Anda di halaman 1dari 18

OBAT YANG BERPENGARUH PADA SISTEM SARAF

PUSAT, KARDIOVASKULAR, SISTEM ENDOKRIN,


VITAMIN & MINERAL DAN TOKSIKOLOGI
Makalah
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Farmakologi

disusun oleh:
Fanny Julianti 043315150013
Firman Nur Maulana 043315150014
Lestari Indah Putri 043315150021
Nur Rikman Tresna Wiguna 043315150029
Riska Natalya 043315150031
Viska Dwi Utami 043315150038
Yasinta Maedasari 043315150041

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN TINGKAT 1


STIKEP PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul Model
Pendokumentasian Source- Oriented Report ( ini dapat diselesaikan. Makalah ini
membahas mengenai obat obat yang berpengaruh pada sistem saraf pusat,
kardiovaskular, sistem kardiovaskular/hormonal, vitamin & mineral, dan
toksikologi atau ilmu yang mempelajari mengenai obat yang menyebabkan
kematian akibat keracunan.

Ucapan terimakasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah


membantu dalam menyelesaikan makalah ini khususnya kepada Bapak Ns.
Herdiman, S.kep., M.Kep., selaku salah satu dosen mata kuliah Farmakologi yang
telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. Harapan penulis
akan makalah ini semoga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan yang mendasar. Oleh karena itu diharapkan agar
pembaca memberikan kritik dan saran agar kedepannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Bandung, Juni 2016

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Farmakologi adalah ilmu mengenai zat-zat kimia obat yang berinteraksi
dengan tubuh manusia (M. J. Neal, hlm. 8, 2006). Ilmu ini mencakup
farmakodinamik yaitu efek obat terhadap tubuh dan farmakokinetik yaitu
bagaimana tubuh mempengaruhi obat dengan berlalunya waktu dengan
mekanisme ADME (absorpsi, distribusi, metabolism, ekskresi).
Obat tidak hanya berpengaruh terhadap satu sistem, tetapi ada obat-obat
yang khusus bekerja dan berpengaruh pada suatu sistem tertentu, diantaranya
obat-obat yang berpengaruh pada sistem saraf pusat, sistem kardiovaskular, sistem
endokrin atau hormonal dan vitamin & mineral, serta hubungannya dengan
tosikologi.
Masyarakat seringkali tidak mengetahui pengaruh dan cara kerja obat yang
diminum. Sehingga dapat terjadi efek toksik yang menyebabkan keracunan dan
timbulnya penyakit baru yang bahkan menyebabkan kematian.
Permasalahan tersebut seharusnya dapat diatasi dengan memberikan
edukasi kepada masyarakat mengenai pengaruh dan cara kerja obat terhadap
tubuh. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut, maka dibuatlah
makalah dengan judul Obat yang Berpengaruh Pada Sistem Saraf Pusat,
Kardiovaskular, Sistem Endokrin, Vitamin & Mineral dan Toksikologi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh obat terhadap sistem saraf pusat?
2. Bagaimana pengaruh obat terhadap sistem kardiovaskular?
3. Bagaimana pengaruh obat terhadap sistem endokrin?
4. Bagaimana pengaruh vitamin & mineral terhadap tubuh?
5. Bagaimana hubungan antara farmakologi dan toksikologi?
C. Tujuan
Untuk menjelaskan pengaruh obat terhadap sistem saraf pusat, sistem
kardiovaskular, sistem endokrin dan pengaruh vitamin & mineral terhadap tubuh
serta hubungannya dengan toksikologi.

D. Manfaat
Manfaat makalah ini ialah untuk mengetahui pengaruh obat terhadap
sistem saraf pusat, sistem kardiovaskular, sistem endokrin dan pengaruh vitamin
& mineral terhadap tubuh serta hubungannya dengan toksikologi, serta untuk
menambah pengetahuan pembaca mengenai pengaruh obat terhadap sistem
tersebut beserta toksikologi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Obat yang Berpengaruh pada Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat (SSP)terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang yaitu
yang bertanggung jawab untuk mengatur fungsi tubuh. Sistem saraf pusat
menerima informasi dari sistem saraf perifer,yang diterjemahkan,dan kemudian
sistem saraf pusat mengirim sinyal yang tepat pada sistem saraf perifer untuk
merangsangn aktivitas seluler. Pembagian obat susunan saraf pusat yaitu:
1. Agen Anestesi
Agen anestesi menekan sistem saraf pusat sehingga menyebabkan
kehilangan kesadaran. Agen anestesi diklasifikasikan sebagai anestesi umum
dan lokal. Anestesi umum digunakan untuk bedah umum, bedah jantung,
bedah neuro, dan bedah anak. Agen anestesi ini diberikan oleh seorang ahli
atau perawat anestesi. Agen anestesi ini dihirup melalui masker atau slang
pernafasan.

