Anda di halaman 1dari 16

PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS

MALPRAKTIK DALAM DUNIA KEPERAWATAN DENGAN


SOLUSI MENGACU PADA ASMAUL HUSNA
makalah
diajukan untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah Agama

disusun oleh

Fanny Julianti (043315150013)

PROGRAM STUDI D3 TINGKAT 1 KEPERAWATAN


STIKEP PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, puji serta syukur dipanjatkan atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya , sehingga makalah tentang
Pandangan Hukum Islam Terhadap Kasus Malpraktik Dalam Dunia
Keperawatan Dengan Solusi Mengacu Pada Asmaul Husna ini dapat
terselesaikan. Makalah ini dibuat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas salah
satu mata kuliah agama yang dibimbing oleh Bapak Drs. H. Solihat, M.Pd.I.
Makalah ini membahas tentang kasus malpraktik dan kelalaian medis didalam
dunia keperawatan.
Dalam kesempatan ini, ucapan terimakasih dihaturkan kepada semua pihak
yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya
makalah ini. Semoga karya tulis makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi yang membacanya. Terlepas dari semua itu, sepenuhnya disadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka segala saran dan
kritik dari pembaca sangat diharapkan agar makalah ini dapat diperbaiki menjadi
lebih baik.

Bandung, Desember 2015

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................


DAFTAR ISI .............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................
A. LATAR BELAKANG .............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH .........................................................................................
C. TUJUAN .................................................................................................................
D. MANFAAT .............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................
A. PENGERTIAN MALPRAKTIK KEPERAWATAN ..............................................
B. MALPRAKTIK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM ..................................
C. BIDANG PEKERJAAN PERAWAT YANG BERISIKO MELAKUKAN
KESALAHAN................................................................................................................
1. Assessment Errors ..........................................................................................
2. Planning Errors ...............................................................................................
3. Intervention Errors ..........................................................................................
D. CARA MENCEGAH TERJADINYA TUNTUTAN MALPRAKTIK ...................
E. SOLUSI TERHADAP TERJADINYA MALPRAKTIK DENGAN
SOROTAN ASMAUL HUSNA .........................................................................
1. Menyikapi Malpraktik Keperawatan Dengan Al Ghaffaar .......................
2. Menyikapi Malpraktik Keperawatan dengan Al `Aliim ............................
3. Menyikapi Malpraktik Keperawatan dengan Ar Raqiib............................
4. Menyikapi Malpraktik Keperawatan dengan At-Tawwaab ......................
5. Menyikapi Malpraktik Keperawatan dengan Al-Maani...........................
BAB III PENUTUP ..................................................................................................
A. KESIMPULAN ........................................................................................................
B. SARAN ....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan


bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan. Pelayanan kesehatan tersebut ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusia. Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat
melalui kolaborasi dengan sistem klien dan tenaga kesehatan lain dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk praktik keperawatan
individual dan berkelompok.
Dewasa ini, telah banyak diberitakan di media massa mengenai dugaan
kasus malpraktik yang dilakukan tenaga medis. Secara harfiah mal mempunyai
arti salah sedangkan praktik mempunyai arti pelaksanaan atau tindakan,
sehingga malpraktik berarti pelaksanaan atau tindakan yang salah yang dilakukan
dokter atau perawat. Hal ini banyak berkembang dikarenakan ketidakpuasan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
Kasus malpraktik merupakan tindak pidana yang sangat sering terjadi di
Indonesia. Malpraktik pada dasarnya adalah tindakan tenaga profesional yang
bertentangan dengan SOP, kode etik, dan undang-undang yang berlaku, baik
disengaja maupun akibat kelalaian yang mengakibatkan kerugian dan kematian
pada orang lain. Akan tetapi, kegagalan itu bisa jadi tidak selalu karena kesalahan
atau kelalaian dari petugas medis itu sendiri.
Sesungguhnya tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat hanya
manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Adapun kesalahan atau kelalaian
itu dapat dilakukan sengaja maupun tidak di sengaja. Judul makalah ini sengaja
dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat
dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap kasus malpraktik yang terjadi
pada masa dewasa ini serta mencermati bagaimana kejadian malpraktik ini
dihubungkan dengan sorotan terhadap kajian Asmaul Husna.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana malpraktik dalam pandangan hukum islam?
2. Bagaimana risiko perawat melakukan kesalahan?
3. Bagaimana mencegah terjadinya tuntutan malpraktik?
4. Bagaimana solusi terhadap terjadinya malpraktik dengan sorotan Asmaul
Husna?

