NIM : ...
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas Etika Profesi dengan judul ”Makalah
Malpraktik Di Bidang Kesehatan”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen mata kuliah Etika Profesi kami yang telah membimbing dalam menulis makalah
ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 1
BAB I ............................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 4
BAB II .......................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Malpraktik ............................................................................................................... 5
2.2 Bentuk-Bentuk Malapraktik...................................................................................................... 6
2.3 Contoh kasus malpraktek .......................................................................................................... 7
2.4 Pencegahan Kasus Malapraktik ............................................................................................... 8
2.5 Upaya menghadapi tuntutan hukum ........................................................................................ 8
BAB III....................................................................................................................................................... 10
PENUTUP.................................................................................................................................................. 10
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 10
3.2 Saran .......................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 10
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1. Apa itu malpraktik?
2. Apa saja bentuk-bentuk malpraktik?
3. Apa contoh kasus malpraktek di Indonesia?
4. Bagaimana pencegahan malpraktik?
5. Bagaimana cara menghadapi tuntunan hukum ?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian malpraktek
2. Menjelaskan bentuk-bentuk malpraktik di bidang pelayanan kesehatan
3. Memberikan contoh kasus malpraktik di Indonesia.
4. Memahami upaya pencegahan malpraktek
5. Mengetahui cara menghadapi tuntutan hokum
4
BAB II
PEMBAHASAN
Malpraktek (malapraktek) atau malpraktik terdiri dari suku kata mal dan
praktik atau praktek. Mal berasal dari kata Yunani, yang berarti buruk. Praktik
(Kamus Umum Bahasa Indonesia, Purwadarminta, 1976) atau praktik (Kamus
Dewan Bahasa dan Pustaka kementrian Pendidikan Malaysia, 1971) berarti
menjalankan perbuatan yang tersebut dalam teori atau menjalankan pekerjaan
(profesi). Pengertian Malapraktik
Secara harfiah “mal” mempunyai arti “salah” sedangkan “praktik”
mempunyai arti “pelaksanaan” atau “tindakan”, sehingga malpraktik berarti
“pelaksanaan atau tindakan yang salah”. Definisi malpraktik profesi kesehatan
adalah kelalaian dari seseorang dokter atau perawat untuk mempergunakan tingkat
kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasien, yang
lazim dipergunakan terhadap pasien atau orang yang terluka menurut ukuran
dilingkungan yang sama (Valentin v. La Society de Bienfaisance Mutuelle de Los
Angelos, California, 1956). Pengertian malpraktik medik menurut WMA (World
Medical Associations) adalah Involves the physician’s failure to conform to the
standard of care for treatment of the patient’s condition, or a lack of skill, or
negligence in providing care to the patient, which is the direct cause of an injury
to the patient (adanya kegagalan dokter untuk menerapkan standar pelayanan terapi
terhadap pasien, atau kurangnya keahlian, atau mengabaikan perawatan pasien,
yang menjadi penyebab langsung terhadap terjadinya cedera pada pasien).
Jadi, malpraktik berarti menjalankan pekerjaan yang buruk kualitasnya,
tidak lege artis, tidak tepat. Malpraktik tidak hanya terdapat dalam bidang
kedokteran, tetapi juga dalam profesi lain seperti perbankan, pengacara, akuntan
publik, dan wartawan. Dengan demikian, malpraktik medik dapat diartikan sebagai
5
kelalaian atau kegagalan seorang dokter atau tenaga medis untuk mempergunakan
tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan yang lazim dipergunakan dalam
mengobati pasien atau orang cedera menurut ukuran di lingkungan yang sama.1
Kelalaian tersebut tidak hanya berfokus kepada profesi dokter saja, akan
tetapi berlaku juga untuk tenaga medis lainnya, dalam skripsi ini yang dibahas
adalah bidan yang sebagai salah satu tenaga medis yang berprofesi.
Adapun bentuk-bentuk malpraktek ditinjau dari segi etika profesi dan segi
hukum dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu malpraktek etik (ethical
malpractice) dan malpraktek yuridis (yuridical malpractice).
a. Malpraktek Etik, yaitu tenaga kesehatan melakukan tindakan yang
bertentangan dengan etika profesinya sebagai tenaga kesehatan. Misalnya
seorang bidan yang melakukan tindakan yang bertentangan dengan etika
kebidanan. Etika kebidanan yang dituangkan dalam Kode Etik Bidan
merupakan seperangkat standar etis, prinsip, aturan atau norma yang
berlaku untuk seluruh bidan.
b. Malpraktek Yuridis
Soedjatmiko membedakan malpraktek yuridis ini menjadi tiga bentuk, yaitu
malpraktek perdata (civil malpractice), malpraktek pidana (criminal
malpractice) dan malpraktek administratif (administrative malpractice).
