Dosen
Disusun oleh :
Tingkat 2 / Reguler 1
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya makalah mata kuliah Dokumentasi Keperawatan yang berjudul
“ASPEK LEGAL DALAM PENDOKUMENTASIAN” ini dapat diselesaikan.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Dokumentasi Keperawatan. Adapun isi dari makalah ini yaitu menjelaskan
tentang implikasi aspek legal pendokumentasian. Penulis berterima kasih kepada Ibu El
Rahmayati, S.Kp., M.Kes selaku dosen mata kuliah Dokumentasi Keperawatan yang
telah memberikan arahan serta bimbingan, dan juga kepada semua pihak yang telah
membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-
mata karena keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari semua pihak agar
makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................8
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan manajemen asuhan
keperawatan profesional. Perawat profesional diharapkan dapat menghadapi tuntutan
tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap segala tindakan yang dilaksanakan.
Kesadaran masyarakat terhadap hukum semakin meningkat sehingga dokumentasi
yang lengkap dan jelas sangat dibutuhkan.
Komponen penting dalam pendokumentasian adalah komunikasi, proses
keperawatan dan standar asuhan keperawatan. Efektifitas dan efisiensi sangat
bermanfaat dalam mengumpulkan informasi yang relevan serta akan meningkatkan
kualitas dokumentasi keperawatan.
Menurut hukum jika sesuatu tidak di dokumentasikan berarti pihak yang
bertanggung jawab tidak melakukan apa yang seharusnya di lakukan. Jika perawat
tidak melaksanakan atau tidak menyelesaikan suatu aktivitas atau mendokumentasikan
secara tidak benar, dia bisa di tuntut melakukan mal praktik. Dokumentasi keperawatan
harus dapat dipercaya secara legal, yaitu harus memberikan laporan yang akurat
mengenai perawatan yang diterima klien.
Mengidentifikasikan resiko, mengendalikan kejadian-kejadian, mencegah
kerusakan dan mengendalikan liabilitas (huber 2000) diperlukan untuk mengantisipasi
adanya faktor resiko. Perawat mungkin harus menjawab pertanyaan khusus seperti
perawat dianggap sebagai alasan terjadinya insiden, bagaimana insiden itu dapat di
cegah dan apakah ada peralatan yang harus disesuaikan.
Konsep solusi terhadap masalah diatas yaitu perlu disusun standar dokumentasi
keperawatan agar dapat digunakan sebagai pedoman bagi perawat dengan harapan
asuhan keperawatan yang dihasilkan mempunyai efektifitas dan efisiensi.
4
1.2 Rumusan Masalah
1.2.2 Bagaimana pengertian isu legal dan standar praktik dalam aspek legal pada
pendokumentasian?
1.3.2 Mengetahui pengertian isu legal dan standar praktik dalam aspek legal pada
pendokumentasian.
5
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Implikasi
Menurut para ahli, pengertian implikasi adalah suatu konsekuensi atau akibat
langsung dari hasil penemuan suatu penelitian ilmiah. Pengertian lainnya dari
implikasi menurut para ahli adalah suatu kesimpulan atau hasil akhir temuan atas
suatu penelitian.
6
pemeriksaan fisik , diagnosa keperawatan rencana dan intervensi perawatan
serta evaluasi nya
5. Memperhatikan situasi perawatan pasien dengan jalan mencatat secara rinci
masalah kesehatan pasien yang kompleks seperti : pasca operasi pasien yang
memerlukan perawatan yang intensif, dan pasien yang mengalami infeksi berat .
Selain aturan yang ada dalam hukum khususnya yang berkaitan dengan aspek
pendokumentasian makan diperlukan pengetahuan tentang arti hukum terhadap
status atau kondisi pasien . artinya gugatan hukum pada umumnya menyangkut
gugatan fisik. Misalnya : peristiwa kecelakaan lalu lintas , kecelakaan kerja ,
kebakaran , trauma dan penyakit yang ditimbulkan oleh berbagai produk
beracun.
7
bertambah baik .mulailah pencatatan dengan waktu ( jam atau tanggal ) dan akhiri
dengan tanda tangan .
