Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ASKEB KEHAMILAN
TENTANG
Perubahan anatomis dan fisiologis sistim integument pada ibu
hamil trimester 1,2 dan 3

Dosen Pengampu : Maya Febrianti S.ST.M.Kes

Disusun Oleh :
NURLITA JULIANTI : 062401S22042

SYARIFAH : 062401S22061

PROGRAM STUDY DIPLOMA III


KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN BUNDA BIMA
TAHUN AKADEMIK2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas
mata kuliah. Meskipun banyak hambatan yang penyusun alami dalam proses pengerjaannya,
namun akhirnya kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Kami
menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya
makalah ini. Penyusun berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan bagi pembaca.

Bima, April 2023

Penyusun 
BAB I

PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG

Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis yang normal, dan selama kehamilan
berlangsung banyak perubahan yang terjadi dalam tubuh seorang wanita untuk itu diperlukan
waktu untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan-
perubahan yang terjadi selama kehamilan umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan
kekhawatiran bagi sebagian besar ibu hamil.  Namun bahkah kita bahwa saat hamil pertama
merupakan saat dimana seorang wanita mengalami perubahan yang sangat signifikan baik
dari segi fisik seperti perut yang membuncit dan payudara membesar ataupun dari segi
psikologisnya seperti lebih sensitif, ingin perhatian yang lebih dari orang-orang disekitarnya,
atau bahkan mengalami gangguan body image karena perubahan fisik yang dialaminya.

    Perubahan-perubahan tersebut tidak jarang menimbulkan syok terutama pada wanita yang
baru pertama mengalami kehamilan (primigravida), meskipun terkadang pada wanita yang
telah hamil lebih dari satu (multigravida) pun sering terjadi namun segera dapat diatasi
karena telah memiliki pengalaman pada saat hamil sebelumnya.

Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional.


Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa bahagianya dia karena akan
menjadi seorang ibu dan dan bahwa dia sudah memilihkan sebuah nama untuk bayi yang
akan dilahirkannya. Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi
masalah dalam kehamilannya, khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan
kecantikannya, atau bahwa ada kemungkinan bayinya tidak normal. Wanita hamil secara
ekstrim rentan. Dia takut mati baik dirinya maupun bayinya, ini membuat banyak wanita
lebih bergantung dan menuntut. Inilah waktu paling tepat untuk memberikan nasehat, seperti
mencari dukungan baru.

Sebagai seorang bidan kita harus menyadari adanya perubahan-perubahan tersebut


pada wanita hamil agar dapat memberi dukungan dan memperhatikan keprihatinan,
kekhawatiran, ketakutan dan pertanyaan – pertanyaan.

B.   Rumusan Masalah

1.    Apa penertian sistem integumen (kulit)?

2.    Bagaimana perubahan ibu hamil pada sistem integumen ?


C.    TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem integumen (kulit).

2.  Untuk mengetahui bagaimana perubahan ibu hamil pada sistem integumen.
BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian sistem integumen (kulit)

     Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh,
membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-
rata 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa
lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang.

Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan
rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis,
seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel
kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat
serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet
matahari.

Sifat-sifat anatomis dan fisiologis kulit di berbagai daerah tubuh sangat berbeda. Sifat-sifat
anatomis yang khas, berhubungan erat dengan tuntutan-tuntutan faali yang berbeda di
masing-masing daerah tubuh, seperti halnya kulit di telapak tangan, telapak kaki, kelopak
mata, ketiak dan bagian lainnya merupakan pencerminan penyesuaiannya kepad fungsinya
masing - masing. Kulit di daerah – daerah tersebut berbeda ketebalannya, keeratan
hubungannya dengan lapisan bagian dalam, dan berbeda pula dalam jenis serta
banyaknya andeksayang ada di dalam lapisan kulitnya.

          Pada permukaan kulit terlihat adanya alur-alur atau garis-garis halus yang membentuk
pola yang berbeda di berbagai daerah tubuh serta bersifat khas bagi setiap orang, seperti yang
ada pada jari-jari tangan, telapak tangan dan telapak kaki atau dikenal dengan pola sidik jari
(dermatoglifi).
         Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu : epidermis (kulit ari), dermis (kulit jangat atau
korium) dan lapisan subkutan.

1. Epidermis

Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan
dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis
berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya
pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,05 milimeter terdapat
pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Tidak ada
terdapat pembuluh darah pada epidermis. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara
fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang
merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis. Pada epidermis
dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :
1) Lapisan tanduk (stratum corneum)

Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan epiderma lebih
ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak
mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air.

2). Lapisan bening (stratum lucidum)

Disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap


sebagaipenyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari
protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat
dilewati sinar (tembuscahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan
dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening.

3)..Lapisan berbutir (stratum granulosum)

Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di dalam
protoplasmanya, berbutir kasa dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada
kulit telapak tangan dan telapak kaki.

4)..  Lapisan bertaju (stratum spinosum)

     Disebut juga lapisan malphigi terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan
perantaraanjembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling
berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang
terdiri atas serabutprotein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris.

5).Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)


    Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan
kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan
bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang
membatasi epidermis dengan dermis.

2. Dermis

Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung
rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh
darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili).

