Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ANTROPOLOGI

INDIVIDU DAN MASYARAKAT

Disusun oleh :
1. Shinta Windiyasti 1714401024
2. Meysi Nur 17144010
3. Desi Maharani 17144010

Tingkat 2 / Reguler 1

PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
Tahun Akademik 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya makalah mata kuliah Antropologi yang berjudul “INDIVIDU DAN
MASYARAKAT” ini dapat diselesaikan.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia. Adapun isi dari makalah ini yaitu menjelaskan tentang pemakaian tata kata.
Penulis berterima kasih kepada dosen mata kuliah Antropologi yang telah memberikan arahan
serta bimbingan, dan juga kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun
tidak langsung dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata
karena keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang positif dan membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih
baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.

                                                                       Bandar Lampung, 02 September 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Individu Menurut Para Ahli.............................................................................3
2.2 Manusia Selaku Individu.................................................................................................3
2.3 Manusia Selaku Makhluk Sosial......................................................................................4
2.4 Pengertian Masyarakat....................................................................................................5
2.5 Status dan Peran Individu dalam Masyarakat....................................................................10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................12
3.2 Saran ............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

3
Adapun hal yang melatar belakangi dalam penyusunan makalah ini adalah untuk
menambah wawasan penulis dalam mengarungi kehidupan sebagai mahasiswa selain itu
juga adalah untuk memenuhi tugas perkuliahan untuk kelancaran proses belajar mengajar
diruangan dengan maksud memahami materi tentang individu dan masyarakat serta peran
keduannya dalam kehidupan sosial. 
Sebagai seorang manusia hendaknya kita mengetahui bahwa Allah SWT
menciptakan makhluk – makhluk nya untuk saling membantu. Oleh karena itu kami
mencoba untuk mengingatkan kembali akan pentingnya bermasyarakat karena manusia
adalah makhluk sosial.
Manusia sebagai makhluk individu, keluarga, dan masyarakat oleh karenanya
manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok atau
berorganisasi dan membutuhkan orang lain. Masyarakat merupakan wadah
berkumpulnya individu-individu yang hidup secara sosial, masyarakat terdiri dari ‘Saya’,
‘Anda’ dan ‘Mereka’ yang memiliki kehendak dan keinginan hidup bersama. Kita tahu
dan menyadari bahwa manusia sebagai individu dan makhluk sosial serta memahami
tugas dan kewajibannya dalam setiap tatanan kehidupan berkelompok dan dalam struktur
dan sistem sosial yang ada.

4
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana peranan individu dalam masyarakat?
1.2.2 Bagaimana kehidupan masyarakat?
1.2.3 Bagaimana pranata-pranata sosial budaya yang ada di masyarakat?
1.2.4 Bagaimana struktur sosial budaya?
1.2.5 Bagaimana proses sosial budaya?

1.3 Tujuan Makalah


1.3.1 Mengetahui tentang peranan individu dalam masyarakat.
1.3.2 Mengetahui kehidupan masyarakat.
1.3.3 Mengetahui tentang pranata-pranata sosial budaya yang ada di masyarakat
1.3.4 Mengetahui tentang struktur sosial budaya.
1.3.5 Mengetahui tentang proses sosial budaya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Individu Menurut Para Ahli


A. Menurut Marthen Luter
Individu berasal dari kata individum (Latin), yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai
mahkluk ciptaan tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi
raga, rasa, rasio, dan rukun. 

Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu
yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama.
Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-
benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri,
mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk
mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup
berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang
dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok sosial yang sering disebut masyarakat
B. Menurut Viniagustia
Merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyataan suatu kesatuan yang paling kecil
dan terbatas. 
2.2 Manusia Selaku Individu
Individu adalah seseorang/seorang manusia secara utuh. Utuh di sini diartikan sebagai suatu
sifat yang tidak dapat dibagi-bagi. Merupakan satu kesatuan antara jasmaniah dan rohaniah yang
melekat pada diri seseorang.

