Anda di halaman 1dari 16

Running head: ANALISIS FILM PHILADELPHIA 1

Analisis Film “PHILADELPHIA”menggunakan School of Thought dalam Psikologi

Disusun oleh :

Kelompok 6

Enrico Sutanto (2301868876)

Hizkia Bimantoro (2301942860)

Shavellin Herliman (2301852285)

Syahnadz Al Fianny (2301943112)

Utin Tirta Nurhidayah (2301942964)

LC 64

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS HUMANIORA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
JAKARTA
2019
2

1. Sinopsis
Andrew Beckett pemeran utama yang diperankan oleh Tom Hanks merupakan
seorang pengacara ternama di Philadephia. Pekerjaanya sebagai pengacara tak
diragukan lagi, ia cukup terkenal dan sukses dalam menyelesaikan banyak kasus.
Dibalik karismanya menjadi seorang pengacara, serta kesuksesannya dalam
bidang hukum, ternyata ia memiliki dua rahasia yang mengejutkan orang banyak
apabila orang lain mengetahui kehidupan pribadinya, yaitu ia adalah homoseksual dan
mengidap penyakit HIV/AIDS. Andrew merahasiakan hal tersebut karena ia berpikir
bahwa orientasi seksualnya bukanlah suatu hal yang dapat mempengaruhi performa
kinerja kerjanya dalam dunia persidangan.
Kasus Kendall yang identik dengan kasus debu, ia selesai kan dengan
berkontribusi dengan pengacara Joe Miller yang diperankan oleh Denzel Washington.
Selesai dari ruangan tersebut Andrew bergegas ke rumah sakit, untuk mengecek
keadaannya. Ia ditangani oleh dokter yang sudah sering menangani dirinya yang
bernama Dr. Gillman yang diperankan oleh Karen Finley. Setelah itu Andrew ke
tempat kerjanya, rekannya memuji hasil kerja Andrew. Anthea yang diperankan oleh
Anna Deavere Smith yang sering membantu Andrew dalam menangani kasusnya.
Andrew Beckett memiliki keluarga yang sangat menyayangi dirinya dan
memahami dirinya. Dalam film tersebut, ia diceritakan tinggal bersama Miguel
Alvares yang diperankan oleh Antonia Banderas. Miguel juga homoseksual, dan
sama-sama memiliki ketertarikan dengan Andrew begitu juga sebaliknya.
Di bagian film awal, di hari itu, Andrew memiliki kasus besar yang harus ia
tangani, disaat dia mengerjakan berkas untuk menangani kasus besar itu, ia dipanggil
oleh Bob Seidman yang diperankan oleh Ron Vawter, salah satu pimpinan teratas dari
firma tempat ia bekerja. Ia meminta Andrew untuk mengahadiri sebuah ruangan,
dimana ruangan tersebut ada pemimpin-pemimpin firmanya ada Charles Wheeler
yang diperankan oleh Jason Robards, dkk. Di ruangan tersebut Charles menanyakan
kepada Andrew seberapa yakin bahwa kasus ini akan dimenangkan oleh Highline.
Diakhir perbincangan, Andrew di angkat sebagai wakil senior di firma tersebut.
Walter Kenton yang diperankan oleh Robert Ridgedly menyadari ada sesuatu yang
mengganjal dalam fisik Andrew yaitu ada luka dibagian dahi kiri Andrew, dan
Andrew menjawab dengan alasan bahwa dia terpukul oleh raket. Padahal tersebut
adalah ciri yang terlihat bahwa ia terkena HIV.
3

9 hari kemudian, Andrew sudah selesai menyelesaikan kasus yang di susun


baik dalam bentuk berkas hardcopy, lalu ia menitipkan pesan kepada Shelby bahwa
berkas itu diletakkan di meja kerjanya. Setelah itu ia pergi kembali periksa, karena
sepertinya penyakit itu sudah semakin parah. Ditengah-tengah berkonsultasi dengan
dokter, Andrew mendapat panggilan dari Shelby, seorang sekretarisnya dengan
mengabarkan berita yang cukup membuat Andrew bingung. Sekretarisnya
mengatakan bahwa berkas yang ia selesaikan tersebut hilang begitu saja, tanpa ada
jejak. Andrew sangat ingat bahwa berkas yang berisikan penyelesaian kasusnya itu
diletakkan di atas mejanya kerjanya. Andrew juga memikirkan jalan lain yang
sekiranya berkas tersebut dapat di cetak ulang dan nama firma atau Andrew
aman.Andrew meminta Jamey untuk mengecak dikomputer Andrew bekerja di bagian
Word Prosessing dengan nama berkas H-L-1 namun tidak ada, sementara batas
penyerahan berkas itu adalah 75 menit lagi. Dan Andrew menyakini bahwa “setiap
masalah ada jalan keluarnya”.
Sebulan kemudian, seorang wanita bernama Lisa Miller yang diperankan oleh
Lisa Summerour adalah istri dari pengacara Joe Miller yang melahirkan seorang bayi,
bayi itu perempuan dan diberi nama Larice.
Seminggu kemudian, Andrew mendatangi tempat pengacara Joe bekerja,
Andrew meminta Joe untuk menjadi pengacara Andrew. Joe adalah pengacara ke 10
yang sudah Andrew datangi, Andrew bercerita kepada Joe bahwa ia dipecat oleh
Wyant-Wheeler dan Andrew berencana untuk membawa kasus ini kepengadilan dan
melawan mereka. Andrew dituduh menghilangkan berkas penting dari kasus yang
besar, padahal ia sudah menyelesaikannya pada hampir 2 bulan yang lalu. Andrew
menceritakan situasi tersebut dengan sangat detail, Andrew mengatakan bahwa
semalam sebelum kejadian, ia mengerjakan berkas tersebut di kantornya dan
meninggalkan salinannya di meja kerjanya dan keesokan harinya, berkas itu hilang.
Hardcopy tidak ada, dan history dikomputernya juga tidak ada. Andrew
mengherankan hal itu terjadi, berkas itu di temukan pada saat terakhir dan Andrew
sampai ke pengadilan tepat waktu. Namun keesokan harinya, Andrew dipanggil rapat
bersama pimpinannya, ada Charles, Kenneth, Robert, Walter dan Lydia. Di dalam
ruangan itu, Andrew meminta maaf atas kejadian yang dapat merugikan firmanya
kemarin. Andrew mengatakan bersyukur atas ditemukannya berkas tersebut dan tidak
menjadikan firmanya mengalami kerugian. Andrew meyakini bahwa dirinya tidak
melakukan kesalahan di lain waktu. Namun Charles dkk berbicara bahwa kesalahan
4