Anestesi umum dapat terdiri dari satu obat atau kombinasi obat yang
disebut dengan anestesi seimbang berdasarkan usia, berat badan, kesehatan
umum, riwayat kesehatan, dan riwayat alergi pasien. Penggunaan obat
anestesi ini biasa digunakan pada malam hari sebelum operasi. Pasien
diberikan agen hipnotik untuk membantu tidur malam yang baik. Pada hari
operasi, premedikasi biasanya dapat diberikan kepada pasien sekitar satu jam
sebelum operasi. Premedikasi biasanya terdiri atas 2 obat. Salah satunya
benzodiazepine seperti lorazepam (Ativan). Obat ini menimbulkan efek
sedasi dan mengurangi kecemasan. Obat yang lainnya adalah antikolinergik
seperti atropine untuk mengurangi sekresi. Barbiturat aksi cepat seperti
natrium tiopental (Penthotal) kemudian diberikan di ruang operasi untuk
menginduksi anestesi.Pasien mengalami 4 tahap anestesi, yaitu:
a. Tahap analgesia (hilangnya sensasi nyeri).
b. Tahap Eksitasi (tekanan darah naik, pasien lebih kasar, dan laju
pernapasan meningkat)
c. Tahap Anestesi Bedah (otot rangka mengalami relaksasi)
d. Tahap Paralisis Meduler (pernapasan dan fungsi vital lainnya berhenti
berfungsi karena pusat pernapasan mengalami kelumpuhan).

2. Sedatif-Hipnotik (obat penenang)


Obat sedatif-hipnotik diberikan dalam dosis rendah untuk mengurangi
respon fisik dan mental tanpa mempengaruhi kesadaran pasien. Seiring
dengan peningkatan dosis menyebabkan pasien tertidur. Bahkan dosis tinggi
obat sedatif-hipnotik dapat menganestesi pasien. Obat ini tidak boleh
diberikan kepada pasien yang memiliki gangguan pernapasan berat atau yang
sedang hamil.

3. Analeptika
Analeptik adalah zat yang merangsang pernapasan dan aktivitas jantung.
Salah satunya Metilfenidat (Retalin) sering diresepkan untuk anak-anak
dengan gangguan hiperaktivitas dan deficit perhatian atau attention deficit
hyperactivity disorder (ADHD).

4. Antiparkinson
Digunakan untuk mengobati tahap awal penyakit Parkinson. Obat ini
biasanya dikombinasikan dengan levodopa untuk mengontrol penyakit
Parkinson atau sebagai obat tunggal untuk mengobati pseudoparkinson. Ada
empat jenis obat yang digunakan untuk mengobati penyakit Parkinson yaitu
dopaminergik, agonis dopamin, inhibitor MAO-B.

