Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

PHC

Dosen
Dwi Agustanti, M. Kep., Sp. Kom.

Disusun oleh :
Shinta Windiyasti 2114301105
Yunita Korina 2114301112

Alih Jenjang STR

PRODI ALIH JENJANG STR KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
Tahun Akademik 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya makalah mata kuliah Keperawatan Komunitas yang berjudul “PHC” ini dapat
diselesaikan.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia. Adapun isi dari makalah ini yaitu menjelaskan tentang PHC. Penulis
berterima kasih kepada Ibu Dwi Agustanti, M. Kep., Sp. Kom selaku dosen mata kuliah
Keperawatan Komunitas yang telah memberikan arahan serta bimbingan, dan juga kepada
semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata
karena keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang positif dan membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih
baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.

                                                                       Bandar Lampung, 31 Juli 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian PHC.................................................................................. 4
B. Tujuan PHC........................................................................................ 4
C. Unsur Utama dari PHC. ..................................................................... 5
D. Prinsip PHC........................................................................................ 5
E. Program dari PHC.............................................................................. 6
F. Tanggung Jawab Tenaga Kesehatan dalam PHC............................... 6
G. Perkembangan PHC di Indonesia....................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN. .............................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelum deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang Perawatan Kesehatan Utama (PHC),
Indonesia telah mengembangkan berbagai bentuk Puskesmas di beberapa daerah.
Berdasarkan penelitian pada tahun 1976 diketahui bahwa 200 masyarakat kegiatan
kesehatan berbasis (CBHA) telah di terapkan dan di laksanakan dalam masyarakat.
Seiring waktu, Puskesmas telah berkembang pesat dalam berbagai bentuk CBHA dan
salah satu itu di catat sebagai Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Aktivitas itu meliputi
lima program utama, yaitu keluarga perencanaan, kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi,
imunisasi dan diare pencegahan. Selain posyandu, ada rumah sakit bersalin desa (VMH)
yang dikelola oleh bidan desa sebagai cara untuk membuat kesehatan ibu dan anak dekat
dengan masyarakat jasa.
CBHA dapat tumbuh secara progresif karena didukung oleh pusat kesehatan. Namun,
CBHA pergi ke penurunan ketika krisis moneter pada tahun 2997 meledak yang
mengakibatkan multi-dimensi krisis, krisismenciptakan reformasi total dalam banyak
aspek, termasuk di sektor kesehatan. Meskipun penting, desentralisasi menguasasi aspek
yang paling pembangunan, termasuk sektor kesehatan. Ini telah benar-benar mengubah
model perencanaan, yang sebelumnya adalah sentralisasi menjadi tergantung pada masing-
masing kabupaten. Ini memiliki implikasi pada prioritas pengaturan masing-masing
kabupaten. Banyak perhatian lebih pada pemerintah daerah aspek kuratif daripada promotf
dan tindakan pencegahan. Setelah euforia demokrasi berakhir, semua sektor termasuk
kesehatan mulai menghidupkan kembali dan merevisi prioritas mereka untuk skala yang
lebih baik. Pada tingkat visi misi pusat dan nilai-nilai DepKes dirumuskan dan dijelaskan
ke empat strategi utama, yaitu:
1. Untuk mengaktifkan dan memberdayakan masyarakat hidup sehat
2. Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan berkualitas
3. Untuk meningkatkan sistem informasi surveilans, monitoring dan kesehatan
4. Untuk meningkatkan pembiayaan kesehatan
Semua strategi di atas terkait dengan Primary Health Care, dua yang pertama pada
nomor 1 dan 2 erat terkait dengan perawatan kesehatan primer. Hal itu menunjukkan peran
pentingnya Primary Health Care dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.
1
Pelayanan kesehatan primer atau PHC merupakan pelayanan kesehatan essensial yang
dibuat dan bisa teeerjangkau secara universal oleh individu dan keluarga di dalam
masyarakat. Fokus dari pelayanan kesehatan primer luas jangkauannya dan merangkum
beerbagai aspek masyarakat dan kebutuhan kesehatan. PHC merupakan pola penyajian
pelayanan kesehatan dimana konsumen pelayanan kesehatan menjadi mitra dengan profesi
dan ikut serta mencapai tujuan umum kesehatan yang lebih baik.
Akses ke pelayanan kesehatan merupakan hak asasi manusia dan negara bertanggung
jawab untuk memenuhinya. Di beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia, pelayanan
kesehatannya tumbuh menjadi industri yang tak terkendali dan menjadi tidak manusiawi.
Mengalami hal yang oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai “the commercialization
of health care in unregulated health systems”. Kondisi ini ditandai dengan maraknya
komersialisasi pelayanan dan pendidikan, yang dipicu oleh pembiayaan kesehatan yang
belum baik. Setelah deklarasi Alma Ata (1978), program kesehatan menjadi gerakan
politik universal. Deklarasi ini telah menjadi tonggak sejarah peradaban manusia.
Kesehatan diakui sebagai hak asasi manusia tanpa memandang status sosial ekonomi, ras
dan kewaranegaraan, agama serta gender.
Sebagai hak asasi manusia, kesehatan menjadi sektor yang harus di perjuangkan, serta
meningkatkan bahwa kesehatan berperan sebagai alat pembangunan sosial dan bukan
sekadar hasil dari kemajuan pembangunan ekonomi semata. Kesadaran ini melahirkan
konsep primary health care (PHC) yang intinya: pertama, menggalang potensi pemerintah
– swasta – masyarakat lintas sektor, mengingat kesehatan adalah tanggung jawab bersama.
Kedua, menyeimbangkan layanan kuratif dan preventif serta menolak dominasi elite dokter
yang cenderungf mengutamakan pelayanan rumah sakit, peralatan canggih dan mahal.
Ketiga memanfaatkan teknologi secara tepat guna pada setiap tingkat pelayanan. Berbagai
negara di belahan dunia, seperti Uni Eropa, Amerika Latin, serta di beberapa negara Asia,
berhasil menata kembali sistem kesehatannya dengan kembali menerapkan primary health
care (PHC) sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari Primary Health Care (PHC)?
2. Bagaimana tujuan PHC?