yang ia lakukan hampir menghancurkan firma. Walter berkata lain, bahwa ada sesuatu
hal yang mempengaruhi tingkah laku Andrew. Dengan secara halus Andrew dipecat
dari firmanya. Andrew merasa itu adalah bentuk diskriminasi dan telah disabotase.
Joe tidak menganggap bahwa itu bukanlah sebuah kasus, dan Andrew menggap
bahwa Joe tidak bisa membantu dirinya.
2 minggu kemudian, Joe pergi ke perpustakaan dan ternyata disana ada
Andrew yang berusaha mempelajari kasusnya sendiri, penjaga perpustakaan
membantu Andrew menambahkan buku tambahan dan penjaga itu berkata bahwa
Andrew benar ada pasal tentang HIV berhubungan dengan deskriminasi, dengan
mendengar perbincangan tersebut orang-orang yang berada di sekitar Andrew
menjadi terfokus menatap Andrew karena membahas tentang HIV. Penjaga
perpustakaan menawarkan ruangan pribadi yang bisa digunakan oleh Andrew, karena
menurutnya, dengan ia mempelajari di ruangan bersama, orang-orang akan terus
memandang Andrew sebagai suatu hal yang negatif. Tetapi Andrew tetap menolak
dan tetap ingin berada di tempat yang sekarang ia duduki. Joe yang berada disana
tersentak untuk berpikir ulang agar membantu Andrew yang berjuang sendirian demi
kasusnya sendiri. Dan joe memilih untuk menghampiri tempat duduk Andrew. Joe
beratanya kepada Andrew bagaimana rekan kerjanya mengetahui bahwa ia terkena
HIV, dan Andrew menjawab bahwa ada salah satu teman kerjanya yang melihat luka
di dahi sebelah kirinya.
Andrew menunjukan buku yang berisikan UU Rehabiltasi Federal tahun 1973
melarang adanya deskriminasi terhadap orang cacat yang punya kemampuas dalam
pekerjaannya, walau peraturan itu tak ditujukan bagi deskriminasi HIV dan AIDS.
Andrew juga menjelaskan bahwa keputusan berikut telah dinyatakan bahwa AIDS
juga cacat karena keterbatasan secara fisik karena luka di sekitar AIDS akan
membawa kematian yang didahului kematian secara fisik yang pasti. Joe
menambahkan bahwa diskriminasi ini bentuk pemikiran tentang seseorang tidak
berdasaekan jasa seseorang tapi pada keanggotaanya dengan melihat ciri khasnya.
Dengan penuh keyakinan dan tekad untuk membersihkan nama baiknya. 6
minggu kemudian, Joe pengacara Andrew mendatangi Charles yang sedang berada di
pertandingan basket untuk memberikan surat panggilan pengadilan atas tunttutan
Andrew terhadap kasusnya. Dengan surat panggilan itu, Charles dkk geram. Charles
menginginkan informasi apapun itu tentang kehidupan pribadi Andrew. Seperti
kehadiran Andrew ke bar kaum gay di Chestnut Street, organisasi apa yang Andrew
5