B. Obat-Obatan Kardiovaskular
Sistem kardiovaskular adalah bagaimana tubuh mendistribusikan oksigen,
nutrisi, dan hormone serta mengangkut produk limbah seperti CO2 segingga dapat
dikeluarkan dari tubuh. Sistem kardiovaskular meliputi jantung, pembuluh darah
(arteri dan vena), dan darah. Darah yang miskin oksigen dikembalikan ke sirkulasi
oleh vena kapiler dan vena untuk mengeluarkan produk limbah oleh paru-paru dan
ginjal.
Jantung memompa untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah.
Jantung dibagi menjadi empat ruangan yaitu atrium kanan, ventrikel kanan, atrium
kiri dan ventrikel kiri.
1. Obat Jantung
Obat jantung mengatur kontraksi jantung, denyut jantung dan
irama jantung. Obat jantung juga mengatur aliran darah ke otot jantung.
Ada tiga kelompok obat jantung yaitu glikosida, antiangina dan
antidistrimik.
a. Glikosida
Glikosida dikenal sebagai glikosida jantung, menghambat pompa
kalium-natrium dan meningkatkan kalsium intraseluler. Hal ini
menyebabkan serabut otot jantung berkontraksi lebih baik. Glikosida
menimbulkan tiga efek pada jantung diantaranya aksi inotropik positif
yang meningkatkan kontraksi otot jantung, aksi kronotropik negative yang
menurunkan denyut jantung, dan aksi dromotropik negatif yang
menurunkan konduksi stimulus listrik.
Glikosida juga digunakan untuk memperbaiki fibrilasi atrial dan
atrial flutter (detak jantung tak beraturan).
Glikosida mencakup digoksin (Lanoxin), Inamrinon laktat
(Inocor), dan milrinon laktat (Primacor), dan bipiridin inotropik positif.
Antidot toksisitas glikosida adalah digoksin imun Fab (ovine, digibind).
1) Obat Gagal Jantung
Gagal jantung diobati dengan menggunakan vasodilator
untuk mengurangi darah vena kembali ke jantung. Aksi tersebut
berefek pada penurunan pengisian jantung, penurunan peregangan
ventrikel, dan penurunan kebutuhan oksigen jantung. Contoh
vasodilator antara lain: hidralozin (Apresoline) dan minoxidil
(Lonitin). Gagal jantung juga diobati dengan inhibitor enzim
pengubah angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor.
b. Obat Antiangina
Obat antiangina digunakan untuk mengobati angina pektoris
dengan meningkatkan aliran darah baik dengan menggunakan suplai
oksigen atau dengan mengurangi kebutuhan oksigen jantung. Angina
pektoris adalah nyeri jantung akut yang disebabkan oleh kurangnya
aliran darah sebagai akibat dari sumbatan plak di arteri koroner atau
spasme arteri koroner.
Kelompok obat antiangina yaitu nitrat, penghambat beta dan
penghambat kanal kalsium.

c. Antidisritmik
Antidisritmik adalah obat yang mengembalikan irama jantung
normal dan digunakan untuk mengobati distrimia. Distrimia adalah
gangguan pada irama jantung juga dikenal sebagai aritmia tidak adanya
irama jantung. Irama jantung terganggu adalah setiap penyimpangan
dari denyut atau pola jantung normal termasuk denyut jantung yang
lambat (bradikardia) dan denyut jantung yang cepat (takikardia).
Elektrokardiogram (EKG) digunakan untuk mengidentifikasi jenis
disritmia.
Mekanisme aksi obat antidisritmik ialah: Menghambat stimulasi
adrenergic jantung, menekan eksitabilitas dan kontraktilitas