Setiap individu mempunyai cirri khas yang berbeda dengan individu lainnya, seperti bentuk fisik,
kecerdasan, bakat, keinginan, perasaan dan memiliki tingkat pemahaman/arti tersendiri terhadap
suatu objek. Jadi individu adalah kondisi internal dari seorang manusia yang berfungsi sebagai
subjek. Manusia selaku individu mempunyai 3 naluri, yaitu:

1. Naluri mempertahankan kelangsungan hidup


Naluri mempertahankan kelangsungan hidup telah menimbulkan berbagai kebutuhan.
Salah satu kebutuhan yang paling mendasar adalah kebutuhan fisiologis yang terdiri dari makan,
minum dan perlindungan. Semua kebutuhan tersebut didapat dari lingkungan dimana manusia
tinggal, dan dalam memanfaatkan lingkungan tersebut membutuhkan teknologi. Teknologi dapat
diartikan sebagai cara-cara/alat yang dipergunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Jadi teknologi tidak hanya mencakup perlatan modern/mesin saja. Panah unutk
berburu, bertani berpindah-pindah dan alat/cara sederhana lain termasuk ke dalam teknologi.

6
Kebutuhan manusia sangat beragam dan kebutuhan ini lebih mudah dipenuhi kalau individu
hidup berkelompok dengan individu lainnya. 

2. Naluri untuk mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan 


Naluri untuk mempertahankan keturunan, menuntut adanya kebutuhan akan rasa aman
(safety need) baik dari gangguan cuaca yang tidak nyaman, binatang liar/manusia lain. Pakaian
yang dibuat dari berbagai jenis bahan dan model disesuaikan dengan kondisi cuaca. Perumahan
dengan bermacam-macam bahan dan juga bentuk, pada dasarnya adalah usaha untuk memperoleh
rasa aman dari berbagai gangguan. Adapun keanekaragaman bahan dan model yang dipergunakan
sangat tergantung pada lingkungan. Seperti rumah di daerah tropis umumya dibuat dari
kayu/bamboo dengan model atap segitiga/kerucut dan sering kali dibawahnya tidak langsung
menyentuh tanah, tapi bertonggak/berkolong. Di iklim sedang rumah banyak dibangun dari
bata/tanah, atapnya rata/datar, sedangkan di daerah dingin orang Eskimo membuat rumah dari es
dengan bentuknya yang bukat saja. Semua itu tergantung pada cuaca dan bahan mentah yang ada
di lingkungannya. Perkawinan selain untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia, juga
merupakan cerminan dari adanya ketergantungan individu terhadap individu lain dan adanya
naluri untuk meneruskan keturunan. 

3. Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan


Setiap manusia mempunyai naluri untuk ingin tahu tentang sesuatu yang ada di
sekitarnya, baik itu lingkungan alam maupun lingkungan manusia lainnya. Adanya perbedaan
alam seperti daratan, perbukitan, pegunungan; perbedaan penyebaran tumbuhan dan hewan;
perbedaan fisik manusia seperti ada yang berkulit hitam, putih, sawo matang, berbadan jangkung,
pendek dan sebagainya; perbedaan budaya manusia seperti dalam hal cara makan ada yang
makan pakai tangan, sendok, sendok garpu dan pisau; perbedaan dalam berpakaian, mata
pencaharian, bentuk rumah dan sebagainya. Semua itu telah mendorong manusia untuk mencari
tahu. Pertanyaan ”apa, mengapa, bagaimana dan siapa” telah melahirkan sistem pengetahuan,
yang kemudian disusun menjadi sistematis melalui aturan-aturan tertentu sehingga melahirkan
ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan ini pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan
spiritual/batin manusia. Sedangkan penerapan ilmu dalam bentuk cara dan alat untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia disebut teknologi. Jadi teknologi adalah berbagai cara/alat untuk
memenuhi kebutuhan material manusia.

Keduanya tidak dapat dipisahkan untuk menunjang dan memenuhi kebutuhan manusia
baik selaku individu maupun masyarakat. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki individu
tidak seluruhnya hasil dari pengalaman sendiri, tetapi lebih banyak dari belajar dan meniru orang
lain. Karena itu dalam memenuhi nalri ingin tahu dan mencari kepuasanpun tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan kelompok. 