datangi secara rahasia. Dan Bob berpendapat bahwa sebaiknya kita buat ganti rugi
yang pantas dan lupakan semua ini. Tetapi Charles menentang Bob, Charles berkata
“Andy membawa AIDS ke kantor kita ke dalam kamar mandi pria, dia membawa
AIDS ke dalam piknik keluarga kita”. Lalu dia menambahkan “seharusnya kita
menuntut dia”. Bob membela Andrew dengan berkata “dimana rasa kasian kalian?”
namun Charles menentang dengan alasan lain “kita memecatnya karenan ketidak
mampuanny, bukan karena AIDS”.
Di hari berikutnya Andy menghadiri acara anniversary kedua orang tuanya
yang ke-40, mereka saling berdansa bersama. Seluruh keluarganya mensupport Andy
atas apapun yang terjadi pada Andy, dan kedua orang tuanya mengatakan bahwa
mereka bangga dengan Andy, dan Andy berhak memenuhi hak-haknya.
Tibalah waktu dimana pengadilan pertama dimulai, joe menjelaskan kepada juri
bahwa Andrew dipecat terdapat 2 alasan, dari pihak Charles dan Andrew. Joe bilang
Andrew adalah pengacara yang hebat dan pandai, Andrew menderita penyakit yang
melemahkan, dapat artikan bahwa Andrew tetap pada penyakitnya sendiri, rekannya
tahu penyakitnya yaitu AIDS, dan Charles dkk panik, karena mereka panik maka
mereka akan melakukan tindakan seolah-olah orang itu tidak ada, dengan cara
dijauhkan. Dengan begitu Charles dkk memecat Andrew karena alasan ia mengidap
AIDS dan mereka melanggar hukum. Pengacara Connine dari pihak Charles berbicara
bahwa faktanya adalah sikap Andrew dalam pekerjaannya dari kemampuan baik,
sampai saat terakhir tidak kompeten. Andrew menganggap dirinya korban
kebohongan, Andrew berbohong dengan menyembunyikan penyakitnya kepada
Charles dkk, dan dia berhasil, Wyant tidak mengetahui Andrew mengidap AIDS
sampe mereka memecatnya, Andrew sekarat dengan daya hidup dan tingkah lakunya
telah memperpendek hidupnya, dengan penuh kemarahan Andrew menginginkan
pembayaran. Itu adalah penyataan yang Connine buat.
Setelah itu sesi Tanya jawab kepada Saksi yang pertama, Joe bertanya kepada
Laird, pernyataan yang di ucapkan adalah benar, Andrew telah bekerja di firma dari
1990. Mereka puas dengan hasil yang telah dilakukan Andrew, Laird mengenal
Andrew sebagai caviar.
Semenjak kasus itu dibawa ke pengadilan, terkenallah Andrew sebagai
homoseksual dan pengidap AIDS. Para masyarakat menjadikan kasus ini penuh
kontroversi, masyarakat demo dengan pernyataan “AIDS penyakit kaum gay, kaum
gay harus pergi”. Walikota pun angkat bicara, ia mengatakan bahwa “Apabila
6

seseorang dipecat, jika mereka melakukan diskriminasi, mereka takkan melakukan hal
itu pada kota kita”. Teman-teman Joe melihat tayangan itu di televisi dan menjadi
bahan ejekan untuk Joe, namun Joe tetap berteguh bahwa itu bukan suatu hal yang
dianggap lelucon, Joe menekankan pada kalimat “hukum telah diinjak-injak” atas
perlakuan Charles kepada Andrew.
Di supermarket Joe sedang memilih barang yang ingin ia beli. Lalu ada
seorang mahasiswa hukum dari Pennsylvania. Awalnya ia memuji Joe bahwa kasus
ini amat penting untuk di selesaikan, dan ia memuji hasil kerja Joe dalam kasus ini.
Joe berpikir itu adalah sebuah sanjungan terhadap kasusnya, dan Joe memberikan
kartu namanya, dan berpesan agar hubungi dia ketika mahasiswa itu lulus. Namun
seketika Joe berubah pikiran, mahasiswa itu mengira bahwa joe juga gay. Joe marah,
ia berpikir seharusnya Joe menghajar mahasiswa itu.
Di hari ke-10,
Setelah pesta dansa berakhir, Joe ingin Tanya jawab dengan Andrew
mengenai kehidupan Andrew yang lebih dalam. Namun, pikiran Andrew tidak pada
Tanya jawab malam itu, Andrew lebih menikmati musik opera yang sangat ia sukai,
dan Andrew sangat mendalami setiap arti dan intonasi yang dinyanyikan oleh Mari
Calles yang berjudul Andrea Chenier. Lagu ini menceritakan selama masa revolusi
perancis mafia menembaki rumahnya, ibunya tewas karena menyelamatkannya.
Andrew menghayati lagu itu, mengartikan bahwa saat merasa kesepian, sakit hati,
pasti akan datang sebuah harapan. Karena Andrew sangat menghayati musik itu
dengan penuh emosi, maka Joe milih untuk pergi dan Joe juga bilang bahwa Andrew
telah siap untuk sesi Tanya jawab untuk sidang besok. Joe merasa canggung namun
Andrew melanjutkan musik opera itu kembali.
Keesokan harinya, sidang dimulai kembali. Pertanyaan pertama Joe kepada
Andrew adalah gambarkan keadaan dimana kamu bekerja di firma Charles dkk.
Andrew menjawab Wyant dan Charles antusias merekrutnya. Bagi Andrew firma
terbaik di Philadelphia adalah mereka, banyak kesempatan, dan Andrew senang
dengan rekan-rekannya. Charles membuat Andrew terkesan, karena Charles adalah
contoh pengacara yang Andrew inginkan, pengacara yang mempunyai pengetahuan
yang mendalam tentang hukum, cepat mengambil keputusan, tipe pemimpin yang
sejati. Begitu ucapan Andrew di ruang sidang. Pertanyaan yang kedua, “apa pernah
kau bercerita ke Charles bila kau seorang gay?” Andrew menjawab “Tidak, karena
kita tidak membawa kehidupan pribadi ke dalam perusahaan, tetapi aku berencana
7