miokardium, menurunkan kecepatan konduksi di jaringan jantung,
meningkatkan waktu pemulihan (repolarisasi) dari miokardium dan
menekan otomatisitas (depolarisasi spontan untuk memulai denyut
jantung).
Golongan obat antidisritmik yaitu golongan i penghambat kanal
natrium, golongan ii penghambat beta, golongan iii memperpanjang
depolarisasi dan golongan iv penghambat kanal natrium.
C. Obat-Obatan Sistem Endokrin
Kelenjar pada sistem endokrin memproduksi hormon yang didistribusikan
ke seluruh tubuh. Kelenjar endokrin adalah kelenjar tanpa saluran yang mencakup
pituitary (hipofisis), tiroid, paratiroid, adrenal, gonad, dan pankreas.
1. Obat dan Kelenjar Hipofisis
Hormon perbuhan (GH) disekresikan oleh kelenjar hipofisis untuk
mempengaruhi pertumbuhan. Jika kelenjar hipofisis memproduksi terlalu
sedikit GH, pasien tidak akan dapat mencapai tinggi badan normal. Pasien
dengan defisiensi GH menjalani terapi penggantian GH menggunakan
Somatrem (Protropin) dan Somatropin (Humatrope) untuk menggantikan
kehilangan GH dan memungkinkan pertumbahan yang normal.
Beberapa obat yang digunakan untuk gangguan hipofisis termasuk
desmopressin asetat (DDAV), demopressin (stimate), Lypressin (Diapid),
Vasopressin (Aqua pitressin), Vasopressin tanat / minyak (pitressin tannate).
2. Obat dan Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal terdiri atas dua bagian yaitu ixedulla adrenal dan korteks
adrenal. Korteks adrenal meghasilkan glukokortikoid (Kortisol) dan
mineralokortikoid (Aldosteron). Kortikosteroid meningkatkan retensi natrium
dan ekskresi kalium. Kortikotropin (Acthar) adalah obat ACTH yang
digunakan untuk diagnosis gangguan kelenjar adrenal, juga untuk mengobati
insufisiensi kelenjar adrenal dan sebagai obat antiinflamasi dalam pengobatan
reaksi alergi seperti syok anafilaksis.
Terapi glukokortikoid digunakan pada trauma, operasi, infeksi, gangguan
emosional, dan kecemasan obat glukokortikoid antara lain beklometason
dipropionat (Vanceril), betametason (Celestone), Kortison asetat (Cortone
Acetate), deksametasol (Decadron), fludrokortison asetat (florinef
acetate),hidrokortison (Hydrocortone), Metilprednisolon (Medrol, solu-
Medrol, depo-medrol), prednisolon, dan prednisone.
3. Obat dan Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid mengeluarkan dua hormon yang mengatur sintesis protein,
aktivitas enzim, dan merangsang oksidasi mitokondria. Kedua hormon
tersebut adalah tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3).
Obat antitiroid yaitu tionamid, karbimazol, propiltiourasil, iodida,
propanolol dan atenolol.
4. Obat dan Pankreas
Pankreas mensekresikan insulin yang digunakan untuk memetabolisme
glukosa. Seseorang akan mengalami diabetes melitus jika insulin tidak
diproduksi dalam jumlah yang cukup.
a. Jenis Insulin
Terdapat tiga jenis standar insulin.
1) Aksi cepat (insulin reguler atau lispro [Humalog]), onset hingga 1
jam, waktu puncak 2 hingga 4 jam, dan durasi 6 hingga 8 jam.
2) Aksi menengah (NPH, Humulin N, Lente, dan Humulin L insulin),
onset 1-2 jam, waktu puncak 6-12 jam, durasi 18-24 jam.
3) Aksi lama (insulin ultralente), onset 5-8 jam, waktu puncak 14-20 jam,
durasi 30-36 jam.