2.3 Manusia Selaku Makhluk Sosial


Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung kepada individu lain. Ia belajar

7
berjalan, belajar makan, belajar berpakaian, belajar membaca, belajar membuat sesuatu dan
sebagainya, memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa. 
Menurut Malinowski(1949), salah satu tokoh ilmu Antropologi dari Polandia menyatakan
bahwa ketergantungan individu terhadap individu lain dalam kelompoknya dapat terlihat dari usaha-
usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosialnya yang dilakukan melalui
perantaraan kebudayaan. 
Rasa aman secara khusus tergantung kepada adanya system perlindungan dalam rumah,
pakaian dan peralatan. Perlindungan secara umum, dalam pengertian gangguan/kelompok lain akan
lebih mudah diwujudkan kalau manusia berkelompok. Untuk menghasilkan keamanan dan
kenyamanan hidup berkelompok ini, diciptakan aturan-aturan dan kontrol-kontrol social tentang apa
yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan oleh setiap anggota kelompok. Selain itu ditentukan pula
siapa yang berhak mengatur kehidupan kelompok untuk tercapainya tujuan bersama. 
2.4 Pengertian Masyarakat
A. Masyarakat Menurut para Ahli
1. Azrul Azwal (2000)
Masyarakat adalah jalinan hubungan social yang selalu berubah-ubah sesuai kebiasaan
karena masyarakat dibentuk dari suatu kebiasaan, wewenang, dan kerjasama ari bebagai
kelompok.
2. H.J Herskavies
Masyarakat adalah sekelompok manusia atau kelompok individu yang dikoordinasi dan
mengikuti suatu cara hidup tertentu.
3. Solo soemardjan
Masyarakar adalah orang-orang yang hidup bersama an menghasilkan kebudayaan
tertentu.
4. J.L Gun dan J.P
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang tesebar dan mempunyai kebiasan, tradisi,
sikap, dan perasaan-perasaan yang sama.
5. Kontjaraningrat (1990)
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain
saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. (Effendy,
N, 1998)
6. Soerdjono Soekanto (1982)
Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat
tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas tertentu, dimana yang
menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya, dibandingkan
dengan penduduk di luar batas wilayahnya.

8
7. Mac Iaver (1957)
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami territorial tertentu dan adanya
sifat-sifat yang saling tergantung, adanya pembagian kerja dan kebudayaan bersama.
8. Linton (1936)
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja
sama, sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berpikir tentang dirinya sebagai satu
kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
B.Ciri-Ciri Masyarakat
Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat itu memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1.  Interaksi diantara sesama anggota masyarakat
Di dalam masyarakat terjadi interaksi sosial yang merupakan hubungan sosial yang
dinamis yang menyangkut hubungan antar perseorangan, antar kelompok-kelompok maupun
antara perseorangan dengan kelompok, untuk terjadinya interaksi sosial harus memiliki dua
syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.
2.  Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu
Suatu kelompok masyarakat menempati suatu wilayah tertentu menurut suatu keadaan
geografis sebagai tempat tinggal komunitasnya, baik dalam ruang lingkup yang kecil RT/RW,
Desa Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi, dan bahkan Negara.
3. Saling tergantung satu dengan lainnya
Anggota masyarakat yang hidup pada suatu wilayah tertentu saling tergantung satu
dengan yang lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tiap-tiap anggota masyarakat
mempunyai keterampilan sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-masing. Mereka hidup
saling melengkapi, saling memenuhi agar tetap berhasil dalam kehidupannya.
4. Memiliki adat istiadat tertentu/kebudayaan
Adat istiadat dan kebudayaandiciptakan untuk mengatur tatanan kehidupan
bermasyarakat, yang mencakup bidang yang sangat luas diantara tata cara berinteraksi antara
kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, apakah itu dalam perkawinan, kesenian, mata
pencaharian, sistem kekerabatan dan sebagainya.
5. Memiliki identitas bersama
Suatu kelompok masyarakat memiliki identitas yang dapat dikenali oleh anggota
masyarakat lainnya, hal ini penting untuk menopang kehidupan dalam bermasyarakat yang lebih
luas. Identitas kelompok dapat berupa lamang-lambang bahasa, pakaian, simbol-simbol tertentu
dari perumahan, benda-benda tertentu seperti alat pertanian, mata uang, senjata tajam,
kepercayaan dan sebagainya.
C. Unsur-unsur Masyarakat
a. Harus ada perkumpulan manusia dan harus banyak.

9
b. Telaah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu.
c. Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur masyarakat untuk menuju kepada
kepentingan dan tujuan bersama.