mengatakannya pada Charles, lalu terjadi di Racket Club, kira-kira 3 tahun yang lalu.
Aku tersentak atas penyataan yang Charles buat tentang hindari homoseksual, maka
aku tak pernah mengatakan padanya bahwa aku seorang homoseksual”. Pertanyaan
ketiga, “Apakah kamu pengacara yang baik? Andrew menjawab “Aku adalah
pengacara yang hebat, dengan alasan aku mencintai hukum, aku paham hukum, aku
mahir dalam melatih itu, yang paling aku suka dari hukum adalah kadang-kadang,
atau sesekali kau menjadi bagian dari keadilan yang terlaksana, sungguh
menyenangkan saat itu terjadi”. Begitu pernyataan yang dibuat oleh Andrew.
Pertanyaan dari pengacara Connine, “Tadi kau katakan kau senang menjadi
seorang yang mempunyai petualangan spiritual, benar?” Andrew menjawab
“Semacam itu”, “Kau mengambil risiko?”, “Dalam pekerjaan, ya risiko itu harus”.
Andrew sudah merasa pusing saat itu, namun ia masih sanggup menahannya.
Pertanyaan selanjutnya, “Apa doktermu mengatakan untuk mengurangi stress, waktu
yang lama dalam bekerja, akan merusak sistem kekebalan dan mempercepat rasa
sakit?”, Andrew menjawab “Dokterku menyebutkan pengaruh besar dari tekanan
dapat berhubungan dengan system kekebalan. Pertanyaan ketiga pernahkan Andrew
mengunjungi Stillion Showcase Cinema? Andrew menjawab “Aku telah kesana 3x
selama hidupku”, film seperti apa yang diputar disana? Film gay, porno gay. Joe
keberatan atas pertanyaan yang dilontarkan oleh pengacara Colline. Colline pun
membela “dengan pertanyaan ini penting untuk mengetahui kredibilitas” dan
pertanyaan dilanjutkan. “Apa pria berhubungan seks dengan yang lain di bioskop
itu?”, Andrew menjawab “Beberapa pria, aku pernah sekali, di tahun 1984 atau 1985”
apakah kau tau bahwa penyakit AIDS bisa tertular dari kegiatan seksual?”, Andrew
menjawab “Beberapa ku dengar, kanker gay, tapi tak tahu bagaimana kau bisa tertular
atau bisa membunuhmu”. Andrew sudah terlihat sangat lesu saat itu dan meminta
segelas air.
Sidang dilanjutkan dengan saksi Charles, tiba-tiba Andrew mengambil tongkat
untuk pergi dari ruangan tersebut, karena ia tak sanggung menahan kondisinya yang
semakin parah. Tibanya di rumah sakit, Andrew langsung dipasangkat alat untuk
membantu mempertahankan hidup Andrew.
Tiga hari kemudian, tiba di penghujung pengadilan, dimana keputusan
pengadilan adalah “Untuk bayar gaji dan kerugian, kami berikan 143.000 dollar,
untuk bayar penderitaan secara mental dan penghinaan, kami berikan 100.000 dollar,
untuk hukuman kami berikan 4.782.000 dollar.” Begitu pernyataan juri berdasarkan
8

hasil keputusan yang diberikan. Dapat diartikan sidang ini dimenangkan oleh Andrew
Becket dengan pengacaranya Joe. Selesai pengadilan diakhiri, Joe kerumah sakit
untuk menjenguk Andrew yang tengah sekarat. Rekan-rekan Andrew serta keluarga
Andrew sangat berterimakasih kepada Joe karena jasanya ia telah membantu Andrew.
Joe dan rekan yang lain sangat mengharapkan semoga mereka dan Andrew dapat
bertemu di keesokaan hari. Dirumah sakit ia ditemani oleh Miguel, Andrew
mengucapkan bahwa dia sudah siap, ini dapat diartikan aku sudang ingin pulang ke
surgaku. Dan malam-malam di hari itu, Miguel mengabari Joe bahwa Andrew telah
meninggal. Keesokan harinya semua keluarganya, rekannya Andrew, serta Joe
mendatangi rumah Andrew untuk turut berduka cita atas kematian Andrew. Dengan
berakhirnya sidang pengadilan kasus Andrew yang dimenangkan oleh Andrew serta
kematian Andrew atas perjuangannya melawan penyakit AIDS. Berakhir pula kisah
film ini.

Film ini terinspirasi dari kisah Goeffrey Bowers yang menggugat Baker &
McKenzie untuk wrongful dismisal pada 1987. Film yang dirilis pada 1993 ini sukses
meraih Piala Oscar sebagai Aktor Pemeran Utama Terbaik. Selain filmnya, ost dari
film tersebut ternyata Film ini juga mampu menyuguhkan kisah anti mainstream
tentang homoseksual, homophobic, dan HIV/AIDS.

2. School Of Thought
Banyak perspektif school of thought yang bisa kita lihat dalam film ini, yaitu:
a. Gestalt Psychology
Dalam film ini, Charles Wheeler memandang Andrew sebagai orang jahat, karena
seorang homoseksual. Charles berfikir demikian disebabkan ia memandang
Andrew melalui perspektif gestalt psychology. Seorang dengan pandangan ini
akan memandang suatu hal sebagai keseluruhan, dan ia menganggap homoseksual
sebagai bentuk dari kriminalitas.
b. Behaviorisme
Dalam film ini terdapat pandangan yang menarik. Behaviorisme memandang
sesuatu melalui perilaku yang tampak. Jadi, dalam film ini, sesroang yang
memecat Andrew dikarenakan ia memiliki perspektif behaviorisme, karena ia
memandang secara fisik sudah tampak tanda-tanda bahwa Andrew mengidap
penyakit HIV/AIDS.
9