D. Vitamin dan Mineral


Vitamin adalah bahan kimia organik yang digunakan untuk kegiatan
metabolik yang mendukung pertumbuhan jaringan dan penyembuhan. Dosis
vitamin yang lebih besar diperlukan jika seseorang hamil, mengalami
pertumbuhan yang cepat atau mengalami penyakit yang melemahkan.
1. Diharapkan untuk memberikan suplemen vitamin kepada pasien dengan
kondisi berikut:
a. Kondisi yang menghambat penyerapam makanan.
b. Diare.
c. Infeksi dan demam.
d. Penyakit inflamasi.
e. Kanker.
f. Ketidakmampuan untuk memetabolisme vitamin.
g. Menjalani hemodialisis.
h. Hipertiroidisme.
i. Pembedahan pada gastrointestinal.
j. Diet yang menuntuk kehilangan banyak berat badan dalam waktu singkat.
k. Hamil.
l. Anak yang sedang tumbuh.

2. Jenis Vitamin
a. Vitamin yang Larut dalam Lemak
Vitamin yang larut dalam lemak diserap oleh usus dengan melalui proses
metabolisme yang sama, seperti metabolisme lemak. Vitamin yang larut
dalam lemak dieksresikan dalam urin secara perlahan. Vitamin yang larut
dalam lemak adalah vitamin A,D,E,K.
1) Vitamin A
Vitamin A membantu menjaga jaringan epitel, mata, serta
pertumbuhan rambut dan tulang. Vitamin A disimpan di hati selama
dua tahun, yang dapat mengakibatkan toksisitas jika pasien diberikan
dosis besar Vitamin A.
2) Vitamin D
Vitamin D diserap di usus halus dengan bantuan garam empedu, yang
diperlukan bagi usus untuk menyerap kalsium. Vitamin D memainkan
peran utama dalam mengatur metabolisme kalsium dan fosfor. Setelah
diserap, vitamin D diubah menjadi kalsifediol dalam hati dan
kemudian diubah ke bentuk aktif dari kalsifediol di ginjal. Ketika
kadar kalsium dalam darah rendah, lebih banyak vitamin D yang
digunakan untuk membuat bentuk aktif dari kalsifediol. Rendahnya
kadar kalsium dalam darah menyebabkan turunnya produksi bentuk
aktif dari kalsifediol. Kelebihan vitamin D akan diekskresikan dalam
empedu dalam jumlah kecil diekskresikan dalam urin.
3) Vitamin E
Vitamin E melindungi jantung, pembuluh darah, dan komponen sel
agar tidak teroksidasi serta mencegah sel-sel darah merah dari
hemolisis (pecah). Vitamin E diserap di seluruh saluran pencernaan
dan diserap di semua jaringan, terutama di hati, otot, dan jaringan
lemak.
4) Vitamin K
Vitamin K berasal dari sumber makanan seperti sayuran berdaun hijau,
hati, keju, dan kuning telur lalu disintesis oleh flora usus. Vitamin K
diperlukan untuk mensintesis protrombin dan faktor pembekuan darah
dan merupakan penawar untuk overdosis oral antikoagulan Coumandin
(warfarin).
b. Vitamin yang Larut dalam Air
Vitamin yang larut dalam air dikenal sebagai B kompleks karena awalnya
dianggap sebagai satu vitamin, sampai kemudian ditemukan bahwa B
kompleks adalah vitamin yang berbeda. Berikut ini adalah vitamin yang
larut dalam air.
1) Vitamin C
Vitamin C dapat ditemukan dalam jeruk, tomat, sayuran berdaun hijau,
dan kentang. Serta digunakan untuk memetabolisme karbohidrat,
sintesis protein, lipid, dan kolagen. Vitamin C membantu dalam
penyerapan zat besi dan metabilisme asam folat. Tidak seperti vitamin
yang larut dalam lemak, vitamin C tidak dapat disimpat dalam tubuh
dan diekskresikan dalam urin.
2) Vitamin B kompleks
Vitamin B kompleks terdiri dari empat vitamin, yaitu B1 (tiamin)
digunakan untuk mengobati neuritis perifer dari alkoholisme/beri-beri.
B2 (riboflavin) derigunakan untuk mengatasi masalah kulit, seperti
dermatitis bersisik, sudut mulut pecah-pecah, peradangan kulit dan
lidah. B3 (miasin) diberikan dalam dosis besar untuk meredakan
pelegra dan hiperlipidemia serta dapat menyebabkan iritasi saluran
pencernaan dan vasodilatasi yang mengakibatkan sensasi panas di
tubuh. B6 (piridoksin) diberikan untuk memperbaiki kekurangan B6
dan membantu meringankan gejala penyebab neuritis oleh terapi
isoniazid (INH) untuk TBC.
3) Asam Folat (Vitamin B9)
Asam folat diperlukan untuk mensintesis DNA. Asam folat ditemukan
dalam sayuran berdaun hijau, buah-buahan dan sayuran berwarna
kuning, ragi dan daging yang diserap dalam usus halus.
4) Vitamin B12
Vitamin B12 dapat ditemukan di hati, ginjal, ikan dan susu. Vitamin
B12 sangat penting untuk mensintesis DNA, mendukung pembelahan
sel, diperlukan untuk hematopoiesis (pembentukan sel darah merah
dalam sumsum tulang).
3. Mineral
Mineral adalah senyawa anorganik yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
metabolisme dan pembentukan tulang dan gigi. Mineral diambil dari bahan
makanan seperti daging, telur, sayuran, dan buah-buahan. Ada lima jenis
mineral yang sangat penting, yaitu.
a. Besi
Besi dibutuhkan untuk regenerasi hemoglobin. Kekurangan zat besi
menyebabkan anemia. Pasien membutuhkan 5 hingga 20 mg zat besi
setiap hari dari konsumsi hati, daging tanpa lemak, kuning telur, kacang
kering, bayam dan buah.
b. Tembaga
Tembaga digunakan dalam pembentukan sel darah merah dan jaringan
ikat, juga merupakan kofaktor untuk banyak enzim. Tanpa tembaga, enzim
tidak dapat memulai reaksi metabolisme dalam tubuh.
c. Zink
Zink merangsang aktivitas lebih dari 100 macam enzim untuk melakukan
fungsi penting tubuh yang meliputi produksi insulin, pembuatan sperma
dan memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh dan sintesis
DNA. Zink juga menghambat penyerapan tetrasiklin (antibiotik) dank
arena itu tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan antibiotik. Pasien
harus menunggun 2 jam setelah minum antibiotik apapun sebelum
mengkonsumsi zink.
d. Kromium
Kromium diperoleh dari daging, sereal, gandum, dan ragi. Berperan dalam
mengendalikan diabetes yang tidak tergantung insulin dengan
menormalkan glukosa darah. Sehingga meningkatkan efek insulin tubuh
pada sel.
e. Selenium
Selenium adalah mineral yang merupakan kofaktor untuk enzim
antioksidan yang melindungi protein dan asam nukleat dari kerusakan
akibat proses oksidasi.