D. Unsur Pembentukan Masyarakat


Masyaraka dapat terbentuk atas berbagai unsure yang melatar belakanginya antara lain.
berakar kepada kebiasaan-kebiasaan tersebut disistematisasi, yang kemudian dituangkan ke dalam
lembaga-lembaga yang disyahkan oleh negara.

1.  Kategiri social


Kategiri social adalah kesatuan manusia yang terbentuk karena adnya kesamaan yang
objektif dalam setiap manusianya, seperti jenis kelamin, usia, dan pendapatan.
2. Golongan social
Golongan social adalah kesatuan manusia yang ditandai dengan ciri-ciri tertentu,
golongan social terikat oleh system nilai, moral, dan adat istiadat tertentu yang berlaku pada
masyarakat tersebut.
3. Komunitas
Komunitas adalah suatu kesatuan hidup manusia yang menempati wilayahnya dan
berinteraksi menurut suatu system adat istiadat serta terikat/dibatasi oleh wilayh geografis.
4. Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi antar anggotanya mempunya
norma yang berkembang dan adanya rasa identitas yang sama, serta mempunyai organisasi dan
system pimpnan.
5. Perhimpunan
Perhimpunan adalah kesatuan manusia yang berdasarkan sifat, tugas, yang sifat
hubungannya berdasarkan kontak serta pimpinan berdasarkan kontrak.

E. Syarat-syarat terbentuknya masyarakat


Untuk membenruk suatu perkumpulan atau yang biasa disebut dengan masyaakat harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
1.   Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan bagian dari kelompok yang
bersangkutan.
2.     Adanya timbale balik antara anggota yang satu dengan yang lainnya.
3.    Adanya suatu factor yang dimiliki bersama, sehinga hubungan anta mereka berambah kuat.

10
4.      Berstruktur dan mempunyai pola prilaku
5.      Bersistim dan berproses.

F. Tipe-tipe Masyarakat
Menurut Gilin and Gilin lembaga masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai berikut,
Dilihat dari sudut perkembangannya:

1. Cresive Institution
Lembaga masyarakat yang paling primer, merupakan lembaga-lembaga yang secara tidak
disengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat, misalnya yang menyangkut: hak milik,
perkawinan, agama dan sebagainya.
2.  Enacted Institution
Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu,
misalnya yang menyangkut: lembaga utang-piutang, lembaga perdagangan, pertanian,
pendidikan yang kesemuanya

Dari sudut sistem nilai yang diterima oleh masyarakat


1. Basic institution
Lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata
tertib dalam masyarakat, diantaranya keluarga, sekolah-sekolah yang dianggap sebagai institusi
dasar yang pokok.
2. Subsidiary institution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap kurang penting, karena
untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu saja. Misalnya pembentukan panitia rekreasi,
pelantikan/wisuda bersama dan sebagainya.

Dari sudut pandang masyarakat


1.  Approved atau social sanctioned institution
Approved atau social sanctioned institution adalah lembaga yang diterima oleh
masyarakat seperti sekolah, perusahaan, koperasi dan sebagainya.
2. Unsanctioned institution
Unsanctioned institution adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh
masyarakat, walaupun kadang-kadang masyarakat tidak dapat memberantasnya, misalnya
kelompok penjahat, pemeras, pelacur, gelandangan dan pengemis dan sebagainya.

11
Dari sudut pandang penyebaran
1. General institution
General institution adalah lembaga masyarakat didasarkan atas faktor
penyebarannya. Misalnya agama karena dikenal hampir semua masyarakat dunia.
2. Restricted institution
Restricted institution adalah lembaga-lembaga agama yang dianut oleh masyarakat
tertentu  saja, misalnya Budha banyak dianut oleh Muangthai, Vietnam, Kristen khatolik banyak
dianut oleh masyarakat Italic, Perancis, Islam oleh masyarakat Arab dan sebagainya.