C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan bagaimana malpraktik dalam pandangan hukum islam.
2. Untuk mengetahui bagaimana risiko perawat melakukan kesalahan.
3. Untuk menjelaskan bagaimana mencegah agar tidak terjadi tuntutan
malpraktik.
4. Untuk mengetahui solusi terhadap terjadinya malpraktik dengan sorotan
asmaul husna.

D. Manfaat
Manfaat makalah ini untuk menambah ilmu pengetahuan penulis maupun
pembaca. Serta membantu dan membimbing mahasiswa di bidang tenaga
kesehatan dalam proses pembelajaran agar tidak melakukan kasus malpraktik dan
agar lebih berhati-hati dalam memberikan pelayanan kesehatan yang lebih
maksimal. Selain itu, manfaatnya bagi masyarakat ialah agar lebih berhati-hati
dalam menerima pelayanan kesehatan harus dari tenaga kesehatan yang
professional.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Malpraktik Keperawatan


Secara harfiah mal mempunyai arti salah sedangkan praktik
mempunyai arti pelaksanaan atau tindakan, sehingga malpraktik berarti
pelaksanaan atau tindakan yang salah yang dilakukan dokter atau perawat.
Menurut Ellis dan Hartley (1998) malpraktik merupakan batasan yang
spesifik dari kelalaian (negligence) yang ditujukan kepada seseorang yang telah
terlatih atau berpendidikan yang menunjukkan kinerjanya sesuai bidang
tugas/pekejaannya. Terhadap malpraktek dalam keperawatan maka malpraktik
adalah suatu batasan yang digunakan untuk menggambarkan kelalaian perawat
dalam melakukan kewajibannya.
Malpraktik adalah kegagalan seorang profesional (misalnya, dokter dan
perawat) untuk melakukan praktik sesuai dengan standar profesi yang berlaku
bagi seseorang yang karena memiliki keterampilan dan pendidikan (Vestal, K.W,
1995).
Ada dua istilah yang sering dibicarakan secara bersamaan dalam kaitan
malpraktik yaitu kelalaian dan malpratik itu sendiri. Kelalaian adalah melakukan
sesuatu dibawah standar yang ditetapkan oleh aturan/hukum guna melindungi
orang lain yang bertentangan dengan tindakan-tindakan yang tidak beralasan dan
berisko melakukan kesalahan (Keeton, 1984 dalam Leahy dan Kizilay, 1998).
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan.
Maka malpraktik keperawatan adalah suatu tindakan yang tidak
seharusnya di lakukan seorang perawat atau kelalaian pekerjaan seorang tenaga
medis di bidang keperawatan yang melanggar suatu ketentuan menurut atau
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan atau tindakan tenaga keperawatan
professional yang tidak sesuai dengan SOP.
B. Malpraktik dalam Perspektif Hukum Islam
Tak ada agama yang paling sempurna, jelas dan aturannya. Agama yang
membuat manusia aman dan sejahtera kecuali Islam. Orang yang mengobati
seseorang maka ia harus mengetahui dan memiliki ilmu kedokteran/keperawatan,
karena menyembuhkan orang bukan perkara mudah. Sebagaimana Rasulullah
SAW bersabda:

Artinya :
"Siapa pun yang melakukan pengobatan dan dia tak mengetahui ilmunya sebelum
itu maka dia yang bertanggung jawab" [HR. An Nasa'i, Abu Daud, Ibnu Majah
dan yang lain, hadits hasan no. 54 dalam kitab Bahjah Bulub al Abrar].
Jika seorang petugas kesehatan melakukan kesalahan karena tak
mempunyai ilmu, maka sang petugas kesehatan tersebut harus menggganti rugi
bagi sang pasien yang telah dirugikannya sebagai bentuk tanggung jawabnya.
Ibnu Qayyim al Jauziyah berkata, "Maka wajib mengganti rugi (bertanggung
jawab) bagi dokter yang bodoh jika melakukan praktek kedokteran dan tak
mengetahui/mempelajari ilmu kedokteran sebelumnya'' [Thibbun Nabawi hal. 88,
al Maktab ats Tsaqafi, Kairo].
Tugas menjadi seorang dokter atau perawat untuk mengobati penyakit
bukan perkara mudah. Jika tak mempunyai ilmu atau tak ahli di bidang kesehatan
lalu tetap melakukan praktek dan terjadi kesalahan, maka dia berdosa dan harus
bertanggung jawab.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa'di berkata, "Tidak boleh bagi seseorang
melakukan suatu praktek pekerjaan di mana ia tak mampu dalam hal tersebut.
Demikian juga dengan praktek kedokteran, keperawatan dan lainnya. Barangsiapa
yang lancang melanggar maka ia berdosa. Dan apa yang ditimbulkan dari
perbuatannya berupa hilangnya nyawa dan kerusakan anggota tubuh atau
sejenisnya maka ia harus bertanggung jawab" [Bahjah Qulubil Abrar hal. 155, Dar
Kutub al Ilmiyah, Beirut, cetakan ke-1, 1423 H].
Bila dokter atau petugas kesehatan melakukan kesalahan maka ia harus
bertanggung jawab dengan membayar diyat (ganti rugi). Sebagaimana Al
Khathabi berkata, "Saya tak mengetahui adanya perselisihan dalam pengobatan
apabila seseorang melakukan kesalahan, sehingga menimbulkan mudharat pada
pasien, maka ia harus menanggung ganti rugi. Orang yang melakukan praktek
(kedokteran) yang tak mengetahui ilmu dan terapannya maka ia adalah orang yang
melampaui batas. Apabila terjadi kerusakan akibat perbuatannya, maka ia harus
bertanggung jawab dengan mengganti diyat'' [Thibbun Nabawi hal. 88, al Maktab
ats Tsaqafi, Kairo].

C. Bidang Pekerjaan Perawat Yang Berisiko Melakukan Kesalahan


Caffee (1991) dalam Vestal, K.W. (1995) mengidentifikasi 3 area yang
memungkinkan perawat berisiko melakukan kesalahan, yaitu tahap pengkajian
keperawatan (assessment errors), perencanaan keperawatan (planning errors), dan
tindakan intervensi keperawatan (intervention errors). Untuk lebih jelasnya dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Assessment errors, termasuk kegagalan mengumpulkan data atau
informasi tentang pasien secara adekuat atau kegagalan mengidentifikasi
informasi yang diperlukan, seperti data hasil pemeriksaan laboratorium,
tanda-tanda vital, atau keluhan pasien yang membutuhkan tindakan segera.
Kegagalan dalam pengumpulan data akan berdampak pada ketidaktepatan
diagnosis keperawatan dan lebih lanjut akan mengakibatkan kesalahan
atau ketidaktepatan dalam tindakan. Untuk menghindari kesalahan ini,
perawat seharusnya dapat mengumpulkan data dasar secara komprehensif
dan mendasar.
2. Planning errors, termasuk hal-hal berikut :
a. Kegagalan mencatat masalah pasien dan kelalaian menuliskannya
dalam rencana keperawatan.
b. Kegagalan mengkomunikaskan secara efektif rencana keperawatan
yang telah dibuat, misalnya menggunakan bahasa dalam rencana
keperawatan yang tidak dimahami perawat lain dengan pasti.
c. Kegagalan memberikan asuhan keperawatan secara berkelanjutan
yang disebabkan kurangnya informasi yang diperoleh dari rencana
keperawatan.
d. Kegagalan memberikan instruksi yang dapat dimengerti oleh pasien.
Untuk mencegah kesalahan tersebut, jangan hanya menggunakan
perkiraan dalam membuat rencana keperawatan tanpa
mempertimbangkannya dengan baik. Seharusnya, dalam penulisan
harus memakai pertimbangan yang jelas berdasarkan masalah pasien.
Bila dianggap perlu, lakukan modifikasi rencana berdasarkan data
baru yang terkumpul. Rencana harus realistis berdasarkan standar
yang telah ditetapkan, termasuk pertimbangan yang diberikan oleh
pasien. Komunikasikan secara jelas baik secara lisan maupun dengan
tulisan. Lakukan tindakan berdasarkan rencana dan lakukan secara
hati-hati instruksi yang ada. Setiap pendapat perlu divalidasi dengan
teliti.
3. Intervention errors, termasuk kegagalan menginteipretasikan dan
melaksanakan tindakan kolaborasi, kegagalan melakukan asuhan
keperawatan secara hati-hati, kegagalan mengikuti/mencatat order/pesan
dari dokter. Kesalahan pada tindakan keperawatan yang sering terjadi
adalah kesalahan dalam membaca pesan/order, mengidentifikasi pasien
sebelum dilakukan tindakan/prosedur, memberikan obat, dan terapi
pembatasan (restrictive therapy). Dari seluruh kegiatan ini yang paling
berbahaya tampaknya pada tindakan pemberian obat. Oleh karena itu,
perlu adanya komunikasi yang baik di antara anggota tim kesehatan
maupun terhadap pasien dan keluarganya. Untuk menghindari kesalahan
ini,, sebaiknya rumah sakit tetap melaksanakan program pendidikan
berkelanjutan (Continuing Nursing Education).