3.  Lapisan Subkutan / jaringan penyambung

Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf
yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan
saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan
atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan
sebagai cadangan makanan.
B.  Perubahan sistem integumen pada ibu hamil 

    Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan
kadang-kadang juga akan mengenai payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama
striae gravidarum. Pada multipara selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis
berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya. 
   Pada banyak perempuan kulit digaris pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah
menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang akan muncul
dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau
pigmentasi yang berlebihan.     Pigmentasi yang berlebihan itu biasanya akan hilang atau
sangat jauh berkurang setelah persalinan. Kontrasespsi oral juga bisa menyebabkan terjadinya
hiperpigmentasi yang sama.

1. Muka

Pada kedua belah pipi dan hidung menyerupai topeng (topeng kehamilan) Cloasma
gravidarum / zwangerschapmasker.

2. Areola Mamae dan Putting susu

Areola Mamae daerah yang warnanya hitam disekitar putting susu, pada kehamilan
warnanya akan lebih hitam, daerah sekitar yang biasanya tidak berwarna, sekarang berwarna
hitam (secundair areola mamae). Puting susu juga menghitam dam membesar, lebih
menonjol.
   Payudara secara bertahap mengalami pembesaran Karena peningkatan pertumbuhan
jaringan alveolar dan suplai darah. Pada awal kehamilan, keluar cairan jernih (kolostrum).
Pigmen disekitar puting (areola) tumbuh lebih gelap Kelenjar Montgomery menonjol keluar.

3. Linea alba

Garis hitam yg terbentang dari atas symphisis – pusat. Warna lebih hitam, kecuali akan
timbul garis baru yg terbentang di tengah-tengah atas pusat ke atas (linea nigra). Pada bagian
badan ini kecuali ada hiperpigmentasi adapula yang mirip garis-garis pada kulit (Striae
Gravidarum).

Dua macam striae gravidarum :

1) Striae Livide
Garis-garis yang warnanya biru pada kulit (pada primigravida). Striae terjadi karena : ada
H yang berlebihan dan ada pembesaran/ peregangan pada jaringan yang menimbulkan
perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit warna biru. Peregangan kulit ini dapat
sembuh dan menimbulkan bekas seperti parut yang berwarna putih, jadi garis yang
warnanya biru menjadi putih, karena sudah mengalami peregangan
2) Striae albicans (pada multigravida)
Biasanya terdapat pada buah dada, perut dan paha. Striae ini kadang-kadang
menimbulkan perasaan gatal pada penderita, yang disebabkan adanya peregangan
jaringan yang menyebabkan
3) Hiperpigmentasi.
     Hiperpigmentasi terjadi karena kelenjar pituitari yang meningkat dan mengeluarkan
hormon melanotropin yang dipengaruhi oleh MSH (Melanotropin Stimulating Hormon).
Selain itu Perubahan sistem intugumen yang dirasakan ibu hamil adalah sebagai berikut.
1.    Trimester 1
a. Palmar eritema (kemerahan di telapak tangan) dan spider nevi.
b. Linea alba/nigra.
2. Trimester 2 dan 3.
      a.Chloasma dan perubahan warna areola.
      b. Striae gravidarum (bulan 6-7).
BAB III

PENUTUP

A.  KESIMPULAN
     Selama kehamilan seorang wanita hamil akan banyak mengalami perubahan untuk itu
diperlukan waktu untuk beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam dirinya.
Perubahan selama kehamilan meliputi perubahan pada sistem reproduksi, sistem urinaria,
sistem kardiovaskular, sistem gastrointestinal, metabolisme, sistem muskuloskeletal, sistem
integumen, payudara, sistem endokrin, indeks massa tubuh dan berat badan, sistem
pernafasan serta sistem neurologi. Khususnya primigravida yang belum sepenuhnya
mengetahui akan perubahan yang terjadi, sering kali perubahan tersebut menimbulkan
kekhawatiran. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu usia, pendidikan, dan pekerjaan.

    Untuk itu ibu hamil memerlukan penjelasan, nasihat dan saran mengenai perubahan-
perubahan yang terjadi selama kehamilan khususnya dari bidan, perawat dan dokter sehingga
ibu hamil tidak lagi khawatir dengan perubahan yang dialaminya.

B.  SARAN

    Bagi seorang bidan sebaiknya melakukan penyuluhan kepada calon ibu tentang bagaimana
perubahan-perubahan yang terjadi saat kehamilan agar ibu-ibu yang hamil nantinya tidak
kawatir terhadap perubahan pada dirinya,

   Bagi calon ibu seharus nya rajin-rajin lah menggali informasi mengenai kehamilan agar
rasa cemas saat terjadi perubahan pada diri ketika hamil dapat dipahami.
DAFTAR PUSTAKA

http://dedi-ilmukeperawatan.blogspot.com/2011/12/contoh-sistem-integumen.html

http://perpustakaan-online-kebidanan.blogspot.com/2011/07/makalah-kebidanan-perubahan-
psikologis.html

http://www.blogdokter.net.Diakses tanggal: 18 November 2011.


Harnawatia. 2008. Perubahan anatomi dan fisiologi wanita hamil. Tersedia di:
http://harnawatiaj.wordpress.com. Diakses tanggal: 18 November 2011.
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmi kebidanan, Edisi Keempat, PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirihardjo, Jakarta. 2008

Arikunto, Suharsimi. (2009). Managemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Erfandi.(2009). Duniabaca.com/defenisi-pengetahuanserta-faktor-yang-                                    
                mempengaruhi pengetahuan.html. from: http://www.faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan.

Farer, Helen. (2009). Perawatan Maternal. Jakarta : EGC.

Hani, Ummi. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba


Medika.

Anda mungkin juga menyukai