan suatu materi (pesan
yang disampaikan) kepada mahasiswa dalam proses pembelajaran tersebut
terdapat sumber gangguan misalnya adalah kelas sangat ribut, banyak mahasiswa
yang jalan-jalan atau pindah-pindah tempat duduk sehingga kelas menjadi tidak
kondusif saat mengajar.

3.  Suara hujan dan petir diluar ruangan, akan mengganggu kelangsungan


komunikasi di dalam ruangan.

5
Konsep lain yang merupakan andil Shannon dan Weaver adalah entropi
(entropy) dan redundansi (redundancy) serta keseimbangan yang diperlukan
diantara keduanya untuk menghasilkan komunikasi yang effisien dan pada saat
mengatasi gangguan dalam saluran. Singkatnya, semakin banyak gangguan
semakin besar kebutuhan akan redudansi yang mengurangi entropi relative pesan.
Dengan menggunakan redundansi untuk mengatasi gangguan dalam saluran,
jumlah informasi yang ada ditransmisikan treduksi pada suatu saat tertentu.

Shannon & Weaver juga memperkenalkan konsep pesan yang terdiri


dari  entropy dan redudancy. Redudansi dibutuhkan untuk meningkatkan
ketepatan berkomunikasi dan mengatasi gangguan (noise) komunikasi sedangkan
entropi adalah ketidakpastian atau ketidakberaturan suatu situasi. Dalam teori
informasi, kita menghubungkannya dengan tingkat kebebasan memilih yang
dimiliki seseorang dalam membangun sebuah pesan ( Werner J. Severin & James
W. Tankard, Jr : 2001).

Entropi adalah konsep keacakan, di mana terdapat suatu keadaan yang


tidak dapat dipastikan kemungkinannya. Entropi timbul jika
prediktabilitas/kemungkinan rendah (low predictable) dan informasi yang ada
tinggi (high information). Sebagai contoh ada pada penderita penyakit AIDS.
Pengidap AIDS atau yang lebih sering disebut ODHA tidak dapat dipastikan
usianya atau kapan ia akan dijemput maut. Ada yang sampai delapan tahun,
sepuluh tahun, bahkan sampai dua puluh tahun, masih bisa menjalani hidup
sebagaimana orang yang sehat. Hal ini dikarenakan ajal atau kematian adalah
sebuah sistem organisasi yang kemungkinannya sangat tidak dapat dipastikan.
Dengan kata lain, semakin besar entropi, semakin kecil kemungkinan-
kemungkinannya (prediktabilitas). Informasi adalah sebuah ukuran
ketidakpastian, atau entropi, dalam sebuah situasi. Semakin besar ketidakpastian,
semakin besar informasi yang tersedia dalam proses komunikasi. Ketika sebuah
situasi atau keadaan secara lengkap dapat dipastikan kemungkinannya atau dapat

6
diprediksikan-highly predictable, maka informasi tidak ada sama sekali. Kondisi
inilah yang disebut dengan negentropy.

Redudansi adalah sesuatu yang bisa diramalkan atau diprediksikan


(predictable). Karena prediktabilitasnya tinggi (high predictable), maka informasi
pun rendah (low information). Fungsi dari redundan dalam komunikasi menurut
Shannon dan Weaver ada dua, yaitu yang berkaitan dengan masalah teknis dan
yang berkaitan dengan perluasan konsep redundan itu sendiri ke dalam dimensi
sosial. Fungsi redundansi apabila dikaitkan dengan masalah teknis, ia dapat
membantu untuk mengatasi masalah komunikasi praktis. Masalah ini
berhubungan dengan akurasi dan kesalahan, dengan saluran dan gangguan,
dengan sifat pesan, atau dengan khalayak. Kekurangan-kekurangan dari saluran
(channel) yang mengalami gangguan (noisy channel) juga dapat diatasi oleh
bantuan redundansi. Misalnya ketika kita berkomunikasi melalui pesawat telepon
dan mengalami gangguan, mungkin sinyal yang lemah, maka kita akan mengeja
huruf dengan ejaan yang telah banyak diketahui umum, seperti charlie untuk C,
alpa untuk huruf A, dan seterusnya. Contoh lain, apabila kita ingin mengiklankan
produk kita kepada masyarakat konsumen baik melalui media cetak (koran,
majalah, atau tabloid) ataupun elektronik (radio dan televisi), maka redundansi
berperan pada penciptaan pesan (iklan) yang dapat menarik perhatian, sangat
simpel, sederhana, berulang-ulang dan mudah untuk diprediksikan (predictable).

Selain masalah gangguan, redundansi juga membantu mengatasi masalah


dalam pentransmisian pesan entropik dalam proses komunikasi. Pesan yang tidak
diinginkan atau tidak diharapkan, lebih baik disampaikan lebih dari satu kali,
dengan berbagai cara yang sekreatif mungkin. Fungsi kreatif redundansi ini juga
bila dikaitkan dengan khalayak, akan sangat membantu sekali pada masalah
jumlah dan gangguan pesan di dalamnya. Jika pesan yang ingin disampaikan
tertuju pada khalayak yang besar dan heterogen, maka pesan tersebut harus
memiliki tingkat redundansi yang tinggi, sehingga pesan yang disampaikan akan
berhasil dan mudah dicerna. Sebaliknya, jika khalayak berada pada jumlah yang

7
kecil, spesialis, dan homogen, maka pesan yang akan disampaikan akan lebih
entropik.