Dari sudut pandang fungsi


1. Operative institution
Operative institution adalah lembaga masyarakat yang menghimpun pola-pola atau tata
cara yang  diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, seperti lembaga
industri.
2. Regulative institution
Regulative institution adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat istiadat atau
tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak daripada lembaga itu sendiri, misalnya lembaga
hukum diantaranya kejaksaan, pengadilan dan sebagainya.
Bila dipandang cara terbentuk nya masyarakat:
1.  Masyarakat paksaan,misalnya negara, masyarakat tawanan.
2. Masyarakat mardeka.
3.  Masyarakat natur,yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendiri nya, seperti: geromboklan
(harde), suku (stam), yang bertalian karena hubungan darah atau keturunan.
4. Masyarakat kultur,yaitu masyarakat yang terjadi karena kapantingn kedunian atau kepercayaan.
Masyarakat dipandang dari sudut Antropologi terdapat dua type masyarakat:
1.   Masyarakat kecil yang belum begitu kompleks, belum mengenal pembagian kerja, belum
mengenal tulisan, dan tehknologi nya sederhana.
2.  Masyarakat sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala
barmasyarakat bidang, kerena pengetahuan modern sudah maju,tehknologi pun sudah
berkembang,dan sudah mengenaltulisan.

G. Masyarakat Madani

12
Masyarakat madani (civil society) dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang beradab
dalam membangun, menjalani, dan mamaknai kehidupannya. Menurut para ahli :
1. Zbigniew Rew, masyarakat madani merupakan suatu yang berkembang dari sejarah, yang
mengandalkan ruang dimana individu dan perkumpulan tempat mereka bergabung bersaing
satu sama lain guna mencapai nilai-nilai yang mereka yakini.
2. Han-Sung, masyarakat madani merupakan sebuah kerangka hukum yang melindungi dan
menjamin hak-hak dasar individu.
3. Kim Sun Hyuk, masyarakat madani adalah suatu satuan yang terdiri dari kelompok-
kelompok yang secara mandiri menghimpun dirinya dan gerakan-gerakan dalam msyarakat
yang secara relative.
4. Thomas Paine, masyrakat madani adalah ruang dimana warga dapat mengembangkan
kepribadian dan memberi peluang bagi pemuasan kepentingannya secara bebas dan tanpa
paksaan
5. Hegel, masyarakat madani merupakan kelompok subordinatif dari Negara,
Secara global bahwa dapat disimpulkan yang dimaksud dengan masyarakat madani adalah
sebuah kelompok atau tatanan masyarakat yang berdiri secara mandiri dihadapan penguasa
dan Negara, yang memiliki ruang publik dalam mengemukakan pendapat, adanya lembaga-
lembaga yang mandiri yang dapat mengeluarkan aspirasi dan kepentingan publik.

H. Karakteristik Masyarakat Madani


Karakteristik ini yang merupakan prasyarat untuk merealisasikan wacana masyarakat madani
tidak bisa dipisahkan satu sama lain, dan merupakan satu kesatuan yang terintegral dan menjadi dasar
serta nilai bagi masyarakat. Adapun karakteristiknya, menurut Arendt dan Habermas, antara lain :
1. Free Public Sphere, adanya ruang publik yang bebas sebagai sarana dalam mengemukan
pendapat. Pada ruang publik yang bebaslah individu dalam posisinya yang setara mapu melakukan
transaksitransaksi wacana dan praksis politik tanpa mengalami distorsi dan kekhawatiran. Sebagai
sebuah prasyarat, maka untuk mengembangkan dan mewujudkan masyarakat madani dalam
sebuah tatanan masyarakat, maka free publik sphere menjadi salah satu bagian yang harus
diperhatikan. Karena dengan menafikan adanya ruang publik yang bebas dalam tatanan
masyarakat madani, maka akan memungkinkan terjadinya pembungkaman kebebasan warga
Negara dalam menyalurkan aspirasinya yang berkenaan dengan kepentingan umum oleh penguasa
yang tiranik dan otoriter.
2. Demokratis, merupakan suatu entitas yang menjadi penegak yang menjadi penegak wacana
masyarakat madani, dimana dalam menjalani kehidupan, warga negara memiliki kebebasan penuh
untuk menjalankan aktivitas kesehariannya, termasuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
3. Toleran, merupakan sikap yang dikembangankan dalam masyarakat madani untuk menunjukan
sikap saling menghargai dan menghoramti aktivitas yang dilakukan oleh orang lain.
4. Pluralisme, adalah pertalian sejati kebhenikaan dalam ikatan-ikatan keadaban. Bahkan
pluralisme adalah suatu keharusan bagi keselamatan umat manusia antara lain melalui mekanisme
pengawasan dan pengimbangan.
5. Keadilan Sosial, dimaksudkan adanya keseimbangan dan pembagian yang proporsional
terhadap hak dan kewajiban setiap warga Negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan.
2.5 Status dan Peran Individu dalam Masyarakat