1. Malpraktek Perdata (Civil Malpractice)
Malpraktek perdata terjadi apabila terdapat hal-hal yang
menyebabkan tidak terpenuhinya isi perjanjian (wanprestasi) didalam
transaksi terapeutik oleh tenaga kesehatan, atau terjadinya perbuatan
melanggar hukum (onrechtmatige daad), sehingga menimbulkan
kerugian kepada pasien. Dalam malpraktek perdata yang dijadikan
6
ukuran dalam melpraktek yang disebabkan oleh kelalaian adalah
kelalaian yang bersifat ringan (culpa levis). Karena apabila yang terjadi
adalah kelalaian berat (culpa lata) maka seharusnya perbuatan tersebut
termasuk dalam malpraktek pidana. Contoh dari malpraktek perdata,
misalnya seorang dokter yang melakukan operasi ternyata
meninggalkan sisa perban didalam tubuh si pasien. Setelah diketahui
bahwa ada perban yang tertinggal kemudian dilakukan operasi kedua
untuk mengambil perban yang tertinggal tersebut. Dalam hal ini
kesalahan yang dilakukan oleh dokter dapat diperbaiki dan tidak
menimbulkan akibat negatif yang berkepanjangan terhadap pasien.
2. Malpraktek Pidana
Malpraktek pidana terjadi apabila pasien meninggal dunia atau
mengalami cacat akibat tenaga kesehatan kurang hati-hati. Atau kurang
cermat dalam melakukan upaya perawatan terhadap pasien yang
meninggal dunia atau cacat tersebut.
3. Malpraktek Administratif
Malpraktek administrastif terjadi apabila tenaga kesehatan
melakukan pelanggaran terhadap hukum administrasi negara yang
berlaku, misalnya menjalankan praktek bidan tanpa lisensi atau izin
praktek, melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan lisensi atau
izinnya, menjalankan praktek dengan izin yang sudah kadaluarsa, dan
menjalankan praktek tanpa membuat catatan medik.
7
Tak terima dengan nasib malang yang menimpa sang anak, pihak keluarga
langsung melaporkan seorang tersangka berinisial B atas dugaan malpraktik. Pihak
kepolisian menjelaskan, selama ini tersangka tidak pernah memasan papan praktik
khitan di kediamannya. Kendati demikian, nama B cukup populer di kalangan warga
sebagai juru khitan. Ia juga kerap terlibat dalam acara sunatan massal.
8
a. Informal defence, dengan mengajukan bukti untuk menangkis/
menyangkal bahwa tuduhan yang diajukan tidak berdasar atau tidak
menunjuk pada doktrin-doktrin yang ada, misalnya perawat
mengajukan bukti bahwa yang terjadi bukan disengaja, akan tetapi
merupakan risiko medik (risk of treatment), atau mengajukan alasan
bahwa dirinya tidak mempunyai sikap batin (men rea) sebagaimana
disyaratkan dalam perumusan delik yang dituduhkan.
b. Formal/legal defence, yakni melakukan pembelaan dengan
mengajukan atau menunjuk pada doktrin-doktrin hukum, yakni
dengan menyangkal tuntutan dengan cara menolak unsur-unsur
pertanggung jawaban atau melakukan pembelaan untuk
membebaskan diri dari pertanggung jawaban, dengan mengajukan
bukti bahwa yang dilakukan adalah pengaruh daya paksa.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah menjabarkan pembahasan dari masalah makalah ini, maka dapat
disimpulkan bahwa malapraktik adalah kelalaian seseorang dalam merawat atau
mengobati. Dalam malapraktik ada dua istilah yaitu kelalaian dan malapraktik
sendiri, tetapi keduannya tidak sama karena malapraktik sifatnya lebih spesifik.
Dalam menangani kasus mala praktik, hukum di Indonesia menggunakan hukum
substantive yaitu hokum pidana, hokum perdata dan hokum administrasi dalam
kasus maulana dalah salah satu koban malapraktik.Dia seorang bayi sehat yang
mendapat imunisasi tiga sekaligus.Setelah imunisasi maulana mengalami
penurunan kesehatan yang akhirnya membuat maulana lumpuh.Orang tua
maulana mengguagat tetapi gagal.Dari kasus ini belum ada penyelesaian ataupun
ganti rugi dari pihak kesehatan.
3.2 Saran
Adapun saran penulis adalah sebagai berikut :
1. Sebagai jasa layanan kesehatan lebih bertanggung jawab dengan
apa yang dilakukan.
2. Sebaiknya lakukanlah layanan kesehatan secara hati-hati dan
professional.
3. Sebagai pengguan jasa layanan kesehatan (masyarakat)
sebaiknya lebih teliti dalam mengurusi masalah kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Achadiat, Crisdiono M. 2007. Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran dalam Tantangan
Zaman.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
10
Chazawi, Adami. 2007. Malpraktik Kedokteran: Tinjauan Norma dan Doktrin Hukum.
Malang:Bayumedia.
Guwandi, J. 2008. Hukum dan Dokter. Jakarta: Sagung Seto.
Hanafiah, M Jusuf & Amri Amir. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta:
Penerbit Buku Kesehatan.
Hiariej, Eddy OS. 2016. Prinsip-prinsip Hukum Pidana, Edisi Revisi. Yogyakarta: Cahaya
Atma Pustaka.
Marzuki, Peter Mahmud. 2016. Penelitian Hukum (edisi revisi cetakan ke 12).
Jakarta:Kencana.
11