Disusun oleh :
Sunarto (16.096)
Tri Suryani (16.097)
Vivi Rahmawati (16.099)
Wiradhika Putera S (16.102)
Yusrilia Nourma F (16.103)
Septi Anggraini (16.104)
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. tepat pada
1
waktunya yang berjudul “PARADIGMA PEMBANGUNAN
POLEKSUSBUDHAKAM”.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan petunjuk, kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan isi dari makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR...........................................................................................................................................
1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................................
2
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................................................
1.1. LATAR BELAKANG ................................................................................................................................
3
1.2. TUJUAN.....................................................................................................................................................
5
2
1.3. RUMUSAN MASALAH............................................................................................................................
5
BAB II PEMBAHASAN
2.1PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN AGAMA ......................................................
6
2.2PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN IPTEK...........................................................
7
2.3PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN POLEKSUSBUDHAKAM...........................
8
2.4 PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK.......................................
8
2.5 PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN BIDANG EKONOMI...................................
9
2.6 PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA.......................................
10
2.7 PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN BIDANG HANKAM .................................
12
2.8 PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBAHARUAN HUKUM & PENGEMBANGAN HAM.......
13
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar pancasila secara normatif menjadi
dasar, kerangka acuan, dan tolok ukur sebagai segenap aspek pembangunan nasional yang
dijalankan di Indonesia. Hal ini merupakan konsekuensi atas pengakuan dan penerimaan
bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional.
Nilai-nilai dasar Pancasila dikembangkan dari hakikat manusia yang menurut Pancasila
adalah makhluk monopluralis. Ciri-ciri kodrat manusia sebagai makhluk monopluralis adalah
sebagai berikut..
a. Susunan kodrat manusia terdiri dari jiwa dan raga
b. Sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosial
c. Kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan
Dengan suatu paradigma atau sudut pandang dan kerangka acuan tertentu, seorang ilmuwan
dapat menjelaskan sekaligus menjawab suatu masalah dalam ilmu pengetahuan. Istilah
paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi
pada bidang lain seperti bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi. Paradigma kemudian
berkembang dalam pengertian sebagai kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi,
sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan.
Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagai kerangka, acuan, tolok
ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah kegiatan. Dengan demikian, paradigma
menempati posisi tinggi dan penting dalam melaksanakan segala hal dalam kehidupan
manusia.
4
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sangatlah berpengaruh. Sebab di dalam pencasila
terdapat asas-asas yang mengatur dalam bidang berbangsa dan bernegara. Pengaruhnya
diantaranya adalah sebagai dasar negara dan terdapat idiologi-idiologi yang mengatur
masyarakat indonesia. Pancasila sebagai paradigma dimaksudkan bahwa Pancasila sebagai
sistem nilai acuan, kerangka-acuan berpikir, pola-acuan berpikir atau jelasnya sebagaisistem
nilai yang dijadikan kerangka landasan, kerangka cara, dan sekaligus kerangka arah atau
tujuan bagi ‘yang menyandangnya’.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan bangsa juga memiliki peranan yang sangat di
butuhkan dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya dalam proses pembangunan bangsa
dan negara. Paradigma menurut Thomas S. Khun dalam bukunya yang berjudul The
Structure of Scientific of Revolution (1970 : 49). Paradigma adalah suatu asumsi-asumsi
dasar dan asumsi-asumsi teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai), sehingga
merupakan suatu sumber hukum-hukum, metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan
sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan ilmu sendiri.
Istilah paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan,
tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi. Paradigma
mempunyai pandangan yang mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok
persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Dalam pancasila sebagai paradigma kehidupan
juga memiliki beberapa tahapan yaitu paradigma sebagai iptek dan paradigma sebagai
poleksosbud hankam.
Kedua jenis paradigma ini adalah perwujutan pancasila untuk mengatur pembangunan-
pembangunan berbangsa dan bernegara. Pembangunan sosial harus mampu mengembangkan
harkat dan martabat manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu, pembangunan
5
dilaksanakan di berbagai bidang yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.
Pembangunan, meliputi bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Dengan demikian, paradigma menempati posisi tinggi dan penting dalam melaksanakan
segala hal dalam kehidupan manusia
6
BAB II
PEMBAHASAN
Konsekuensinya dalam relisasi pembangunan nasional dalam berbagai bidang untuk mewujudkan
peningkatan harkat dan martabat manusia secara konsisten berdasarkan pada nilai-nilai hakikat
kodrat manusia tersebut. Maka pembangunan nasional harus meliputi aspek jiwa (rokhani) yang
mencakup akal, rasa, dan kehendak aspek raga (jasmani), aspek individu aspek makhluk sosial,
aspek pribadi dan juga aspek kehidupan ketuhanannya. Kemudian pada gilirannya di jabarkan
dalam berbagai bidang pembangunan antara lain, politik, ekonomi, hukum, pendidikan, sosial
budaya, ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta bidang kehidupan agama.