D. Cara Mencegah Terjadinya Tuntutan Malpraktik


Vestal, K.W (1995) memberikan pedoman guna mencegah terjadinya
malpraktik, sebagai berikut :
1. Berikan kasih sayang kepada pasien sebagaimana anda mengasihi diri
sendiri. Layani pasien dan keluarganya dengan jujur dan penuh rasa
hormat.
2. Gunakan pengetahuan keperawatan untuk menetapkan diagnosa
keperawatan yang tepat dan laksanakan intervensi keperawatan yang
diperlukan. Perawat mempunyai kewajiban untuk menyusun pengkajian
dan melaksanakan pengkajian dengan benar.
3. Utamakan kepentingan pasien. Jika tim kesehatan lainnya ragu-ragu
terhadap tindakan yang akan dilakukan atau kurang merespon terhadap
perubahan kondisi pasien, diskusikan bersama dengan tim keperawatan
guna memberikan masukan yang diperlukan bagi tim kesehatan lainnya.
4. Tanyakan saran/order yang diberikan oleh dokter jika : Perintah tidak
jelas, masalah itu ditanyakan oleh pasien atau pasien menolak, tindakan
yang meragukan atau tidak tepat sehubungan dengan perubahan dari
kondisi kesehatan pasien. Terima perintah dengan jelas dan tertulis.
5. Tingkatkan kemampuan anda secara terus menerus, sehingga
pengetahuan/kemampuan yang dimiliki senantiasa up-to-date. Ikuti
perkembangan yang terbaru yang terjadi di lapangan pekerjaan dan
bekerjalah berdasarkan pedoman yang berlaku.
6. Jangan melakukan tindakan dimana tindakan itu belum anda kuasai.
7. Laksanakan asuhan keperawatan berdasarkan model proses keperawatan.
Hindari kekurang hati-hatian dalam memberikan asuhan keperawatan.
8. Catatlah rencana keperawatan dan respon pasien selama dalam asuhan
keperawatan. Nyatakanlah secara jelas dan lengkap. Catatlah sesegera
mungkin fakta yang anda observasi secara jelas.
9. Lakukan konsultasi dengan anggota tim lainnya. Biasakan bekerja
berdasarkan kebijakan organisasi/rumah sakit dan prosedur tindakan yang
berlaku.
10. Pelimpahan tugas secara bijaksana, dan ketahui lingkup tugas masing-
masing. Jangan pernah menerima atau meminta orang lain menerima
tanggung jawab yang tidak dapat anda tangani.
E. Solusi Terhadap Terjadinya Malpraktik Dengan Sorotan Asmaul Husna
1. Menyikapi Malpraktik Keperawatan dengan Al Ghaffaar ( Maha
Pengampun)
Al Ghaffaar artinya maha pengampun, artinya Allah SWT adalah dzat
yang maha pengampun dan banyak pemberian maaf-Nya serta senantiasa
menutupi dosa-dosa dan kesalahan. Kita ketahui bahwa perbuatan malpraktik
adalah perbuatan atau tindakan perawat yang salah atau tidak sesuai standar SOP.
Kelalaian itu dapat pula dilakukan secara sengaja melalaikan tapi dapat juga
berupa ketidaksengajaan.
Kita ketahui bahwa perawat adalah manusia biasa yang tidak luput dari
kelalaian dan kesalahan. Pada dasarnya jika perawat tidak sengaja ataupun sengaja
melalaikan dan melakukan kesalahan kepada pasien, pasti berdampak buruk
kepada pasien karena hal itu menyangkut dengan nyawa seorang manusia. Pasti
tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan akan dikenakan sanksi atau hukuman
pidana atau perdata.
Tetapi kita kembali lagi, bahwa kita memiliki tuhan yang sifatnya Al
Ghaffaar yang Maha Pengampun. Saat seorang perawat melakukan kesalahan
kepada pekerjaannya, Allah pasti akan mengampuni segala dosa-dosanya.
Asalkan tenaga kesehatan itu dapat memperbaiki kesalahan dan bertaubat. Biarlah
kesalahan yang dilakukannya masa lalu menjadi pelajaran yang berharga yang
dapat membuat perawat itu menjadi perawat yang lebih professional.
Kita dianjurkan untuk membaca Al-Ghaffaar sebanyak banyaknya supaya
dosa-dosa di masa yang lalu dapat diampuni oleh Allah SWT.