2
3. Bagaimana unsur utama dari PHC?
4. Bagaimana prinsip dari PHC?
5. Bagaimana program dari PHC?
6. Bagaimana tanggung jawab tenaga kesehatan dalam PHC?
7. Bagaimana perkembangan PHC di Indonesia?

C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian dari PHC.
2. Mengetahui tujuan PHC.
3. Mengetahui unsur utama dari PHC.
4. Mengetahui prinsip dari PHC.
5. Mengetahui program dari PHC.
6. Mengetahui tanggung jawab tenaga kesehatan dalam PHC.
7. Mengetahui perkembangan PHC di Indonesia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian PHC
Primary Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan
kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum
baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka
sepenuhnya, serta biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk
memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri
(self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination).
Pelayanan kesehatan primer / PHC merupakan strategi yang dapat dipakai untuk
menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk. PHC
menekankan pada perkembangan yang bisa di terima, terjangkau, pelayanan kesehatan
yang diberikan adalah essensial bisa diraih dan mengutamakan pada peningkatan serta
kelestarian yang di sertai percaya pada diri sendiri disertai partisipasi masyarakat dalam
menentukan sesuatu tentang kesehatan.

B. Tujuan PHC
1. Tujuan umum
Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang
diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima
pelayanan.
2. Tujuan khusus
a. Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani
b. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani
c. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani
d. Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber sumber daya lain
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. 

4
C. Unsur Utama dalam PHC
Tiga unsur utama yang terkandung dalam PHC adalah sebagai berikut :
1. Mencakup upaya-upaya dasar kesehatan
2. Melibatkan peran serta masyarakat
3. Melibatkan kerjasama lintas sektoral

D. Prinsip PHC
Pada tahun 1978, dalam konferensi Alma Ata ditetapkan prinsip-prinsip PHC sebagai
pendekatan atau strategi global guna mencapai kesehatan bagi semua. Lima prinsip PHC
sebagai berikut :
1. Pemerataan upaya kesehatan
Distribusi perawatan kesehatan menurut prinsip ini yaitu perawatan primer dan layanan
lainnya untuk memenuhi masalah kesehatan utama dalam masyarakat harus diberikan
sama bagi semua individu tanpa memandang jenis kelamin, usia, kasta, warna, lokasi
perkotaan atau pedesaan dan kelas sosial.
2. Penekanan pada upaya preventif
Upaya preventif adalah upaya kesehatan yang meliputi segala usaha, pekerjaan dan
kegiatan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dengan peran serta individu
agar berprilaku sehat serta mencegah berjangkitnya penyakit.
3. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan
Teknologi medis harus disediakan yang dapat diakses, terjangkau, layak dan diterima
budaya masyarakat (misalnya penggunaan kulkas untuk vaksin cold storage).
4. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian
Peran serta atau partisipasi masyarakat untuk membuat penggunaan maksimal dari
lokal, nasional dan sumber daya yang tersedia lainnya. Partisipasi masyarakat adalah
proses di mana individu dan keluarga bertanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri
dan orang-orang di sekitar mereka dan mengembangkan kapasitas untuk berkontribusi
dalam pembangunan masyarakat. Partisipasi bisa dalam bidang identifikasi kebutuhan
atau selama pelaksanaan.
Masyarakat perlu berpartisipasi di desa, lingkungan, kabupaten atau tingkat pemerintah
daerah. Partisipasi lebih mudah di tingkat lingkungan atau desa karena masalah
heterogenitas yang minim.