Sejak terjadinya reformasi pada tahun 1998, di wilayah Indonesia beberapa kali terjadi konflik
sosial yang dipicu oleh masalah agama. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia mengalami
kemunduran menuju arah ketidak berkemanusiaan. Artinya semakin melamahnya toleransi antar
umat agama yang berdasar pada kemanusian yang adil dan beradab.
Pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai yang fundamental bagi umat bangsa Indonesia untuk
hidup secara damai dalam kehidupan beragama di negara Indonesia. Manusia adalah makhluk
Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu manusia wajib beribadah kepada Tuhannya dalam wilayah
negara Indonesia. Tuhan menghendaki agar manusia hidup saling menghormati, karena Tuhan
menciptakan manusia satu dengan yang lain itu berbeda tidak lain untuk menciptakan hidup saling
damai yang berperikemanusiaan.
Negara memberikan kebebasan warganya dalam memeluk setiap agama apapun. Menjamin
kebebasan beragama dan beribadah dan menjamin demokrasi dalam beragama. Sesuai yang
tercantum pada UUD 1945 Pasal 29 Ayat 2 yang berbunyi “Negara menjamin kemerdekaan tiap-
tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya
dan kepercayaannya itu”.
Oleh karena telah diatur dalam UUD 1945, setiap agama memiliki dasar-dasar ajaran-ajaran sesuai
dengan keyakinan masing-masing maka dalam pergaulan hidup negara kehidupan beragama
hubungan antar pemeluk agama didasarkan atas nilai-nilai kemanusiaan yang beradab hal ini
berdasarkan nilai bahwa semua pemeluk agama adalah sebagai bagian dari umat manusia di dunia.
7
2.2 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan IPTEK
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada hakekatnya merupakan hasil kreatifitas rohani
(jiwa) manusia. Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia mengembangkan IPTEK untuk
mengolah kekayaan alam yang diciptakan Tuhan YME.
Tujuan dari IPTEK ialah untuk mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan
martabat manusia, maka IPTEK pada hakekatnya tidak bebas nilai, namun terikat nilai – nilai.
Pancasila telah memberikan dasar nilai – nilai dalam pengembangan IPTEK, yaitu didasarkan
moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab.
8
Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, mendasari pengembangan Iptek harus demokratis. Artinya
siapapun bisa dan boleh mengembangkan Iptek. Dan setiap pengembang Iptek harus
bersedia dikritik, dikaji ulang dan dibandingkan dengan Iptek yang lain.
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Mengkomplementasikan
pengembangan Iptek haruslah menjaga keadilan dalam kehidupan kemanusian yaitu
keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan diri sendiri, dengan orang lain dan
dengan Tuhannya.
Kesimpulannya adalah Pancasila harus menjadi sumber nilai, kerangka pikir serta basis
moralitas bagi pengembangan Iptek.
Pembangunan nasional dirinci diberbagai bidang antara lain politok, ekonomi, social budaya,
pertahanan dan keamanan yang penjabarannya tertuang pada GBHN. Pembangunan yang sifatnya
humanitis dan pragmatis harus mendasarkan pada hakekat manusia sebagai pelaksana sekaligus
tujuan pembangunan, sebagai pengembangan Poleksosbudhankam, maka pembangunan pada
hakekatnya membangun manusia secara utuh, secara lengkap, meliputi seluruh unsure hakekat
manusia yang monopluralis.
Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku politik
bukan sekadar objek politik. Pancasila bertolak dari kodrat manusia maka pembangunan politik
harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sistem politik Indonesia yang bertolak
dari manusia sebagai subjek harus mampu menempatkan kekuasaan tertinggi pada rakyat.
Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem politik Indonesia yang sesuai
pancasila sebagai paradigma adalah sistem politik demokrasi bukan otoriter.
9
Konsep Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Bidang Politik
Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasarkan pada dasar ontologis
manusia. Manusia sebagai subjek negara. Oleh karena itu, kehidupan politik dalam
negara harus benar-benar untuk merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia.