2. Menyikapi Malpraktik Keperawatan dengan Al `Aliim ( Maha


Mengetahui (Memiliki Ilmu))
Al Aliim artinya adalah Maha Mengetahui, yaitu Allah mengetahui segala
yang maujud dan tidak ada satu benda pun yang tertutup oleh penglihatan-Nya.
Maka, jika ada suatu perbuatan malpraktik yang sengaja dilakukan oleh seorang
perawat dengan catatan sengaja melalaikan tindakan terhadap pasien dan
memberikan perawatan kepada pasien tidak sesuai dengan SOP, dan walaupun
perbuatan itu tidak diketahui oleh satu orangpun, tetapi tetap Allah akan
mengetahui segala perbuatan dan tindakan kita yang tidak benar terhadap pasien.
Cepat atau lambat suatu perbuatan yang tidak baik itu akan diketahui oleh orang-
orang.
perawat adalah pekerjaan yang mulia, tidak mudah menjadi seorang
perawat karena memiliki tanggung jawab yang besar atas profesinya. Maka,
perbanyaklah membaca Al-Aliim agar diberikan ilmu yang bermanfaat oleh
Allah SWT dan kita dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien
dengan benar dan sesuai dengan SOP.

3. Menyikapi Malpraktik Keperawatan dengan Ar Raqiib ( Maha


Mengawasi)
Ar Raqiib artinya adalah Maha Peneliti / Maha Pengawas, Maha Waspada,
yaitu yang mengamai gerak-gerik segala sesuatu dan mengawasinya. Apabila
sudah ada niatan buruk seorang perawat terhadap pekerjaannya maka ingatlah
bahwa Allah SWT selalu mengawasi segala gerak-gerik yang dilakukan. Maka
jika sorang perawat melakukan pekerjaannya dengan benar dan sesuai dengan
SOP, tentu Allah akan memberikan pahala yang sangat besar. Jika kita membaca
Ar-Raqiib maka pasien atau orang orang yang perawat cintai akan senantiasa
berada dalam lindungan Allah SWT dan Jika bacaan ini senantiasa diamalkan
maka insyaallah kelalaian akan sirna dari hati.