13
Setiap individu dalam masyarakat mempunyai peran (role)dan kedudukan (status) yang
berbeda. Peran adalah pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai posisi (status)
tertentu. Sedangkan kedudukan (status) adalah posisi seseorang dalam kelompok. Mengingat setiap
individu mempunyai kepentingan yang beragam, maka setiap individu mempunyai kepentingan yang
beragam, maka setiap individu dapat berstatus dan berperan di kelompok sesuai dengan kepentingan
itu. 
Setiap individu harus berperilaku atau berperan sesuai dengan kedudukannya agar ia dapat
diterima dan diakui keberadaanya. Karena setiap organisasi mempunyai aturan sendiri, maka sanksi
yang diberikan oleh setiap organisasi kepada anggota yang melanggar pun berbeda pula. Sanksi ini
bertujuan menjaga keutuhan, keseimbangan, kestabilan kelompoknya sehingga tujuan kelompok dapat
tercapai.
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang mempunyai peran dan tugas yang berbeda. Tugas
seorang Dokter berbeda dengan guru, petani, supir atau TNI/POLRI. Tetapi masing-masing saling
membutuhkan, saling bekerja sama untuk mencapi tujuan yang sama yaitu terpenuhinya kebutuhan
dan mencapi kesejahteraan. Dengan demikian peran dan kedudukan sangat penting unutk menjaga
keseimbangan dan integritas social. Kedudukan atau status seseorang dalam masyarakat ada 2 macam:

1. Ascribed status
Ascribed status yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa melalui perjuangan atau usaha sendiri.
Biasanya diperoleh melalui kelahiran, seperti anak yang bergelar raden, otomatis anaknya juga
bergelar raden. Seorang anak menjadi raja karena ayahnya adalh raja. Seorang anak yang berasal
dari kasta sudra walaupun ia mempunyai kepintaran dan ketrampilan yang tinggi. Status ini
sering pula disebut status yang tertutup, karena setiap orang tidak bisa menjadi anggota secara
bebas. Perkawinan biasanya adalah cara untuk masuk ke dalm status ini.

2. Achieved status 
Achieved status yaitu kedudukan yang diperoleh melalui usaha atau perjuangan sendiri.
Seseorang menjadi direktur sebuah perusahaan karena memang ia rajin dan ulet. Status seseorang
menjadi guru karena ia berhasil masuk dan belajar dengan baik di IKIP. Status ini bersifat terbuka
artinya setiap orang dapat mencapainya atau meraihnya karena kemampuan masing-masing
individu dalam beprestasi.
Setiap status dan kedudukan mempunyai seperangkat symbol atau lambang yang dapat
mencerminkan statusnya. Seperti orang yang berstatus ekonomi tinggi tercermin dari bentuk dan
luas rumah, seorang guru tercermin sikap dan pakainnya, seorang TNI/POLRI dari kegagahan
dan pakaiannya, seseorang dari golongan ningrat akan tampak dari cara berbicara dan sopan
santunnya. Banyak simbol yang dapat mencerminkan status atau kedudukan seseorang dalam
masyarakat. 

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis adalah bahwa individu dapat didefinisikan
sebagai seseorang atau seorang secara utuh yang hidup dalam kerangka hidup yang diyakininya,
sementara masyarakat adalah sekolompok individu yang hidup dan menetap dalam sebuah ruang
atau tempat dimana individu tersebut saling melakukan interaksi. Setiap individu tidak akan bertahan
hidup selama tidak hidup dalam kerangka masyarakat sebab individu saling membutuhkan dengan
individu yang lain sehingga lahirlah peranan bagi individu di dalam masyarakat, serta individu dalam
interaksi sosialnya.

3.2 Saran
Penulis sadar bahwa dalam pengambilan sub bahasan dalam makalah ini masih banyak
kekurangan sehingga dalam penyusunan berikutnya dapat dilengkapi dengan materi-materi
tambahan sebab keterbatasan referensi yang penulis miliki. Penulis juga menyarankan nantinya
agar menambahkan perbedaan dari keduannya secara filosofi maksudnya adalah mana yang lebih
reel antara individu dengan masyarakat.

15
DAFTAR PUSTAKA
https://jaririndu.blogspot.com/2012/01/makalah-individu-dan-masyarakat.html

16

Anda mungkin juga menyukai