Dalam sistem politik terdapat Hak Asasi Manusia (HAM) dimana merupakan perwujudan
atas hak atas martabat kemanusiaan sehingga sistem politik negara mampu menciptakan
sistem yang menjamin hak-hak tersebut.
Negara mendasarkan kekuasaan bersumber pada penjelmaan hakikat manusia sebagai
makhluk individu-makhluk sosial yang terjelma sebagai rakyat. Maka kekuasaan negara
harus mendasar pada asal mula dari rakyat untuk rakyat. Rakyat sebagai asal mula
kekuasaan negara.
Seperti yang diungkapkan oleh Drs. Moh. Hatta, “negara berdasarkan atas Ketuhanan
yang Maha Esa, atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”. Menurut beliau dasar
negara tidak berdasar kekuasaan. Oleh karena itu, dalam politik negara termasuk para elit
politik dan para penyelenggara negara untuk memegang budi pekerti kemanusiaan serta
memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
Politik negara harus berdasar sila ke kerakyatan (Sila IV), adapun peengembangan dan
aktualisasi politik berdasarkan moralitas Ketuhanan (Sila I), moral kemanusiaan (Sila II),
moralitas sebagai suatu bangsa (Sila III) dan aktualisasinya politik demi Keadilan dalam
hidup bersama (Sila V).
Diartikan sebagai pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja, tetapi demi
kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh bangsa, didasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa.
Menurut Mubyarto, pengembangan ekonomi tidak bias dipisahkan dengan nilai-nilai moral
kemanusiaan, ekonomoi kerakyatan yaitu ekonomi yang humanistic dengan mendasar pada tujuan
demi kesejahteraan rakyat secara luas.
Tujuan ekonomi untuk memmenuhi kebutuhan manusia agar lebih sejahtera, maka ekonomi harus
menghindarkan diri dari persaingan bebas, dari monopoli, ekonomi harus menghindari yang
menimbulkan penderitaan manusia dan yang menimbulkan penindasan manusia satu dengan yang
lain.
10
Konsep Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi
Dalam pengembangan ekonomi dikatakan jarang ditemukan pakar-pakar ekonomi yang mendasar,
pengembangan ekonomi atas dasar moralitas kemanusiaan dan ketuhanan. Sehingga dalam
penerapanya pengembangan ekonomi hanya didasari oleh Kemanusiaan dan Ketuhananya.
Umumnya pengembangan ekonomi sangat mengarah pada persaingan yang sangat bebas, dan
akhirnya yang kuatlah yang menang. Hal tersebut berdasarkan pada implikasi dari pengembangan
ilmu ekonomi pada akhir abad ke-18 menubuhkan ekonomi yang kapitalis. Atas dasar kenyataan
tersebut maka di Eropa pada awal abad ke-19, sehingga muncullah suatu pemikiran yang reaksi
atas pengembangan ekonomi tersebut yaitu sosialisme komunisme yang memperjuangkan nasib
para kaum proletar yang di ditindas oleh para kaum kapitalis.
Dari ketentuan diatas mempunyai dasar kenyataan tersebut adalah Mubyarto kemudian
mengembangkan ekonomi kerakyatan, yaitu suatu ekonomi yang humanistik yang berdasarkan
pada suatu tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas. Pengembangan ekonomi sendiri bukan
hanya mengejar pertumbuhannya saja melainkan demi kemanusiaan, dan kesejahteraan seluruh
bangsa.
Maka dari ketentuaan itu, sistem ekonomi Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan seluruh
bangsa. Dalam pengembangannya perekonomian di Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan nilai-
nilai moral kemanusiaan (Mubyarto, 1999). Hal tersebut didasarkan pada kenyataan untuk
memenuhi kebutuhan manusia, agar manusia menjadi lebih sejahtera. Sehingga dalam kaitannya
pengembangan ekonomi harus memiliki tujuan mensejahterahkan manusia dan menghindari dari
persaingan yang tidak sehat, atau persaingan yang bebas.
Mengandung pengertian bahwa pancasila adalah etos budaya persatuan dalam masyarakat
majemuk. Semboyan Bhineka Tunggal Ika dan pelaksanaan UUD 45 yang menyangkut
pembangunan kebudayaan bangsa hendaknya menjadi perioritas, karena kebudayaan nasional
diperlukan sebagai landasan atau media sosial yang memperkuat persatuan.
11
Berdasar sila persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar
penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam dari seluruh wilayah
Nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa.
Perlu ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai kelompok
bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga bangsa. Dengan
demikian, pembangunan sosial budaya tidak menciptakan
kecemburuan, kesenjangan, diskriminasi, dan ketidakadilan sosial.
