Anda di halaman 1dari 11

SISTEM INTEGUMEN

DOSEN PENGAMPU

CINTIKA YORINDA S, SST., M.Kes

DISUSUN OLEH :

1. RURI DHEA ARDANI (27)


2. SRI RAHAYU (28)
3. TALITHA AURELIA (29)
4. TIA AGUSTIN (30)
5. WIWIT DEVIRIA PREHATIN (31)
6. YUANA DEVIYANTI (32)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2021/2022

KATA PENGANTAR
Di dalam kata pengantar pada atlas edisi pertamanya, Johanes sobotta menulis pada
bulan Mei 1904 : "pengalaman bertahun-tahun dalam melakukan diseksi anatomi mendorong
penulis untuk menyajikan sistem saraf tepi dan pembuluh darah sedemikian rupa sehingga
ilustrasi pada buku tersebut disajikan kepada mahasiswanya persis sama seperti yang mereka
lihat pada berbagai bagian tubuh di laboratorium diseksi, yaitu penyajian pembuluh darah dan
saraf secara bersamaan di bagian tubuh yang sama. Selang seling antara materi gambar dan
deskripsi merupakan keistimewaan khusus atlas ini, gambar adalah bagian inti atlas ini.
Selain tabel, gambar skematik dan pelengkap, materi deskriptif buku ini berupa bagian-
bagian teks yang singkat dan ringkas dan cocok sehingga buku ini cocok digunakan di
laboratorium anatomi makroskopis."

Seperti halnya mode, kebiasaan membaca dan menulis belajar secara periodik selalu
berubah, kehadiran multimedia dan Tersedianya informasi dan berbagai stimulus tentu saja
menjadi penyebab utama perubahan kebiasaan belajar yang berlangsung terus-menerus.
Semua perkembangan dan kebutuhan pelajar akan buku teks dan atlas, yang mereka gunakan
yang selalu berubah ini, serta kehadiran media digital untuk isi buku teks, telah
diperhitungkan oleh penerbit dan editor. selain wawancara dan penelitian sistematis terhadap
pelajar komponen-komponen buku teks ini terkadang menjadi indikator yang dapat dipakai
untuk mengevaluasi harapan pelajar. Buku teks yang mendalam dengan klaim sangat lengkap
lebih baik diganti dengan buku pelajaran, yang disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran
mahasiswa dan kandungan materi untuk kedokteran manusia, Kedokteran Gigi, dan sains
biomedis, serta memeriksaan yang bersangkutan. Demikian pula ilustrasi didalam buku atlas
seperti sobotta, yang berisi gambaran naturalistik spesimen anatomi yang asli, memukau para
dokter dan kolega profesi medis dari banyak generasi di seluruh dunia. namun para
mahasiswa terkadang menganggap gambar-gambar ini terlalu sulit dan mendetail.
Keprihatinan inii Membutuhkan pertimbangan tentang seberapa kuat atlas ini, yang telah
dikenal akan standar ketepatan dan kualitasnya selama 100 tahun dan mencapai 22 edisi,
dapat diadaptasi ke konsep pengajaran modern tanpa mengorbankan otentisitas dan
karakteristik artistik yang unik. Setelah mempertimbangkan dengan hati-hati, elsevier dan
para editor, Profesor Reinhart putz dan Profesor Reinhart pabst yang bertanggung jawab atas
penyusunan atlas hingga edisi ke-22, mencapai kesimpulan bahwa yang paling baik adalah
sebuah tim editorial baru yang mempunyai antusiasme yang sama di bidang anatomi dan
pengajaran untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan baru tersebut bersama dengan badan
penerbit elsevier, Kami sangat senang karena diberi kesempatan untuk menyusun sobotta
edisi ke-23 secara baru. Ketika mendesain ulang dipertimbangkan outline isi buku yang
sangat jelas dan pendahuluan didaktik untuk gambar-gambar yang disajikan. Tidak semua
mode merupakan sesuatu yang baru sama sekali. Dibawah aspek cantik kami kembali ke
konsep lama atlas tiga jilid seperti yang digunakan pada sobotta edisi pertama yaitu anatomi
umum dan sistem muskuloskoletal. (Volume 1); organ dalam(viscera) thorax (volume 2); dan