4. Menyikapi Malpraktik Keperawatan dengan At-Tawwaab


(Maha Penerima Taubat)
At Tawwaab artinya Maha Penerima Taubat dan memberikan pertolongan
kepada orang-orang yang melakukan maksiat untuk bertaubat lalu Allah akan
menerimanya. Saat seorang perawat pernah melakukan kelalaian terhadap pasien
dan perawat itu menyesal dan bertaubat maka Allah akan mengampuni kesalahan
yang telah dilakukannya karena Allah Maha penerima taubat.
5. Menyikapi Malpraktik Keperawatan dengan Al-Maani ( Maha
Membela atau Maha Menolak / Maha Pencegah)
Al Maani artinya adalah Maha Membela atau Maha Menolak / Maha
Pencegah, yaitu Allah membela hamba-hambaNya yang sholeh/sholehah dan
menolak sebab-sebab yang menyebabkan kerusakan. Saat seorang perawat
mendekatkan diri dengan Tuhannya, pasti perawat itu akan dijauhkan dari segala
perbuatan yang tidak baik termasuk perbuatan malpraktik. Maka seorang perawat
perlu mendekatkan diri dan selalu berdoa kepada Tuhannya agar selalu dilindungi
dari perbuatan yang tidak baik.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Tindakan malpraktek terjadi kerena kesalahan standar prosedur
operasional (SOP) sehingga pasien atau klien disini mengalami kerugian yang
membuatnya terluka, bahkan meninggal dunia. Jelas bahwa masalah malpraktik
bersifat sangat kompleks karena berbagai faktor yang terkait didalamnya. Sebagai
perawat profesional dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuannya dengan
mengikuti perkembangan yang terjadi baik oleh karena perkembangan IPTEK
khususnya IPTEK keperawatan, tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin
meningkat.
Hukum islam jelas memaparkan mengenai hukum malpraktik dalam dunia
kesehatan. Maka, seorang perawat profesional harus selalu meningkatkan
kemampuannya dalam ilmu keperawatan dan juga meningkatkan kualitas
beribadah kepada Allah SWT.

B. Saran
Untuk meminimalisir terjadinya malpraktik dikemudian hari bagi seorang
Perawat professional tentunya diperlukan pembelajaran dan pelatihan yang terus
menerus. Perawat harus terus meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai
keperawatan sesuai dengan perkembangan zaman.
Sebagai seorang perawat professional tentu tidak hanya diperlukan ilmu
pengetahuan yang tinggi, tetapi diperlukan kecerdasan spiritual. Tidak jauh dari
Allah SWT, selalu beribadah dan berdoa agar dijauhkan dari tindakan yang
melukai pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Adi.(2014, Juni 30). Pandangan Islam Tentang Malpraktek[online]. Tersedia: adi-


ingin- berbagi.blogspot.co.id/2014/06/pandangan-islam-tentang-
malpraktek.html. [2015, Desember 21]

Andresni, Hafiko. (2008). Kelalaian Malpraktek[online]. Tersedia:


hafikoandresni005.blogspot.co.id/2013/06/kelalaian-mal-praktek.html.
[2015, Desember 21]

Mahardika, Eko. (2013, Desember 10). Malpraktek Dalam Keperawatan[online].


Tersedia: ekomahardika.blogspot.co.id/2013/12/malpraktek-dalam-
keperawatan.html. [2015, Desember 21]

Qifli, Zul. (2013). Malpraktik Dalam Dunia Kesehatan[online]. Tersedia:


informasikesehatanbulukumba.blogspot.co.id/2013/11/malpraktik-dalam-
dunia-kesehatan_1808.html. [2015, Desember 21]
Nama : Fanny Julianti
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 04 Juli 1997
Alamat : Kp. Cikuya, Jl. Ir. H.
Djuanda RT. 02/01.
Desa Cikuya, Kec.
Cicalengka, Kab.
Bandung, 40395
Status : Belum Menikah
Riwayat Pendidikan :
Raudhatul Athfal Al-Ihsaniyyah Tahun 2003
SDN Cikuya I Tahun 2009
SMP FK Bina Muda Cicalengka Tahun 2012
SMA Bina Muda Cicalengka Tahun 2015
PRODI D3 STIKep PPNI Jawa Barat (sekarang)

Anda mungkin juga menyukai