c. Fungsionalis
Karena Andrew Beckett mengidap AIDS, maka semua orang di sekelilingnya
menjauhi Andrew dan menganggap bahwa ia penyakitan dan harus dimusnahkan
karena sudah tidak ‘berfungsi’ di lingkungan sosial. Homoseksual juga dianggap
menjijikan dan berbahaya karena tidak fungsional lagi, karena pasangan
homoseksual tidak bisa menghasilkan keturunan yang sah.
d. Strukturalis
Dalam strukturalis digunakan metode introspeksi. Dalam film ini sang tokoh
utama melakukan introspeksi diri mengenai masalah yang dihadapinya. Ia
mempertanyakan dan mengevaluasi dirinya mengapa ia bisa dikeluarkan oleh
fima hukum saat ia tidak melakukan kesalahan sama sekali. Saat di pengadilan, ia
juga, mengintrospeksi kalimat-kalimat yang diucapkan oleh saksi dan hakim-
hakim.
e. Psikoanalisis
Psikoanalisis menyangkut mekanisme pertahanan (defense mechanism). Charles
Wheesler memecat Andrew Beckett dengan alasan bahwa Andrew menghilangkan
berkas kasus persidangan, padahal alasan aslinya adalah karena Andrew
merupakan homoseksual dan penderita AIDS yang tidak dapat diterima oleh
seluruh orang di Filadelfia saat itu. Ini termasuk salah satu jenis mekanisme
pertahanan yaitu Rationalization. Rationalization adalah membuat alasan palsu
untuk suatu kenyataan yang tidak dapat diterima.
f. Humanistik
Humanistik menekankan pada kehendak bebas, perkembangan pribadi,
kebahagiaan dan keberhasilan individu. Seperti dalam film ini Andrew Beckett
dan Joe Miller menganggap bahwa homoseksual tetap adalah manusia yang
dipandang mulia dan spesial. Tidak boleh membeda-bedakan orang berdasarkan
orientasi seksual, suku, agama, ras, dll. Semua orang pantas untuk dibela dan
mendapatkan akses hukum. Penderita AIDS juga bukan untuk dijauhi, mereka
layak untuk diperlakukan seperti manusia biasa dan bersosialisasi. Justru, kita
harus menguatkan mereka pada penderita AIDS agar tetap bertahan dalam
menjalani hidup.
10

3. Analisis Film Philadelphia dengan School of Thought Humanistik


Kami menganalisa film ini dengan school of thought humanistik, karena
menurut kami perspektif ini sangat berkaitan dengan keadaan/masalah yang terjadi di
film, terutama masalah yang terjadi pada tokoh utama Andrew Becket.
Berdasarkan salah satu tokoh humanistik Abraham Maslow, manusia memiliki
dasar-dasar kebutuhan yang mengarah pada aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan itu
yaitu:
1. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia dalam hal
biologis, termasuk makanan, air, oksigen dan suhu tubuh.
2. Kebutuhan akan rasa aman
Ketika kebutuhan pertama sudah terpenuhi, maka kebutuhan akan rasa makan
akan timbul juga. Kebutuhan ini meliputi rasa terlindungi dari bahaya,
ancaman dan stabilitas.
3. Kebutuhan untuk dimiliki dan cinta
Kebutuhan ini sangat diperlukan manusia untuk terhindar dari rasa kesepian,
manusia perlu untuk mencintai dan dicintai sesama.
4. Kebutuhan harga diri (self esteem)
Kebutuhan ini meliputi penghargaan dari diri sendiri dan juga orang lain. Hal
ini berpengaruh terhadap kehidupan sosial manusia. Jika manusia sudah
memenuhi kebutuhan ini maka manusia akan merasa percaya diri dan merasa
dihargai oleh orang-orang di sekitar.
5. Aktualisasi diri
Ketika semua kebutuhan tercapai, maka manusia akan mencapai aktualisasi
diri yaitu pengembangan secara penuh dan sadar akan potensi yang
dimilikinya.

Dalam film Philadelphia dapat dilihat bahwa Andrew Becket sudah


memenuhi semua kebutuhan dasar manusia. Ia hidup dalam harta yang cukup, dicintai
oleh keluarga dan teman-temannya. Dapat dilihat saat sidang,orang terdekat Andrew
selalu mendukung & menghargainya sehingga ia dapat memenangkan sidang
tersebut.Andrew juga menjalani hubungan cinta dengan seorang pria bernama Miguel
Alvares. Andrew juga telah mencapai aktualisasi diri, ia sudah sadar akan potensi
terbaiknya menjadi seorang pengacara dan juga telah berhasil mencapai jabatan-
11

jabatan yang diimpikannya. Jika di analisa menggunakan teori kebutuhan Maslow,


maka kebutuhan Andrew Becket sudah terpenuhi.