kepala, leher, dan neuroariatomi (volume 3); Kami juga mengadopsi, walaupun dengan
sedikit modifikasi, pendekatan yang sudah di singgung di dalam kata pengantar edisi
pertama, yaitu menggabungkan gambar-gambar dalam atlas dengan teks penjelasan yang
merupakan tren lama, tetapi menjadi model baru lagi . setiap gambar disertai dengan teks
penjelasan singkat yang memperkenalkan gambar kepada mahasiswa dan Menjelaskan alasan
sediaan tertentu dan sajian bagian tubuh tersebut dipilih. masing-masing bab diatur secara
sistematis sesuai dengan topik pembahasan dan kebiasaan belajar yang umum sekarang ;
gambar-gambar yang tidak lengkap dan dihilangkan terutama sistematika Jaras neurovaskular
diberikan sebagai suplemen atau diganti, mayoritas gambar-gambar baru dikonsepkan untuk
mempermudah pembelajaran jalur pendarahan dan persarafan melalui proses didaktik. kami
juga telah meninjau kembali gambar-gambar yang sudah ada, mengurangi keterangan
gambar, dan menandai kata-kata kunci dengan cetakan tebal untuk memudahkan akses ke
konten anatomi. Banyak contoh klinis digunakan untuk memperkuat "anatomi yang tidak
hidup" , untuk menghadirkan relevansi anatomi dengan karir para mahasiswa di masa depan,
dan untuk memberikan contoh tentang hal yang akan dihadapi. pendahuluan pada masing-
masing bab mendapat konsep desain yang baru, berupa ringkasan singkat isi, aspek klinis
yang berhubungan, dan langkah-langkah di seksi untuk topik yang sedang dibahas.
Pendahuluan merupakan sebuah checklist untuk persyaratan Institute of medical and
pharmaceutical examination fashion ( IMP )dan didasarkan pada ujian lisan kedokteran
praklinik di Jerman( physikum), yang juga baru adalah pendahuluan singkat pada setiap topik
embriologi dan koneksi online atlas dengan kemampuan untuk mengunduh semua gambar
untuk keperluan laporan, kuliah dan presentasi kami ingin menekankan 2 hal :

1. Sobotta "baru" pada edisi ke-23 bukanlah sebuah atlas penelitian, yang mengklaim
pengetahuan yang Komprehensif dan lengkap sehingga tidak mencoba bermaksud
menggantikan buku teks. 2. Seberapapun bagusnya pendekatan didaktis nya, atlas ini tidak
dapat membebaskan pelajar untuk belajar, tetapi sekadar membantu visualisasi. anatomi tidak
sulit untuk dipelajari, tetapi sangat memakan waktu. Pengorbanan waktu ini pantas karena
dokter dan pasiennya akan mendapat keuntungan dari anatomi. tujuan edisi ke-23 sobotta
bukan hanya memberi kemudahan proses belajar melainkan juga membuat proses belajar
menjadi menarik dan menggairahkan sehingga atlas ini akan dibuka terus sepanjang masa
belajar dan juga sewaktu berpraktek profesional.

erlangen dan wuerzburg, musim panas 2010, tepat 106 tahun setelah edisi pertama

Madiun, 02 september 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………....i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..1

A. LATAR BELAKANG………………………………………………..1
B. TUJUAN……………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………..2

A. Pengertian…………………………………………………………….2
B. Fungsi Sistem Integumen…………………………………………….2
BAB III PENUTUP…………………………………………………………...6

A. KESIMPULAN……………………………………………………..6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem integument adalah system pelindung yang melapisi tubuh. Sistem integument
berfungsi untuk melindungi tubuh dari panas. Selain melindungi tubuh dari panas, system
integument juga berfungsi untuk menjaga suhu tubuh agar tetap seimbang.

B. TUJUAN
1) Mengetahui pengertian system integument
2) Mengetahui susunan lapisan kulit
3) Mengetahui fungsi sistem integumen
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi, dan menginformasikan binatang terhadap ronde yang terkait sekitarnya.

B. FUNGSI SISTEM INTEGUMEN :


1. Pelindung dari kekeringan, infasi,mikroorganisme, sinar ultraviolet,mekanik,
kimia atau suhu
2. Penerima sensasi, sentuhan,tekanan, nyeri dan suhu
3. Pengatur suhu , menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin dan meningkatkan
kehilangan panas saat suhu panas
4. Fungsi metabolic untuk menyimpan energi melalui cadangan lemak, sintesis
vitamin D.

1. KUKU (UNGUIS)

Gambar 1.54 Phalanx distalis jari tangan dengan kuku.

Kuku (unguis) adalah lempeng keratin yang berbentuk cembung dan tembus
pandang pada sisi atas phalanx distalis jari tangan dan kaki. Kuku berfungsi melindungi
ujung jari tangan dan kakidan mendukung fungsi jari untuk memegang. Kuku melekat
pada lekukan kulit (vallum unguis) dan tepi lateral kuku ditutupi oleh dinding atau lipatan
kuku yang berupa kulit pada kedua sisi kuku tersebut. Lapisan epitel yang membentang
dari dinding kuku pada basisi kuku di lempeng kuku dorsal disebut eponychium. Lempeng
kuku tertambat di sini ke dasar kuku,kulit dibawah kuku.
Gambar 1.55 Phalanx distalis jari tangan;

Kuku diangkat sebagian, Lapisan epitel yang terletak di bawah tepi bebas kuku
pada ujung phalanges disebut hyponychium. Dibawah hyponychium epitel terdapat basis
bantalan kuku fibrosa yang melekat erat ke periost phalanx distalis. Hyponychium
proksimal membentuk matriks kuku (matriks unguis) yang menghasilkan lempeng kuku.
Lunula adalah bagian matriks kuku yang tampak.

