Anda di halaman 1dari 6

PETUNJUK PRAKTIKUM

FISIKA KESEHATAN
EDISI 5 TAHUN 2015

Dr. Suryono, S.Si, M.Si

Diterbitkan untuk Kalangan Terbatas, Dilarang


Menggandakan Tanpa Ijin Penulis

PUSAT RISET INSTRUMENTASI INDUSTRI


JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Halaman 0
PRAKATA

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang Mahakuasa atas segala
bimbingan dan rahmat-Nya maka telah diselesaikan penulisan buku
petunjuk praktikum FISIKA KESEHATAN untuk program studi D3 kebidanan.
Buku ini memuat prosedur pelaksanaan praktikum fisika yang digunakan
dalam pengembangan keterampilan vokasional di bidang profesi kebidanan.
Penulis sangat tergerak untuk mewujudkan buku ini karena didasari atas
langkanya kajian ilmu fisika yang diimplementasikan dalam ilmu kebidanan.
Pada masa sekarang profesi bidan sangat memerlukan keterampilan
yang integratif antara muatan pembelajaran di dunia pendidikan dengan
dunia profesi kebidanan. Pemikiran pengembangan keilmuan fisika
kesehatan ini didasari atas keprihatinan yang terjadi pada masa sekarang,
dimana tuntutan tentang jaminan kualitas dan kontrol kualitas terhadap
layanan kesehatan menjadi hal yang mutlak. Di sisi lain kemampuan
terhadap jaminan kualitas terutama untuk peralatan kesehatan hingga
sekarang masih sangat memprihatinkan.
Model ekperimen ini merupakan pengembangan suatu kegiatan riset
di bidang instrumentasi medik yang berada di bawah Pusat Riset Sistem
Instrumentasi Industri Fakultas Sains dan Matematika UNDIP. Dengan penuh
kerendahan hati, penyusun menyampaikan terima kasih yang tidak
terhingga kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung
turut andil dalam penyelesaian buku ini. Penulis menyadari adanya
kemungkinan kesalahan dan keterbatasan buku ini. Oleh karena itu penulis
sangat membuka diri atas saran dan kritik serta masukan untuk
pengembangan buku ini di masa yang akan datang. Akhirnya, semoga buku
ini membawa manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan demi
kesejahteraan bersama. Amin.

Penulis

Halaman 1
2 DOPPLER FETALPHONE

TUJUAN
1. Menentukan standar deviasi pengukuran detak jantung fetus
menggunakan Doppler fetalphone.
2. Menentukan sudut optimum diagnostik pada pemeriksaan
menggunakan Doppler fetalphone.

ALAT DAN BAHAN


1. Doppler fetalphone
2. Phantom eksperimen DJJ
3. Stopwatch

DASAR TEORI
Efek doppler pertama kali dikemukakan oleh ilmuwan C.J. Doppler
(1803 – 1853) yang menjelaskan adanya perubahan frekuensi suatu sumber
bunyi yang disebabkan oleh sumber yang bergerak dengan kecepataan
relatif terhadap pendengar. Efek perubahan frekuensi tersebut disebabkan
adanya kompresi partikel medium pembawa bunyi pada saat bergerak. Jika
sumber bunyi mendekati pendengar maka akan menyebabkan perapatan
Halaman 2
partikel sehingga sumber terdengar lebih tinggi dari aslinya. Jika sumber
menjauhi pendengar maka akan menyebabkan peregangan sehingga
frekuensi bunyi akan terdengar lebih rendah dari aslinya.
Efek Doppler bisa terjadi pada gelombang audiosonik, ultrasonik
maupun cahaya. Aplikasi gelombang ultrasonik dengan konsep efek Doppler
telah digunakan untuk berbagai keperluan medis. Kemampuan gelombang
ultrasonik yang dapat menembus organ telah dikembangkan dan
menghasilkan peralatan berbasis efek Doppler diantaranya Doppler vaskuler
untuk pengukuran kecepatan aliran darah dan Doppler fetalphone untuk
penghitungan frekuensi detak jantung janin (DJJ). Penggunaan frekuensi
gelombang ultrasonik untuk keperluan tersebut dibawah 10 Mhz dan
dayanya di bawah 10 mW sehingga aman untuk janin.
Doppler fetalphone bekerja dengan menggunakan efek Dopler
gelombang ultrasonik yang dapat menembus organ. Secara umum prinsip
kerja perangkat tersebut ditunjukkan gambar 1.

Gambar 1. Prinsip kerja Doppler fetalphone

Halaman 3
Sumber gelombang ultrasonik diradiasikan pada organ dengan frekuensi
mula-mula f0. Gelombang tersebut diarahkan pada jantung janin di dalam
kandungan yang bergerak dengan kecepatan v. Akibat gerakan tersebut,
menyebabkan efek Doppler gelombang yang dipantulkan oleh janin dan
diterima oleh transduser pendengar dengan frekuensi fd. Besar frekensi yang
diterima mengikuti persamaan:

2 v f 0 cos  (1)
fd 
c
Dimana :
fd = frekunsi Doppler
fo = frekuensi mula-mula
v = kecepatan gerakan fetus
c = kecepatan gelombang pada fetus
 = sudut arah radiasi terhadap arah gerakan fetus

Dari persamaan (1) terlihat bahwa ada dua hal penting dalam
penggunaan Doppler fetaphone. Pertama, efek Doppler terjadi jika ada
gerakan fetus. Hanyutan gerakan tersebut dapat didengarkan di loudspeaker
sehingga dapat ditentukan frekuensi DJJ yaitu jumlah detakan per menit.
Permasalah penting ke dua berkaitan dengan koefisien sudut cos. Nilai ini
akan maksimal pada nilai  = 0o. Oleh karena itu sudut diagnosa maksimal
pada Doppler fetalphone antara arah transduser dan arah gerakan fetus
adalah 0o.

Halaman 4
CARA PRAKTIKUM 1.
PENGUKURAN STANDAR DEVIASI PENGHITUNGAN DJJ

1. Memilih frekuensi DJJ pada phantom


2. Mengoleskan gel pada ujung transduser, menyalakan Doppler
fetalphone dan mencari suara hanyutan yang paling jelas.
3. Menghitung frekuensi DJJ pada variasi sampling waktu 6 detik, 10
detik, 15 detik, 20 detik, dan 30 detik.
4. Menghitung desiasi masih masing pengukuran terhadap nilai standar
frekeunsi yang dipilih.

CARA PRAKTIKUM 2.
PENGUKURAN SUDUT OPTIMUM

1. Memilih frekuensi DJJ pada phantom.


2. Mengoleskan gel pada ujung transduser dan menyalakan Doppler
fetalphone
3. Meletakkan transduser pada titik-titik sudut yang telah disediakan
serta mencatat amplitudo suara yang diperoleh.
4. Menetukan sudut optimum melalui grafik antara amplitudo dan .

Halaman 5

Anda mungkin juga menyukai