12
Demikian juga dalam peningkatan fanatisme etnis di berbagai daerah juga mengakibatkan
lumpuhnya suatu keberadaban masyarakat. Oleh karenanya tugas berat bagi bangsa Indonesia pada
paska atau sesudah reformasi adalah mengembangkan aspek sosial budaya dengan berdasarkan
penerapan nilai-nilai Pancasila.yang dapat dirincikan berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan, nilai
ketuhanan serta nilai keberadaban yang harus berjalan secara seimbang.
Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung jawab tidak hanya
oleh penyelenggara negara saja, tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan. Sistem
pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta (sishankamrata).
13
karena itu pertahanan dan keamanan negara harus didasarkan kepada pancasila berdasar pada
nilai-nilai yang terkandung pada pancasila.
Pertahanan dan keamanan negara harus didasarkan pada tujuan demi tercapainya kesejahteraan
hidup manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa (Sila I dan II). Pertahanan dan kemananan
negara mendasarkan kepada kepentingan seluruh warga negara Indonesia (Sila III). Pertahanan
dan keamanan negara harus mampu menjamin hak-hak dasar, persamaan derajat serta kebebasan
kemanusiaan (Sila IV) dan terakhir pertahanan dan keamanan negara haruslah diperuntukkan demi
terciptanya keadilan dalam hidup bermasyarakat agar benar-benar negara meletakkan fungsi yang
sebenarnya sebagai negara hukum bukan sebagai negara berdasarkan atas kekuasaan.
Contoh penerapan pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang ekonomi
Dalam bidang Pertahanan dan Keamanan, Indonesia mulai memodernisasi alutsistanya. Mulai
pembangunan alutsista didalam negeri. Contohnya kapal yang dibangun oleh PT PAL dan pesawat
terbang yang dibangun oleh PT DI hingga kendaraan tempur semisal anoa yang di buat oleh PT
PINDAD.
Produk hukum baik materi maupun penegakkannya semakin jauh dari nilai-nilai kemanusiaan,
kerakyatan dan keadilan. Pancasila merupakan cita-cita hukum, kerangka berfikir, sumber nilai
dan sumber arah penyusunan dan perubahan hukum positif di Indonesia, sehi Indonesia, sehinggga
fungsi pancasila sebagai paradigma hukum atau berbagai pembaharuan hukum di Indonesia
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Paradigma merupakan kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur,
parameter, arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan, serta proses dalam suatu bidang
tertentu.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dipakai dalam paradigma (pandangan) pembangunan
nasional yang meliputi aspek IPTEK dan POLEKSOSBUD HANKAM. Nilai-nilai dari Pancasila
dipakai dalam menentukan kebijakan pembangunan yang sesuai dengan tujuan untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional berdasarkan sila-silanya. Semua aspek
pembangunan berdasar pada Sila I-V. Sehingga Pancasila benar-benar diaktualisasikan dengan
tujuan kemanusiaan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia yang tercakup dalam warga
negara.
3.2 Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang menganut ideologi pancasila, hendaknya dalam
mengembangkan maupun memanfaatkan perkembangan IPTEK harus sesuai dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila dan berdasarkan tujuan untuk kemaslahatan dan kelangsungan
hidup manusia baik untuk masa sekarang maupun masa mendatang.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan diharapkan mampu menyejahterakan rakyat Indonesia.
Sehingga mampu menciptakan keadilan bagi seluaruh rakyat dan Pancasila tidak dijadikan sebagai
alat kekuasaan untuk mendominasi rakyat dan sebagai pelanggeng kekuasaan.
Pancasila sebagai dasar negara tetap dipegang teguh dan tidak dipertanyakan keabsahannya
sebagai paradigma pembangunan yang sesuai jaman dan derasnya arus globalisasi.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://tadir-amin.blogspot.com/2012/07/gambaran-pengembangan-iptek-yang-tidak.html
(Diakses tanggal 18 Maret 2013)
http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=943:pancasila-
sebagai-paradigma-pengembangan-iptek-&catid=51:pendidikan-pancasila&Itemid=77
(Diakses tanggal 18 Maret 2013)
http://qonitanurilula.blogspot.co.id/2015/02/makalah-pancasila-sebagai-paradigma.html
http://mettasetiani.blogspot.co.id/2013/03/pancasila-sebagai-paradigma_5047.html
http://galihyogawahyukuncoro.blogspot.co.id/2015/01/pancasila-sebagai-paradigma-
pembangunan.html
16