Gambar 1.56 Phalanx distalis jari tangan;

Potongan sagittal, Bantalan kuku meliputi daerah diantara kukudan phalanx


distalis. Bagian ini terdiri dari lapisan epitel (hyponychium dan matrix unguis) dan dermis
di bawahnya.

Catatan Klinis
Bercak putih dibawah kuku disebabkan oleh gangguan penyatuan lempeng kuku dengan
bantalan kuku. Perubahan pantulan cahaya pada titiktitik ini menyebabkan lempeng kuku
tampak berwarna putih susu (mirip dengan lanula). Tidak adanya fusi mungkin disebabkan
oleh berbagai sebab, misalnya terjadi pada trauma fisik,disebabkan oleh obat obat tertentu,
atau menandakan kekurangan biotin (vitamin H). Biotin diperlukan untuk pembentuk
kreatin, komponen utama lempeng kuku. Banyak penyakit sistemik menyebabkan
perubahan pada kuku. Misalnya, psoriasis menyebabkan pembentukan lubang lubang kecil,
bercak bercak berminyak dan terkadang kuku pecah pecah sampai distrofil kuku yang
parah. Pada cedera kulit dan kuku, kuku dapat ditumbuhi koloni jamur (onychomycosis).
Pengobatan infeksi jamur pada kuku jari kaki sering memerlukan waktu lama.
2. KULIT (CUTIS)

Gambar 1.57 Lapisan-lapisan kulit, Integumentum commune; (kulit berambut)

C: cutis tersusun dari epidermis (E) dan dermis (D); SC; subcutis; Fs fascia
superficialis; Fm fascia otot; rc; Retinaculum cutis; ES; kelenjar keringat ekrin, Pewarnaan
HE; Pembesaran 22 kali. [2]
Kulit (cutis) tersusun dari epidermis dan dermis dibawahnya lingkaran
penyambung fibro-eslastik dengan pieksus kepiler, reseptor khusus, saraf, sel khusus, sel
penghasil melatonin, kelenjar keringat, folikel rambut, kelenjar sebasea, sel otot polos;
ketebalan bervariasi tergantung pada daerah tubuh mana). Dibawah dermis terdapat
subcutis (jaringan lemak subcutan). Kulit adalah bagian tubuh yang terbesar (sekitar 2 m2)
dan menjalankan banyak fungsi; kulit melindungi terhadap cedera mekanis, menjadi
termolegulator dan organ sensorik, dan mencegah kehilangan cairan secara berlebihan.

Gambar 1.58a sampai d Kulit berambut (a dan c, punggung jari tangan) dan kulit
tanpa rambut (b dan d, ujung jari tangan)

E: epidermis; P: papillae; pD dan rD: dermis papilar dan retikuler; RR: rete ridges;
ES: kelenjar keringan ekrin; SgD; ductus eferen kelenjar keringat. Garis putus putus
menunjukan batas antara kedua lapisan dermis (stratum papillare dan stratum reticulare).
Pewrnaan HE. Pembesaran: 45 kali, inset 100 kali. (c,d [2])
Panel paling atas memperlihatkan gambar mikroskop electron pindaian pada
permukaan stratum papillare setelah epidermis dirusak dan dibuang. Panel bawah
memperlihatkan gambar skematik histologis yang sama, potonga sagittal melalui
epidermis dan dermis. Sisipan pada gambar kiri memperlihatkan potongan tangensial
epidermis (ungu) dan dermis papillary (merah muda).

4.
Catatan Klinis
Persambungan demo-epidermis diperkuat oleh berbagai jenis protein dan struktur yang
bertanggungjawab atas mekanisme adhesi antara kedua zona ini. Defek genetic pada
beberapa protein dan struktur ini mengakibat cedera akibat gaya geser yang menyebabkan
retakan retakan yang akhirnya bisa menyebabkan pembentukan bullae dan, pada beberapa
kasus, menyebabkan pelepasan epidermis yang luas. Pelepasan epidermis juga dapat
disebabkan oleh auto-antibodi terhadap komponen komponen struktur adhesive
(pemphigus, pemfigoid bulosa).

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi, dan menginformasikan binatang terhadap ronde yang terkait sekitarnya,
adapun fungsi system integumen antara lain ;

1. Pelindung dari kekeringan, infasi,mikroorganisme, sinar


ultraviolet,mekanik, kimia atau suhu
2. Penerima sensasi, sentuhan,tekanan, nyeri dan suhu
3. Pengatur suhu , menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin dan
meningkatkan kehilangan panas saat suhu panas
4. Fungsi metabolic untuk menyimpan energi melalui cadangan
lemak, sintesis vitamin D.
B. SARAN
6.
DAFTAR PUSTAKA

7.

Anda mungkin juga menyukai