E. Toksikologi
Kata racun toxic adalah bersaral dari bahasa Yunani, yaitu dari akar kata
tox, dimana dalam bahasa Yunani berarti panah. Dimana panah pada saat itu
digunakan sebagai senjata dalam peperangan, yang selalu pada anak panahnya
terdapat racun. toksikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang hakikat dan
mekanisme efek berbahaya (efek toksik) berbagai bahan kimia terhadap makhluk
hidup dan sistem biologik lainnya.
Apabila zat kimia dikatakan berracun (toksik), maka kebanyakan diartikan
sebagai zat yang berpotensial memberikan efek berbahaya terhadap mekanisme
biologi tertentu pada suatu organisme. Sifat toksik dari suatu senyawa ditentukan
oleh: dosis, konsentrasi racun di reseptor tempat kerja, sifat zat tersebut,
paparan terhadap organisme dan bentuk efek yang ditimbulkan.
Hubungannya dengan farmakologi ialah ketika obat yang bekerja pada
jaringan hidup tidak memberikan efek terapi tetapi memberikan efek racun
terhadap jaringan hidup tersebut. Sehingga, dipelajari ilmu toksik untuk dapat
membuat antidote untuk mengatasi apabila terjadi efek toksik pada jaringan hidup
setelah pemberian obat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang yang
bertanggung jawab untuk mengatur fungsi tubuh. Pembagian obat sistem saraf
pusat yaitu agen anestesi, Sedatif-Hipnotik (obat penenang), analeptika yang
merangsang pernafasan dan jantung dan antiparkinson.
Sistem kardiovaskular meliputi jantung, pembuluh darah (arteri dan vena),
dan darah. Obat jantung mengatur kontraksi jantung, denyut jantung, dan irama
jantung serta mengatur aliran darah ke otot jantung. Ada tiga kelompok obat
jantung yaitu glikosida, antiangina dan antidisritmik.
Kelenjar endokrin adalah kelenjar tanpa saluran yang mencakup pituitari
(hipofisis), tiroid, paratiroid, adrenal, gonad, dan pankreas. Kelenjar hipofisis
mensekresi hormon pertumbuhan. Kelenjar adrenal menghasilkan sejumlah
hormon, kortikotropin (Acthar). Kelenjar tiroid menghasilkan tiroksin (T4) dan
triiodotironin (T3). Pankreas mensekresikan insulin yang digunakan untuk
memetabolisme.
Vitamin digunakan untuk kegiatan metabolik yang mendukung
pertumbuhan jaringan dan penyembuhan. Vitamin dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh hingga dua
tahun (vitamin A, D, E, K) dan vitamin yang larut dalam air digunakan segera dan
dikeluarkan melalui urine (vitamin B kompleks, B9, B12 dan Vitamin C).
Mineral adalah senyawa anorganik yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
metabolisme dan pembentukan tulang dan gigi.ada lima jenis mineral yatu besi,
tembaga, zink, kromium dan selenium.
Toksikologi ialah ilmu yang mempelajaritentang hakikat dan mekanisme
efek berbahaya (efek toksik) berbagai bahan kimia terhadap makhluk hidup dan
sistem biologik lainnya.
B. Saran
Sebagai perawat, hendaknya memberikan edukasi kepada masyarakat
mengenai pengaruh obat terhadap berbagai sistem di dalam tubuh. Sehingga
masyarakat mengetahui dan lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi obat-obatan
serta dapat menggunakan obat-obatan tepat pada sasaran dan tujuan pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA

Kamienski & Keogh. (2015). Farmakologi Demystified (Ayyu Shandi).


Yogyakarta: Rapha Publishing.
Wirasuta & Ninuri. (2006). Toksikologi Umum. Retrieved from
http://farmasi.unud.ac.id/ind/wp-content/uploads/Buku-Ajar-Toksikologi-
Umum.pdf.

Anda mungkin juga menyukai