1. Kesalahan administrasi
2. Kelemahan dalam supervise diagnosa secara adekuat dan penggunaan alat
3. Kelainan dalam mengangkat / mengece benda asing setelah operasi
4. Mengakibatkan pasien mengancam luka
5. Pemberhentian obat oleh perawat
6. Tida memperhatikan obat oleh perawat
7. Tidak memperhatikan tenik antiseptic yang diharuskan
8. Tidak mengikuti peraturan dan prosedur yang diharuskan
Pelaksanaan etik dalam dokumentasi keperawatan ada tiga hal yang perlu
diperhatikan yaitu:
8
c. Identifikasi kebenaran, pekerjaan, otoritas, dan kewajiban dalam pembuatan
keputusan.
d. Meluruskan rencana dan tindakan
e. Menyamakan fakta kedalam lingkungan social yang legal
f. Pengambilan keputusan berdasarkan isi pembuat keputusan
2. Menjaga kerahasiaan (privasi pasien). Hal ini dilakukan dalam praktik
keperawatan. Pencatatan tentang pelayanan kesehatan merupakan suatu
jaminan kerahasiaan dan keakuratan dalam asuhan keperawatan. Perawat
berperan penting dalam menjaga kerahasiaan dan keamanan pencatatan
kesehatan pasien. Dalam penyiapan pencatatan harus berhati-hati karena
kegiatan tersebut dijadikan jaminan kepercayaan. Kegiatan-kegiatan tersebut
antara lain: mengeluarkan informasi data pasien, nama pasien, alamat, tanggal
masuk, data rahasia seperti data klinis terdiri dari pemeriksaan, observasi,
pengobatan, percakapan pasien dengan perawat.
3. Moral perjanjian. Moral perjanjian merupakan suatu pertimbangan etik yang
digunakan dalam melaksanakan dokumentasi keperawatan. Yang termasuk
dalam moral perjanjian adalah etik perizinan, mencakup:
a. Perizinan yang tak langsung; Saat pengambilan darah untuk tes, pasien
langsung memberikan tangan
b. Perizinan langsung; Pasien dengan kemauannya sendiri dating kerumah sakit
c. Perizinan yang perlu pemberitahuan; pasien perlu membuat keputusan
rasional sebelum menentukan keputusan; pasien perlu tindakan operasi,
maka dokter harus memberikan penjelasan lebih dahulu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perizinan atau perjanjian yang sesuai dengan
standar dokumentasi keperawatan yaitu:
1. Sesuai perjanjian yang telah diterima dan diarsipkan pada tempat yang tepat,
yang mecantumkan tanggal, waktu prosedur, tanda tangan yang lengkap dan
jelas, dan beberapa format yang memuat atau mencatat sejumlahadanya
penyakit alergi.
9
2. Jika persetujuan diberikan secara lisan (melalui telepon) maka fakta harus
disaksikan dan dicatat oleh dokter dan perawat serta harus ada saksi lain.
3. Catatan perkembangan harus memuat pernyataan-pernyataan penjelasan yang
telah diberikan, medis apa yang digunakan, dan tanggal serta waktu surat
persetujuan ditandatangani.
Pasien datang ke RS melalui IGD dengan keluhan utama sesak napas. Saat
pengkajian hari Senin 12 Maret 2018 jam 13:00 WIB pasien masih mengeluh
sesak nafas, sesak nafasnya timbul ketika pasien batuk dan melakukan aktivitas
sesaknya berkurang jika pasien beristirahat. Sesak nafas juga disertai oleh nyeri
dada dengan skala nyeri 5 (seperti tertusuk-tusuk). Hasil pemeriksaan tanda-
o
tanda vitalnya didapatkan TD: 110/70 mmHg, N: 90 x/mnt, S:36,6 C , RR:27
x/mnt, terpasang 02 sungkup 8-10 liter/mnt. Pasien mengatakan bahwa ia tidak
pernah mengalami penyakit seperti saat ini sebelumnya. Pasien juga
mengatakan bahwa ia sering mengalami batuk pilek dan hanya membeli obat di
warung. Sebelum dirawat di RS pasien tidak pernah mendapatkan perawatan di
unit kesehatan manapun. Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak pernah
ada yang mengalami sakit seperti sekarang sebelumnya dan tidak pernah ada
yang menderita penyakit Diabetes Melitus, Asma maupun gangguan jiwa.