Contoh dari fungsi redundansi di atas misalnya pada pemaknaan seni populer
(popular art) yang lebih redundan dari pada seni bercita rasa tinggi (highbrow art).
Hal ini dikarenakan seni populer lebih mudah untuk dicerna dan dipahami oleh
banyak khalayak dari pada seni bercita rasa tinggi di mana khalayak yang
mengerti hanya beberapa golongan elit saja.

Selain masalah di atas, konsep redundansi juga bisa diperluas hubungannya


dengan konvensi dan hubungan realitas sosial masyarakat.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Komunikasi Shannon dan Weaver


Dalam realitasnya teori Shannon dan Weaver ini memberikan sumbangan
besar terhadap konsep message yang dipengaruhi entropy dan redundancy serta
keharusan dalam melakukan keseimbangan antara keduanya menuju efesiensi
komunikasi melalui upaya pengurangan gangguan dalam fungsi proses
komunikasi (Lubis, 1998 : 45).
Namun, sayangnya model ini juga memberikan gambaran yang parsial
mengenai proses komunikasi. Selain itu komunikasi pada model ini dipandang
sebagai fenomena statis dan satu arah. Juga tidak menjelaskan konsep umpan
balik atau transaksi yang terjadi dalam penyediaan dan penyediaan balik.
Konsep gangguan dalam saluran komunikasi menurut teori ini adalah
setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu
kecermatan pesan yang disampaikan (Mulyana, 2001 : 138).
Gangguan ini bisa merupakan interferensi statis atau suatu panggilan
telepon, musik yang hingar bingar disebuah pesta atau sirene diluar fungsi yang
menjelaskan gangguan suara atau sumber informasi. Berikut ini adalah beberapa
penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki model komuikasi
Shannon dan Weaver:

8
1. Kelebihan Model Komunikasi Shannon dan Weaver
• Menitikberatkan perhatiannya langsung kepada saluran yang
menghubungkan pengirim (sender) dan penerima (receiver) atau dengan
kata lain, komunikator dan komunikan.
• Membedakan source dengan transmitter dan antara receiver dengan
destination. Dengan kata lain, dua fungsi dipenuhi pada sisi pengiriman
(transmitting) dan pada sisi penerimaan (receiving) dari proses.
• Digunakan dalam konteks-konteks komunikasi yaitu komunikasi antar
pribadi, komunikasi publik dan komunikasi massa.
• Menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat
kecermatannya.
• Memiliki konsep penting yang tidak dimiliki oleh model komunikasi lain
yaitu : Noise (gangguan), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak
dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan.
2. Kekurangan Model Komunikasi Shannon dan Weaver
• Komunikasi dipandang sebagai fenomena yang statis.
• Komunikasi bersifat satu arah dengan tidak memiliki konsep feedback.
• Model ini memberikan gambaran yang parsial mengenai proses
komunikasi.
• Tidak ada konsep umpan balik atau transaksi yang terjadi dalam
penyandian dan penyadian balik dalam model tersebut.
• Tulisan-tulisan Weaver sangat sulit dipahami, misalnya formula yang
dikemukakannya.

2.6 Contoh Aplikasi dalam Komunikasi Shannon-Weaper


Model Shannon dan Weaver dapat diterapkan kepada konteks -konteks
komunikasi lainnya seperti komunikasi antar pribadi, komunikasi public atau
komunikasi massa. Sayangnya model ini juga memberikan gambaran yang parsial
mengenai proses komunikasi. Komunikasi dipandang sebagai fenomena statis dan
satu arah dan juga tidak ada konsep umpan balik atau transaksi yang terjadi dalam
penyandian dan penyandian balik dalam model tersebut.

9
Contoh aplikasinya itu seperti dua orang atau lebih yang saling berkomunikasi
secara antar pribadi, yang kebanyakan di lakukan orang-orang pada umumnya.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Model merupakan bentuk sederhana dari bentuk teori komunikasi yang
memiliki penjelasan yang detail dan rinci, namun dengan adanya model teori
memberikan kemudahan untuk menyederhanakan teori dan menyederhanakan
penjelasan teori komunikasi.

Model komunikasi yang di tawarkan oleh Shannon dan weaver dalam teori
komunikasi memberikan kontribusi dalam memahami pengertian komunikasi
lebih mendalam. Model komunikasi Shannon dan weaver menjelaskan pula
mengenai noise dalam komunikasi sehingga dapat memahami kapan komunikasi
bisa di katakan efektif.

3.2 KRITIK & SARAN

Bagi perawat, perlu memahami tentang model kesehatan ini dengan aturan
pelayanan kesehatan sehingga dapat melakukan pelayanan kesehatan yang baik
dan bermutu.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/35520730/MODEL_SHANNON_DAN_WEAVER

12
LAMPIRAN

13

Anda mungkin juga menyukai