Saat dikeluarkan dari kantornya karena hal yang sepele, ia dituduh


menghilangkan dokumen padahal dokumen tersebut sudah dibuat 2 bulan yang lalu.
Karena tidak terima dikeluarkan secara sepihak, maka ia membawa kasus ini ke ranah
hukum. Hal ini terjadi karena ada sesuatu yang menganggu kebutuhan Andrew yang
sudah tercapai. Berikut adalah ciri-ciri pengaktualisasian diri yang terdapat pada
Andrew:

1. Menerima diri sendiri apa adanya. Tokoh Andrew menerima


bahwa dirinya homoseksual dan menderita AIDS, walaupun pada
awal ia menderita AIDS ia sempat kaget namun ia tetap tabah
menjalani hidupnya. Ia juga tidak berusaha untuk memperbaiki
dirinya agar terlihat ‘normal’ di depan orang-orang, namun ia
hanya menjadi diri sendiri.
2. Kebutuhan untuk hidup secara mandiri, privat dan bebas. Tokoh
Andrew dan teman-temannya yang homoseksual tidak ingin
menunjukkan orientasi seksualnya kepada publik karena mereka
menganggap bahwa orientasi seksual mereka adalah privasi dan
tidak akan memengaruhi kehidupan profesionalnya.
3. Kesadaran dan kontrol diri. Andrew mampu mengontrol diri saat
dibenci oleh orang-orang di sekitarnya, terutama saat di
persidangan. Ia dicemooh dan difitnah oleh lawannya namun ia
tetap berusaha tenang sampai persidangan selesai dan akhirnya ia
memenangkan sidang tersebut. Jika ia tak bisa megontrol diri,
maka ia sudah pasti akan kalah dan berantam dalam sidang.
4. Mampu bertanggung jawab atas dirinya. Andrew bertanggung
jawab akan pekerjaan yang dibuatnya, ia tak mungkin lalai dalam
mengerjakan tugas pekerjaannya, sehingga saat dokumen penting
itu hilang ia sangat kaget dan bingung.
5. Dedikasi dan komitmen yang kuat atas pekerjaan yang dilakukan,
terlihat saat Andrew bekerja sebagai pengacara, ia selalu menjadi
pengacara terbaik di kantornya sehingga mendapat promosi.
12

6. Menerima kenyataan secara riil. Andrew mampu menerima


kenyataan bahwa ia menderita AIDS dan tidak lari dari kenyataan
dan tanggung jawab yang harus dilakukannya
7. Berani mengambil risiko. Saat ditanya oleh pengacara Connie
apakah Andrew berani mengambil risiko dalam pekerjaannya, ia
menjawab bahwa setiap pekerjaan memiliki risiko dan ia siap
menerima risiko dari apa yang dilakukannya sekarang. Ia berani
pergi ke bioskop yang menayangkan film gay dan berhubungan
seksual disana, berarti ia sudah tau risiko apa yang akan
didapatinya, termasuk menderita AIDS.

Psikologi humanistik, manusia dianggap sebagai makhluk yang bebas, unik


dan bermartabat serta selalu bergerak ke arah aktualisasi diri (Koeswara, 1991).
Psikologi humanistik memandang sifat dasar manusia adalah baik dan tidak
terpengaruh oleh masa lalu dan lingkungan.

Di film ini, Andrew Becket dihina dan dijatuhkan oleh para kolega di
kantornya karena ia seorang homoseksual yang mengidap AIDS. Dari background
film tersebut, dapat diketahui bahwa pada tahun 1990an banyak sekali kebencian yang
dilontarkan terhadap kaum homoseksual dan penderita AIDS. Mereka dianggap jahat
dan tidak normal karena berbeda dari orang-orang di lingkungannya.

Pada dasarnya, setiap manusia adalah baik dan unik. Namun karena ada
sesuatu yang menghalangi kebutuhannya (kebencian, kurangnya kepercayaan diri)
maka manusia bisa saja menyimpang dari diri sejati. Namun di film ini, Andrew tetap
sabar dan memperjuangkan hak asasinya sebagai manusia yang berharga.

Menurut lima postulat psikologi humanistik dari James Bugental (1964) setiap
manusia memiliki pilihan-pilihan dan tanggung jawab. Setiap manusia bebas memilih
jalan hidup apa yang akan dijalaninya, hak tersebut juga sudah tercatat dalam Hak
Asasi Manusia yang diakui oleh seluruh dunia (United Nations Universal Declaration
of Human Rights). Andrew Becket sudah yakin dengan pilihannya menjadi
homoseksual, ia bebas untuk memilih orientasi seksualnya tanpa ada kecaman dari
lingkungan. Namun nyatanya ia mendapat kebencian dan dijauhi oleh orang-orang
karena ia homoseksual. Ditambah lagi ia menderita AIDS, kolega dan orang-orang
sekitarnya sampai mengeluarkan Andrew dari kantor karena takut & jijik dengannya.
13

Padahal, orientasi seksual tidak memengaruhi kinerja Andrew sama sekali, kinerjanya
tetap baik-baik saja selama ia menjalin hubungan homoseksual.

Walaupun akhirnya ia harus masuk rumah sakit karena penyakit AIDS yang
dideritanya keluarganya pun tetap menyayanginya sekalipun ia homoseksual dan
menderita AIDS. Keluarganya tetap setia menemani Andrew selama perawatan di
rumah sakit. Kebutuhan dasar Andrew mengenai cinta dan dicintai sudah sangat
terpenuhi sampai aktualisasi diri. Pada akhirnya ia pun meninggal dengan damai.

4. Hikmah untuk kondisi saat ini


Untuk kondisi saat ini, orientasi seksual masih dianggap hal yang sensitif
untuk dibicarakan maupun didiskusikan. Jika kita ingin memulai perbincangan
mengenai hal tersebut, diperlukan penyusunan kata yang ekstra hati-hati agar tidak
menimbulkan kesalahan dalam mengartikan maksud dari apa yang dibicarakan.
Pelencengan dan penyimpangan orientasi seksual masih dianggap tabu dan sulit
diterima oleh masyarakat. Beralasankan tentang keyakinan, budaya tradisional yang
kental, dan hukum, orientasi seksual dianggap publik sebagai kejahatan secara tidak
kasat mata. Masyarakat Indonesia masih sulit menerima secara terbuka tentang
adanya penyimpangan orientasi seksual, seperti homoseksual.