10
11
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
Ruang/Kelas : E1
IDENTITAS
KELUHAN UTAMA
DIAGNOSA MEDIS
RIWAYAT KESEHATAN
12
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo pada hari Kamis 8 Maret 2018
pukul 16:00 WIB melalui IGD dengan keluhan utama sesak napas. Saat
pengkajian hari Senin 12 Maret 2018 jam 13:00 WIB pasien masih mengeluh
sesak nafas, sesak nafasnya timbul ketika pasien batuk dan melakukan aktivitas
sesaknya berkurang jika pasien beristirahat. Sesak nafas juga disertai oleh nyeri
dada dengan skala nyeri 5 (seperti tertusuk-tusuk). Hasil pemeriksaan tanda-
o
tanda vitalnya didapatkan TD: 110/70 mmHg, N: 90 x/mnt, S:36,6 C , RR:27
x/mnt, terpasang 02 sungkup 8-10 liter/mnt.
2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah mengalami penyakit seperti saat ini
sebelumnya. Pasien juga mengatakan bahwa ia sering mengalami batuk pilek
dan hanya membeli obat di warung. Sebelum dirawat di RSUD Dr. A. Dadi
Tjokrodipo pasien tidak pernah mendapatkan perawatan di unit kesehatan
manapun.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak pernah ada yang mengalami sakit
seperti sekarang sebelumnya dan tidak pernah ada yang menderita penyakit
Diabetes Melitus, Asma maupun gangguan jiwa.
Genogram
13
Keterangan
: laki-laki
: perempuan
: meninggal
: orang yang tinggal serumah
: pasien
RIWAYAT POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN PASIEN
14
2. Riwayat Psikologis
Pasien tampak santai dalam menghadapi penyakitnya, pasien tampak sibuk
memainkan gadget miliknya , suasana yang menyenangkan pasien yaitu apabila
keluarganya datang menjenguk, pasien tampak tidak nyaman saat ibunya tidak
menjaga pasien di dalam ruangan. Gaya komunikasi pasien tampak santai dan
apa adanya dengan menggunakan pola komunikasi yang spontan komunikasi
pasien jelas dan tidak menggunakan bahasa isyarat pasien juga tampak terbuka
saat diajak berbicara, pasien dapat beradaptasi dengan suasana di ruangannya,
setelah dirawat di RS pasien merasa lebih nyaman tidak ada perubahan
psikologis yang tampak pada pasien saat ia dirawat, pasien tampak senang dan
tidak gelisah lagi karena diberikan tindakan seperti pemasangan oksigen.
3. Riwayat Sosial
Pasien merespon pada siapa saja yang mengajaknya berbicara orang terdekat
pasien yang dapat ia percaya adalah ibunya, pasien berinteraksi dengan aktif,
pasien tidak memiliki kegiatan sosial lainnya.
4. Riwayat Spiritual
Pasien mengatakan bahwa ia jarang melakukan ibadah, ia memiliki masalah
dalam pemenuhan kebutuhan spiritualnya yaitu ruang gerak yang terbatas akibat
nyeri yang sewaktu-waktu dating, pasien memenuhi kebutuhan spiritualnya
dengan cara berdoa.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umun
Pasien tampak lemah dengan kesadaran yang composmentis GCS 15 E5 M6 V9.
2. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
SAAT SEBELUM SAKIT SAAT PENGKAJIAN
TD : 120/70 mmHg TD : 110/70 mmHg
N : 76 x/mnt N : 90 x/mnt
S :36,4 oC S : 36.6 oC
RR : 22 x/mnt RR : 27 x/mnt
TB : 167 cm TB : 167 cm
BB : 54 kg BB : 52 kg
15
3. Pemeriksaan Wajah
a. Mata
Mata pasien lengkap dan simetris, tidak ada oedem pada kelopak mata, tidak ada
peradangan, tidak ada luka, tidak ada benjolan, bulu mata tidak rontok, konjungtiva
an anemis, sklera an ikterik, iris warna coklat, reaksi pupil terhadap cahaya normal.
b. Hidung
Tidak ada pembengkokan pada tulang hidung, tidak ada pendarahan dan
pembengkakan, tidak terdapat kotoran dan tidak ada polip.
c. Mulut
Warna bibir pucat tidak terdapat lesi, bibir tidak pecah, tidak terdapat caries pada
gigi, pasien tidak menggunakan gigi palsu, tidak ada gingivitis, warna lidah merah
muda dan tidak ada pendarahan serta abses.
d.Telinga
Bentuk telinga normal, tidak terdapat lesi, tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada
peradangan, terdapat penumpukan serumen.
b. Leher
Bentuk eher simetris, tidak terdapat peradangan, tidak terdapat jaringan parut,
tidak terdapat perubahan warna, dan tidak ada massa, tidak ada pembesaran
kelenjar life dan kelenjar tiroid, posisi trakea simetris, tidak ada pembesaran vena
jugularis.
5. Pemeriksaan thoraks/dada
a. Pemeriksaan paru
Inspeksi
16
Bentuk thoraks normal, susunan ruas tulang belakang kyposis, bentuk dada
simetris, terdapat retraksi intercosta, pola nafas takipneu, pasien tidak
mengalami cianosis, pasien mengalami batuk non produktif, terdapat luka post
fungsi pada pasien jumlah cairan yang di dapatkan sebanyak 90 ml, 800ml, dan
450 ml.
Perkusi
Auskultasi
palpasi
b. Pemeriksaan jantung
Tidak ada pelebaran pada ictuscordis, pulsasi pada dinding torak teraba kuat,
batas-batas jantung :
Batas atas : ICS II
Batas bawah : ICS V
Batas kiri : ICS V mid clavikula sinistra
Batas kanan : ICS IV mid sternalis dekstra
Auskultasi
BJ I terdengar tunggal keras dan reguler
BJ II terdengar tungal, keras dan reguler, tidak terdapat bunyi jantung
tambahan
6. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi
17
Bentuk abdomen cekung, tidak terdapat benjolan, abdomen simetris, dan tidak ada
bayangan pembuluh darah vena
Auskultasi
Frekuensi feristaltic usus 5-35 x/menit
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada hepar, tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan
pada ginjal, tidak ada pembesaran.
Perkusi
Hasil perkusi pada abdomen terdengar tympani.
7. Pemeriksaan genetalia dan rektal
Pasien tidak bersedia dilakukan pemeriksaan genetalia dan rektal
8. Pemeriksaan punggung dan tulang belakang
Tulang belakang pasien mengalami kelainan kyposis, tidak terdapat fraktur dan
nyeri tekan
9. Pemeriksaan ekstrimitas/muskuloskeletal
Tidak terdapat deformitas dan fraktur, tidak terdapat oedem
10. Pemeriksaan fungsi pendengaran/penghidung/tenggorokan
Pasien dapat mendengar dengan frekuensi normal, pasien dapat mencium bau-
bauan dengan normal, tidak ada nyeri telan
11. Pemeriksaan fungsi penglihatan
Pasien dapat melihat dengan normal
12. Pemeriksaan fungsi neorologis
Respon membuka mata, verbal dan motorik normal tidak ada tanda-tanda
rangsangan otak, fungsi sensorik normal.
13. Pemeriksaan kulit/integumen
a. Integumen/kulit
Tidak ada lesi, tidak ada jaringan parut, warna kulit pucat, tekstur halus, turgor
normal, lemak subkutan tipis, tidak terdapat nyeri tekan, terdapat luka tusuk
jarum infus dan terdapat luka post fungsi.
b. Pemeriksaan Rambut
18
Penyebaran merata, warna rambut hitam, pasien tidak alopesia, kebersihan
rambut kurang terjaga, terdapat ketombe dan rambut pasien tampak
berminyak.
c. Pemeriksaan kuku
Warna kuku agak pucat, kuku berbentuk normal, kebersihan kuku terjaga.
14. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik Medik
a. Darah Lengkap : 8 Maret 2018
Leukosit : 19.700
Eritrosit : 4.230.000
Trombosit : 320.000
Haemoglobin : 11.6
Haematokrit : 36
b. Kimia Darah
Glukosa Sewaktu : 176
SGOT : 23
SGPT : 40
Natrium : 140
Kalium : 4,3
Klorida : 105
c. Imunologi dan Serologi
HBs Ag : reaktive
d. Pemeriksaan Radiologi
pasien melakukan photo thorax
Kesan:
-gambaran bronkitis
-efusi pleura kanan
Tanggal 1-12 Maret 2018 Tanggal 13 Ma ret 2018 Tanggal 14 Maret 2018
19
Pemberian O2 sungkup 5 ml Pemberian O2 sungkup 5 ml Pemberian O2 sungkup 5 ml
Pemberian therapy Pemberian therapy Pemberian therapy
Nebu combiven k/p Nebu combiven k/p Nebu combiven k/p
Infus asering 20 tpm Infus asering 20 tpm Infus asering 20 tpm
Nacl 20 tpm Nacl 20 tpm Nacl 20 tpm
Ceftriaxone 1x2 gr Ceftriaxone 1x2 gr Ceftriaxone 1x2 gr
Levofloxacin flas 1x750 350 mg Sukralfat 3x10 cc Sukralfat 3x10 cc
Sukralfat 3x10 cc Cefoporazon dosis 2x1 gr Cefoporazon dosis 2x1 gr
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif b.d posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
20
2. Gangguan pertukaran gas b.d infeksi saluran nafas
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake tidak adekuat
4. Gangguan pola tidur b.d nyeri
RENCANA KEPERAWATAN
21
karena kurang tidur malam 8. Kolaborasi dengan dokter dalam 5. Untuk memantau
pemberian obat seberapa jauh dapat
bersikap tenang dan rileks
6. Untuk membantu
relaksasi saat tidur
7. Untuk menenangkan
fikiran dari kegelisahan
dan mengurangi
ketegangan otot
8. Agar pasien dapat tidur
dengan terapi obat
22
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
23
13 Maret 2018 1. Mengukur tanda tanda vital TD, S, N, RR S:
09:00 2. Mengkaji pola napas. pasien mengatakan sesaknya berkurang.
3. Mengatur posisi pasien semi fowler/fowler pasien mengatakan mualnya berkurang
4. Memberikan pndidikan kesehatan tentang pasien mengatakan bahwa pori makanannya
pneumonia. sudah meningkat.
5. melakukan pencatatan nutrisi pasien pada Pasien mengatakan bahwa masih sulit untuk
penerimaan PB dan turgor kulit. tidur karrna nyeri pada dada nya
6. memonitor intake nutrisi pasien O:
7. melakukan kolaborasi dengan ahli gizi RR:27, terpasang oksigen sungkup 8 liter/mnt
untuk menentukan jumlh kalori dan nutrisi yang di pasien tidak menghabiskan porsi makan yang
butuhkan pasien di berikan RS, BB pasien menurun 2 kg, TD :
8. melakukan pencatatan nutrisi pasien pada 110/70 mmHg, N : 90 x/mnt
penerimaan PB dan turgor kulit. Pasien terlihat lemah, lesu kelopak mata
9. memonitor intake nutrisi pasien bewarna hitam
10. melakuakan kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang di
butuhkan pasien A:
11. mengkaji pola tidur Pola nafas tidak efektif
12. mengkaji fungsi pernafasan: bunyi nafas, Gangguan pertukaran gas
kecepatan, irama. Nutrisi kurang dari kebutuhan Gangguan pola
13. mengkaji faktor yang menyebabkan tidur
gangguan tidur karena nyeri P:
14. mencatat tindakan kemampuan untuk - Mengukur tanda tanda vital
mengurangi kegelisahan - Monitor jumlah pernafasan.
15. menciptakan suasana nyaman, kurangi - Posisi pasien fowler
atau hilangkan distraksi lingkungan - Kaji pola nafas
16. mengajarkan relaksasi distraksi - Ajarkah teknik nafas dalam
17. melakukan kolaborasi dengan dokter dalam - Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat pemberian obat
- Kaji intake pasien
- Sajikan makanan dalam kondisi
hangat
- Selingi makan dengan minum
- Berikan makanan sedikit tapi sering
- Kolaborasi dengan ahli gizi akan diet
dan makanan ringan, dengan tmbahan
makanan ynag disukai bila ada
- Timbang BB setiap hari
- Berikan obat sesuai indikasi
- Kaji pola tidur
- Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat
24
13 Maret 2018 - Mengukur tanda tanda vital S:
13:00 - Perintahkan pasien untuk makan makanan pasien mengatakan sesaknya berkurang.
bergizi pasien mengatakan mualnya sudah sembuh
- Perintahkan pasien untuk meminum obat pasien mengatakan bahwa pola makanannya
secara teratur sudah meningkat.
- Perintahkan pasien untuk mengontrol Pasien mengatakan bahwa nyerinya sudah
perkembangan penyakitnya di RS secara rutin. sembuh
O:
RR:22x/mnt,
pasien menghabiskan porsi makan yang di
berikan, TD : 110/70 mmHg, N : 70 x/mnt
Pasien tampak lebih sehat
A:
Masalah teratasi
P:
- Mengukur tanda tanda vital
- Perintahkan pasien untuk makan
makanan bergizi
- Perintahkan pasien untuk meminum
obat secara teratur
- Perintahkan pasien untuk
mengontrol perkembangan penyakitnya di
RS secara rutin.
25
salah paham bagi perawat yang lain, bisa saja tindakan yang sudah diberikan
akan diberikan lagi oleh perawat yang lain karena pada kolom implementasi
tidak di cantumkan waktu pelaksanaan per tindakan. Sarannya yaitu, penulisan
waktu tindakan dilakukan per tindakan untuk menghindari salah paham.
4. Asuhan Keperawatan kasus diatas sudah dapat dijadikan pegangan hukum
yang kuat apabila suatu saat ada tuntutan dari pihak keluarga atas pelayanan
RS khususnya di ruang inap E1 RS A. Dadi Tjokrodipo, namun pada bagian
implementasi, tidak mencantumkan kolom nama dan paraf dari perawat yang
telah memberikan tindakan kepada pasien, sehingga resiko yang dapat terjadi
yaitu penelusuran orang-orang yang terlibat atas tuntutan akan memakan waktu.
Sarannya yaitu, pada bagian implementasi disediakan kolom untuk nama dan
paraf bagi perawat pelaksana yang bertugas memberikan asuhan kepada
pasien yang bersangkutan.
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan manajemen asuhan
keperawatan profesional. Perawat profesional diharapkan dapat menghadapi tuntutan
tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap segala tindakan yang dilaksanakan.
Kesadaran masyarakat terhadap hukum semakin meningkat sehingga dokumentasi
yang lengkap dan jelas sangat dibutuhkan.
Salah satu bentuk kegiatan keperawatan adalah dokumentasi keperawatan
profesional yang akan tercapai dengan baik apabila sistem pendokumentasian dapat
dilakukan dengan benar. Kegiatan pendokumentasian meliputi ketrampilan
berkomunikasi, ketrampilan mendokumenasikan proses keperawatan sesuai dengan
standar asuhan keperawatan.
Konsep solusi terhadap masalah diatas perlu disusun standar dokumentasi
keperawatan agar dapat digunakan sebagai pedoman bagi perawat dengan harapan
asuhan keperawatan yang dihasilkan mempunyai efektifitas dan efisiensi.
3.2 Saran
Demikian sedikit informasi dari penulis makalah ini. Tentu masih banyak sekali
kekurangan yang jauh dari sempurna. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun
masih sangat penulis butuhkan demi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat
ini. Ucapan terima kasih kasih penulis sampaikan untuk para pembaca. Terakhir,
ucapan maaf penulis ucapkan jika dalam penulisan ini penulis banyak melontarkan kata
– kata yang kurang berkenan.
27
DAFTAR PUSTAKA
28