5
5. Kerjasama lintas sektoral dalam membangun kesehatan
Pengakuan bahwa kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh intervensi hanya dalam sektor
kesehatan formal; sektor lain yang sama pentingnya dalam mempromosikan kesehatan
dan kemandirian masyarakat. Sektor-sektor ini mencakup, sekurang-kurangnya:
pertanian (misalnya keamanan makanan), pendidikan, komunikasi (misalnya
menyangkut masalah kesehatan yang berlaku dan metode pencegahan dan pengontrolan
mereka); perumahan; pekerjaan umum (misalnya menjamin pasokan yang cukup dari
air bersih dan sanitasi dasar) ; pembangunan perdesaan; industri; organisasi masyarakat
(termasuk Panchayats atau pemerintah daerah , organisasi-organisasi sukarela , dll).

E. Program PHC
Dalam pelaksanaan PHC harus memiliki 8 Program PHC yaitu :
1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta
pengendaliannya
2. Peningkatan penyedediaan makanan dan perbaikan gizi
3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
4. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
5. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama
6. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemic setempat
7. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa
8. Penyediaan obat-obat essensial

F. Tanggungjawab Tenaga Kesehatan dalam PHC


1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi
pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan
2. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga, dan individu
3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pada masyarakat
4. Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas pelayanan kesehatan dan kepada
masyarakat
5. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat.

6
G. Perkembangan PHC di Indonesia
PHC merupakan hasil pengkajian, pemikiran, pengalaman dalam pembangunan
kesehatan di banyak negara yang diawali dengan kampanye massal pada tahun 1950-an
dalam pemberantasan penyakit menular, karena pada waktu itu banyak negara yang tidak
mampu mengatasi dan menanggulangi wabah penyakit TBC, campak, diare dan
sebagainya.
Pada tahun 1960 teknologi kuratif dan preventif dalam struktur pelayanan kesehatan
telah mengalami kemajuan. Sehingga timbulah pemikiran untuk mengembangkan konsep
“Upaya Dasar Kesehatan”.
Pada tahun 1972/1973, WHO mengadakan studi dan mengungkapkan bahwa banyak
negara tidak puas atas sistem kesehatan yang dijalankan dan banyak issue tentang
kurangnya pemerataan pelayanan kesehatan di daerah – daerah pedesaan. Akhirnya pada
tahun 1977 dalam sidang kesehatan dunia (World Health Essembly) dihasilkan
kesepakatan “Health for All by The Year 2000 atau Kesehatan Bagi Semua Tahun 2000
dengan sasaran semesta utamanya adalah : “Tercapainya Derajat Kesehatan yang
Memungkinkan Setiap Orang Hidup Produktif Baik Secara Sosial Maupun Ekonomi”.
Oleh karena itu untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan perubahan orientasi dalam
pembangunan kesehatan yang meliputi perubahan-perubahan dari :
1. Pelayanan Kuratif ke promotif dan preventif
2. Daerah perkotaan ke pedesaan
3. Golongan mampu ke golongan masyarakat berpenghasilan rendah
4. Kampanye massal ke upaya kesehatan terpadu

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Primary Health Care (PHC) merupakan hasil pengkajian, pemikiran, pengalaman
dalam pembangunan kesehatan di banyak negara yang diawali dengan kampanye massal
pada tahun 1950-an dalam pemberantasan penyakit menular, karena pada waktu itu banyak
negara tidak mampu mengatasi dan meenanggulangi wabah penyakit TBC, campak, diare
dan sebagainya.
Primary Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan
kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum
baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka
sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk
memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri
(self reliance) dan menentukan nasib sendiri (Self determination).
Di Indonesia, pelaksanaan Primary Health Care secara umum dilaksanakan melalui
pusat kesehatan dan di bawahnya (termsuk sub-pusat kesehatan, pusat kesehatan berjalan)
dan banyak kegiatan berbasis kesehatan masyarakat seperti Rumah BersalinDesa dan
Pelayanan Kesehatan Desa seperti Layanan Pos Terpadu (ISP atau Posyandu). Secara
administratif, indonesia terdiri dari 33 provinsi, 349 Kabupaten dan 91 Kotamadya, 5.263
Kecamatan dan 62.806 Desa.
Di Indonesia, PHC memiliki tiga strategi utama, yaitu kerjassama multisektoral,
partisipasi masyarakat dan penerapan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dengan
pelaksanaan di masyarakat. Sampai saat ini semua penerapan itu telah berjalan meskipun
ada beberapa hambatan dalam pelaksanaannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Safrudin,dkk.2009.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Trans Info Media:Jakarta


http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1558-implementasi-primary-
health-care-di-indonesia.html
http://ompuheso.wordpress.com/2012/11/05/primary-health-care-phc/
http://www.searo.who.int/LinkFiles/Conference_INO-13-July.pdf

Anda mungkin juga menyukai