Terkhusus homoseksual, orientasi seksual yang terdapat dalam film


philadelphia ini. Sebenarnya, kondisi yang tergambar dalam film tersebut tidak jauh
berbeda dengan kondisi pada saat ini. Jika dalam film tersebut diceritakan bahwa sang
homoseksual menerima perlakuan yang tidak adil, maka sama halnya dengan kondisi
saat ini. Pada film ini, orientasi seksual Andrew mulanya tidak diketahui, dia
dianggap tidak aneh. Performanya dalam bekerja juga menyebabkan dia kemudian
disambut baik oleh para pekerja yang lain. Namun kemudian, para homoseksual yang
sudah diketahui dan terlihat di kehidupan nyata juga menerima perlakuan yang tidak
adil. Dijadikan sebagai bulan-bulanan, digunjing, dan dihina adalah hal yang tak
terelakkan lagi bagi mereka. Keberadaannya yang tidak diterima dengan baik
membuat seorang homoseksual lari pada jalan yang berbeda. Mereka tidak menerima
rasa aman dan cinta dari lingkungannya, kemudian berakhir pada dunia malam kelam
untuk melampiaskan hasratnya.

Seseorang yang memiliki orientasi seksual berbeda dari kodratnya dianggap


sebagai pelaku tindak kejahatan kriminal. Diskriminasi dan juga penekanan pada
kaum berorientasi berbeda dari kebanyakan masih kerap kali terjadi. Takheran jika
seseorang beorientasi homoseksual sulit untuk mengungkapkan kebenarannya.
Menutup kenyataan tersebut dan memendamnya sendiri dianggap sebagai hal yang
tepat bagi mereka. Mereka berpura-pura dan berakting untuk membaur agar dapat
14

diterima dengan baik oleh masyarakat. Dengan itu, mereka bisa menjalani kehidupan
masyarakat pada umunya, namun tentu saja dengan rasa tidak puas. Mereka lebih
mementingkan rasa aman daripada rasa puas itu sendiri.

Tidak semua individu yang memiliki orientasi seksual yang berbeda dapat
menyuarakan dan mengekspresikan hal tersebut. Terdapat banyak tekanan dan juga
resiko yang nantinya akan mereka terima jika jati diri sesungguhnya terungkap.
Minimnya perlindungan hak secara hukum oleh negara menyulitkan para
homoseksual mendapatkan ketenangan dalam menjalani kehidupan sehari—hari.
Orientasi seksual juga dianggap sebagai penyakit yang harus dihindari. Masyarakat
secara terang terangan mengucilkan seseorang yang memiliki orientasi seksual yang
berbeda. Kesulitan yang dialami oleh kaum homoseksual memang tidak hanya secara
sosial, tetapi juga secara batin. Akibat tekanan dan juga tantangan yang ada pada
masyarakat, hal tersebut berdampak pada mental yang bisa saja terganggu.

Pada akhirnya, homoseksual masih menjadi perdebatan yang alot dan tak
berkesudahan. Kepercayaan yang ada sejak dahulu seolah membuat kita menutup
mata tentang keberadaan homoseksual itu sendiri. Keengganan masyarakat dalam
menerima dan terbuka terhadap keberadaan para homoseksual disebabkan karena
banyak hal. Otak kita secara instingtif menolak hal-hal asing yang dalam artian
memiliki kedudukan sebagai minoritas, dikarenakan kita dikelilingi dan sering
menjumpai individu heteroseksual. Kita terbiasa akan hal bersifat heteroseksual,
namun merasa asing akan homo seksual. Otak kita menolak, hingga akhirnya kita
berusaha menangkal dan menjauh dari hal tersebut. Masyarakat juga menutup
keingintahuan untuk memandang secara ilmiah sebenarnya apa itu homoseksual,
mereka sudah mendoktrin hal tersebut sebagai suatu hal yang abnormal.

Selanjut, pada film itu juga berkisah tentang penyakit seksual, yaitu
HIV/AIDS. Saat ini, penyakit ini memang sudah bukan hal yang baru lagi. Tanggapan
masyarakat tentang penyakit ini juga bukan hal yang mengejutkan. Masyarakat luas
mengetahui akan apa itu HIV/AIDS, namun memang masih ada beberapa yang
mengetahui hanya sekedarnya saja. Mereka mengetahui sebagain kecil tetapi tidak
sampai memahami bagaimana dan seperti apa HIV/AIDS itu sendiri. Bahkan yang
lebih parahnya lagi, pengetahuan itu didapat dari media yang bisa saja sudah
dimanipulasi. Perlunya diskusi terbuka agar memperkaya pemahaman tentang hal
tersebut.

Manusia pada dasarnya akan menjauh dan menjaga jarak dari suatu hal yang
dia anggap sebagai ancaman bahkan bahaya. Dan jika kita menganggap bahwa
penyakit ini merupakan penyakit yang berbahaya dan keberadannya mengancam,
secara otomatis kita pasti akan menjauh dari penderita penyakit tersebut. Penderita
dan penyakitnya dianggap satu kesatuan yang harus diberi jarak aman agar tidak
tertular. Yang berbahaya memang penyakitnya, namun sang penerita dianggap
sebagai wadah dan penyalur penyakit tersebut.
15

Ada juga apabila kita memandang bahwa HIV/AIDS merupakan karma atau
buah akibat dari apa yang penderita lakukan semasa hidupnya. Penyakit ini
merupakan pembelajaran yang setimpal dengan kelakukan yang telah ia perbuat.
Karena hal tersebut, penderita lalu dipandang rendah dan akhirnya tidak memiliki
kepercayaan diri untuk berinteraksi dengan masyarakat luas. Rasa berharga dalam diri
sang penderita juga akhirnya menghilang yang menyebabkan tekanan semakin
bertambah. Semakin bertambahnya tekanan yang diterima oleh sang penderita,
semakin parah juga penyakit yang dialaminya.

Penderita penyakit ini sebenarnya memiliki tekanan dan perasaan yang sama
dengan para homoseksual. Tidak jauh berbeda dengan homoseksual, mereka dianggap
sebagai biang atau virus dari suatu kehancuran sehingga penderita harus dijauhi dan
juga dihindari. Merasa sendirian, terisolir dan kesepian menjadi santapan utama
penerita HIV/AIDS. Seolah tertanam dalam diri penderita, mereka merasa pantas
untuk sendiri karena penyakit yang diderita sudah membuat mereka merasa rendah.
Pada akhirnya, HIV/AIDS dianggap sebagai akhir kehancura dari suatu individu.
Individu yang menderita penyakit ini dianggap sudah tidak memiliki harapan dan
kesempatan untuk hidup kembali normal seperti sedia kala. HIV/AIDS seperti
menjadi kisah akhir atau penutup hidup seseorang.

Sebenarnya banyak hal dan kondisi dalam film tersebut yang sama dengan
saat ini. Film tersebut menceritakan dua tantangan sekaligus yang dialami oleh satu
orang. Setelah pemeran yang ternyata berorientasi homoseksual, rupanya ia juga
dihadapkan kenyataan bahwa ternyata sedang menderita penyakit seksual HIV/AIDS.
Seperti tantangan tidak ada habisnya datang silih berganti, ia juga diberhentikan dari
pekerjaan yang sudah menjadi jantung hidupnya karena pekerjaan tersebut begitu
dicintai olehnya.

Hikmah yang ada pada film ini juga baik. Film ini bisa digunakan sebagai
pencerahan dan pembuka pikiran bagi mereka yang masih memandang homoseksual
dan penyakit HIV/AIDS secara sempit. Film philadelphia ini selain sebagai hiburan
juga bisa sebagai media edukasi yang baik jika ingin memahami seperti apa
homoseksual dan penyakit HIV/AIDS. Film ini memberi hikmah bahwa perlunya
pengetahuan yang luas akan seperi apa homoseksual dan HIV/AIDS. Dengan
pengetahuan yang kita miliki, kita bisa menjalankannya dengan baik. Tidak
menggurui dan tidak seolah bersikap paling tahu, namun malah memiliki pemahaman
yang salah.

Dari segi hukum, film ini menyuguhkan pemahaman bahwa semua orang
memiliki hak dan kedudukan yang sama di mata hukum. Tidak peduli bagaimana
orientasi seksualnya, penyakit apa yang diderita, atau bahkan berasal dari kalangan
mana, semuanya tetap diperlakukan sama oleh hukum. Hukm tidak memilih, tidak
juga dipilih. Hukum harus berjalan sesuai dengan aturan yang ada. Hukum tidak
seharusnya digunakan sebagai alat penindas dan juga sebagai alat kuasa oleh
16

seseorang untuk mengendalikan orang lain. Hukum diharapkan bisa mempertegas dan
juga bisa memulihkan suatu kondisi yang berantakan.

Jika dilihat melalui school of thought humanistic, Andrew sang pemeran


utama memperjuangkan dengan sekuat tenaga haknya di hadapan hukum. Ia sudah
mencapai tahap aktualisasi diri dan mengetahui keinginan dalam dirinya dengan baik.
Dia ingin memiliki hak dan juga perlakuan yang sama walaupun seorang
homoseksual dan juga menderita penyakit HIV/AIDS. Andrew menunjukkan bahwa
walaupun pada akhirnya ia meninggal, ia sudah menampilkan hal yang apik.
Perjuangan yang dilakukan oleh Andrew memberi kesan bahwa tidak ada hal yang
percuma untuk dilakukan, tidak peduli seberapa tinggi gunung yang ia daki, ia bisa
mencapai puncak dan beristirahat dengan tenang. Andrew seolah memberi pesan
tersirat, bahwa homoseksual dan HIV/AIDS bukan penutup dan alasan untuk tidak
berjuang.

Andrew juga menunjukkan walaupun ia seorang homoseksual dan penderita


HIV/AIDS, ia juga berharga bahkan untuk dirinya sendiri. Ia pantas dan layak untuk
dicintai. Homoseksual dan HIV/AIDS tidak menjadi penghalang akan rasa cinta
tersebut. Penerimaan dari orang tua dan keluarga menjadi dorongan dan rasa syukur
bagi Andrew karena merasa dicintai. Hal itu menunjukkan bahwa seseorang yang
sedang mengalami hal ini memerlukan dukungan dari orang terdekat. Dukungan ini
seolah menjadi sihir yang tak kasat mata namun berdampak besar dari individu
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai